Anda di halaman 1dari 8

Nama NIM Email HP Judul Penulis Penerjemah Penerbit Tahun Tebal halaman ISBN Dipresentasikan pada hari Sumber

lain

: Herlinda Lestari : 11/312109/EK/18322 : herlinda_lestari@yahoo.co.id : 085642046229 : BUSINESS ETHICS : A REAL WORLD APPROACH : Andrew Ghillyer, Ph. D. : : McGraw-Hill : 2008 : 287 halaman : 978-0-07-110131-8 : Rabu, 30 Mei 2012 : http://www.hersheys.com/nutrition-professionals/

Perusahaan memiliki tanggung jawab sosial yang berkaitan dengan segala aspek terkait dengan perusahaan itu. Secara garis besar tanggung jawab perusahaan, yaitu sebagai berikut: 1. Legal 2. Moral : berkaitan dengan pemerintah : berkaitan dengan norma atau etika yg ada

3. Ekonomis : berkaitan dengan perekonomian 4. Sosial : berkaitan dengan lingkungan dan masyarakat

Corporate Social Responsibility/Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dapat diartikan sebagai sebuah tindakan organisasi/perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan.

Terdapat dua pandangan Corporate Social Responsibility atau CSR yaitu Corporate Citizenship dan Corporate Conscience. Corporate Citizenship adalah salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan yang menyiratkan bahwa organisasi tersebut adalah warga negara

yang bertanggung jawab dalam memenuhi semua kewajibannya (hal 59). Corporate Conscience adalah salah satu bentuk tanggung jawab sosial perusahaan menyiratkan bahwa organisasi dijalankan dengan kesadaran akan kewajibannya untuk masyarakat (hal 59).

Milton Friedman, seorang ahli ekonomi dan pemenang nobel menyatakan bahwa satusatunya tanggung jawab perusahaan adalah meningkatkan keuntungan sampai sebesar mungkin, atau hal tersebut juga dapat diartikan sebagai perspektif klasik Instrumental Approach (hal 60). Terdapat satu tanggung jawab dalam bisnis yaitu bagaimana organisasi dapat menggunakan sumber daya yang ada secara maksimal untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya ( Milton Friedman, 1962:133 ). Modal perusahaan tidak boleh digunakan dalam tujuan sosial karena dinilai dapat merugikan pemilik dalam memperoleh keuntungan sebanyak mungkin.

Namun beberapa tahun belakangan ini, pertumbuhan bisnis yang tinggi di berbagai belahan dunia mengakibatkan munculnya perspektif baru yang lebih modern, yaitu Sosial Contract Approach. Social Contract Approach merupakan suatu teori yang berpandangan bahwa perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab pada sekelompok pemegang saham namun juga memiliki tanggung jawab yang harus dipenuhi pada pemangku kepentingan seperti konsumen, karyawan, masyarakat, negara dan pihak-pihak lain (hal 61).

Menurut Joseph F. Keefe dari NewCircle Communications, ada 5 hal yang mendorong fenomena CSR ini ( Melanie Merrifield, 2003:2 ): 1. Transparency Karena sekarang kita hidup dalam dunia informasi ekonomi dimana kegiatan bisnis sangat terbuka terhadap publik, segala sesuatu yang perusahaan lakukan entah itu baik ataupun buruk harus diketahui secara publik. 2. Knowledge Konsumen dan investor mempunyai pengetahuan dan informasi lebih mengenai suatu produk perusahaan, sehingga mereka akan lebih cerdas dan teliti dalam memilih

suatu produk. Ada kalanya konsumen dapat memilih suatu produk, berdasarkan keterlibatan perusahaan terhadap tanggung jawab sosialnya. 3. Sustainability Saat ini manusia mulai berfikir bagaimana menjaga kelestarian Sumber Daya yang terbatas di dunia ini. Misalnya saja keberadaan air bersih, hutan, minyak, dan sumber daya lain yang sekarang tidak dapat mengimbangi pertumbuhan pemintaan konsumen. Dari situlah, muncul insentif perusahaan untuk dapat bekerja dan berproduksi dengan baik dalam rangka kontribusinya menjaga kelestarian lingkungan untuk kesejahteraan hidup jangka panjang. 4. Globalization Globalisasi merupakan salah satu tahap baru dalam sejarah dunia. Dalam bisnis sendiri, semasa globalisasi muncul hukum-hukum baru misalnya hukum tentang ketenagakerjaan, upah minimum kerja, keamanan kerja, hukum anti monopoli, dan lainlain. Dimana kesemua kebijakan-kebijakan tersebut bertujuan untuk menyeimbangkan kepentingan organisasi dengan kepentingan masyarakat luas. 5. The Failure of the Public Sector Beberapa negara, baik negara maju maupun negara berkembang saat ini berusaha untuk bertahan terhadap kegagalan fungsi pemerintahan, seperti korupsi maupun kebrutalan social lainnya. Maka dari itu, tanggung jawab social dapat menjadi salah satu cara yang dapat digunakan perusahaan untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari masyarakat maupun dunia luar pada umumnya.

Dalam menjelaskan tanggung jawab sosial perusahaan (hal 65), John Elkington dalam bukunya yang berjudul Cannibals with Forks: The Triple Bottom Line of 21st Century Business, merumuskan Triple Bottom Line (3BL) atau tiga faktor utama operasi perusahaan dalam kaitannya dengan lingkungan dan manusia yang dikenal dengan sebutan triple-P (3P) yaitu manusia dan masyarakat (People), ekonomi dan keuntungan (Profit), serta lingkungan (Planet). Ketiga faktor ini berkaitan satu sama lain karena masyarakat tergantung pada ekonomi, sebaliknya ekonomi dan keuntungan perusahaan juga tergantung pada masyarakat dan

lingkungan, bahkan ekosistem global. Berarti berdasarkan konsep 3BL tersebut seharusnya konsep dan implementasi tanggung jawab sosial perusahaan mencakup aspek ekonomi, lingkungan dan sosial dalam rangka peningkatan kualitas hidup pekerja serta konsumen, termasuk masyarakat pada umumnya.

Kita juga dapat mengidentifikasi CSR menjadi 3 tipe berbeda (hal 67) yaitu : 1. Ethical CSR CSR dimana perusahaan secara moral memilih untuk memenuhi tanggung jawab dari segi ekonomi, hukum, dan etika 2. Altruistic CSR Perusahaan memilih untuk memenuhi tanggung jawab filantropiknya dengan melakukan pencegahan timbulnya kerusakan (ethical CSR) untuk membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa

memperhitungkan apakah hal itu menguntungkan perusahaan atau tidak. 3. Strategic CSR Perusahaan memenuhi tanggung jawab filantropik yang menguntungkan perusahaan melalui publikasi positif dan dan melakukan hal-hal positif lain.

Sebagai contoh, kelompok kami mengambil contoh The Hershey Company. Milton Hershey adalah pendiri dari The Hershey Company yang sekarang ini terkenal sebagai perusahaan yang bergerak di bidang makanan dengan produk utama berupa coklat dan makanan manis lainnya.

Milton Hershey adalah anak yang putus sekolah ketika Ia berada di kelas empat sekolah dasar. Orang tua Milton Hershey ingin agar ia bekerja di sebuah tempat percetakan, tetapi Hershey lebih tertarik untuk bekerja di Pabrik permen dan kemudian ia memutuskan untuk mendirikan Lancaster Caramek Company yang memproduksi permen caramel pada tahun 1887.

Ketika beliau mengunjungi Worlds Columbian Exposure pada tahun 1987, Hershey sangat tertarik kepada proses pembuatan coklat. Kemudian ia membeli sejumlah peralatan membuat coklat dari Jerman untuk membuat caramel berlapis coklat yang kemudian sangat laku di pasaran.

Melihat perkembangan coklat ini, Hershey kemudian menjual perusahaan karamelnya dan mendirikan Hershey Chocolate Company. Dalam beberapa tahun, ia mencoba menemukan resep untuk membuat coklat susu yang disukai warga Amerika. Untuk sekedar informasi, pada saat itu coklat susu merupakan barang mewah yang diimpor dari Swiss, sehingga hanya golongan tertentu yang dapat menikmatinya.

Kemudian pada tahun 1903 ia memilih Derry Township sebagai tempat membangun pabrik coklatnya. Tempat ini dipilih karena akses ke pelabuhan yang dekat, dikelilingi banyak peternakan sapi perah, dan penduduknya merupakan pekerja keras.

Belajar dari pengalamannya yang terdahulu, Hershey percaya bahwa pekerja yang diperlakukan dengan adil dan hidup di lingkungan yang nyaman dan menyenangkan akan mampu bekerja lebih baik. Ketika pabrik sedang dibangun, Hershey merencanakan untuk membuat sebuah kota untuk para karyawan yang lengkap dengan berbagai fasilitas yang berkualitas dan murah.

Untuk transportasi karyawan, Hershey membuat jalur Trolley. Trolley ini sangat digemari karena biayanya murah. Selain untuk karyawan, trolley ini juga digunakan untuk mengangkut berbagai bahan mentah seperti biji coklat, susu, dan gula ke pabrik.

Ketika pabrik tengah dibangun, sebagian dari kota tengah dirancang, termasuk perumahan pegawai. Hershey pun ingin komunitas baru nya tersebut menjadi tempat yang menarik untuk ditinggali, oleh karena itu Hershey menyediakan lebih dari kebutuhan pokok. Bangunan yang dibangun setelah pabrik ialah Cocoa House. Bangunan ini difungsikan sebagai

Town Centre karena di dalamnya terdapat toko-toko, bank, kantor pos, tempat penginapan, dan rumah makan.

Perusahaan juga menyediakan jasa laundry, percetakan, kafe, pusat perbelanjaan, dan juga menerbitkan surat kabar sendiri yang bernama Hershey Press. Milton Hershey kemudian membangun sebuah picnic ground yang dilengkapi dengan taman bermain, kolam renang, kebun binatang, area bowling, dan taman hiburan yang berisi berbagai macam wahana permainan. Setelah itu, Hershey juga membangun Hershey Centre, Hershey Arena, dan The Hotel Hershey untuk komunitas barunya itu.

Tidak seperti kebanyakan perusahaan lain yang mengeksploitasi rakyat sekitarnya secara sewenang-wenang, Hershey tidak berpikir demikian. Hershey lebih memikirkan bagaimana cara untuk meningkatkan kesejahteraan mereka. Seiring berjalannya waktu, Derry Township berubah nama menjadi Hershey.

Sebagai anak petani yang putus sekolah dan tidak dikaruniai anak, pada tahun 1909 Hershey beserta istrinya mendirikan Hershey Industrial School, sekolah asrama untuk anakanak yatim piatu. Pada tahun 1918, Heshey menyerahkan hampir dari separuh kekayaannya termasuk kepemilikannya terhadap The Hershey Company kepada Hershey Trust untuk yang digunakan untuk mengembangkan Hershey Industrial School yang sekarang bernama The Milton Hershey School.

Sejak meninggalnya Hershey pada tahun 1945, The Hershey Company pun semakin maju. Kota Hershey, dengan segala daya tariknya itu menjadi tempat tujuan favorit bagi turis maupun pelaku bisnis. The Milton Hershey School dan usaha Hershey lainnya telah memperluas dan menyejahterakan banyak orang, melatih dan mengajar anak perempuan dan laki-laki yang kurang beruntung. Sepanjang kehidupannya, Hershey telah menjadi entrepreneur yang berani, tegas, dan memiliki tanggung jawab, serta sosial yang tinggi.

Sekarang, The Hershey Company juga menyediakan berbagai macam kegiatan pengembangan diri dan pendidikan bagi para pegawainya contohnya, training workshop, educational assistance progam, management training, cross functional job assignment,dan membership in professional organization.

Selain itu, perusahaan ini juga memberikan berbagai macam benefit kepada pegawainya antara lain dengan memberikan jam kerja yang flexible, diskon untuk penitipan anak, fitness centre, cuti panjang untuk pendidikan,dan konseling ntuk pegawai.Program-program ini merupakan symbol yang menunjukkan ini sangat berkomitmen terhadap kehidupan pegawainya baik di rumah maupun lingkungan kerja.

Di sisi lain, The Herhey Company juga memiliki komitmen terhadap diversity atau keanekaragaman. Perusahaan ini memiliki berbagai macam kelompok yang menunjang berbagai perbedaan demografi yang ada di perusahaan tersebut. Kelompok tersebut antara lain, Tim untuk membantu pegawai baru, kelompok-kelompok untuk kalangan minoritas, kelompok Afrika-Amerika, dan kelompok orang-orang Hispanik.

Pada tahun 2010, total pendapaatn yang didapatkan oleh The Hershey Company sebesar US$5,671 billion, sedangkan laba bersih yang diterima sebesar US$510 million. Total pegawai yang dipekerjakan oleh Hershey Company yang dipimpin oleh CEO John P. Bilbrey pada tahun 2010 sebanyak 13.700.

Tidak hanya bertanggung jawab terhadap pegawai, Hershey juga bertanggung jawab dan berkomitmen untuk membantu orang mencapai gaya hidup yang seimbang dengan memberikan penyuluhan kesehatan kepada konsumen dan karyawan, menawarkan pilihan di pasar, dan memajukan ilmu pengetahuan tentang diet dan kesehatan.

Perusahaan menyadari bahwa beberapa pandangan orang buruk terhadap coklat yang menganggap mengandung lemak tinggi, menyebabkan kolesterol, obesitas, dan sebagainya.

Oleh karena itu, perusahaan menjelaskan di websitenya tentang mitos-mitos yang beranggapan buruk dengan coklat, dan berbagai manfaat yang dapat kita ambil dari coklat bahwa ternyata coklat mengandung antioksidan yang tinggi dan masih banyak lagi manfaatnya yang dijelaskan diwebsite resminya tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk menghindari konsumen dari segala pemikiran yang kurang baik terhadap produk-produk Hershey.

Kebanyakan orang tahu bahwa mereka harus makan diet seimbang yang mengandung berbagai macam makanan untuk menjaga kesehatan yang baik. Dalam website reminya, perusahaan ini memaparkan bahwa penelitian telah menunjukkan bahwa ketika makanan favorit yang disertakan, orang sebenarnya lebih cenderung untuk tetap pada diet sehat. Pada produk Hershey hampir semua Anda akan menemukan label nutrisi disebut "Fakta Nutrisi." Label ini dikembangkan oleh Administrasi Makanan dan Obat (FDA) untuk membantu Anda menentukan bagaimana makanan tertentu sesuai dengan diet yang sehat, mengidentifikasi nutrisi yang dampak kesehatan, dan memberikan pedoman untuk klaim gizi. Meyakinkan kita bahwa produk Hershey tidak mengandung jumlah declarable trans-fat. Hershey pun menyediakan fasilitas bagi kita pecinta coklat tetapi perhatian dengan dietnya yaitu dengan memberikan update pada perubahan informasi atau bahan gizi untuk produk Hershey dengan mendaftar di websitenya dan akan diberikan infonya secara online lewat email.

Anda mungkin juga menyukai