Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sistematika
1. 2. 3.
4.
Pajak Perusahaan Konsep Rekonsiliasi Rincian Item Rekonsiliasi Kasus dan Ilustrasi
Kewajiban Memotong Pajak Pihak Lain (Withholding Tax) Pajak atas penghasilan yang diterima pihak lain (PPh 21, 23, 26). PPN atas penyerahan Barang atau Jasa Kena Pajak 4 (BKP/ JKP).
950.000
dan
PPN (1)
PPN dikenakan atas setiap penyerahan barang kena pajak yang dilakukan oleh Pengusaha Kena Pajak. PPN dikenakan pada setiap level distributor PPN akan ditambahkan dari harga jual, sehingga jumlah yang dibayar oleh konsumen adalah harga jual ditambah dengan PPN. PPN yang dibayar oleh konsumen akan dicatat sebagai PPN keluaran. Pencatatan saat penjualan:
Piutang dagang 330.000
PPN (2)
Ketika melakukan pembelian barang atau barang yang yang dipergunakan untuk produksi, perusahaan harus membayar PPN kepada supplier. PPN yang dibayarkan pada saat pembelian disebut sebagai PPN masukan. Pencatatan yang dilakukan pada saat melakukan pembelian
Pembelian/ Persediaan 200.000 Pajak masukan 20.000 Utang dagang/ Kas
220.000
PPN (3)
Tidak semua pajak masukan boleh dikreditkan. Jika pajak masukan yang tidak dapat dikreditkan akan langsung dicatat menambah harga perolehan aktiva.
Misalnya PPN masukan atas pembelian kendaraan direksi.
PPN yang dibayar oleh perusahaan adalah selisih atas pajak keluaran dengan pajak masukan.
Pajak keluaran > pajak masukan = perusahaan harus membayar Pajak keluaran < pajak masukan = perusahaan dapat
PPN (4)
Pencatatan yang pengakuan utang:
PPN keluaran PPN masukan Utang PPN
dilakukan
30.000
pada
saat
20.000 10.000
dilakukan
10.000
pada
saat
10.000
Jika PPN masukan lebih besar perusahaan mengajukan permohonan untuk restitusi. Fiskus akan melakukan pemeriksaan sebelum mengabulkan permohonan restitusi.
PPnBM
Dikenakan hanya satu kali yaitu pada :
Produsen penghasil barang mewah. Importir barang mewah.
PPnBM tidak boleh dikreditkan dengan pajak yang lain. PPnBM akan ditambahkan dari harga jual yang telah ditetapkan oleh produsen atau importir Jumlah pajak yang dibayar oleh pembeli akan dicatat sebagai utang PPnBM. Utang PPnBM dibayarkan ke kas negara dan dilaporkan kepada fiskus.
14
Hakikat Rekonsiliasi
Pelaksanaan pembukuan berdasar kebijakan akuntansi perusahaan menyimpang dari ketentuan perpajakan.
Perbedaan timbul terkait pengakuan pendapatan dan beban di laporan laba rugi.
Penyesuaian diperlukan agar laba yang diperhitungkan secara akuntansi dapat diperlakukan sebagai laba atau penghasilan kena pajak.
Teknik Rekonsiliasi
Rekonsiliasi
Rekonsiliasi Pembenaran melakukan dilakukan pembenaran atas terhadap laba setiap item akuntansi, dengan pendapatan dan melakukan beban sehingga penambahan atau sesuai dengan (koreksi positif) ketentuan pengurangan perpajakan. (koreksi negatif), Metode ini hanya berdasar Di dunia praktik, teknik rekonsiliasi yang lebih banyak memudahkan penyesuaian proses pengisian penghasilan dan digunakan. Untuk memenuhi kebutuhan Catatan Atas SPT. beban yang tidak Laporan Keuangan, koreksi atas pendapatan dan sesuai.
Koreksi
Tingginya Laba
Di sisi perpajakan bersifat tidak menguntungkan, sebab meningkatkan beban pajak yang harus dibayar.
lain.
Penelitian pajak terkait Book Tax Gap.
Apa penyebab BTG. Apa akibat terjadinya BTG Persistensi laba, persistensi return, nilai informasi dari BTG.
Kerangka Perbedaan
PSAK
Akuntansi
Perman en
Macam Perbedaan
Berdasar Sifat Positif, bersifat meningkatkan Penghasilan Kena Pajak (PKP) Negatif, bersifat mengurangi PKP. Berdasar Jangka Waktu Temporer, merupakan akibat berbedanya waktu pengakuan, namun akan berujung pada hasil akhir serupa. Permanen, merupakan perbedaan yang tidak akan terserupakan seiring waktu.
Laba akuntansi
Ditambah biaya non deductibl e. Dikurangi biaya deductibl e yang belum dibebank an.
22
a. Bantuan atau sumbangan, zakat yang diterima oleh badan/ lembaga amil zakat yang disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima zakat yang berhak atau sumbangan keagamaan yang sifatnya wajib bagi pemeluk agama yang diakui di Indonesia, yang diterima oleh lembaga keagamaan yang dibentuk atau disahkan oleh pemerintah dan yang diterima oleh penerima sumbangan yang berhak, yang ketentuannya diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah; b. Harta hibahan yang diterima oleh keluarga sedarah garis keturunan lurus satu derajat, badan keagamaan, badan pendidikan, sosial termasuk yayasan, koperasi, atau orang pribadi yang menjalankan usaha mikro dan 23
c. Warisan; d. Harta, termasuk setoran tunai, sebagai pengganti saham atau sebagai pengganti penyertaan modal; e. Penggantian atau imbalan sehubungan dengan pekerjaan atau jasa yang diterima atau diperoleh dalam bentuk natura dan/ atau kenikmatan dari Wajib Pajak atau pemerintah, kecuali yang diberikan oleh bukan WP, WP yang dikenakan pajak secara final atau WP dengan Norma Penghitungan Khusus (deemed profit); f. Pembayaran dari perusahaan asuransi kepada orang pribadi sehubungan dengan asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi bea siswa;
24
g. Dividen atau bagian laba yang diterima atau diperoleh PT sebagai WP dalam negeri, koperasi, badan usaha milik negara, atau badan usaha milik daerah, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan bertempat kedudukan di Indonesia dengan syarat: Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan; dan Bagi perseroan terbatas, badan usaha milik negara dan badan usaha milik daerah yang menerima dividen, kepemilikan saham pada badan yang memberikan dividen paling rendah 25% (dua puluh lima persen) dari jumlah modal yang disetor; h. Iuran yang diterima atau diperoleh dana pensiun yang pendiriannya telah disahkan Menteri Keuangan, baik 25
i.
Penghasilan dari modal yang ditanamkan oleh dana pensiun dalam bidang-bidang tertentu yang ditetapkan dengan Keputusan Menteri Keuangan; j. Bagian laba yang diterima atau diperoleh anggota dari perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham-saham, persekutuan, perkumpulan, firma, dan kongsi, termasuk pemegang unit penyertaan kontrak investasi kolektif; k. Penghasilan yang diterima atau diperoleh perusahaan modal ventura berupa bagian laba dari badan pasangan usaha yang didirikan dan menjalankan usaha di Indonesia, dengan syarat badan pasangan usaha tersebut: Merupakan perusahaan mikro, kecil, menengah, 26
l.
Beasiswa yang memenuhi persyaratan tertentu yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan PMK; m. Sisa lebih yang diterima atau diperoleh badan atau lembaga nirlaba yang bergerak dalam bidang pendidikan dan/ atau bidang penelitian dan pengembangan, yang telah terdaftar pada instansi yang membidanginya, yang ditanamkan kembali dalam bentuk sarana dan prasarana kegiatan pendidikan dan/ atau penelitian dan pengembangan, dalam jangka waktu paling lama 4 (empat) tahun sejak diperolehnya sisa lebih tersebut, yang ketentuannya diatur lebih lanjut dengan atau berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan; dan 27
Biaya yang tidak dapat dikurangkan (non deductible) atas penghasilan bruto, meliputi: a. Pembagian laba dengan nama dan dalam bentuk apapun; b. Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi pemegang saham, sekutu, anggota atau anggota; c. Pembentukan dana cadangan, kecuali: Cadangan untuk jenis usaha tertentu yang ditetapkan KMK; Cadangan untuk usaha asuransi; Cadangan jaminan sosial dibentuk BPJS; Cadangan penjaminan yang dibentuk LPS; Cadangan biaya reklamasi untuk usaha pertambangan; 28
d. Premi asuransi kesehatan, kecelakaan, jiwa, dwiguna, dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh WP orang pribadi; e. Penggantian/ imbalan atas pekerjaan/jasa yang diberikan dalam bentuk natura dan kenikmatan, kecuali: Penyediaan makanan dan minuman bagi seluruh pegawai ; Diberikan di daerah tertentu atau diberikan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan sebagaimana ditetapkan KMK; f. Jumlah yang melebihi kewajaran yang dibayarkan kepada pemegang saham atau pihak yang mempunyai hubungan istimewa; g. Harta yang dihibahkan, bantuan, atau sumbangan, 29
i.
Biaya yang dibebankan/ dikeluarkan untuk kepentingan pribadi WP atau orang yang menjadi tanggungan; j. Gaji anggota persekutuan, firma, atau perseroan komanditer yang modalnya tidak terbagi atas saham; k. Sanksi administrasi dan pidana di bidang perpajakan.
30
31
33
34
(1,864,000,000) (92,740,000) (364,835,000) (986,320,000) (3,876,500,000) (284,250,000) (734,250,000) (50,625,000) (54,320,000) (8,307,840,000)
35
36
(28,700,000) (16,300,000) (60,000,000) (76,275,000) (764,820,000) (452,300,000) (124,890,000) (742,950,000) (2,266,235,000) 1,707,543,000
37
Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan perincian berbagai elemen yang terdapat di laporan keuangan PT. Arkeikum. a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual. Atas jumlah tercantum, terdapat nilai pendapatan sebesar Rp 650.000.000,00 atas penjualan merchandise Olimpiade 2012 yang diharapkan hanya akan terjadi di tahun penyelenggaraan event olahraga tersebut. b. Retur dan diskon penjualan dicatat ketika serah terima barang telah dilakukan. c. Persediaan barang dagangan dicatat dengan metode FIFO. d. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp 1.300.000.000,00 diberikan dalam bentuk gaji bulanan dan sisanya dalam bentuk bonus tahunan. e. Atas tunjangan pajak penghasilan, Rp 32.500.000,00 diberikan bagi pegawai dengan level supervisor, sedangkan sisanya diberikan bagi pegawai dengan level manajer dan direktur. f. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp 175.000.000,00 diberikan sebagai tunjangan cuti pengganti gaji 38 bulanan.
Ilustrasi 6.1 h. Atas biaya jamuan makan, Rp Terbatas (6) Perseroan 180.000.000 telah dilengkapi daftar
nominatif penerima secara lengkap. i. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi Rp 334.250.000,00 untuk biaya air dan listrik. Seperempat dari biaya telepon dianggarkan dalam bentuk penyediaan pulsa bagi Direktur Pemasaran, seperempat lain dianggarkan atas pembelian perangkat PDA baru bagi salesperson. j. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi penyusutan dengan metode garis lurus atas: i. Telepon genggam direktur, dibeli tahun 2011 dengan nilai tercatat Rp 25.000.000, disusutkan selama 5 tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk aset kelompok 1. ii. Smartphone bagi salesperson yang berdinas di luar lapangan, dibeli tahun 2009 dan disusutkan selama 4 tahun dan sesuai peraturan pajak termasuk aset kelompok 1. iii.PDA baru bagi salesperson yang dibeli di akhir Juni tahun 2012, disusutkan dengan masa manfaat 2 tahun, dan sesuai 39 peraturan pajak termasuk aset kelompok 1.
l. Atas honorarium dan komisi pegawai tidak tetap, termasuk pembayaran senilai Rp 786.542.000,00 kepada mantan pegawai yang masih dimanfaatkan jasanya secara lepas. m. Atas biaya sewa kantor, meliputi pembayaran bagi kurun 30 bulan dan dibayarkan di bulan Januari 2012. n. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan dengan metode garis lurus atas: i. Gedung pabrik lama dengan nilai kapitalisasi awal Rp 13.850.000.000,00 yang diperoleh tahun 1990 dan disusutkan dengan masa manfaat 25 tahun. ii. Kendaraan niaga bagi keperluan distribusi dengan nilai kapitalisasi awal Rp 6.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2008 dan disusutkan dengan masa manfaat 10 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke dalam kelompok 2. iii.Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai kapitalisasi awal Rp 2.400.000.000,00 yang diperoleh akhir September 2012 dan disusutkan dengan masa manfaat 6 tahun. Peraturan 40 perpajakan menggolongkan aset ke dalam kelompok 2.
Ilustrasi 6.1 Rp 3.763.480.000,00 p. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Perseroan Terbatas (8) telah diberitahukan kepada Ditjen Pajak, namun Rp
500.000.000,00 di antara jumlah terlapor tersebut belum didaftarkan ke BUPLN. q. Atas biaya pemeliharaan kendaraan, Rp 10.000.000,00 merupakan biaya pemasangan sistem keamanan di kendaraan Direktur Utama. r. Atas biaya bahan bakar dan tol bidang G&A, 15% di antaranya dialokasikan bagi Direktur Utama. s. Atas biaya riset, 50% di antaranya ditenderkan dan dilaksanakan di luar Indonesia. t. Atas dividen PT. Negarakertagama, separuhnya berasal dari laba ditahan. PT. Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan 35%. u. Atas dividen PT. Sutasoma, seluruhnya diberikan dalam bentuk instrumen investasi. PT. Arkeikum memiliki proporsi kepemilikan 15%. v. Atas dividen dari Bremen Ag., PT. Arkeikum telah mencatatnya secara netto terhadap pajak di luar negeri dengan tarif 30%. 41 w. Bunga sebesar 8% p.a. atas deposito PT. Arkeikum dibayarkan di
x. Bunga pinjaman sebesar 12% p.a. dibayarkan di akhir tahun, dengan nilai pokok pinjaman bernilai tetap sepanjang tahun. y. Sumbangan diberikan untuk pembangunan panti asuhan rubuh di sekitar perusahaan dan pengadaan sarana bermain di dalamnya. z. Biaya lain lain tidak memenuhi ketentuan perpajakan sebagai deductible expense. aa.Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi: i. PPh 22 atas impor dengan DPP PPN Rp 21.750.000.000,00. Perusahaan telah memiliki API atas impor tersebut. ii. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp 631.250.000,00. iii.Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp 855.750.000,00. iv.STP PPh 25 sebesar Rp 451.500.000,00 termasuk denda Rp 35.500.000,00.
42
43
(1,864,000,000) (92,740,000) (364,835,000) 364,835,000 (986,320,000) (3,876,500,000) (284,250,000) 104,250,000 (734,250,000) 150,000,000 (50,625,000) 14,375,000 (54,320,000) 13,580,000 (8,307,840,000)
44
46
47
Koreksi positif atas biaya royalti = Beban PPh 26 yang tidak boleh dibebankan = 20% / 120% * 660.000.000 = 110.000.000
49
(34,280,000) 118,500,000
(28,700,000) 28,700,000 (16,300,000) 16,300,000 (60,000,000) 60,000,000 (76,275,000) 64,275,000 (764,820,000) 764,820,000 (452,300,000) 452,300,000 (124,890,000) (742,950,000) 742,950,000 (2,266,235,000) 1,707,543,000 12,419,530,000 (225,530,000)
50
Pokok deposito = 100% / 80% * 34.280.000 / 8% = 535.625.000 Pokok pinjaman = 100% / 12% * 76.275.000 = 635.625.000
51
Koreksi positif atas bunga pinjaman = Bunga pinjaman menurut akuntansi - Bunga menurut fiskal = 76.275.000 12.000.000 = 64.275.000
pinjaman
52
L sebelumpajak aba 13,901,543,000 P hterutang(20% P ) 2,780,308,600 T 20%berlakubagi perusahaanyangm al 40%saham dikuasai publik arif inim nya dandiperdagangkandi bursaefek, sesuai ketentuanP 17A (2b). asal yat K pajak redit K P h22 redit P : 2,5%* 21,750,000,000 K P h23 redit P K P h24 redit P K P h25 redit P SPP h25 T P P kurang(lebih) bayar ajak
53
54
CV. Pleistosen merupakan perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan material bagi perusahaan konstruksi. CV. Pleistosen baru dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak semenjak akhir 2011. Perusahaan melaksanakan pembukuan terkait kegiatan akuntansinya. Berikut merupakan data yang diperoleh atas laporan keuangan CV. Pleistosen di tahun 2012.
55
(994,735,000) (145,370,000) (254,850,000) (537,280,000) (3,846,230,000) (528,400,000) (58,300,000) (254,700,000) (240,000,000) (6,859,865,000)
56
57
58
Ilustrasi 6.2 Berikut merupakan keterangan yang menjelaskan perincian Persekutuan (5) berbagai elemen yang terdapat di laporan keuangan CV. Pleistosen.
a. Perusahaan mencatat penjualan berdasar prinsip akrual. Atas jumlah tercantum, telah termasuk pula komponen PPN 10% di dalamnya. b. Atas nilai retur, di dalamnya telah tercakup pula komponen PPN 10%. c. Atas gaji dan bonus pegawai tetap bidang pemasaran, Rp 454.735.000,00 diberikan dalam bentuk gaji bulanan dan sisanya dalam bentuk bonus tahunan. d. Kupon makan siang diberikan kepada pegawai bidang pemasaran mengingat tugas yang didominasi aktivitas di luar kantor. Bagi pegawai bidang lain, makan siang disediakan secara langsung di kantor. e. Atas biaya pendidikan karyawan bidang pemasaran, Rp 75.000.000,00 diberikan dalam bentuk penghargaan bagi peserta diklat terbaik. f. Atas biaya jamuan makan, separuhnya tidak dilengkapi daftar 59 nominatif penerima secara lengkap.
h. Atas biaya di antaranya diberikan untuk memfasilitasi istri Direktur Pemasaran dalam mendampingi pelaksanaan perjalanan. i. Atas biaya penyusutan bidang pemasaran, meliputi penyusutan dengan metode jumlah angka tahun atas: i. Telepon genggam direktur, dibeli awal Juli 2012 dengan nilai tercatat Rp 30.000.000, disusutkan selama 5 tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk aset kelompok 1. ii. Kendaraan A, dibeli awal 2011 dengan nilai tercatat Rp 825.000.000, disusutkan selama 10 tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk aset kelompok 2. iii. Kendaraan B, dibeli akhir 2011 dengan nilai tercatat Rp 550.000.000, disusutkan selama 10 tahun. Sesuai peraturan pajak termasuk aset kelompok 2. j. Peralatan K3 diberikan bagi pegawai yang bertugas atas pengantaran material di lokasi konstruksi. k. Atas biaya telepon, air, dan listrik bidang pemasaran, meliputi60 Rp 10.300.000,00 biaya pulsa bagi Direktur Operasional dan
l. Biaya penyusutan bidang G&A meliputi penyusutan dengan metode garis lurus atas: i. Gedung X untuk disewakan, dengan nilai kapitalisasi awal Rp 9.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2005 dan disusutkan dengan masa manfaat 30 tahun dan nilai sisa Rp 705.000.000,00. ii. Gedung Y untuk disewakan, dengan nilai kapitalisasi awal Rp 2.000.000.000,00 yang diperoleh tahun 2010 dan disusutkan dengan masa manfaat 20 tahun. iii.Kendaraan dinas bagi Direktur Utama dengan nilai kapitalisasi awal Rp 400.000.000,00 yang diperoleh tahun 2010 dan disusutkan dengan masa manfaat 4 tahun. Peraturan perpajakan menggolongkan aset ke dalam kelompok 2. m. Biaya pembelian kendaraan dibebankan atas pembelian di akhir September 2012. Kendaraan diperuntukkan bagi operasional pegawai lapangan. n. Atas biaya penghapusan piutang, senilai Rp 1.175.000.000,00 telah diberitahukan kepada Ditjen Pajak dan didaftarkan ke BUPLN, namun Rp 50.000.000,00 di antara jumlah terlapor 61 tersebut belum diumumkan dalam penerbitan.
62
u. Atas gaji yang dibayarkan bagi sekutu aktif, termasuk pula Rp 130.000.000,00 yang seharusnya dibayarkan di periode lalu. v. Biaya lain lain memenuhi ketentuan perpajakan sebagai 63 deductible expense.
64
65
(994,735,000) (145,370,000) (254,850,000) (537,280,000) (3,846,230,000) (528,400,000) 264,200,000 (58,300,000) 2,400,000 (254,700,000) 45,000,000 (240,000,000) 66,250,000 (6,859,865,000)
(994,735,000) (145,370,000) (254,850,000) (537,280,000) (3,846,230,000) (264,200,000) (55,900,000) (209,700,000) (173,750,000) (6,859,865,000)
66
Keterangan : Penyusutan bidang pemasaran menurut fiskal = Penyusutan HP direktur + Kendaraan A + Kendaraan B = 50% * 6/12 * 25% * 30.000.000 + 12,5% * 825.000.000 + 12,5% * 550.000.000 = 1.875.000 + 103.125.000 + 68.750.000 = 173.750.000 Koreksi positif atas bunga pinjaman = Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal = 173.750.000 240.000.000 = 66.250.000
67
68
Koreksi positif atas bunga pinjaman = Penyusutan menurut akuntansi - Penyusutan menurut fiskal = 476.500.000 143.750.000 = 332.750.000 69
sewa 20%/
70
(750,000,000) 750,000,000 (80,000,000) 80,000,000 (85,300,000) 85,300,000 (65,700,000) (1,320,000,000) 1,320,000,000 (430,000,000) (2,731,000,000) 2,883,965,000 7,839,380,000 (5,245,000,000)
71
72
P bulatankeribuanterdekat em 644,511,000 B agianP Ptidak diberikanfasilitaspasal 31E K 4,833,834,000 : 5,478,345,000- 644,511,000 P hterutang P 1,289,022,375 : (50%* 25%* 644,511,000) + (25%* 4,833,833,000) K pajak redit K P h22im redit P por (113,500,000) K P h22industri baja redit P (70,050,000) : 0,3%* 23,350,000,000 K P h23 redit P (79,150,000) K P h24 redit P (79,000,000) K P h25 redit P (215,500,000) (557,200,000) P kurang(lebih) bayar ajak 731,822,375
74
75
yang memiliki studio foto dengan kelengkapan laboratorium fotografi di Kota Denpasar. Gedung studio foto tersebut baru didirikan pada satu tahun terakhir setelah sebelumnya Kresnadwipayana hanya melaksanakan usahanya di rumah tinggal. Usaha Kresnadwipayana tidak hanya menawarkan jasa fotografer, rekayasa, dan pencetakan foto sebagai produk utama, akan tetapi melayani pula pemesanan pigura khusus yang dibuat secara hand made. Ide pelayanan pemesanan pigura tersebut diperoleh Kresnadwipayana ketika membantu pengerjaan tugas prakarya anak semata wayangnya yang tengah menjalani masa orientasi SMA. Atas usaha yang dijalankannya, Kresnadwipayana telah menerapkan kebijakan pembukuan dengan laporan tahunan sebagai berikut.
76
Ilustrasi 6.3 menjelaskan perincian Berikut merupakan keterangan yang Orang di laporan keuangan studio foto milik berbagai elemen yang terdapat Pribadi (3)
Kresnadwipayana. a. Atas pendapatan jasa, termasuk jasa foto kartu pegawai balaikota dengan nilai kontrak sebelum pajak senilai Rp 375.000.000,00. Pengadaan kartu pegawai merupakan proyek 5 tahunan dari balaikota. b. Atas gaji dan bonus pegawai tetap, termasuk gaji bagi tiga orang editor sebesar Rp 20.000.000,00 per tahun, serta bagi adik ipar Kresnadwipayana sebesar Rp 3.000.000,00 per bulan yang bekerja di posisi serupa. c. Atas honorarium fotografer lepas, nilai tersebut dicatat sesuai jumlah kas yang diterima seorang fotografer profesional lepas secara sekaligus dalam menangani suatu order khusus. d. Atas biaya transportasi pegawai, imbalan diberikan dalam bentuk tunai dan hanya berlaku bagi pegawai yang telah bekerja selama minimal 3 tahun. e. Kresnadwipayana melakukan pemotongan PPh 21 atas segala 78 bentuk imbalan kepegawaian.
f.
Ilustrasi 6.3 Asuransi gedung meliputi asuransi atas studio foto dan rumah tinggal Orang Pribadi (4) Kresnadwipayana yang masing masing
memiliki nilai wajar Rp 1.530.000.000,00 dan Rp 510.000.000,00. Premi ditetapkan berdasarkan perbandingan pro rata nilai wajar aset di tahun berjalan. g. Biaya penyusutan diakui atas gedung dengan metode jumlah angka tahun selama 10 tahun dengan nilai sisa Rp 155.000.000,00. Gedung tidak mengalami apresiasi nilai wajar dibanding awal tahun. h. Sewa gudang dibayarkan kepada pemilik petak di belakang studio yang dipergunakan sebagai tempat penitipan material pigura. Pembayaran dilakukan pada bulan November untuk lima bulan menjelang. i. Galeri display mini dibuat untuk tujuan eksibisi di balaikota, namun kemudian dipergunakan kembali sebagai elemen dekorasi studio. j. Atas biaya telepon, air dan listrik, seperdelapannya 79
k. Atas biaya penggantian tiket kereta bagi istri Kresnadwipayana yang mendampingi perjalanan suaminya, senilai Rp 3.500.000,00. l. Biaya penghapusan piutang dialokasikan untuk foto tercetak yang belum diambil setelah lewat masa 3 bulan. Kresnadwipayana telah mematuhi ketentuan perpajakan terkait pengurusannya. m.Biaya tender foto Karpeg dialokasikan atas pemberian komisi bagi Kepala Tata Usaha Balaikota yang mempermudah perolehan proyek foto untuk kartu pegawai. n. Kredit pajak yang telah dipotong pihak lain meliputi: i. PPh 23 yang dipotong pihak lain, sebesar Rp 3.150.000,00. ii. Angsuran PPh 25 yang telah dibayar, sebesar Rp 10.750.000,00.
80
Pertanyaan lepas antar keterangan) a. Berapakah pajak kurang (lebih) bayar bagi Kresnadwipayana di periode berjalan? b. Berapakah angsuran PPh 25 per bulan yang seharusnya dibayarkan di periode mendatang? c. Berapakah PPh terutang jika Kresnadwipayana memilih menggunakan metode Norma Penghitungan Penghasilan Netto dalam melakukan pemenuhan kewajiban perpajakannya? d. Berapakah PPh terutang jika Kresnadwipayana memiliki sumber penghasilan lain berupa honorarium sebagai di seminar fotografi tahunan sebesar Rp 34.125.000,00 netto terhadap PPh 21? e. Berapakah PPh terutang jika ternyata galeri display mini tersebut dikerjakan sendiri oleh anak Kresnadwipayana dan pembayaran diberikan terhadapnya? 81
Keterangan : Koreksi atas gaji dan bonus pegawai tetap = Jumlah lebih yang dibayarkan akibat hubungan istimewa = 12 * 2.000.000 - 20.000.000 = 16.000.000 Beban honorarium fotografer lepas menurut fiskal = Kas diterima fotografer + Pemotongan PPh 21 = 85.750.000 + (5% * 50.000.000 + 15% * (X 50.000.000) = 85.750.000 + (2.500.000 7.500.000 + 15% * X) = 85.750.000 5.000.000 + 15% * X = 80.750.000 + 15% * X Di mana X merupakan beban honorarium itu sendiri. Maka 83 persamaan dapat diselesaikan dengan substitusi matematika
84
Keterangan : Koreksi positif atas sewa gudang = Proporsi pembayaran sewa di muka yang tidak boleh dibebankan = 3/5 * 25.000.000 = 15.000.000
86
P endapatantidak berkesinam bungan E asi pendapatantahunm stim endatang P hterutang P : 5%* 50,000,000 2,500,000 : 15%* 7,970,000 1,195,500 3,695,500 K pajak redit K P h23 redit P (3,150,000) (3,150,000) T P h25setahun otal P 545,500 A ngsuranP h25per bulan P 45,458
88
P enghasilanbruto P enghasilannetto N a38%sesuai lapanganusaha97910 orm PK (K 1) TP / PP K P hterutang P : 5%* 50,000,000 : 15%* 200,000,000 : 25%* 250,000,000 : 30%* 146,520,000
H onorarium : 34,125,000/ (1- (5%* 50% )) PK (K 1) TP / (18,480,000) PP K 467,970,000 P hterutang P : 5%* 50,000,000 2,500,000 : 15%* 200,000,000 30,000,000 : 25%* 217,970,000,000 54,492,500 86,992,500
451,450,000 35,000,000
90
92
Referensi
Fitriandi, Primandita dkk. 2011. Kompilasi Undang Undang Perpajakan Terlengkap . Jakarta: Penerbit
93
Terima Kasih
Dr. Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com 081318227080/ 08161932935 http:/staff.blog.ac.id/martani/
94