Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN

Larynx adalah organ tubuh yang mempunyai sphincter pelindung pada pintu masuk jalan napas dan berfungsi sebagai dalam pembentukan suara. Di atas larynx terbuka ke dalam laryngopharynx dan di bawah larynx berlanjut ke trakea.1 Peradangan laring dapat berupa laringitis akut atau laringitis kronis. Laringitis kronik dapat dibedakan menjadi laringitis kronik non spesifik dan laringitis spesifik ialah laringitis tuberkulosis dan laringitis leutika.2 Laringitis tuberkulosis hampir selalu sebagai akibat tuberkulosis paru. Sering kali setelah diberi pengobatan, tuberkulosis parunya sembuh tetapi laringitis tuberkulosisnya menetap. Hal ini terjadi karena struktur mukosa laring yang sangat lekat pada kartilago serta vaskularisasi yang tidak sebaik paru, sehingga bila infeksi sudah mengenai kartilago, pengobatannya lebih lama.2 Laringitis tuberkulosis secara khas dapat ditemukan pada penderita tuberkulosis (TB) paru ekstra paru. Pada sebagian besar kasus adalah akibat dari kontaminasi oleh sputum yang mengandung basil-basil tahan asam. Penyakit ini jarang terjadi akibat penyebaran secara hematogen dan limfogen. Umunya terdapat sekitar usia 20-40 tahun. Mungkin hal ini disebabkan pada usia-usia tersebut sering ditemukan. Menurut Ballenger, pada usia 60 tahun atau lebih, frekuensi kasus meninggi lagi.3 Gejala klinis laringitis tuberkulosis tergantung pada stadiumnya, terdapat gejala rasa kering, panas dan tertekan di daerah laring, suara parau berlangsung bermingguminggu, sedangkan pada stadium lanjut dapat timbul afoni, hemoptisis, nyeri waktu menelan yang lebih hebat bila dibandingkan dengan nyeri karena radang lainnya, merupakan tanda yang khas, keadaan umum buruk, pada pemeriksaan paru terdapat proses aktif.2 Penatalaksanaan pada laringitis tuberkulosis dapat diberikan obat antituberkulosis primer dan sekunder, serta istirahat suara. Prognosis penyakit ini tergantung pada keadaan sosial ekonomi pasien, kebiasaan hidup sehat serta ketekunan berobat. Bila diagnosis dapat ditegakkan pada stadium dini maka prognosisnya baik.2

Anda mungkin juga menyukai