Anda di halaman 1dari 2

Dari video yang berjudul the new rules of the world, kita dapat melihat begitu jelas mengenai

kondisi perekonomian akibat globalisasi yang berdampak negatif bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia ini. Melihat definisi dari Globalisasi itu sendiri adalah keterkaitan dan ketergantungan antar bangsa dan antar manusia di seluruh dunia melalui perdagangan, investasi, perjalanan, budaya populer, dan bentuk-bentuk interaksi yang lain sehingga batas-batas suatu negara menjadi semakin sempit (http://id.wikipedia.org/wiki/Globalisasi). Di dalam video ini globalisasi digambarkan dengan nilai ketidakadilan dan nilai yang diskriminatif. Sebagai contoh buruh yang digaji tidak sesuai dengan apa yang mereka kerjakan. Mereka bekerja hingga 36 jam disertai 2 jam untuk waktu istirahat tanpa duduk bila ada target ekspor yang ditargetkan dengan upah sebesar Rp 9.000,- yang tidak sebanding dengan harga penjualan produk yang mereka kerjakan mencapai

nominal ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Kondisi ini sangat memprihatinkan, didukung dengan lingkungan tempat tinggal yang tidak layak dengan taraf kehidupan yang sangat rendah. Berbeda dengan rakyat kalangan tingkat atas yang dapat merayakan pesta dengan sangat mewah. Di dalam kondisi ini kita dapat mengetahui bahwa dengan adanya globalisasi, masyarakat yang kaya akan menjadi bertambah kaya dan sedangkan masyarakat yang miskin akan menjadi bertambah miskin. Hak asasi manusia di Indonesia sudah tidak dihiraukan lagi. Hal ini berawal ketika presiden Ir. Soekarno turun dan digantikan oleh Soeharto, Globalisasi mulai dicap bahkan berdampak sangat negatif bagi Indonesia. Soeharto mulai mengijinkan beberapa negara masuk untuk melakukan perdagangan dengan perjanjian yang merugikan Indonesia. Kentungan yang diperoleh sebagian besar digunakan untuk kepentingan pribadi dan keluarga dari Soeharto sehingga menuai kasus hutang yang begitu besar pada negara lain. Hingga yang paling parah, pada saat itu terjadi kasus pembunuhan massal yang dilakukan oleh negara barat. Organisasi dunia seperti IMF dan Bank Dunia pun juga malah memperkeruh keadaan dengan tindakan dan kebijakan yang menyulitkan masyarakat Indonesia dan juga bertentangan dengan visi misi dari organisasi tersebut. Sangat pantas apabila rakyat meragukan seorang pemimpin yang hanya memberi janji palsu. Sampai kapan rakyat harus menjalankan

penderitaan ini dengan adanya jurang pemisah yang sangat tinggi antara yang kaya dengan yang miskin. Seharusnya ketimpangan ini dapat dan harus dirubah!

Anda mungkin juga menyukai