Anda di halaman 1dari 19

KONSEP PATOFISIOLOGIS

Bula

Lesi yang Dapat Timbul di Kulit suatu bagian kulit yang besar dan menjadi gembung, berukuran lebih dari 1 cm, terisi cairan, misalnya pada luka bakar. akumulasi eksudat serosa (mirip serum) atau serupurulen (pus) yang mongering di kulit, misalnya krusta yang dijumpai pada impetigo atau lesi herpes. Krusta biasanya berwarna kuning keemasan. daerah di tubuh yang ditandai oleh hilangnya epidermis superficial. Biasanya daerah tersebut basah, tetapi tidak berdarah, misalnya setelah lepuh atau vesikel pecah. retak linier di kulit, misalnya pada kutu air. Fisura dapat berwarna pink atau merah, namun biasanya tidak berdarah.

Krusta

Erosi

Fisura

Likensifikasi kulit yang kasar dan menebal yang dapat terjadi akibat iritasi, misalnya kulit pada dermatitis atopik. Makula daerah datar di kulit, yang ditandai oleh perubahan warna. Makula biasanya bergaris tengah kurang dari 1 cm, misalnya freckle, disebut juga nevus. masa padat meninggi yang berukuran kurang dari 1 cm, misalnya nevus (tahi lalat atau tanda lahir) atau kutil. permukaan datar yang menjadi gembung dan berukuran lebih dari 1 cm, misalnya pada psoriasis. gatal pada kulit. Pruritis dapat terjadi sebagai respons primer terhadap iritan permukaan atau peradangan, misalnya setelah gigitan nyamuk, atau pada kulit yang kering. Pruritis primer terjadi akibat pelepasan histamine selama peradangan. bercak besar diskolorasi keunguan di bawah kulit yang berkaitan dengan perdarahan. Purpura dapat ditimbulkan oleh trombositopenia, trauma, atau respons alergi. vesikel yang terisi pus, misalnya lesi impetigo atau akne sisik epidermis, misalnya ketombe atau kulit yang mongering. daerah pada tubuh dengan kulit yang telah digantikan oleh jaringan fibrosa, misalnya jringan parut bekas luka bakar.

Papula

Plak

Pruritis

Purpura

Pustul Skuama Jaringan Parut

Ulkus

hilangnya epidermis dan lapisan kulit yang lebih dalam yang dapat mengeluarkan darah dan membentuk jaringan parut, misalnya ulkus dekuitus. daerah kecil di kulit yang menjadi gembung dan berukuran sampai 1 cm. vesikel terbentuk oleh adanya cairan encer di dalam lapisan kulit, misalnya lepuh pada cacar air.

Vesikel

Keadaan Penyakit atau Cedera A. Dermatitis Dermatitis adalah peradangan non-inflamasi pada kulit yang bersifat akut, subakut, atau kronis, dan dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya faktor konstitusi, iritan, alergen, panas, stres, dan infeksi. Dermatitis akut menunjukkan eritema, edema, papul, vesikel, dan krusta. Pada stadium subakut kulit masih kemerahan, tetapi sudah lebih kering dan terdapat perubahan pigmentasi. Stadium kronis menunjukkan likenifikasi, ekskoriasi, skuama,dan fisura. 1. Dermatitis Kontak Dermatitis kontak merupakan peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan (dermatitis iritan) atau alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat pajanan. Dermatitis kontak alergik terjadi karena sel Langerhans mengolah dan menyajikan suatu alergi ke sel T di dekatnya. Sel T menanggapinya dengan respon hipersensitivitas tipe IV terhadap alergen. Respon tersebut bersifat lambat yaitu memerlukan waktu beberapa jam atau beberapa hari untuk muncul. Dermatitis iritan terjadi ketika luka terpajan zat yang mengeringkan atau mengiritasinya. Dermatitis iritan tidak melibatkan sistem imun, hanya respon peradangan. Penyebab dermatitis alergik yang sering dijumpai biasanya adalah ivy atau poison oak dan bahan-bahan kimia yang terdapat pada perhiasan. Penyebab dermatitis iritan yang sering dijumpai biasanya adalah sabun, detergen, pembersih peralatan rumah tangga, insektisida, dan debu. Beberapa makanan dan cabe juga dapat menyebabkan dermatitis kontak. Gambaran Klinis Kedua dermatitis memberikan gambaran akut berupa papul-papul terlokalisasi, eritema (kemerahan), dan vesikel basah di daerah kontak. Vesikel pecah dan membentuk krusta. Pruritus mungkin sangat hebat. Dermatitis alergik biasanya muncul 12 hari setelah pajanan. Komplikasi Kondisi kronis dapat menyebabkan likenifikasi, fisura dan skuama.

Infeksi kulit dapat disebabkan oleh garukan berulang dan kerusakan kulit. Respon buruk terhadap poison ivy atau alergen poten lain dapat menyebabkan kemerahan signifikan dan pembengkakan pada wajah. Mata bisa tertutup karena edema. Penatalaksaan Menghindari penyebab sesuai dengan hasil uji temple. Obat sistemik hanya diberikan pada keadaan sakit berat dengan lokasi luas, secara simtomatik. Obat topikal diberikan sesuai dengan prinsip terapi kulit, bila basah diberi kompres (sol. Permanganas Kalikus 1:10.000 atau likuor Vieli) dan bila kering dapat diberi krim atau salap

2. Dermatitis Atopik Dermatitis atopik merupakan peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebihan limfosit T dan sel mast. Histamin dari sel mast menyebabkan rasa gatal dan eritema. Penggarukan menyebabkan rusaknya kulit. Dermatitis atopik sering dijumpai pada bayi dan anak-anak, tetapi dapat juga menetap sampai dewasa. Tampaknya terdapat kecendrungan genetik ke arah penyakit. Selain itu, penyakit ini sering ditemukan pada keluarga dengan gangguan peradangan lain misalnya asma dan alergi. Gambaran klinis Eritema disertai lesi berkrusta dan basah. Pada bayi, lesi sering muncul di wajah dan bokong. Pada anak yang lebih tua dan remaja, lesi sering muncul di tangan dan kaki, di belakang lutut, dan di lipatan siku. Pruritus hebat dan menyebabkan berulangnya siklus peradangan dan pembentukan lesi. Komplikasi Infeksi kulit oleh bakteri permukaan yang lazim ditemui, terutama Staphylococcus aureus, atau oleh virus misalnya herpes simpleks. Pengidap penyakit ini sebaiknya menghindari inokulasi virus hidup yang telah dilemahkan. Penatalaksanaan Hindari iritan atau alergen. Pemberian antihistamin untuk mengontrol rasa gatal. Kompres dingin untuk mengurangi peradangan. Steroid topikal dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan memungkinkan penyembuhan.

3. Psoriasis Psoriasis adalah penyakit kulit kronik dan meradang. Psoriasis ditandai oleh percepatan pertukaran sel-sel epidermis sehingga terjadi proliferasi abnormal epidermis dan dermis. Kulit menunjukan kemerahan, disertai plak bersisik yang gembung yang dapat menutupi permukaan tubuh Penyebab psoriaisis Gangguan otoimun Limfosit T diaktifkan pembentukan sitokinin pro-inflamatori Pertukaran sel yang cepat Epidermis yang terkena diganti setiap 3-4 hari derajat metabolisme aliran darah ke sel untuk menunjang metabolisme eritema Faktor resiko Genetik Gen respon imun dan proliferasi berperan dalam pathogenesis dan terbentuknya psoriasis Faktor lingkungan (trauma pada kulit, infeksi virus atau bakteri, rokok, dan stress) Obat tertentu seperti penghambat ACE (angiotensin-converting enzyme) dan litium factor presipitasi atau memperburuk perjangkitan Gambaran klinis Plak eritematosa berbatas tegas ditutupi oleh skuama putih keperakan, terutama di lutut, siku, kulit kepala, dan lipatan kulit. Lesi dapat timbul secara perlahan tanpa diketahui, awalnya satu atau dua lesi, lalu bergabung menjadi banyak lesi. Sering dijumpai pemisahan kuku atau nail pit Gejala meningkat pada musim panas dan memburuk pada musim dingin Penatalaksanaan Penyakit yang ringan - Emolien topical untuk menghaluskan plak - Analog vitamin D untuk mengurangi inflamasi - Retinoid topical untuk mengelupaskan kulit Fotokemoterapi untuk kondisi yang lebih serius - Metoksalen memblok sintesis DNA dan memperlambat replikasi dan pertukaran sel Penyakit yang sedang dan mengarah ke barat - Obat kemoterapeutik untuk memengaruhi pertukaran sel - Antimetabolit untuk mencegah terjadinya siklus sel - Agens imunosupresif untuk menekan peradangan

4. Akne (jerawat) Akne merupakan suatu proses peradangan kronik kelenjar-kelenjar pilosebasea. Keadaan ini sering dialami oleh remaja dan dewasa muda, dan akan menghilang dengan sendirinya pada usia sekitar 20-30 tahun. Meski demikian, banyak orang setengah baya yang mengalami serangan akne. Akne biasanya berkaitan dengan tingginya sekresi sebum. Androgen telah diketahui sebagai perangsang sekresi sebum, sedangkan esterogen dapat mengurangi produksi sebum. Akne pada wanita berusia sekitar 20-an, 30-an, 40-an seringkali disebabkan oleh kosmetik dan pelembab yang bahan dasarnya dari minyak dan menimbulkan komedo.

Faktor pencetus akne Faktor mekanik : mengusap, tekanan friksi, pemakaian helm yang lama, pemakaian plester, kerah baju. Obat-obatan : kortikosteroid, bromida, yodida, difeniton, litium, dan hidrazid asam isonikotinat. Distribusi akne sejalan dengan daerah yang mengandung kelenjar sebasea, dan timbul pada daerah wajah, leher, dada, punggung, dan bahu. Sebum, bakteri (Propionibacterium acnes), dan asam-asam lemak diduga penyebab utama peradangan di sekeliling saluran sebasea. Komedo menghalangi sebum sebum, bakteri, asam lemak peradangan di sekeliling polisebasea peradangan ini menyebabkan papula, pustula, dan kista yang meradang. Jerawat yang ringan akan sembuh dengan sendirinya tanpa menimbulkan jaringan parut. Klasifikasi akne Komedonal : komedo hitam dan komedo putih Papulopustular : papula dan pustula Pembagian akne berdasarkan derajat : Akne stadium I : Memiliki kurang dari 10 komedo, papula, atau pustula pada satu sisi wajah

Akne stadium II : 10-20 komedo, papula, atau pustula Akne stadium III : 25-50 Akne stadium IV : Lebih dari 50

Varian akne (jerawat)

Akne ekskoriata, terjadi pada individu yang memanipulasi jerawat secara obsesif sehingga dapat menimbulkan jaringan parut. Akne konglobata, merupakan bentuk akne kistik yang paling berat dengan kista profunda, komedo multiple dan jaringan parut yang nyata. Keadaan ini dapat disertai malaise dan demam; dimungkinkan penderita perlu dirawat di RS. Akne keloidalis, terdapat jaringan parut dan keloid multiple di tempat-tempat lesi akne.

Pengobatan akne Tujuan pengobatan akne adalah untuk mengurangi proses peradangan kelenjar pilosebasea sampai terjadi remisi spontan. Pengobatan akne meliputi penghentian pemakaian semua faktor yang dapat memperberat atau mengeksaserbasi akne, seperti make-up dan krim pelembab berbahan minyak. Pembatasan makanan biasanya tidak perlu atau tidak efektif tetapi, akan lebih baik jika penderita membatasi konsumsi minuman kola, coklat, makanan dari susu, makanan mengandung yodium. Pembersihan dan penggosokan wajah dengan sabun dapat melenyapkan minyak di permukaan kulit dan melepaskan komedo. Untuk melepaskan komedo superfisial dapat menggunakan spons khusus seperti Buf-Puf. Penggunaan bahan bahan keratolitik seperti benzoil peroksida dengan konsentrasi 5-10% Antibiotik sistemik tetap merupakan terapi utama untuk akne pustular, papular profunda, dan kistik. Penderita biasanya diberi tetrasiklin, eritromisin atau minosiklin. Contra indikasi tetrasiklin adalah untuk anak-anak dan ibu hamil karena dapat menimbulkan warna kuning permanen pada gigi anak dan hipoplasia enamel dan warna kuning yang permanen pada gigi bayi baru lahir.

Terapi rawat jalan termasuk operasi akne yang bermaksud untuk membuang komedo dan membuka pustula sehingga isinya bisa keluar. Obat isotretinion (accutane). Melicinkan bekas akne pada kulit dengan dermabrasi. Kondisi-kondisi terkait dengan akne a) Akne Rosasea @ Penyakit lainyang timbul pada penderita usia 40-60 tahun yang ditandai dengan adanya eritema yang jelas dan pustula dan papula superfisial pada bagian tengah wajah.

b) Blefaritis @ Infeksi akne pada palpebra.

c) Pseudofolikulitis barbae @ Rambut janggut yang melingkar, apabila dicukur pendek akan melingkar dan masuk ke dalam kulit sehingga menimbulkan badan granuloma asing.

d) Hidradenitis supuratif @ akne kistik yang terletak pada selangkangan, ketiak/aksila, perianal, buah dada, dan kelenjar apokrin lainnya.

B. Infeksi Virus pada Kulit Berbagai infeksi virus dapat terjadi pada ruam kulit. Banyak ruam sering terjadi pada masa kanak-kanak namun dapat muncul kapan saja. 1. Kutil atau Veruka vulgaris Kutil adalah papula jinak yang dapat timbul di bagian mana saja di kulit. Sebagian cenderung menginfeksi daerah alat kelamin atau anus, menimbulkan kutil genital, sedangkan yang lain menkolonisasi jari dan tangan, menimbulkan kutil biasa. Kutil disebabkan oleh infeksi virus papiloma manusia (HPV, human papillomavirus). Kutil plantar adalah kutil yang tumbuh di bagian bawah kaki yang meluas ke dalam dan bukan keluar. Kutil ditularkan melalui kontak kulit ke kulit. Kutil genital dianggap sebagai penyakit menular seksual. Gambaran Klinis Kutil kulit dapat berbentuk datar atau bulat, besar atau kecil. Kutil geital memiliki gambaran seperti kembang kol. Kutil ini dapat ditemukan di ujung atau di batang penis, di labium, vagina, atau di sekitar anus. Penatalaksanaan Kutil akan menghilang sendiri setelah system imun terangsang untuk mengenalinya, biasanya setelah vaskularisasi atau perdarahan kutil Iritasi kutil kulit atau plantar dengan pengolesan asam salisilat, formaldehida, podofilum, atau iritan kulit lain dapat merangsang reaksi imun terhadap kutil. Nitrogen cair, bedah beku, atau laser dapat digunakan untuk mengangkat kutil yang membandel atau tampak buruk, atau kutil di daerah genital atau esophagus. 2. Herpes simpleks Herpes simpleks disebabkan oleh virus DNA. Virus herpes menyebabkan timbulnya lesi kulit dan selaput lender yang khas, dan ditularkan melalui pengeluaran virus (viral shedding) dari lesi. Masa inkubasi adalah sekitar 2 smapai 24 hari setelah terinfeksi.

Terdapat dua jenis herpes, yaitu: a. Tipe I Biasanya menginfeksi bibir, mulut, hidung, dan pipi. Penularannya diperoleh dari kontak yang dekat dengan anggota keluarga atau teman yang terinfeksi tanpa hubungan seksual, seperti melalui ciuman, sentuhan, dan memakai handuk bersama. b. Tipe II Biasanya menginfeksi daerah genital atau anus. Penularannya diperoleh melalui hubungan seksual. Infeksi herpes simpleks tipe II dianggap sebagai penyakit menular seksual Gambaran Klinis Gejala-gejala selama periode prodormal dapat berupa: - Demam ringan - Malese - Rasa terbakar atau gatal Sewaktu infeksi aktif, muncul vesikel nyeri di bibir, wajah, kulit, hidung, mukosa mulut, genialia, atau anus Vesikel dapat terasa panas atau gatal. Vesikel pecah 3-4 hari dan membentuk krusta Penatalaksanaan Asiklovir dan famsiklovir topical atau oral dapat mengurangi frekuensi, durasi, dan intensitas lesi Dilakukan sesar apabila terdapat infeksi herpes genitalis aktif, atau apabila terdapat kecuriaan bahwa wanita hamil berada dalam stadium prodormal 3. Varisela dan Herpes Zoster Cacar air (varisela) dan cacar ular (herpes zoster) adalah infeksi yang disebabkan oleh virus varisela-zoster. Infeksi oleh virus tersebut menyebabkan timbulnya vesikel-vesikel pruritik yang mengandung air di kulit. Cacar air adalah infeksi primer dari virus tersebut. Cacar air ditularkan dari orang ke orang melalu percikan (droplet) saluan napas. Virus varisela memiliki masa tunas 7-21 hari dan bersifat menular selama periode prodromal dan biasanya sembuh dengan sendiri dalam 7-14 hari Cacar ular biasanya timbul beberapa tahun setelah infeksi cacar air. Cacar ular disebabkan oleh virus varisela yang berada laten di saraf sensorik setelah pasien pulih dari cacar air. Apabila virus tersebut muncul kembali, maka disebut zoster. Herpes zoster ditularkan melalui kontak langsung dengan lesi. Gambaran Klinis Demam ringan dan malase 24 jam sebelum vesikel muncul Ruam cacar air diawali dengan adanya kemerahan, biasanya pertama muncul di badan dan menyebar ke wajah serta ekstremitas. Dalam beberapa jam, menjadi

vesikel berisi cairan dan selanjutnya akan pecah setelah beberapa hari dan meninggalkan krusta Cacar ular biasanya biasanya terdapat di kulit secara unilateral di sepanjang dermatm yang terinfeksi. Tempat yang sering terinfeksi di wajah, leher, dan dada. Penatalaksanaan Varisela dapat dicegah dengan vaksin varisela Penatalaksanaan suportif untuk mencegah terjadinya infeksi sekunder, seperti anak perlu dipotong kukunya atau menggunakan sarung tangan untuk menghindari garukan Obat antivirus dapat diberikan setelah pajanan atau saat terjadi tanda-tanda awal infeksi Penangan herpes zoster meliputi analgesic untuk nyeri da obat antivirus untuk membatasi replikasi virus

C. Infeksi Bakteri pada Kulit 1. Impetigo Impetigo adalah infeksi kulit superficial yang biasanya disebabkan oleh stafilokokus dan streptokokus grup A. impetigo terdiri dari 2 jenis, yaitu vesicular dan bulosa. a. Impetigo vesicular Sering terjadi pada anak-anak, ditandai dengan adanya pustule berisi cairan berwarna seperti madu di kulit yang dapat pecah dan membentuk krusta. Impetigo dapat ditularkan dari satu bagian tubuh ke bagian lain, serta dari orang ke orang melalui kontak b. Impetigo bulosa Neonatus dapat mengalami impetigo bulosa akibat kontaminasi silang di ruang bersalin. Penyakit ini ditandai dengan vesikel yang dapat pecah dan membentuk krusta. Setiap area tubuh dapat terinfeksi D. Infeksi Jamur pada Kulit Infeksi jamur superficial menyerang kulit, rambut atau kuku. Infeksi di kulit disebut tinea. Tinea pedis adalah infeksi di kaki, misalnya kutu air. Tinea korporis adalah infeksi di badan, dan Tinea kapitis adalah infeksi kulit kepala. 1. Tinea kapitis infeksi jamur pada kulit kepala biasanya disebabkan oleh Trichophyton tonsurans atau Microsporum canis. T.tonsurans ditularkan melalui kontak antara anak dengan anak dan mengakibatkan terbentuknya tempat- tempat botak berbentuk oval.

2. Tinea korporis infeksi jamur pada kulit wajah, badan dan ekstremitas. Seringkali timbul eritema dan pustule seperti cincin dengan sisik-sisik ditepinya. Infeksi ini dapat diperoleh dari binatang yaitu jamur M. canis dan Trichophyton rubrum. 3. Tineea pedis infeksi jamur yang sering terjadi. Trichophyton rubrum dapat menimbulkan bercak bersisik disertai eritema pada telapak kaki dan tangan. T.mentagrophytes menimbulkan erupsi pustular, berkusta, meradang pada kaki. Tinea pedis, dapat dipastikan melalui pemeriksaan mikroskopik kerokan kulit dengan menggunakan kalium hidroksida dan biakan jamur Infeksi jamur di mulut, saluran cerna, dan vagina biasanya disebabkan oleh jamur mirip Candida albicans dan disebut kandidiasis. Penyebab Infeksi jamur Lingkungan atau perilaku yang tidak sehat Penurunan fungsi imun Gambaran klinis Peradangan disertai eritema dan gatal Lesi dan dapat ditemukan sisik pada tepi kulit Infeksi ragi pustule-pustul yang meradang Infeksi di vagina rabas berwarna putih Infeksi di mulut ulkus-ulkus putih yang dikelilingi oleh eritema E. Luka Bakar Luka bakar dapat timbul akubat kulit terpajan ke suhu tinggi, syok listrik, atatu bahan kimia. Luka bakar diklasifikasikan berdasarkan kedalaman dan luas daerah yang terbakar. Kedalaman luka bakar Digolongkan menjadi beberapa derajat, yaitu: Superifisial, ketebalan parsial superfisial, ketebalan parsial dalam, atau ketebalan penuh. 1. Luka bakar derajat pertama superfisial Terbatas pada epidermis yang ditandai dengan adanya nyeri dan eritema tanpa lepuh. Kulit sembuh spontan dalam 3 sampai 4 hari dan tidak meninggalkan jaringan parut, biasanya tidak timbul komplikasi, misalnya luka bakar akibat sinar matahari.

2. Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial superfisial Meluas ke epidermis dan ke dalam lapisan dermis. Luka bakar ini sangat nyeri dan menimbulkan lepuh dalam beberapa menit. Luka bakar ini biasanya sembuh tanpa meninggalkan jaringan parut. Penyembuhannya memerlukan waktu sebulan. Komplikasi jarang terjadi walaupun mungkin terjadi infeksi sekunder pada luka. 3. Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial dalam Dapat meluas ke seluruh dermis. Folikel rambut mungkin utuh dan akan tumbuh kembali. Luka bakar jenis ini hanya sensitif parsial terhadap nyeri sekitarnya biasanya mengalami luka bakar. Derajat superfisial yang nyeri. Pada luka bakar jenis ini penyembuhannya memerlukan waktu beberapa minggu dan pembersihan secara bedah untuk membuang jaringan mati. Biasanya diperlukan tandur kulit. Pada luka bakar ini selalu terjadi pembentukan jaringan parut. 4. Luka bakar derajat ketiga ketebalan penuh Meluas ke epidermis, dermis dan jaringan subkutis. Kapiler dan vena mungkin hangus dan aliran darah ke daerah tersebut berkurang. Saraf luka sehingga luka tidak terasa nyeri. Namun, daerah sekitarnya biasanya memperlihatkan nyeri seperti luka bakar pada derajat kedua. Luka bakar ini mungkin memerlukan waktu berbulan-bulan unutuk sembuh dan diperlukan pembersihan secara bedah dan penanduran. Luka bakar derajat ketiga membentuk jaringan parut dan jaringna tampak seperti kulit yang mengeras. Respon kardiovaskular pada luka bakar yang luas Setelah luka bakar yang luas, muncul edema jaringan yang terkena dan arena di sekitarnya. Hal ini terjadi karena pecahnya kapiler dan kebocoran cairan plasma dan protein ke dalam ruang interstisium. Edema meningkatkan tekanan pada jaringan, keparahan hipoksia, dan kerusakan yang fatal. Terjadi pelepasan sitokinin, prostaglandin, leukotrin, dan histamin yang meningkatkan permeabilitas kapiler. Sel darah putih menuju ke area itu terutama neutrofil, yang menghasilkan radikal oksigen bebas dan berkontribusi terhadap reperfusi jaringan yang cedera. Setelah beberapa jam, edema menyebar di sekitar daerah yang terkena luka bakar seiring dengan kemampuan kapiler berfungsi sebagai sawar difusi yang hilang. Edema dapat terjadi pada daerah yang tidak terkena luka bakar akibat peningkatan transien permeabilitas kapiler terhadap air dan protein. Penimbunan cairan dalam ruang intrestisium di seluruh tubuh menyebabkan penurunan volume darah yang bersirkulasi secara bermakna yang akhirnya menurunkan isi sekuncup dan tekanan darah. Denyut nadi akan meningkatkan yang akibatnya syok ireversibel. Selama periode kebocoran kapiler, terjadi peningkatan kepekatan darah dan aliran darah melambat. Pasien berisiko mengalami pembekuan darah. Dengan melemahnya denyut jantung, terjadi penimbunan darah di paru sehingga timbul kongesti paru dan peningkatan risiko pembentukan embolus. Penurunan aliran darah ke ginjal menyebabkan

hipoksia ginjal dan keluaran urin menjadi berkurang. Sistem renin angiotensin terangsang sehingga terjadi peningkatan retensi garam dan air. Karena kapiler tidak mengalami penigkatan volume, maka edema semakin parah dan semakin meningkatkan resiko kongesti paru dan pneumonia. Hipoksia saluran cerna menyebabkan cedera pada sel-sel penghasil mukus sehingga timbul ulkus lambung dan duodenum (ulkus curling). Dalam waktu sekitar 24-48 jam seelah luka bakar, kapiler tersumbat kembali dan cairan secara perlahan diserap ulang ke dalam sirkulasi. Namun, efek dari hilangnya sumbatan tersebut masih ada dan risiko morbiditas dan mortalitas tetap tinggi. Respon sel terhadap luka bakar Akibat luka bakar yang luas, sel-sel yang berada di luar daerah yang terkena dapat menjadi permeabel terhadap elektrolit sehingga natrium dan kalsium tertimbun di dalam sel. Selain itu, magnesium dan fosfatkeluar dari sel. Air berdifusi ke dalam sel, akibatnya sel membengkak. Sel yang cedera pecah dan menghasilkan kalium yang masuk ke dalam cairan ekstraselular. Perubahan ini mempengaruhi potensial membran semua sel dan dapat menyebabkan disritmia jantung serta perubahan pada fungsi susunan saraf pusat. Luka bakar yang luas menghambat fungsi imun. Bekurangnya fungsi imun, disertai hilangnya fungsi protektif kulit., menempatkan pasien pada resiko tinggi terhadap infeksi. Penuruna fungsi kekebalan tampaknya disebabkan oleh pelepasan hormon-hormon, tidak terbatas pada glukokortikoid, terutama kortisol. Kortisol dikeluarkan dalam keadaan stres dan merupakan imunosupresan pada konsentrasi tinggi. Pada luka bakar yang luas, laju metabolisme secara drastis meningkat. Peningkatan kecepatan metabolisme dapat terjadi akibat pengaktifan sistem saraf simpatis dan respon stres dan usaha untuk menyeimbangkan panas yang hilang ketika fungsi penyekat kulit hilang. Penyembuhan juag memerlukan sangat banyak kalori. Pusat kontrol suhu di hipotalamus terpengaruh oleh respon terhadap luka bakar yang luas, sehingga terjadi peningkatan pengaktifan di titik tertentu di hipotalamus. Hal ini dapat terjadi dari pelepasan sitokinin dan peptida lain selama respon peradangan yang luas. Kecepatan metabolisme tinggi dan peningkatan kortisol dan epinefrin serta perubahan sensitivitas insulin menyebabkan kerusakan jaringan dan pemecahan protein dan lemak. Pemecahan protein berkontribusi pada pengurangan massa otot yang parah. Gambaran klinis Luka bakar derajat pertama superfisial ditandai oleh kemerahan dan nyeri. Dapat timbul lepuh setelah 24 jam dan kemudian kulit mungkiin terkelupas. Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial superfisial di tandai oleh terjadinya lepuh (dalam beberapa menit) dan nyeri hebat Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial dalam di tandai oleh lepuh, atau jaringan kering yang sangat tipis yang menutupi luka yang kemudian terkelupas. Luka tidak nyeri.

Luka bakar derajat tiga luka penuh tampak datar, tipis, dan kering. Dapat ditemukan koagulasi pembuluh darah. Kulit mungkin tampak putih, merah atau hitam dan kasar. Luka bakar listrik mungkin mirip dengan luka bakar panas, atau mungkin tampak sebagai daerah keperakan yang menjadi gembung. Luka bakar listrik biasanya timbul di titik kontak listrik. Kerusakan internal aibat luka bakar listrik mungkin jauh lebih parah daripada luka yang tampak di bagian luar. Komplikasi Setiap luka bakar dapat terinfeksi yang menyebabkan cacat lebih lanjut atau kematian. Staphylococcus aureus resisten metisilin adalah penyebab tersering infeksi nosokomial pada pasien luka bakar di rumah sakit. Lambatnya aliran darah dapat menyebabkan pembentukan bekuan darah sehingga timbul cerebrovascular acccident, infark miokard, atau emboli paru. Kerusakan paru akibat inhalasi asap atau pembentukan embolus. Dapat terjadi kongesti paru akibat gagal jantung kiri atau infark miokard, serta sindrom distres pernafasan pada orang dewasa. Gabungan inhalasi dan luka bakar luas dapat mengakibatkan mortalitas.gangguan elektrolit dapat menyebabkan disritmia jantung dan henti jantung. Syok luka bakar dapat secara ireversibel merusak ginjal sehingga timbul gagal ginjal dalam satu atau dua minggu pertama setelah luka bakar. Penurunan aliran darah ke aliran cerna dapat menyebabkan hipoksia sel-sel penghasil mukus dan terjadi ulkus peptikum. Dapat terjadi koagulasi intravaskular diseminata (DIC) karena destruksi jaringan yang luas. Pada luka bakar yang luas dapat menyebabkan kecacatan, trauma psikologis dapat menyebabkan depresi, perpecahan keluarga dan keinginan untuk bunuh diri. Penatalaksanaan Penderita luka bakar harus dijauhkan dari agent yang dapat membakar, dan daerah kulit yang terkena harus segera direndam dalam air dingin untuk menghentikan kerusakan lebih lanjut. Edema yang berhubungan dengan luka bakar ketebalan parsial atau superfisial dapat dikendalikan dengan perendaman air dingin. Penderita luka bakar harus mendapat pengobatan. Luka bakar derajat pertama biasanya dapat direndam dalam air dingin atau diberi kompres air dingin dan di berikan obat anti-inflamasi dalam waktu yang lama. Luka bakar derajat pertama akibat bahan kimia harus di bilas dengan air dingin selama beberapa menit. Semua luka bakar yang lebih dalma memerlukan terapi antibiotik dan harus di evaluasi oleh tim medis.

Luka bakar yang luas memerlukan pemberian cairan intravena yang cepat untuk mengatasi hilangnya cairan akibat kebocoran kapiler. Dukungan nutrisis lanjutan dan dini di perlukan untuk penderita luka bakar yang luas karena respon metabolisme yang tinggi. Luka bakar derajat kedua ketebalan parsial memerlukan balutan khusus yang merangsang pembelahan sel dan pertumbuhan. Luka bakar derajat kedua, ketebalan penuh, dan derajat ketiga memerlukan tindakan pembersihan luka secara bedah dan tandur kulit. Tekhnik espansi jaringan telah digunakan untuk meningkatkan keberhasilan tandur kulit.

F. Ulkus dekubitus Ulkus dekubitus disebut juga pressure sores atau bed sores. Merupaka lesi kulit yang terjadi akibat rusaknya epidermis, dermis dan kadang-kadang jaringan subkutis dan tulang dibawahnya. Ulkus dekubitus biasanya ditemui pada orang-prang yang dirawat di tempat tidur atau mengalami penuruna mobilitas, terutana bila disertai dengan status nutrisis yang buruk. Meskipun demikina, ulkus dapat dialami oleh individu yang mobilitasnya normal, namun sensitivitas terhadap nyeri menurun, seperti pada penderita diabetes mellitus, cedera medula spinalis, atau stroke. Keparahan suatu ulkus didasarkan pada kedalamannya. Secara klinis tanda-tanda ulkus dekubitus pada setiap daerah kulit adalah adanya eritema pucat, eritema tidak pucat, dermatitis dekubitus, ulkus pada setiap tahap penyembuhan, atau gangren. Ulkus dekubitus muncul akibat empat faktor : tekanan, gesekan, friksi, dan lembab. Ulkus ini biasanya terbentuk di bagian-bagian kulit yang terletak di atas tonjolan tulang. Ulkus terbentuk jika tekanan di daerah tersebut berlangsung lama dan terus-menerus sehingga pembulu darahnya kolaps. Hal ini menyebabkan hipoksia jaringan dan kematian sel. Ulkus dekubitus sering terjadi di daerah kulit yang terkena gaya gesek atau gaya yang bersifat memotong dan disertai friksi antar kulit dan permukaan dan di kulit yang terusmenerus terpajan urine atau feses yang akibatnya merusak kulit dan rentan terhadap infeksi. Gambaran klinis Tanda gejala awal adalah adanya kemerahan yang tidak hilang apabila ditekan oleh ujung jari Dapat timbul rasa nyeri dan tanda-tanda sistemik paradangan, termasuk demam dan peningkatan hitung sel darah putih. Komplikasi dapat terjadi infeksi sebagai akibat dari kelemahan dan perawatan di rumahs sakit yang berkempanjangan bahkan pada ulkus kecil.

Penatalaksanaan pencegahan ulkus dekubitus berupa mebgubah posisi pasien yang bertirah baring paling sedikit setiap 2 jam. Asupan kalori harus dipertahankan tetpa tinggi untuk merangsang fungsi imun dan mempertahankan kesehatan menghilangkan tekanan pada kulit yang memerah, dna penempatan pembalut yang bersih, rata dan tipis apabila telah terbentuk ulkus dekubitus. G. TUMOR KULIT Tumor kulit dapat terbentuk dari berbagai jenis sel dalam kulit (misalnya sel-sel epidermis atau melanosit). Tumor ini dapat berupa tumor jinak atau tumor ganas, dapat terletak dalam epidermis atau menembus ke dalam dermis dan jaringan subkutan. 1. Tumor Ganas pada Kulit Karsinoma sel basal merupakan kanker kulit yang paling sering ditemukan. Berasal dari sel-sel epidermis sepanjang lapisan basal.
Pigmen Karsinoma Umur

Insiden karsinoma sel basal berbanding lurus dengan umur dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen melanin pada epidermis. Sekitar 80% dari kanker sel basal terjadi pada daerah terbuka yang biasanya terpapar sinar matahari dalam masa hidup penderita seperti wajah, kepala, leher, dll. Karsinoma basal ini jarang sekali bermetastase, akan tetapi penderita dengan kanker basal lebih mudah terkena kanker kulit di masa depan dan harus diperiksa ulang setiap tahun. Spektrum sinar matahari yang bersifat karsinogenik adalah sinar dengan panjang gelombang 280nm-320nm. Spektrum inilah yang menyebabkan perubahan kulit menjadi coklat atau hitam karena terbakar. Penyebab lain karsinoma sel basal adalah riwayat pengobatan radiologi untuk penyembuhan, kontak dengan arsen, dan gangguan genetik (xeroderma pigmentosum dan sindrom karsinoma sel basal nevoid). Ciri khas dari tumor ini adalah berbentuk nodulaa eritematosa, halus, dan seperti mutiara. Tumor ini sering kali berdarah, menginvasi dermis, dan merusak jaringan normal.

KARSINOMA SEL SKUAMOSA Karsinoma sel skuamosa @ neoplasma ganas dari keratinosit. Ca ini terbentuk dari sel epidermis yang lebih berdifferensiasi atau berbeda. Tumor ini seringkali terlihat pada orang tua yang berkulit terang. Etiologi utama Ca ini adalah sinar matahari.
Pigmen kulit Karsinoma Paparan MH

Karsinoma ini berbanding lurus dengan paparan sinar matahari dan berbanding terbalik dengan jumlah pigmen epidermis. Penyebab lain Ca ini adalah menelan arsenik, radiasi sinar-X, luka bakar, jaringan parut, dan kerentanan genetik. Ca skuamosa yang terjadi pada kulit yang rusak karena terpapar matahari biasanya tidak bermetastase dan jarang menimbulkan kematian. Sedangkan Ca skuamosa yang terjadi bukan karena sinar matahari (menelan arsenik, jaringan parut yang lama) mempunyai resiko metastase yang lebih besar. Ca skuamosa biasanya terjadi dengan nodula yang menebal, bersisik, dan berulserasi serta kadang-kadang berdarah. MELANOMA Melanoma maligna hanyalah 3% dari semua keganasan dari semua keganasan kulit primer tetapi menjadi penyebab 2/3 kematian karena kanker kulit. Diagnosa dini dan pembedahan adalah satu-satunya cara untuk menjamin keselamatan dan kesembuhan penderita. Jika tidak diobati secara dini, melanoma akan menginvasi lapisan dermis yang lebih dalam dan jaringan subkutan dan bermetastase ke jaringan yang lebih jauh. Kebanyakan melanoma timbul pada usia 40-70 tahun, tetapi pada akhir-akhir ini terjadi peningkatan kasus yaitu terjadi pada usia 20-40 tahun. Diagnosa didasarkan pada perubahan karakter pigmen. Jika terjadi pigmentasi yang tidak teratur pada lesi seperti biru, ungu, merah, dan coklat harus diwaspadai melanoma. Pertumbuhan Ca ini mendatar dengan konfigurasi warna pigmen yang aneh. TUMOR JINAK PADA KULIT Nevus atau tahi lalat @ tumor yang paling sering timbul karena melanosit. Pigmen melanin menimbulkan warna coklat, coklat tua, coklat muda, atau warna biru pada nevus yang tibul ataupun mendatar pada kulit. Nevus jarang dieksisi kecuali jika mengalami iritasi, berdarah, tumbuh dengan cepat, atau mengalami perubahan pad penampilannya.

Compound nevus berupa nodula meninggi yang biasanya berwarna coklat. Peninggian ini terjadi karena melanosit terletak pada dermis atau pada epidermis. Nevus besar yang timbul pada saat lahir disebut nevus raksasa kongenital. Nevus ini harus dieksisi sampai ke lapisan lemak subkutan karena dapat menyebabkan melanoma. KERATOSIS SEBOROIK Keratosis seboroik adalah neoplasma kecil mirip kutil, berwarna coklat yang tumbuh melekat pada permukaan epidermis. Penyebab dari tumor jinak ini tidak diketahui. Sel tumor ini berasal dari sel basal kecil yang terlokalisasi pada epidermis. Orang tua dapat mengalami keratosis soboroik multiple di seluruh tubuh, wajah, dan ekstremitas atas. Tidak perlu tindakan pengobatan kecuali atas alasan kosmetik atau diagnosis.

Keratosis Aktinik Keratosis aktinik biasanya timbul pada permukaan kulit yang terkena sinar matahari seperti wajah, leher, kulit kepala dan ekstremitas. Tampak seperti lesi eritematosa, bersisik, dan dengan permukaan yang kasar. Neoplasma pra ganas ini dapat berubah menjadi karsinosa sel skuamosa dan harus diobati. Keratoakantoma Keratoankantoma adalah tumor yang berbentuk kubah dengan bagian tengahnya berbentuk kawah atau mengalami ulserasi. Tumor ini bertumbuh dengan cepat dalam waktu beberapa bulan, serta dapat mengalami involusi spontan. Dermatofriboma, Akrokordons, Keloid Dermatofibroma adalah nodula coklat yang iasanya ditemukan pada kaki, tubuh, dan tangan. Biasanya berkonsistensi keras seperti kancing. Tumor ini hanya di eksisi karena alsan kosmetik atau diagnostik karena tumor ini bersifat jinak. Akrokordons adalah tumor yang terletak pada leher, aksila dan selangkangan. Tumor ini banyak dijumpai pada seseorang yang gemuk dan wanita hamil. Keloid disebabkan oleh penbentukan karingan parut abnormal yang terjadi setelah suatu cedera minor. Ketiga tumor ini lebih sering terjadi pada orang-orang berkulit hitam dan ada kecenderungan bersifat genatik. Tumor jinak pembuluh darah

1. Nevus Flammeus adalah proliferasi kapiler-kapiler matur yang menimbulkan perubahan warna menjadi merah muda pada kulit bayi baru lahir. Nevus flammeus dapat bertahan atau menghilang dalam waktu yang sangat lama. 2. strawbery angioma timbul setelah lahir dan mengalami involusi spontan setelah umur lima tahun. Biasanya terdapat di kepala dan tubuh bagian atas, tetapi dapat tumbuh diseluruh bagian tubuh. Karena sering berinvolusi spontan maka pengaobatan tumor ini tidak diperlukan. 3. Chery angioma adalah papula yang agak meninggi berwarna merah pada tubuh dan ekstremitas paruh baya. Lesi ini asimptomatik dan jinak sehingga pengobatan tidak perlukan. 4. Spider angioma timbul pada wanita dalam masa kehamila, peminum alkkohol dan anakanak. Penyakit ini dapat dihubungan dengan penyakit hati seperti sirosis dan dapat sembuh dengan sendirinya. 5. Granuloma piogenik disebabkan oleh proliferasi abnormal oleh jaringan granulasi. Tumor timbul nodula-nodula basah berwarna merah atau ungu bertangkai. Tumor ini jinak kadangkadang berdarah dan diobati dengan pembedahan.

Anda mungkin juga menyukai