Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA II

FARMASI PARALEL 2009 KELOMPOK 2 ANGGOTA : Dinny Chairunisa Exaudi Ebennezer P Fadhli Izzaturrahman

DEPARTEMEN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2010

Percobaan 3 PENGUKURAN TEKANAN DARAH ARTERI SECARA TIDAK LANGSUNG PADA MANUSIA
I. TUJUAN : Mahasiswa mampu melakukan pengukuran tekana darah arteri pada manusia. II. ALAT DAN BAHAN : 1. Sfigmomanometer. 2. Stetoscope III. TATA KERJA : A. Cara Pengukuran Tekanan Darah Arteri secara tidak langsung B.1 Cara Palpasi (Perabaan) : 1. Memberi penjelasan bahwan akan dilakukan pengukuran

tekanan darah. 2. 3.
4.

Mempersilahkan pasien untuk beristirahat selama 10 menit. Mempersilahkan pasien duduk kembali. Memasang manset di salah satu lengan 2-3 cm di atas fosa

cubiti. Manset dipasang dalam keadaan tidak longgar / terlalu ketat. 5. 6. Menetapkan posisi air raksa pada posisi 0 mmHg. Meraba arteri radialis.

7.

Memompa air raksa sampai denyut arteri radialis tidak

teraba lagi. 8. Meningkatkan air raksa 10-30 mmHg di atas posisi pada

saat arteri radialis tidak teraba. 9. Menurunkan air raksa perlahan sampai denyut arteri radialis

mulai teraba lagi. 10. 11. 12. 13. Menentukan tekanan sistol orang percobaan. Menurunkan air raksa sampai 0 mmHg. Mengulangi langkah 6 sampai 11 dengan sebanyak 2 kali. Menetapkan tekanan sistol rata-rata dari 3 kali pengukuran

dengan benar.

B.2 Cara Auskultasi : 1. Member petunjuk bahwa akan dilakukan pengukuran

tekanan darah. 2. 3.
4.

Mempersilahkan pasien beristirahat selama 10 menit. Mempersilahkan pasien duduk kembali. Memasang manset di salah satu lengan 2-3 cm di atas fosa

cubiti. Usahakan manset terpasang dalam keadaan tidak longgar/ terlalu ketat. 5. 6. 7. Menetapkan posisi air raksa pada posisi 0. Meraba arteri brakialis dan arteri radialis. Memompa air raksa sambil meraba arteri radialis/brakialis.

8. 9.

Memasang stetoskop di atas arteri brakialis. Meningkatkan air raksa perlahan sambil mendengarkan

bunyi. 10. Menetapkan tekanan sistol dan diastole berdasarkan kelima

fase korotkof. 11. 12. kali. 13. Menetapkan tekanan sistol dan diastol rata-rata dari 3 kali Menurunkan air raksa sampai 0. Mengulangi langkah 7 sampai 11 dengan benar sebanyak 2

pengukuran benar. B. Pengukuran Tekanan Darah Arteri brakialis pada Sikap Berbaring, Duduk dan Berdiri B.1 Berbaring terlentang 1. Menyuruh op berbaring terlentang dengan tenang selama

10 menit. 2. Selama menunggu, memasan manset sfigmomanometer

pada lengan kanan atas op.


3.

Mencari dengan palpasi denyut arteri brakhialis pada fossa

cubiti dan denyut arteri radialis pada pergelangan tangan op. 4. Setelah op berbaring 10 menit, menetapkan kelima fase

korotkof dalam pengukuran tekanan darah op tersebut. 5. B.2 Duduk 1. Tanpa melepas manset, op disuruh duduk. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.

2. 3.

Menunggu 3 menit. Kemudian mengukur lagi tekanan darah pada saat op

duduk. 4. B.3 Berdiri 1. 2. Tanpa melepaskan manset op diminta berdiri. Setelah ditunggu 3 menit ukur kembali tekanan darah Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali.

dengan cara yang sama. 3. 4. Mengulangi pengukuran sebanyak 3 kali. Membandingkan hasil pengukuran tekanan darah op pada

ketiga sikap yang berbeda di atas.

C. Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot 1. Mengukur tekanan darah arteri brankhialis o.p. dengan penilaian menurut metode baru pada sikap duduk (o.p. tak perlu yang sama seperti pada B) 2. Tanpa melepaskan manset suruhlah o.p. berlari ditempat dengan frekuensi 120 loncatan/ menit selama 2 menit. Segera setelah selesai o.p. disuruh duduk dan ukurlah tekanan darahnya. 3. Mengulangi pengukuran tekanan darah ini tiap menit sampai tekanan darahnya kembali seperti semula. 4. Mencatat hasil pengukuran tersebut. IV. HASIL PENGAMATAN : A. Cara palpasi

Tabel 1 : pengukuran dengan cara palpasi No 1 2 3 Nama Pasien Dinny Chairunisa Exaudi Ebennezer P Fadhli Izzaturrahma Cara Palpasi (Sistol) Uji I Uji II Uji III 100 90 90 120 110 110 120 120 120 Rata-rata
90 110 120

B.Cara Auskultasi Tabel 2 Pengukuran Tekanan Darah Cara Auskultasi Orang Percobaan Fase Korotko v I II III IV V I II III IV V I II III IV V Pengukuran (mmHg) 1 90 80 76 73 70 110 108 94 88 82 120 109 98 92 80 2 94 81 76 73 70 110 108 96 92 82 120 108 100 93 80 3 90 80 76 74 70 110 106 94 86 82 120 108 98 92 80 Rata-Rata 91.33 80.33 76 73.33 70 110 107.33 94.66 88,67 82 120 108.33 98,67 92,33 80

Dinny

Exaudi

Fadhli

Tabel 3 Pengukuran Tekanan Darah pada Sikap Berbaring Terlentang Orang Fase Pengukuran (mmHg) Rata-Rata

Percobaan

Dinny

Exaudi

Fadhli

Korotko v I II III IV V I II III IV V I II III IV V

1 85 80 75 72 69 105 100 94 85 78 117 103 95 90 79

2 85 82 76 73 70 104 103 95 85 76 115 103 95 87 77

3 85 82 77 72 68 107 101 92 85 78 118 107 95 88 79 85 81,33 76 72,33 69 105,33 101,33 93,67 85 77,33 116,67 104,33 95 88,33 78,33

Tabel 4 Pengukuran Tekanan Darah pada Sikap Duduk Orang Percobaan Fase Korotko v I II III IV V I II III IV V I II III IV V Pengukuran (mmHg) 1 90 82 77 70 65 112 94 86 80 72 121 109 102 94 84 2 89 80 76 69 63 108 96 90 82 70 118 106 98 88 82 3 92 80 75 72 63 110 96 90 82 72 122 108 102 96 80 Rata-Rata 90.33 80.66 76 70.33 63.66 110 95.33 88.66 81.33 71.33 120.33 107.66 100.66 92.66 82

Dinny

Exaudi

Fadhli

Tabel 5 Pengukuran Tekanan Darah pada Sikap Berdiri

Orang Percobaan Dinny

Fase Korotko v I II III

Pengukuran (mmHg) 1 89 83 77 2 87 80 76 3 85 80 76 Rata-Rata 87 81 76,33

Exaudi

Fadhli

IV V I II III IV V I II III IV V

71 68 108 98 92 85 81 117 109 99 88 79

70 67 108 98 92 86 80 115 108 100 89 77

70 65 108 96 88 82 78 116 111 102 89 77

70,33 66,67 108 97,33 90,67 84,33 79,67 116 109.33 100.33 88.66 77.66

Tabel 6 Pengukuran Tekanan Darah Sesudah Kerja Otot Orang Percobaan Fase Korotko v I II III IV V I II III IV V I II III IV V Pengukuran (mmHg) 1 110 100 93 85 77 130 120 107 99 82 140 120 112 106 80 2 115 103 93 83 75 133 119 105 96 82 136 116 110 104 80 3 113 105 95 83 75 130 122 105 95 85 130 112 104 98 80 Rata-Rata 112.66 102.66 93.66 83.66 75.66 131 120.33 105.66 96.66 83 135,33 116 108,67 102,67 80

Dinny

Exaudi

Fadhli

V. PEMBAHASAN :
Tekanan darah arteri dapat diukur dengan 2 cara, yaitu cara palpasi dan cara auskultasi. Manset dipasang pada di atas fosa cubiti. Dengan cara palpasi (perabaan), orang percobaan dapat diukur tekanan darah dengan meraba arteri

radialis. Pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi tersebut hanya dapat mengetahui tekanan darah sistol. Pada saat memasangkan alat manset usahakan tidak terlalu kencang atau terlalu longgar. Apabila terlalu kencang, maka hasil pengukuran tekanan darah akan berkurang dari yang seharusnya. Sebaliknya, apabila manset terlalu longgar, maka hasil pengukuran tekanan darah akan bertambah dari yang seharusnya, sehingga menjadi tidak akurat Dengan cara auskultasi, dapat dilakukan pengukuran tekanan darah sistole dan diastol dengan menggunakan stetoskop untuk mendengar aliran darah pada arteri brakialis. Pengukuran dilakukan berdasarkan fase korotkof, dimana terdapat 5 fase yaitu: 1. Terdengar bunyi 2. Bising 3. Bunyi mulai teratur 4. Melemah 5. Bunyi hilang Tekanan sistol ada pada fase pertama (mulai terdengar bunyi), dan tekanan diastol pada fase ke 5 (bunyi menghilang).

VI. KESIMPULAN : Tekanan darah dapat diukur dengan 2 cara, yaitu cara palpasi dan cara auskultasi. Cara palpasi hanya dapat mengukur tekanan sistol, sedangkan cara auskultasi dapat mengukur tekanan sistol dan diastol. Tekanan pada arteri dapat berubah-ubah sesuai dengan aktifitas kita.

Anda mungkin juga menyukai