Anda di halaman 1dari 3

13 Mei 2012 Objek 1, Sungai Cicareuh Dalam KKL 1 ini saya mendapat amanah dari kelompok 14 untuk mengkaji

bidang Hidrologi untuk setiap objek pengamatan KKL 1. Kajian bidang hidrologi dibimbing oleh Pak Taqyuddin. 11.30 WIB : tiba di objek kajian pertama, cicareuh. Seluruh peserta KKL 1 mengikuti briefing sebelum terjun ke daerah kajian sesuai bidang kajian masing-masing. Karena pa Taqyuddin berhalangan hadir, maka kajian hidrologi digantikan oleh ka Ardi selaku instruktur KKL 1. Kajian hidrologi berada pada titik 06*5854,05 s dan 106*4145,2 E. Kondisi objek kajian merupakan sungai dengan batuan dasar berupa batuan induk, disertai dengan batu-batu besar dan beberapa wilayah endapan. Dengan ciri-ciri tersebut maka sungai ini dikategorikan sebagai sungai peralihan antara hulu dan tengah. Kondisi di sekitar sungai merupakan wilayah oertanian sehingga dapat merubah kandungan mineral yang ada di sungai dan dapat menjadi pertimbangan pada kesimpulan pengukuran BOD dan PH. Hal yang kami amati dari Sungai Careuh adalah pengambilan sampel air dan pengukuran debit. Dengan rata-rata kedalaman sungai 30 cm, lebar 12 m, dan garis memanjang pengukuran adalah 15 m, hasil pengukuran debit adalah 2,7 m3/detik. Hasil pengukuran ini tidak dapat menjadi rujukan yang akurat karena metode poengukuran adalah dengan gabus terapung dengan 3 kali pengukuran. Objek 2, Air Terjun Cikaso Tidak seperti pada objek kajian pertama, pada o bjek kedua tidak terdapat briefing dan pembagian kelompok-kelompok kajian. Akan tetapi hanaya dilakukan pengamatan fisik secara visual. Saya sendiri mengambil sampel tanah, air dan batuan yang ada di sekitar air terjun. Air terjun cikaso merupakan graben dari patahan Cimandiri. Graben yang menyebabkan terjadinya perbedaan tinggi, saat daerah ini menjadi aliran sungai, maka terbentuklah air terjun. Kondisi fisik air terjun sendiri memiliki air yang berwarna kehijauan. Hal ini terjadi karena batuan kapur dan batuan berwarna hijaulah yang menjadi batuan induk sungai ini, tutur Pak Supriatna.

14 mei 2012 Basecamp, persiapan Pada hari kedua dari rangkaian kegiatan KKL 1, kami melakukan ground check untuk koreksi peta. Ground Check ini meliputi seluruh kajian, Hidrologi, Geomorfologi, Tanah, dan kondisi sosial wilayah kajian. Persiapan yang dilakukan diantaranya adalah : Penyediaan seluruh form kajian Penyediaan alat navigasi (peta RBI skala 1:250.000, peta landuse skala 1:5.000, peta citra foto google earth skala 1:5.000, GPS, kompas, dan Penggaris)

Penyediaan alat ukur objek yaitu : PH indikator Penyediaan alat dokumentasi sampel yaitu : kamera, botol air, dan plastik sampel.

Rute perjalanan Perjalanan dilakukan bersama kelompok besar yang terdiri dari kelompok 13, 14, dan 15. Kendaraan yang digunakan adalah mobil Pick-up karena alasan jarak yang jauh. Perjalan diawali ke wilayah kajian kelompok 13 dengan metode susur jalan, susur sungai dan susur pantai dari utara ke selatan. Perjalan dilanjutkan ke wilayah kajian kelompok 15 dengan metode susur jalan dari wilayah selatan ke timur. Perjalanan diakhiri di wilayah kajian kelompok 14 dengan metode susur jalan dari selatan ke utara. Namun karena waktu yang larut, maka kajian pada wilayah ini baru dikalukan 30%nya saja. Wilayah Kajian kelompok 14, Mekar Jaya Perjalanan dilakukan dengan metode susur jalan dari wilayah cikangkung, cikalapa, mekar jaya, cikopeng, cidahu, dan cibanteng. Wilayah kajian sendiri dimualai dari wilayah mekarjaya. Di wialayah kellompok 14 terjadi beberapa perubahan landuse diantaranya adalah dibangunnya sekoah Almuslimin di mekarjaya, perubahan pemanfaatan kebun di cikopeng, dan dibangunnya jalan penghubung ke cidahu. Kegiatan ekonomi peduduk daerah mekarjaya diantaranya adalah petani padi dan pengolah gula merah dari nira kelapa. Sawah yang ada adalah sawah irigasi nonteknis, artinya adalah sawah mendapat pengairan dari sungai-sungai yang memiliki input air hanya pada saat terjadi hujan. Kebun-kebun yang ada diantaranya adalah kelapa, jati, mahoni dan jeng-jeng (albasia). Kondisi hidrologi dilihat dari sumur warga.. sumur warga di wilayah timur kjajian memiliki kedalaman rata-rata 4 meter seperti di mekarjaya. Semakin ke barat maka kedalam sumur bertambah hingga 11 meter seperti di cibanteng. Hidrologi Kajian hidrologi pada wilayah kajian kelompok 13, 14, dan 15 diantaranya adalah ; Sungai cikalapa dan muaranya Sungai cibanteng Sumur-sumur di cikangkung, cikalapa, dan mekarjaya Secara umum air berada pada PH 6 mendekati 7. Kondisi air sumur akan keruh saat musim hujan dan jernih saat kemarau. Air yang ada harus diendapkan sebelum bisa dipakai. Debit sungai yaitu antara 0,5 1 m3/detik. Contohnya debit sungai cikalapa dengan lebar 70 cm, dan kedalaman 26 cm, debitnya adalah 0.66 m3/detik

Geomorfologi dan geologi Kajian geologi hanya terdapat pada wilayah kajian kelompok 13. Kondisi pesisir pantai wilayah kajian kelompok 13 adalah daerah tambang pasir besi. Selain itu terdapat beding batuan dan pasir di sekitar muara. Beding ini arahnya tidak beraturan dilihat dari kompas

geologi. Hal ini terjadi karena beding yang ada tercipta dari lelehan aktivitas vulkanik, atau dengan kata lain beding itu adalah bersifat batuan beku. Hal ni diperkuat dengan kondisi sinkliln dan antiklin di wilayah utara kajian yang memanjang dari barat ke timur. Tanah dan Landuse Tekstur tanah pada wilayah kajian kelompok 13, 14, dan 15 secara umum cocok untuk perkebunan dan sawah. Perkebunan terdapat di wilayah-wilayah dengan kemiringan lereng yang besar. Sedangkan sawah terdapat pada wilayah kajian yan glebih landai. Selain itu juga terdapat tambang pasir besi di wilayah pantai. Sosial Kegiatan sosial yang dijalani penduduk di wilayah kajian keloompok 13,14, dan 15 diatanaranya adalah : Penyadap nira kelapa Pengolah gula merah Penambang pasir besi Petani sawah irigasi nonteknis, dan sawah tadah hujan Peternak sapi dan kambing Peternak ayam Pedagang dll

has

Anda mungkin juga menyukai