SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) ALMARHALAH ALULYA BEKASI TAHUN 2011
KATA PENGANTAR
1|Page munawarohsm@ymail.com
Segala puji bagi ALLAH SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, Keluarga, sahabat dan seluruh umatnya. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah PENGANTAR PSIKOLOGI yang berjudul HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU PENGETAHUAN LAIN oleh dosen pembimbing Dra. Erni Susiani, M.Pd. Dalam makalah ini penulis telah berusaha mengumpulkan berbagai referensi dari buku serta internet yang terkait dengan judul makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi mahasiswa/I STIT AL-MARHALAH AL-ULYA semester II. Penulis mohon maaf jika dalam penyusunan makalah ini terdapat kekurangan. Kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan penulis agar dalam penyusunan makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi. Penulis mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini. Bekasi, Maret 2011
Penulis
DAFTAR ISI
2|Page munawarohsm@ymail.com
Kata Pengantar ... Daftar Isi . Bab Pendahuluan .... Bab Pembahasan ..... A. B. C. D. E. F. Hub. Psikologi dengan Filsafat .. Hub. Psikologi dengan Ilmu Pengetahuan Alam ... Hub. Psikologi dengan Biologi .. Hub. Psikologi dengan Sosiologi ... Hub. Psikologi dengan Paedagogiek .. Hub. Psikologi dengan Agama ...
i ii 1 2 2 7 7 8 9 9 11
3|Page munawarohsm@ymail.com
BAB PENDAHULUAN
Psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dalam hubungan dengan lingkungannya. Menurut asalnya katanya, psikologi berasal dari bahasa Yunani Kuno: "" (Psych yang berarti jiwa) dan "-" (-logia yang artinya ilmu) sehingga secara etimologis, psikologi dapat diartikan dengan ilmu yang mempelajari tentang jiwa. Sebagai bagian dari ilmu pengetahuan, psikologi melalui sebuah perjalanan panjang. Bahkan sebelum Wundt mendeklarasikan laboratoriumnya tahun 1879, yang dipandang sebagai kelahiran psikologi sebagai ilmu. pandangan tentang manusia dapat ditelusuri jauh ke masa Yunani kuno. Dapat dikatakan bahwa sejarah psikologi sejalan dengan perkembangan intelektual di Eropa, dan mendapatkan bentuk pragmatisnya di benua Amerika. Hakikat ilmu sebenarnya dari satu sumber, kemudian untuk memperdalam bahasanya dibagilah ilmu-ilmu tersebut. Namun, pembagian itu tidak boleh dikatakan sebagai dikotomi antar ilmu pengetahuan. bahkan, untuk menguatkan dan mendukung serta menopang ilmuilmu untuk digunakan kepada kebaikan manusia. Berikut dijelaskan hubungan ilmu psikologi dengan ilmu-ilmu lain. saling lengkapmelengkapi dan sokong menyokong. Bukan sebaliknya, saling dikotomis dan
menghancurkan. mari kita simak uraian hubungan ilmu psikologi dengan ilmu lainya pada Bab Pembahasan berikut.
4|Page munawarohsm@ymail.com
BAB PEMBAHASAN
HUBUNGAN PSIKOLOGI DENGAN ILMU PENGETAHUAN LAIN A. Hubungan psikologi dengan filsafat
Filsafat sebagai ilmu pengetahuan pada umumnya membantu manusia dalam mengorientasikan diri dalam dunia. Akan tetapi, ilmu-ilmu tersebut secara hakiki terbatas sifatnya. Untuk menghasilkan pengetahuan yang setepat mungkin, semua ilmu membatasi diri pada tujuan atau bidang tertentu. Dengan demikian ilmu-ilmu khusus tidak menggarap pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut manusia sebagai keseluruhan, sebagai suatu kesatuan yang dinamis. Dalam hal ini, peranan filsafat terhadap semua disiplin ilmu termasuk psikologi, hanya sebagai penggagas dan peletak dasar, dan selanjutnya ilmu-ilmu itulah yang berkembang sesuai dengan objek kajianya masing-masing. K. Bertens memberikan lima hal yang menyangkut peranan dari filsafat bagi perkembangan ilmu-ilmu yang lain : 1) Filsafat dapat menyumbang untuk memperlancar integrasi antara ilmu-ilmu yang sangat dibutuhkan, yang disinyalir kecondongan ilmu pengetahuan untuk berkembang ke arah spesialisasi yang akhirnya menimbulkan kebuntuan. Tetapi pada filsafat tidak ada spesialisasi khusus, filsafat bertugas untuk memperhatikan keseluruhan dan tidak berhenti pada detail-detailnya. 2) Filsafat dapat membantu dalam membedakan antara ilmu pengetahuan dan scientisme. Dengan scientisme dimaksudkan pendirian yang tidak mengakui kebenaran lain daripada kebenaran yang disingkapkan oleh ilmu pengetahuan dan tidak menerima cara pengenalan lain daripada cara pengenalan yang dijalankan oleh ilmu pengetahuan, dengan demikian ilmu pengetahuan melewati batas-batasnya dan menjadi suatu filsafat. 3) Tidak dapat disangkal bahwa hubungan antara filsafat dengan ilmu pengetahuan lebih erat dalam bidang pengetahuan manusia daripada bidang ilmu pengetahuan alam.
5|Page munawarohsm@ymail.com
4) Salah satu cabang filsafat yang tumbuh subur sekarang ini adalah apa yang disebut foundational research suatu penelitian kritis tentang metode-metode, pengandaian-pengandaian dan hasil ilmu pengetahuan positif. 5) Peranan filsafat dalam kerja sama interdisipliner pasti tidak dapat dibayangkan sebagai semacam pengetahuan absolut. Manusia sebagai makhluk hidup juga merupakan objek dari filsafat yang antara lain membicarakan soal hakikat kodrat manusia, tujuan hidup manusia, dan sebagainya. Sekalipun psikologi pada akhirnya memisahkan diri dari filsafat, karena metode yang ditempuh sebagai salah satu sebabnya, tetapi psikologi masih tetap mempunyai hubungan dengan filsafat. Bahkan sebetulnya dapat dikemukakan bahwa ilmu-ilmu yang telah memisahkan diri dari filsafat itupun tetap masih ada hubungan dengan filsafat terutama mengenai hal-hal yang menyangkut sifat hakikat dan tujuan dari ilmu pengetahuan. Kebutuhan keilmiahan psikologi tersebut nampaknya baru terpecahkan ketika Wilhelm Wundt (1832-1920) dan kawan-kawannya memulai menerapkan metode yang baru dalam bidang psikologi eksperimen. Dalam laboratorium eksperimen pertama yang didirikannya pada tahun 1879 di Universitas Leipzig (Jerman), Wundt kemudian mulai melakukan serangkaian eksperimen untuk menguji fenomenafenomena yang dulunya merupakan bagian dari filsafat. Namun demikian, meskipun pengaruh filsafat bagi perkembangan ilmu psikologi masih dapat dirasakan dalam setiap penelitian yang dihasilkan, hal ini tentunya tidak terlepas dari bidang garapan yang lebih banyak mempunyai kesamaan dengan filsafat itu sendiri. Dengan diakuinya psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang berusaha menempatkan metode penelitian yang sistematis dan ilmiah, psikologi menunjukkan jati dirinya sebagai salah satu cabang ilmu yang mampu menempatkan metode-metode ilmiah sebagai bagian dari penelitiannya. Filsafat ilmu, sebagai salah satu cabang filsafat, memberikan sumbangan besar bagi perkembangan ilmu psikologi. Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang hendak merefleksikan konsep-konsep yang diandaikan begitu saja oleh para ilmuwan, seperti konsep metode, obyektivitas, penarikan kesimpulan, dan konsep standar kebenaran suatu pernyataan ilmiah. Hal ini penting, supaya ilmuwan dapat semakin kritis terhadap pola kegiatan ilmiahnya sendiri, dan mengembangkannya sesuai kebutuhan
6|Page munawarohsm@ymail.com
masyarakat. Psikolog sebagai seorang ilmuwan tentunya juga memerlukan kemampuan berpikir yang ditawarkan oleh filsafat ilmu ini. Tujuannya adalah supaya para psikolog tetap sadar bahwa ilmu pada dasarnya tidak pernah bisa mencapai kepastian mutlak, melainkan hanya pada level probabilitas. Dengan begitu, para psikolog bisa menjadi ilmuwan yang rendah hati, yang sadar betul akan batas-batas ilmunya, dan terhindar dari sikap saintisme, yakni sikap memuja ilmu pengetahuan sebagai satu-satunya sumber kebenaran. Sebagai cabang ilmu, psikologi termasuk dalam ilmu-ilmu kemanusiaan, khususnya ilmu-ilmu sosial. Ciri ilmu-ilmu kemanusiaan adalah memandang manusia secara keseluruhan sebagai objek dan subjek ilmu. Ciri lainnya terletak pada titik pandang dan kriterium kebenaran yang berbeda dari ilmu-ilmu alam. Ciri lain lagi muncul sebagai akibat ciri tersebut yaitu bahwa antara subjek dan objek ilmu -ilmu kemanusiaan terdapat proses saling mempengaruhi. Psikologi sebagai bagian dari ilmu kemanusiaan juga memiki ciri-ciri tersebut . Berhadapan dengan ilmu-ilmu itu salah satu tugas pokok filsafat ilmu adalah menilai hasil ilmu-ilmu pemngetahuan dilihat dari sudut pandang pengetahuan manusia seutuhnya. Ada dua bidang sehubungan dengan masalah pengetahuan yang benar, yaitu: Ikut menilai apa yang dianggap tepat atau benar dalam ilmu-ilmu Memberi penilaian terhadap sumbangan ilmu-ilmu pada perkembangan manusia guna mencapai pengetahuan yang benar. Dengan demikian, filsafat ilmu dapat berperan dalam menilai secara kritis apa yang dianggap sebagai pengetahuan yang benar dalam ilmu psikologi. Sebagaimana telah diungkapkan, ilmu-ilmu mempunyai sumbangan yang sangat besar bagi manusia. Sumbangan-sumbangan itu mendukung peradaban manusia, karena itu patut dihargai. Namun demikian kadang terdapat kelemahan yang perlu dicermati, yakni apabila para pelaku ilmu berpendapat bahwa di luar ilmu-ilmu mereka tidak terdapat pengetahuan yang benar. Kelemahan lainnya adanya anggapan tentang kebenaran dikemukakan secara eksplisit dengan mengabaikan bidang filsafat yang dengan demikian sebenarnya sudah dimasuki oleh para pelaku ilmu yang bersangkutan. Filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi menjawab pertanyaan (masalah). Jadi dengan berfilsafat, psikologmendapatkan solusi dari
7|Page munawarohsm@ymail.com
alasannya apa, terus begitu sampai akhirnya ada kesimpulan dari pertanyaan (dari permasalahan) itu. Ketika seseorang sudah mampu mempertanyakan siapa dirinya, bagaimana dirinya terbentuk, bagaimana posisi dirinya di alam semesta ini, itu berarti orang tersebut sudah berfilsafat ke taraf yang paling tinggi. Untuk itu dibutuhkan perenungan, karena apabila didiskusikan, bisa jadi orang lain menganggap kita gila, karena itu adalah insight, dan tidak semua orang bisa mendapatkan insight. Filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi. Seperti kita tahu, psikologi, dan semua ilmu lainnya, merupakan pecahan dari filsafat. Di dalam filsafat, kita juga bisa menemukan refleksi-refleksi yang cukup mendalam tentang konsep jiwa dan perilaku manusia. Refleksi-refleksi semacam itu dapat ditemukan baik di dalam teks-teks kuno filsafat, maupun teks-teks filsafat modern. Dengan mempelajari ini, para psikolog akan semakin memahami akar historis dari ilmu mereka, serta pergulatan-pergulatan macam apa yang terjadi di dalamnya. Saya pernah menawarkan kuliah membaca teks-teks kuno Aristoteles dan Thomas Aquinas tentang konsep jiwa dan manusia. Menurut saya, teks-teks kuno tersebut menawarkan sudut pandang dan pemikiran baru yang berguna bagi perkembangan ilmu psikologi. Filsafat juga memiliki cabang yang kiranya cukup penting bagi perkembangan ilmu psikologi, yakni etika. Yang dimaksud etika disini adalah ilmu tentang moral. Sementara, moral sendiri berarti segala sesuatu yang terkait dengan baik dan buruk. Di dalam praktek ilmiah, para ilmuwan membutuhkan etika sebagai panduan, sehingga penelitiannya tidak melanggar nilai-nilai moral dasar, seperti kebebasan dan hak-hak asasi manusia. Sebagai praktisi, seorang psikolog membutuhkan panduan etis di dalam kerja-kerja mereka. Panduan etis ini biasanya diterjemahkan dalam bentuk kode etik profesi psikologi. Etika, atau yang banyak dikenal sebagai filsafat moral, hendak memberikan konsep berpikir yang jelas dan sistematis bagi kode etik tersebut, sehingga bisa diterima secara masuk akal. Perkembangan ilmu, termasuk psikologi, haruslah bergerak sejalan dengan perkembangan kesadaran etis para ilmuwan dan praktisi. Jika tidak, ilmu akan menjadi penjajah manusia. Sesuatu yang tentunya tidak kita inginkan. Terakhir, filsafat bisa menawarkan cara berpikir yang radikal, sistematis, dan rasional terhadap ilmu psikologi, bagi para psikolog, baik praktisi maupun akademisi, sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh.
8|Page munawarohsm@ymail.com
Dengan ilmu logika, yang merupakan salah satu cabang filsafat, para psikolog dibekali kerangka berpikir yang kiranya sangat berguna di dalam kerja-kerja mereka. Seluruh ilmu pengetahuan dibangun di atas dasar logika, dan begitu pula psikologi. Metode pendekatan serta penarikan kesimpulan seluruhnya didasarkan pada prinsipprinsip logika. Dengan mempelajari logika secara sistematis, para psikolog bisa mulai mengembangkan ilmu psikologi secara sistematis, logis, dan rasional. Dalam hal ini, logika klasik dan logika kontemporer dapat menjadi sumbangan cara berpikir yang besar bagi ilmu psikologi. Filsafat ilmu merupakan telaah kefilsafatan yang ingin menjawab pertanyaan mengenai hakikat ilmu, yang ditinjau dari segi ontologis, epistemelogis maupun aksiologisnya. Dan psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia. Hubungan antara filsafat ilmu dengan psikologi, diantaranya : filsafat ilmu dapat berperan dalam menilai secara kritis apa yang dianggap sebagai pengetahuan yang benar dalam ilmu psikologi; filsafat itu mempertanyakan jawaban, sedangkan psikologi menjawab pertanyaan (masalah). Jadi dengan berfilsafat, psikolog mendapatkan solusi dari permasalahan kliennya; ilmu psikologi menolong filsafat dalam penelitiannya; filsafat bisa menegaskan akar historis ilmu psikologi; dalam metode, filsafat bisa menyumbangkan metode fenomenologisebagai alternatif pendekatan di dalam ilmu psikologi; filsafat juga bisa mengangkat asumsi-asumsi yang terdapat di dalam ilmu psikologi. Selain mengangkat asumsi, filsafat juga bisa berperan sebagai fungsi kritik terhadap asumsi tersebut; dalam konteks perkembangan psikologi sosial, filsafat juga bisa memberikan wacana maupun sudut pandang baru dalam bentukrefleksi teori-teori sosial kontemporer; filsafat bisa memberikan kerangka berpikir yang radikal, sistematis, logis, dan rasional bagi para psikolog, baik praktisi maupun akademisi, sehingga ilmu psikologi bisa menjelajah ke lahan-lahan yang tadinya belum tersentuh.
9|Page munawarohsm@ymail.com
mempelajari manusia sebagai makhluk dinamis yang bersifat kompleks, maka psikologi harus bekerja sama dengan ilmu-ilmu lain. Tapi sebaliknya, setiap cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan manusia akan kurang sempurna apabila tidak mengambil pelajaran dari psikologi. Dengan demikian akan terjadi hubungan timbal balik.
psikologi, misalnya tentang sifat, intelegensi, dan bakat. Karena itu kurang sempurna kalau kita mempelajari psikologi tanpa mempelajari biologi.
11 | P a g e munawarohsm@ymail.com
F. Hubungan psikologi dengan Agama Psikologi dengan agama merupakan dua hal yang berhubungan erat. Mengingat agama sendiri diturunkan kepada umat manusia dengan dasar-dasar yang disesuaikan oleh kondisi psikologi dan situasi psikologi. Tanpa dasar, agama akan sulit diterima oleh manusia. Karena didalam agama mengajarkan tentang bagaimana agar manusia tanpa paksaan bersedia menjadi seorang hamba yang patuh dan taat pada ajaran agama. Dalam agama, penuh dengan unsur-unsur paedagogis yang merupakan essensi pokok dari tujuan agama yang diturunkan oleh tuhan kepada manusia. Unsur paedagogis dalam agama tidak mempengaruhi manusia kecuali bila disampaikan sesuai petunjuk psikologis. Setiap orang dapat menghayati perasaan keagamaan dirinya dan dapat meneliti keberagaman orang lain. Makna agama dalam psikologis pasti berbeda-beda pada tiap orang. Bagi sebagian orang, agama adalah ritual ibadah, seperti sholat dan puasa. Bagi agama lain adalah pengabdian kepada sesama makhluk atau pengorbanan untuk suatu keyakinan. Hubungan psikologi dengan agama mempelajari psikis manusia dalam hubungannya dengan manifestasi keagamaan, yaitu kesadaran agama dan pengalaman agama. Kesadaran agama hadir dalam pikiran dan dapat dikaji dengan intropeksi. Pengalaman agama sendiri merupakan perasaan yang hadir dalam keyakinan sebagai buah dari amal keagamaan semisal melazimkan dzikir. Jadi obyek studinya dapat berupa gejala-gejala psikis manusia yang berkaitan dengan tingkah laku keagamaan dan proses hubungan antara psikis manusia dengan tingkah laku keagamaan.
12 | P a g e munawarohsm@ymail.com
Antara psikologi dengan agama tidak bermaksud untuk melakukan penelitian/kritik terhadap ajaran agama tertentu, tapi semata untuk memahami dan melukiskan tingkah laku keagamaan sebagai ekspresi dalam alam pikiran, perasaan, dan sebagainya akibat adanya keyakinan agama tertentu. Contoh bahwa psikologi dengan agama mempunyai hubungan erat dalam memberikan bimbingan manusia adalah jika manusia melanggar norma-norma agama dipandang dosa. Perasaan berdosa inilah yang mengakibatkan perasaan nestapa dalam dirinya meskipun tidak diberikan hukuman lahiriyah. Psikologi memandang bahwa orang yang berdosa telah menghukum dirinya sendiri karena berbuat pelanggaran. Jiwa mereka tertekan dan dihantui perasaan besalah. Dan bila yang bersangkutan tidak dapat mensublimasikan perasaannya, akan mengakibatkan semacam penyakit jiwa yang merugikan dirinya sendiri. Dalam hal demikian itulah penuduk agama sangat diperlukan untuk memberikan jalan sublimatif serta katharisasi mengingat hubungan antara keduanya.
13 | P a g e munawarohsm@ymail.com
BAB PENUTUPAN
KESIMPULAN Hubungan psikologi dengan filsafat : sama sama membicarakan soal hakikat kodrat manusia, ujuan hidup manusia dan menyagkut maluhur serta tujuan dari ilmu pengetahuan . Hubungan psikologi dengan IPA : bahwa metode kedua disiplin ilmu ilmu tersebut memiliki ilmu keterdukungan dari segala hal , walaupun berbeda obyek . Hubungan psikologi dengan biologi : sama sama memberikan manusia . Dan keduanya bisa dijelaskan pada salah satu sisi . Misalnya : soal keturunan, dsb. Sebab psikologi terbatas pada satu sisi. Hubungan psikologi dengan sosiologi : bahwa psikologi mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam situasi situasi sosial yang mana ini juga dipelajari sosiologi . kejiwaan manusia. Hubungan Psikologi dengan paedagogiek : ternyata psikologi dapat menunjukkan perkembangankepribadian seseorang yang menjadi dasar bimbingan ilmu paedagogiek. Hubungan Psikologi dengan agama : agama telah bahwa dosa adalah suatu karena melanggar norma norma dan hukum hukum yang ada dan ini dapat mengganggu psikis seseorang.
14 | P a g e munawarohsm@ymail.com
DAFTAR PUSTAKA
M. Ngalim purwanto, Drs., Psikologi Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya., Bandung., 1990. http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/01/psikologiwhat-is-it/ http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20090505140449AAsK5WP http://www.ziddu.com/download/7966395/hubungan-psikologi-dg-ilmu-lain.doc.html http://www.members.tripod.com/ aljawad/artikel/filsafat_ilmu.htm http://technurlogy.wordpress.com/2010/03/26/hubungan-filsafat-ilmu-dengan-psikologi/ http://e-smartschool.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=404&Itemid=55
15 | P a g e munawarohsm@ymail.com