Anda di halaman 1dari 21

BAB I PENDAHULUAN

Diare sendiri merupakan penyebab kedua mortalitas dan morbiditas anak di dunia yang menyebabkan 1,6-2,5 juta kematian pada anak tiap tahunnya, serta merupakan 1/5 dari seluruh penyebab kematian. Dengan angka kematian yang masih tinggi terutama pada anak umur 1-4 tahun, yang memerlukan penatalaksanaan yang tepat dan memadai. Secara umum penatalaksanaan diare ditujukan untuk mencegah dan mengobati, dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi akibat kerusakan mukosa usus, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Untuk memperoleh hasil yang baik pengobatan harus rational. Diare juga erat hubungannya dengan kejadian kurang gizi. Sehingga pada diare dapat terjadi masalah atau dapat disebut juga Diare bermasalah atau pada diare juga dapat disertai dengan penyakit penyerta sehingga pada penanganannya memerlukan terapi khusus.

BAB II DIARE

II. 1. Definisi
Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dengan adanya perubahan konsistensi menjadi lembek/cair/air bisa terdapat lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 2 minggu. 1,2 Diare bermasalah : Disentri berat Disentri berasal dari bahasa Yunani, yaitu dys (=gangguan) dan enteron (=usus), yang berarti radang usus yang menimbulkan gejala meluas, tinja lendir bercampur darah. Sindrom desentri terdiri dari kumpulan gejala diare dengan darah dan lendir dalam feses dan adanya tenesmus1,2,4 Diare persisten dan diare kronis Diare persisten adalah diare akut yang berlanjut sampai 14 hari atau lebih yang mempunyai dasar etiologi infeksi, sedangkan diare kronis adalah diare akut yang berlanjut sampai 14 hari atau lebih dengan dasar non-infeksi.1,2,4 Diare pada Gizi buruk Gizi buruk yang secara nyata mempengaruhi perjalanan penyakit dan tatalaksana diare yang muncul. 1,4

II. 2. Epidemiologi
Diare masih menjadi masalah kesehatan masyaraat di negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan penyebab kedua kematian bayi dan balita.Angka kejadian disentri sangat bervariasi di beberapa negara.Di Indonesia menunjukkan proporsi spesies shigella sebagai etiologi diare: S. dysentriae 5,9 %, S.flexnery 70,6 %,S.boydii 5,9 %, S.sonei 17,6 %. Meskipun proporsi S.dysentriae rendah,tetapi kita harus selalu waspada, karena S.dysenteriae dapat muncul sebagai epidemic. Proporsi penderita diare dengan disentri di Indonesia dilaporkan berkisar antara 5-15 %. Sedangkan diare persisten/kronis mencakup 3-20% dari seluruh episode diare pada balita. Di Indonesia, prevalensi diare persisten/kronis sebesar 0,1% dengan angka kejadian tertinggi pada anak-anak berusia 6-11 bulan.1,2,4,5

Gambar 2.1. Penyebaran diare di dunia tahun 2004.

II. 3. Etiologi
Pada diare akut penyebab utama oleh virus yang terutama ialah Rotavirus (40 60%) sedangkan virus lainya ialah virus Norwalk, Astrovirus, Cacivirus, Coronavirus, Minirotavirus. Bakteri yang dapat menyebabkan diare adalah Aeromonas hydrophilia, Bacillus cereus, Compylobacter jejuni, Clostridium defficile,Clostridium perfringens, E coli,
3

Pleisiomonas, Shigelloides, Salmonella spp, staphylococus aureus, vibrio cholerae dan Yersinia enterocolitica. Sedangkan penyebab diare oleh parasit adalah Balantidium coli, Capillaria phiplippinensis,

Cryptosporodium, Entamoba hystolitica, Giardia lambdia, Isospora billi, Fasiolopsis buski, Sarcocystis suihominis, Strongiloides stercorlis, dan trichuris trichiura. 1,2,4 Pada negara berkembang khususnya Indonesia, penyebab terbanyak adalah Rotavirus, Escherichia coli enteroinvasif (EIEC), Shigelloides, Compylobacter jejuni, dan Cryptosporodium.

Gambar 2.2 Rotavirus dan Escherichia coli

Pada

diare

bermasalah

seperti

disentri

berat

disebabkanShigella(60%), Escherichia coli.Salmonella, Campylobacter jejuni, dan Entamoeba hystolitica. Pada diare persisten dan diare kronik sesuai dengan definisi bahwa diare persisten dan diare kronik adalah diare akut yang menetap dengan sendirinya etiologi diare sama dengan diare akut.Diare pada gizi buruk mempunyai dasar etiologi karena pada gizi buruk menyebabkan vili-vili di usus memendek yang menyebabkan malabrsobsi.kemungkinan munculnya diare akibat kuman yang fakultatif patogen menjadi lebih besar. Demikian pula peranan penyebab bukan infeksi menjadi lebih besar. 1,2,4

II. 4. Patofisilogi
Secara umum terjadinya diare akut maupun kronik dapat disebabkan karena adanya gangguan absorbsi dan sekresi. Diare dapat jugadikaitkan dengan adanya gangguan motilitas, inflamasi dan imunologi. 1

Gambar 2.3. Saluran Pencernaan

Gangguan absorbsi atau osmotik terjadi bila ada bahan yang tidak dapat diserap sehingga meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air dari plasma sehingga terjadi diare. Contohnya adalah malabsorbsi karbohidrat akibat defisiensi laktase atau akibat garam magnesium. 2 Gangguan sekresi atau diare sekretorik bila terjadi gangguan transport elektrolit baik absorbsi yang berkurang ataupun sekresi yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek, atau laksantif non osmotik. Beberapa hormon intestinal seperti gastrin vasoactive intestinal polypeptide (VIP) juga dapat menyebabkan diare sekretorik. 2

Diare inflamasi mengakibatkan kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Terjadiakibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi seperti gluten sensitive enteropathy, inflamatory bowel disease (IBD) atau akibat radiasi. 2 Gangguanmotilitas yang mengakibatkan waktu transit usus menjadi lebih cepat. Hal ini dapat terjadi pada keadaan tirotoksikosis. Diare dapat terjadi akibat lebih dari satu mekanisme. Pada infeksi bakteri paling tidak ada dua mekanisme yang bekerja yaitu peningkatan sekresi usus dan penurunan absorbsi di usus karena pada infeksi bakteri terjadi inflamasi dan mengeluarkan toksin yang menyebabkan terjadinya diare. Ssedangan pada infeksi bakteri yang invasif mengakibatkan perdarahan atau adanya leukosit dalam feses. 1,2

II. 5. Patogenesis
infeksi virus (Rotavirus)

bakteri menempel di mukosa

berkembangbiak dalam epitel villi usus halus berkembang biak eptel rusak villi memendek

menghidari dari penyapuan rambut getar


absorbsi berkurang sampai tidak sama sekali menempel dengan mekanisme antigen antibodi

tekanan intra lumen meningkat

hiperperistaltik

menghambat absorbsi karena banyak bakteri menempel

cairan keluar lewat anus ( arah caudal

absorbsi menurun dan sekresi tetap yang menyebabkan tekanan intra lumen meningkat
6

toxin (dari bakteri atau virus) infeksi protozoa mengurangi atrofik menempel di mukosa usus (villi memendek) atau invasif merangsang cAMP, cGMT

mengurangi absorbsi

yang berfungsi untuk merangsang di epitel usus halus

BAB cair (dapat terdapat darah atau lendir)

mensekresi air dan elektrolit (Na, Cl, K)

Pada disentri berat diakibatkan oleh infeksi seperti Shigella menghasilkan sekelompok eksotoksin yang dinamakan shigatoxin (ST) kelompok toksin ini mempunyai 3 efek : neurotoksik , sitotoksik dan enterotoksik. Toksin ini mempunyai dua unit yaitu unit fungsional,yang menimbulkan kerusakan dan unit pengikat yang menentukan afinitas toksin terhadap reseptor tertentu.Infeksi Shigella disenteri dan flexneri telah dibuktikan menurunkan imunitas, antara laindisebabkan peningkatan aktifitas sel T suppresser dan penekanan kemampuan fagositosis makrofag. Disentri, khususnya yang disertai gejala panas, juga disertai penurunan nafsu makan. Rangkaian patogenensis ini akan mempermudah munculnya gizi buruk dan infeksi sekunder.1,2,4 Patogenesis diare persisten adalah kerusakan mukosa usus.Pada tahap awal kerusakan mukosa usus tentunya disebabkan oleh etiologi diare akut.Berbagai faktor, melalui interaksi timbal balik mengakibatkan
7

lingkaran setan.Keadaan ini tidak hanya menyebabkan rehabilitasi kerusakan mukosa terhambat, tetapi juga menimbulkan kerusakan mukosa yang lebih berat, faktor-faktor tersebut antara lain : Berlanjutnya paparan etiologi infeksi missal pada infeksi Shigella yang resisten ganda terhadap antibiotik. Infeksi sekunder pada intestinal Infeksi parenteral baik sebagai komplikasi maupun sebagai penyakit penyerta, seperticampak ,OMA ( otitis media akuta ), ISK ( infeksi Saluran Kencing )dan Pneumonia. Gangguan gizi yang terjadi sebelum sakit, yang diperberat oleh berkurangnya asupan gizi yang adekuat. Menurunnya imunitas seperti pada gizi buruk, kurang mikronutrien ( vitamin A, zinc dan cuprum), dan penyakit penyerta misalnya campak. Malabsorpsi yang sering terjadi adalah malabsorpsi laktosa sebagian besar diikuti intolerasi laktosa.

Patogenesis diare pada gizi buruk mirip dengan pada diare persisten, yaitu bertumpu pada kerusakan mukosa.Bedanya,jika pada diare persisten kerusakan mukosa terjadi pada mukosa sehat, pada gizi burukkerusakan mukosa terjadi pada mukosa yang telah atropik dan mengalami metaplasi. Pada anak dengan gizi buruk:telah terjadi atrofi mukosa usus halus dan insufisiensi pankreas. Sehinga dalam penatalaksanaan lebih rumit dan penyembuhan yang lebih lambat. Seperti harus lebih waspada terhadap kemungkinan bertambah beratnya diare akibat kurang mikronutrien (asam folat,besi,seng,magnesium dan dan vitamin gangguan A), hipoglikemia fungsi hati (cadangan dalam

glikogenterbatas

adanya

gluconeogenesis),hipokalemi, retensi cairan dan rendahnya cadangan kapasitas jantung dan sirkulasi (sangat sensitif terhadap kelebihan pemberian natrium yang dengan cepat dapat menimbulkan hipervolumia, udem paru dan gagal jantung).1,2

II. 6. Gejala klinis


Gejala khas diare akut oleh berbagai penyebab : 1

Gejala klinis
Masa tunas Panas Mual Muntah Nyeri perut

Rotavirus

Shigella

Salmonella

ETEC

EIEC

Kolera

17-72 jam + Sering

24-48 jam ++ Jarang

6-72 jam ++ Sering

6-72 jam +

6-72 jam ++ _

48-72 jam Sering

Tenesmus

Tenesmus Kram

Tenesmus Kolik +

Tenesmus Kram

Kram

Nyeri kepala Lamanya sakit

5-7 hari

>7 hari

3-7 hari

2-3 hari

Variasi

3 hari

Sifat Tinja
Volume Frekuensi Sedang 5-10x/hari Sedikit >10x/hari Sedikit Sering Banyak Sering Sedikit Sering Banyak Terus menerus Konsistensi Darah Bau Warna Cair Langu Kuning hijau Lembek + Merahhijau Lembek Kadang Busuk Kehijauan Cair + Tak berwarna Lembek + Tidak Merahhijau Cair Amis khas Seperti air cucian beras Leukosit Lain-lain Anorexia + Kejang + Sepsis Meteorismus Infeksi sistemik

Tanda tanda dan Gejala TANPA

Derajat dehidrasi RINGAN/SEDANG ANAMNESA BERAT

Diare

Tinja lembek/cair biasanya 1-2 x per hari

3 kali per hari

Terus menerus dengan jumlah yang banyak

Muntah Haus

Tidak ada atau sedikit Tidak

Kadang-kadang Haus

Sering sekali Haus sekali atau tidak dapat minum

Kencing

Normal

Sedikit, pekat

Tidak kencing selama 6 jam

Nafsu makan dan aktivitas

Anak masih mau makan dan main

Nafsu akan berkurang, aktifitas menurun INSPEKSI

Tidak ada nafsu makan dan lemah

Keadaan umum

Baik

Jelek, mengantuk atau gelisah

Lemah sekali atau tidak sadar Tidak ada Sangat cekung dan kering

Air mata Mata

Ada Normal

Tidak ada Cekung

Mulut dan lidah Nafas

Basah Normal

Kering Lebih cepat dari normal PALPASI

Sangat kering Sangat cepat dan dalam

Kulit Nadi

Dicubit cepat kembali Normal

Kembali pelan Lebih cepat dari normal

Sangat pelan Sangat cepat, lemah atau tidak teraba Sangat cekung 10% berat

Ubun-ubun BERAT BADAN Sedikit berat

Normal

Cekung

kehilangan Kehilangan 5 9 % Kehilang badan selama berat badan


10

(bila dapat diukur)

badan atau lebih

sakit KESIMPULAN Apabila atau orang anak-anak 2 TANDA ATAU 2 TANDA ATAU

dewasa LEBIH seperti diatas : LEBIH seperti diatas : dehidrasi ada dehidrasi berat

diare dengan tanda- ada tanda diatas. Tidak ada tanda-tanda dehidras ringan/sedang

II. 7.

Diagnosis
Untuk mendiagnosis pasien diare akut infeksi bakteri diperlukan pemeriksaan yang sistematik dan cermat. Kepada pasien perlu ditanyakan riwayat penyakit, latar belakang dan lingkungan pasien, riwayat pemakaian obat terutama antibiotik, riwayat perjalanan, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Menurut WHO jika terdapat 2 tanda seperti dibawah ini : o Kesadaran : compos mentis/somnolen/apatis o Nadi : cepat, kecil o Ubun-ubun : jika masih terbuka teraba cekung o Air mata : sedikit sampai kering o Mata tampak cekung o Mulut dan lidah kering o Palpasi : turgor kulit menurun

11

II. 8.

Penatalaksanaan
1) Penatalaksanaan Diare Secara umum penatalaksanaan diare mencakup dalam lima pilar petalaksaaan diare, yaitu :1 Rehidrasi dengan menggunakan formula oralit Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut (Anak usia < 6 bulan : 10 mg, anak > 6 bulan : 20 mg) Probiotik ( kuman Lactobacillus, dan lain-lain ) ASI dan makanan tetap diteruskan Antibiotik selektif, sesuai etiologi seperti pada kolera. Nasihat kepada orang tua

a. Pengobatan diare tanpa dehidrasi Penderita diare tanpa dehidrasi : Jaga keseimbangan cairan dengan banyak minum, diberikan cairan : air tajin, larutan gula garam, kuah sayur-sayuran dan lain-lain. Usia < 1 tahun 1-5 tahun 5-12 tahun Dewasa Jumlah cairan yang diberikan : Jumlah cairan 50-100 ml / BAB 100-200 ml / BAB 200-300 ml / BAB 300-400 ml / BAB

b. Pengobatan diare dehidrasi ringan-sedang1,2,4 - Diberikanoralit dalam 3 jam pertama 75ml/kgBB. - Jikatidak dapat diberikan secara oral melaui nasogastrik 20ml/kgBB/jam, setelah 3 jam dievaluasi.

12

c. Pengobatan dehidrasi berat - Hidrasi dengan Ringer Laktat atau KAEN 3B - Jika berat badan : 3-10 kg 10-15 kg 70 ml/kgBB dalam 3 jam 110 ml/kgBB dalam 3 jam

- Berdasarkan umur : Umur Pemberian I 30 ml/kgBB < 1 tahun > 1 tahun 1 jam - 1 jam Pemberian II 70 ml/kgBB 5 jam 2 - 3 jam

2)

Penatalaksanaan Disentri Antibioti Terpilih Trimethopin (TMP) : Anak 10 mg/kgBB Dewasa 160 mg 2 x sehari selama 5 hari Sulfametoksasol (SMX) : Anak 10 mg/kgBB Dewasa 160 mg 2 x sehari selama 5 hari Antibiotik pilihan lain Trimethopin (TMP) : Semua umur : dibagi 8 2

mg/kgBB/hari

dosis selama 3 hari Sulfametoksasol (SMX) : Semua umur : dibagi 40 2

mg/kgBB/hari

dosis selama 3 hari

Nalidixic acid : Anak 55 mg/kgBB dibagi 4 dosis selama 5 hari Dewasa 1 g 3x/hari selama 5 hari

13

3)

Penatalaksanaan diare persisten harus dilakukan secara bertahap:1,2 Penilaian awal, resusitasi dan stabilisasi Pemberian nutrisi : makanan padat atau cair, kontinyu atau intermiten, secara oral atau nasogastric atau parenteral. Dan diberikan mikronutrien ( untuk anak usai 1 tahun diberikan asam folat 50 mikrogram, zinc 10 mg, vitamin A 400 mikrogram, zat besu 10 mg, tembaga 1 mg, da magnesiu 80 mg diberikan selama 10-14 hari. Diberikan probiotik selama 5 hari. Dilakukan penetapan ada atau tidaknya intoleransi terhadap jenis makanan tertentu. Terapi farmakologis :Antibiotik diberikan hanya jika ada tandatanda infeksi

4)

Penatalaksanaan diare padagizi buruk terbagi menjadi 4 tahap : tahap penyelamatan, penyesuaian, penyembuhan dan pembinaan. Pada tahap penyelamatan dilakukan penatalaksanaan gangguan vital tubuh,gangguan penapasan, gangguan sirkulasi,gangguan serebral, gangguan keseimbangan elektrakit dan asam basa dan dehidrasi. Pada tahap penyesuian secara bertahap menilai dan memberikan makanan yang sesuai yang dapat ditolerir anak. Pada tahap penyembuhan diharapkan bukan hanya diare , tetapi gizi buruk juga dapat diatasi.Pada tahap pembinaan, melakukan pendidikan dan bimbingan serta langkah preventif dan promotif lainnya , sehingga ibu dapat merawat anaknya dan diharapkan tetap tumbuh kembang secara optimal.1,2,3 Ada sepuluh langkah pokok dalam penanganan anak diare dengan gizi buruk( child Health Dialoque 1996 ) : 1. Atasi Hipoglikemia 2. Atasi Hipotermia 3. Atasi Dehidrasi 4. Koreksi gangguan elektrolit
14

5. Terapi infeksi 6. Koreksi kurang mikronutrien ( Vitamin& mineral ) 7. Mulai pemberian makanan secara hati-hati 8. Kejar pertumbuhan 9. Stimulasi bermain dan asuhan kasih sayang 10. Persiapan tindak lanjut setelah penderita pulang

a) Hipoglikemia dan hipotermia Hipoglikemia dan hipotermia merupakan pencetus memburuknya keadaan umum anak dengan gizi buruk yang dapat berlanjut menjadi kematian.1,2,3 Semua anak dengan hipotermia ( suhu rektal 35.5 C atau kurang ) harus dianggap menderita hipoglikemia jika kadar glukosa darah 50 mg/dl, pada bayi < 40 mg/dl dikoreksi dengan pemberiam glukosa 10 atau sukrosa 10% secara intravena sebanyak 50 ml; diberikan setiap 30 menit selama 2 jam kemudiankadar glukosa darah terus dipantau.1,2,3

b) Rehidrasi Pada dehidrasi ringan/sedangterapi rehidrasi oral atau melalui pipa nasogastrik sampai bisa minum. Larutan oralit standar yang telah dimodifikasi, karena oralit mengandung terlalu banyak natrium dan terlalu sedikit kalium untuk anak dengan gizi buruk. Disebut cairan RE SO Mal, terdiri dari : Air 2 liter, Oralit standar WHO : paket 1 liter Gula 50 g Larutan elektrolit atau mineral 40 CC (terdiri dari : KCL 224 g, Kalium sitrat 81 g, Magnesium chlorida 76 g, Zinc asetat 8,2 g, Cuprum Sulfat 1,4 g + air sampai 2500.
15

Rehidrasi : 5 ml/kg BB Cairan Re So Mal setiap 30 menit dalam 2 jam, kemudian 5-10 ml/kg BB setiap jam untuk 4-10 jam berikutnya. Berikan makanan secepatnya Teruskan pemberian ASI Dehidrasi berat dengan syok cairan parenteral 200 ml/kg BBdalam waktu 24 jam ( 60 ml/kg BB dalam 4-8 jam pertama dan sisanya 16 20 jam berikutnya) Pantau dengan ketat pemberian cairan untuk mencegah kelebihan cairan dengan perhatian khusus pada tanda udem dan produkai urin.2,3

c) Koreksi gangguan elektrolit Periksa analisis gas darah ( Ph dan Defisit basa ) secara berkala, jika asidosis dikoreksi : Kebutuhan basa= ( defisit basa ) x1/3 x BB

d) Nutrisi Sama halnya dengan penatalaksana diare persisten, sasaran akhir adalah untuk menjamin tumbuh kembang yang optimal dalam arti bahwa anak dapat mengkonsumsi diet yang lazim sesuai dengan umurnya berdasarkan kondisi klinik yang normal langkah terapi nutrisi diet persisten dapat digunakan sebagai acuan terapi nutrisi diare pada gizi buruk, Dalam hal ini pemberian suplementasi mikronutrien menjadi suatu keharusan.Langkah-langkah terapi mengacu pada tatalaksana kasus diare persisten.Harus diingat bahwa upaya regenerasi mukosa usus lebih sulit dan lama karena kita berhadapan dengan mukosa yang telah atropik.Jadi kita harus mengantisipasi upaya penyesuaian pemberian makanan yang lebih bertahap dan lebih lama, diikuti dengan upaya pemulihan yang
16

lebih lama pula. Dalam tatalaksana gizi buruk acuan WHO, pada tahap awal dapat diberikan dalam bentuk makanan cair dengan.2,3

e) Terapi Medikamentosa - Antibiotik, indikasi pemberian antibiotik pada diare akut dapat diterapkan pada diare pada gizi buruk tentunya dengan

memperhatikan penelusuran aktif penyebab infeksi diare pada gizi buruk. Semua penderita gizi buruk yang keadaan umumnya tidak membaik setelah koreksi hipoglikemia hipotemia dan dehidrasi, diperkirakan menderita infeksi sekunder dan diberikan antibiotik. Antibiotik pilihannya adalah 2,4 - Kombinasi ampisilin 100 mg/kg BB / hari , I.V. 4 kali sehari dan gentamisin 5 Mg/kg BB / hari I, V . dua kali sehari - Seftriakson 100 mg / kg BB / hari I.Vsekali sehari - Seftazidim 100 mg/ kg BB / hari I,V.dua kali sehari. Semua kasus yang dianggap menderita syok septik diberi antibiotik yang adekuat

f) Stimulasi bermain dan asuhan kasih sayang Pada gizi buruk terjadi keterlambatan perkembangan mental dan perilaku sejakawal perawatan berikan asuhan keperawatan yang : Penuh kasih saying, Menyediakan permainan dan kegiatan fisik segera setelah anak mampu melakukannya. Memberikan suasana lingkungan menyenangkan dan ceria.Mendorong keterlibatan ibu dalam perawatan yang memungkinkan seperti memandikan memberi makan danbermain.2,3

g) Persiapan tindak lanjut setelah pulang Langkah ini sudah merupakan awal dari persiapan tindak lanjut setelah pulang sehingga di rumah, para ibu atau yang mengasuh lainnya mempunyai kepercayaan serta dapat melakukannya jika
17

sudah dirumah . Anak dapat dipulangkan apabila sudah mencapai 90 % berat badan per panjang badan anak sangat mungkin masih mempunyai berat badan menurut berumur yang rendah karena menderita stunting ( kerdil ).Ibu : Memberikan makanan tinggi kalori dan nutrien paling sedikit lima kali sehari, Bermain dengan anak dengan cara yang memperbaiki perkembangan mental anak, Diingatkan untuk mengikuti program imunisasi dan pemberian vitamin A. 2,3

II. 9. Komplikasi
Beberapa masalah mungkin dapat terjadi selama pengobatan rehidrasi, seperti, gangguan elektrolit :1,2 Hiponatremia( Na<130 mmol/L), pada malnutrisi berat dan Shigellosis. Dikoreksi dengan cairan Ringer Laktat atau Normal Saline. Dikoreksi (mEq/L) = 125-kadar Na serumyag diperiksa x 0,6 x BB ( diberikan dalam 8 jam, sisanya dalam 16 jam) . Hipernatremi ( Na>150 mmol/L). Dikoreksi dengan cairan 0,45% Nacl5% dextrose selama 8 jam. Hiperkalemia o K>5 mEq/L, dikoreksi dengan kalsium glukonas 10% 0,5-1 ml/kgBB i.v. pelan-pelan dalam 5-10 menit dengan monitor detak jantung. Hipokalemia o K<3,5 mEq/L dikoreksi jika kadar K 3,5-2,5 mEq/L diberikan K 75 mcg/kgBB/hr dibagi dalam 3 dosis. o Jika K<2,5 mEq/L diberikan (3,5-kadar K terukur x BBx0,4+2 mEq/kgBB/24 jam) diberikan drip dalam 4 jam kemudian dilanjutkan (3,5-kadar K terukurxBBx0,4+1/6x2 mEq/kgBB/24

jam) dalam 20 jam.

18

Pada diare bermasalah dapat terjadi komplikasi : 2 Perforasi, terjadi akibat vaskulitas atau ulkus transmural dan biasanya terjadi pada anak dengan gizi buruk Hipoglikemia Sepsis, gangguan fungsi organ multipel sudah dianggap ada sepsis , gangguan fungsi organ multipel dapat ditimbulkan mediator kimiawi, endotoksin ,eksotoksin atau septikemianya sendiri. Kejang dan Ensefalopati, merupakan kejang yang muncul pada disentri dengan kumpulan gejala hiperpireksi penurunan kesadaran. Ensefalopati muncul akibat toksin Shiga/Sit Pneumonia Disentri terutama karena shigella bisa menyebabkan gangguan gizi atau gizi buruk pada anak yang sebelumnya gizi baik hal ini bisa terjadi karena masukkan yang kurang pemakaian kalori yang meningkat karena proses radang dan hilang nutrein

II. 10. Pencegahan


Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara : 1. Pemberian ASI eksklusif, kemudian dilanjutkan sampai usia 2 tahun 2. Memperbaiki higiene perorangan : penyiapan dan penyimpanan makanan, membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun terutama sehabis buang air besar dan sebelum maka 3. Penggunaan jamban MCK ang baik, penggunaan air besih dan hindari cemaran tinja 4. Imunisasi campak

19

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

Diare masih merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat, karena masih tingginya angka kesakitan dan kematian.Penyebab utama diare akut adalah infeksi Rotavirus yang bersifat self limiting sehingga tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotika.Pemakaian antibiotika hanya untuk kasus-kasus yang

diindikasikan.Pemakaian probiotik, dan mikronutrien dapat memperbaiki frekuensi dan lamanya diare. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah pemberian makanan atau nutrisi yang cukup selama diare sehingga tidak berlanjut menjadi diare bermasalah. Oleh karena itu pada diare akut memerlukan penatalaksanaan yang tepat,harus baik dan rasional. Penatalaksanaandiare ditujukan untuk mencegah dan mengobati : dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit, malabsorpsi, penyebab diare yang spesifik, gangguan gizi serta mengobati penyakit penyerta. Sehingga diare akut tidak berlanjut menjadi disentri, diare kronik ataupun diare persisten. Dan akan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas yang disebabkan oleh diare. Adapun saran dari penyakit diare ini adalah:

Mewaspadai makanan organik dengan mencuci bersih makanan atau makanan yang masih mentah Memasak daging sapi hingga matang karena saat ini sapi sebagai sumber infeksi karena banyak mengandung E.Coli dan bakteri tersebut mati dengan suhu 65 o C selama 30 menit.

Menjaga kebersihan lingkungan dan individu Penyimpanan makan yang kurang baik juga memicu pertumbuhan kuman Pemberian susu botol terlalu dini dan perangkat botol harus dispatikan sudah di sterilisasi dengan cara di rebus.

20

DAFTAR PUSTAKA
1. Juffrie M, Soenarto Y, Oswari H, Afief A, Rosalina A, Mulyani N. Buku Ajar Gastroenterologi Hepatologi. Jilid 1. Badan Penerbit IDAI. 2010 : 121-136 2. Soenarti Y, Jufrie M. Tatalaksana Diare pada Anak. Lokakarya Tatalaksana Diare. 2007 3. Pudjiadi S. Ilmu Gizi Klinis. Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indnesia. 2005 : 236-237 4. Garna H, Melinda H. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Kesehatan Anak. Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. 2005 5. Anonim.http://www.lib.fkuii.org/index.php?option=com_content&view=article&i d=207:efektivitas-pemberian-zinc-pada-kasus-diare-akut-pada-anak-di-rsud-kotayogyakarta-&catid=107:karya-tulis-ilmiah-angkatan-2006&Itemid=105 6. Anonim. http://pediatrics.about.com/cs/pediatricadvice/a/lactobacillus.htm 7. Dewanti.R.Koran Kompas Ilmu pengetahuan dan Teknologi,Bakteri penyebab
diare mematikan 06-2011 : 14

21

Anda mungkin juga menyukai