Makalah Etika Profesi
Makalah Etika Profesi
IQ ( Intellegence Quotient ) Mashud Fredinal, Tenti Astria, Siti Aisyah, Ayu Ningrum, Rafika Andriani Jurusan Teknik Informatika Sekolah Tinggi Teknik Harapan Medan
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan dan Manfaat Adapun tujuannya adalah sebagai Kecerdasan merupakan salah satu anugerah besar dari Allah SWT kepada manusia dan menjadikannya sebagai salah satu kelebihan manusia dibandingkan Dengan terus dan yang Adapun manfaatnya adalah sebagai berikut : Dapat mengetahui pengertian IQ Dapat Mengetahui peran IQ terhadap dunia pendidikan berikut : Untuk mengetahui pengertian IQ Untuk Mengetahui peran IQ terhadap dunia pendidikan
dengan
makhluk
lainnya. dapat
kecerdasannya, menerus
manusia
mempertahankan
semakin kompleks, melalui proses berfikir dan belajar secara terus menerus. Dengan derasnya laju informasi, ilmu pengetahuan dan teknologi memicu dan memacu setiap orang untuk menjadi lebih cerdas. Baik oleh diri sendiri maupun orang lain dan ini yang tampak sangat menonjol bagi orangtua-orangtua yang berlomba mencerdaskan anak-anaknya,
2. Pembahasan Orang sering kali menyamakan arti inteligensi dengan IQ, padahal kedua istilah ini mempunyai perbedaan arti yang sangat mendasar. Menurut David
secara
rasional,
dan
menghadapi
Stanford-Binet
ini banyak
digunakan
lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. sedangkan IQ atau singkatan dari Intelligence Quotient, adalah skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Dengan demikian, IQ hanya memberikan sedikit indikasi
untuk mengukur kecerdasan anak-anak sampai usia 13 tahun. Inti kecerdasan intelektual ialah aktifitas otak. Otak adalah organ luar biasa dalam diri kita. Beratnya hanya sekitar 1,5 Kg atau kurang lebih 5 % dari total berat badan kita. Namun demikian, benda kecil ini mengkonsumsi lebih dari 30 persen seluruh cadangan kalori yang tersimpan di dalam tubuh. Otak memiliki 10 sampai 15 triliun sel saraf dan masing-masing sel saraf mempunyai ribuan sambungan. Otak satu-satunya organ yang terus berkembang sepanjang itu terus diaktifkan. Kapasitas memori otak yang sebanyak itu hanya digunakan sekitar 4-5 % dan untuk orang jenius memakainya 5-6 %. Sampai
seseorang secara keseluruhan. Intelligence Quotient atau yang biasa disebut dengan IQ merupakan istilah dari pengelompokan kecerdasan manusia yang pertama kali diperkenalkan oleh Alferd Binet, ahli psikologi dari Perancis pada awal abad ke-20. dari Kemudian Lewis Stanford yang dengan populasi,
sekarang para ilmuan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 %. Tingkat kecerdasan seorang anak yang ditentukan secara metodik oleh IQ (Intellegentia Quotient) memegang
Ternman
Universitas
peranan penting untuk suksesnya anak dalam belajar. Menurut penyelidikan, IQ atau daya tangkap seseorang mulai dapat ditentukan sekitar umur 3 tahun. Daya tangkap sangat dipengaruhi oleh garis keturunan (genetic) yang dibawanya dari keluarga ayah dan ibu di samping faktor gizi makanan yang cukup. IQ atau daya tangkap ini dianggap takkan berubah sampai seseorang dewasa, kecuali bila ada sebab kemunduran fungsi
norma
sehingga selanjutnya test IQ tersebut dikenal sebagai test Stanford-Binet. Pada masanya kecerdasan intelektual (IQ) merupakan kecerdasan tunggal dari setiap individu yang pada dasarnya hanya bertautan dengan aspek kognitif dari setiap masing-masing individu tersebut. Tes
otak seperti penuaan dan kecelakaan. IQ yang tinggi memudahkan seorang murid belajar dan memahami berbagai ilmu Daya tangkap yang kurang
TINGKAT KECERDASAN Genius Sangat Super Super Normal Bodoh Perbatasan Moron / Dungu Imbecile Idiot
merupakan penyebab kesulitan belajar pada seorang murid, disamping faktor lain, seperti gangguan fisik (demam, lemah, sakit-sakitan) dan gangguan emosional. Awal untuk melihat IQ seorang anak adalah pada saat ia mulai berkata-kata. Ada hubungan langsung antara
kemampuan bahasa si anak dengan IQnya. Apabila seorang anak dengan IQ tinggi masuk sekolah, penguasaan 2.1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Inteligensi (IQ) Setiap orang memiliki tingkat
bahasanya akan cepat dan banyak. Rumus kecerdasan umum, atau IQ yang ditetapkan oleh para ilmuwan adalah sebagai berikut :
Faktor-faktor tingkat
inteligensi
Contoh : Misalnya anak pada usia 3 tahun telah punya kecerdasan anak-anak yang rata-rata baru bisa berbicara seperti itu pada usia 4 tahun. Inilah yang disebut dengan Usia Mental. Berarti IQ si anak adalah 4/3 x 100 = 133. Interpretasi atau penafsiran dari IQ adalah sebagai berikut :
(a) Pembawaan atau keturunan, (b) Kematangan, (c) Pembentukan, (d) Minat dan (e) Kebebasan Untuk lebih jelasnya berikut ini, akan dijelaskan masing-masing faktor yang mempengaruhi tingkat inteligensi tersebut.
2.2. Faktor Internal 2.2.1 Faktor keturunan (hereditas) Berdasarkan Schopenhauer mengatakan teori dan bahwa Nativisme dari
perkembangan
inteligensi.
Dapat
kita
bedakan pembentukan sengaja (seperti yang dilakukan di sekolahsekolah) dan pembentukan tidak sengaja (pengaruh alam sekitar). pengaruhnya inteligensi individu. Hal ini sangat terhadap kepada besar
Lombrosso perkembangan
individu itu bergantung sepenuhnya pada faktor hereditas. Maksud hereditas adalah proses penurunan sifat-sifat. Sifat yang dibawa anak sejak lahir. Kecerdasan/inteligensi sangat bergantung kepada ciri-ciri anatomi otak dan fungsi otak. Apabila kedua orang tua itu memiliki faktor hereditas cerdas, kemungkinan
pembentukan masing-masing
2.2.4 Faktor minat Minat mengarahkan perbuatan kepada suatu tujuan dan merupakan dorongan bagi perbuatan kepada suatu tujuan dan
merupakan dorongan bagi perbuatan itu. Dalam diri manusia terdapat dorongandorongan (motif-motif) yang mendorong
2.2.2 Faktor kematangan Tiap organ dalam tubuh manusia mengalami perkembangan. Tiap organ (fisik maupun psikis) dapat dikatakan telah matang jika ia telah mencapai kesanggupan menjalankan pertumbuhan dan
manusia untuk berinteraksi dengan dunia luar. Apa yang menarik minat seseorang mendorongnya untuk berbuat lebih giat dan lebih baik sehingga dapat mengasah peningkatan intelingensinya.
2.2.5 Faktor kebebasan Kebebasan berarti bahwa manusia itu dapat memilih metode-metode yang
karena soal-soal itu masih terlampau sukar baginya. Organ-organ jiwanya tubuhnya masih dan belum
tertentu dalam memecahkan masalahmasalah. Manusia mempunyai kebebasan memilih memilih metode, masalah juga bebas dalam dengan
fungsi-fungsi
sesuai
kebutuhannya. Dengan adanya kebebasan 2.2.3 Faktor pembentukan Pembentukan adalah segala keadaan diluar diri seseorang yang mempengaruhi ini berarti dapat menjadi syarat dalam perbuatan inteligensi.
2.3 Faktor Eksternal 2.3.1 Faktor gizi Kada gizi yang terkandung dalam makanan mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jasmani, rohani dan inteligensi serta menentukan
disertai dengan potensi yang baik juga. Begitu juga potensi yang cerdas tetapi lingkungan kurang mendukung, maka perkembangan kecerdasannya mengalami hambatan.
produktivitas kerja seseorang. Apabila terjadi kekurangan pemberian makanan yang bergizi, maka pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersangkutan akan terhambat, terutama perkembangan mental dan otaknya. Apabila otak tidak tumbuh dan berkembang secara normal, maka fungsinyapun akan kurang normal pula akibatnya anak menjadi kurang cerdas.
peranan penting dalam kehidupan setiap individu, karena IQ merupakan kecerdasan yang dimiliki oleh otak manusia yang dapat melakukan beberpa kemampuan, seperti kemampuan memecahkan memahami menalar, masalah, gagasan,
merencanakan, berpikir
abstrak,
menggunakan bahasa, dan belajar serta 2.3.2 Faktor pendidikan Di samping pemberian gizi yang baik, faktor pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan mental anak. Misalnya anak lahir dengan potensi cerdas, maka dia akan berkembang dengan baik apabila mendapatkan pendidikan yang baik pula, sebaliknya meskipun anak memiliki mengambil keputusan dan menjalankan keputusan tersebut. Orang yang memiliki tingkat kecerdasan intelektual yang baik, baginya tidak ada informasi yang sulit, semuanya dapat disimpan dan diolah, untuk pada waktu yang dan pada saat dibutuhkan diolah dan diinformasikan kembali. Masa usia emas (golden age)
perkembangan anak terjadi pada masa usia prasekolah dimana 80% perkembangan kognitif telah dicapai pada masa ini. Sesuai dengan hasil penelitian Depdiknas yang menyebutkan bahwa pada usia 4 tahun, kecerdasan anak mencapai 50%. Sedangkan pada usia 8 tahun kapasitas kecerdasan anak yang sudah terbangun
kecerdasannya mengalami hambatan. Faktor-faktor tersebut di atas tidak dapat berdiri sendiri-sendiri tetapi saling pengaruh mempengaruhi, sebab meskipun pendidikan baik, pemberian gizi makanan cukup baik tetapi potensi anak kurang cerdas, maka tidak akan sempurna bila
mencapai
80%.
Kecerdasan
baru
konsep, persepsi, pengolahan infomasi, kemampuan berhitung dan kemampuan abstraksi. Namun, semua hasil tes ini bersifat sementara/temporer karena hasil tes IQ yang baik juga bergantung pada beberapa faktor lain, misalnya latihan stimulasi dan kondisi fisik yang dialami anak.
mencapai 100% setelah anak berusia 18. Karena itu, pendidikan pada usia dini sangat penting untuk membantu anak mengembangkan perkembangan mendapat kecerdasannya kognitif anak agar dan harus dapat
stimulasi
diperoleh pada masa usia dini sangat memengaruhi perkembangan anak pada tahap-tahap perkembangan berikutnya dan meningkatkan produktivitas kerja di masa dewasanya. Pendidikan usia dini bukan hanya memiliki fungsi strategis, tetapi juga mendasar dan memiliki andil memberi dasar kepribadian anak dalam sikap, perilaku, daya cipta dan kreativitas, serta kecerdasan kepada calon-calon SDM masa depan. Sejak lahir seorang anak telah
seorang anak di masa depan. Karena tes IQ hanya mengukur kapasitas kecerdasan logika dan bahasa atau verbal anak. Bahkan, para ahli memperkirakan IQ hanya menyumbang 20% dari keberhasilan seseorang menjalani profesinya setelah lulus sekolah, sedangkan faktor lainnya lebih banyak dipengaruhi leh faktor kecerdasan emosi, kepribadian dan hal lainnya. Berdasarkan penjelasan di atas,
dalam pendidikan anak usia dini atau prasekolah, inteligensi yang terkait dengan perkembangan kognitif anak merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus distimulasi agar dapat mencapai
memiliki lebih kurang 100 miliar sel otak, sel-sel syaraf ini harus rutin distimulasi dan didayagunakan agar terus berkembang jumlahnya. ditentukan Pertumbuhan bagaimana otak anak
cara
orangtua
perkembangan yang optimal. Tes IQ bermanfaat untuk mengukur sejauh mana perkembangan inteligensi atau kognitif
mengasuh dan memberikan gizi serta memberikan stimulasi pendidikan. IQ dapat alat diukur tes dengan intelegensia kemampuan
mencakup
(e) Kebebasan
disimpulkan bahwa :
IQ (Intelligence Quotient) merupakan suatu taraf ukur kecerdasan atau kemampuan berpikir seseorang cerdas atau tidaknya dengan menggambarkan kecerdasan keseluruhan, seseorang sejauh mana secara orang
penting
untuk
membantu
mengembangkan perkembangan
kecerdasannya
kognitif anak harus mendapat stimulasi agar dapat berkembang secara optimal
yang mana akan memengaruhi perkembangan anak pada tahap-tahap perkembangan berikutnya dan
tersebut mampu berpikir. Setiap manusia memiliki kecerdasan otak (Intelligence Quotient). IQ dapat berupa keahlian (skill) dan
menalar, merencanakan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya. Dengan memiliki IQ yang baik dan terstandar individu maka memiliki masing-masing kemantapan 1. Fuddin Van Batavia Inteligensi (IQ), http://www.pendidikan Indonesia-fuddinbatavia.com Di akses pada tanggal 11 Mei 2012. 2. Tommy Firmanda Peran Tes Inteligensi dalam Dunia Pendidikan, http://tommy_firmandafpsi09.web.unair.ac.id. Di akses pada tanggal 11 Mei 2012. 3. Alim Sumarno Globalisasi Pendidikan,http://blog.elearning.unes a.ac.id/alim-sumarno.com. Di akses pada tanggal 14 Mei 2012. DAFTAR PUSTAKA
kegiatan yang kreatif dan produktif dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya sebagai pelaksana.