Anda di halaman 1dari 44

I.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Sumber genetik (germ palsm) kacang tanah berasal dari Brasilia. Penanaman kacang tanah pertama kali dilakukan oleh orang Indian. Setelah benua Amerika ditemukan, tanaman ini ditanam oleh pendatang dari Eropa, dengan daerah pusat penyebarannya mula-mula terkonsentrasi di India, Cina, Nigeria, Amerika Serikat, dan Gambia, kemudian meluas ke berbagai negara di dunia (Rukmana, 1998). Kacang tanah mulai ditanam di Indonesia pada awal abad ke-17. Masuknya kacang tanah ke wilayah Nusantara dibawa oleh pedagang Cina dan Portugis. Sentra produksi kacang tanah pada mulanya terpusat di pulau Jawa, selanjutnya menyebar ke berbagai daerah, terutama Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Kini kacang tanah telah ditanam di seluruh Indonesia (Rukmana, 1998). Kacang tanah (Arachis hypogea L.) merupakan salah satu tanaman berumur pendek (100-120 hari), sehingga lebih cepat panen (Suprapto, 2004). Di Indonesia kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting dalam pola menu makanan di masyarakat. Luas pertanaman kacang tanah di

Indonesia menempati urutan keempat setelah padi, jagung, dan kedelai (Adisarwanto, 1999). Kacang tanah termasuk tanaman palawija yang tergolong ke dalam famili Leguminosae, sub famili Papilionaceae dan genus Arachis. Tanaman kacangkacangan mempunyai kelebihan dibanding dengan tanaman lainnya karena mempunyai bintil-bintil akar. Bintil-bintil akar tersebut mengandung bakteri yang
Program Studi manajemen produksi pertanian 1

dapat mengikat unsur Nitrogen (N) yang ada di sekitar lingkungannya yaitu bakteri Rhizobium sp. Berdasarkan hal tersebut maka kacang tanah dapat digunakan sebagai tanaman awal dalam kegiatan budidaya sehingga diharapkan unsur hara N akan tersedia untuk tanaman selanjutnya. Biji kacang tanah dapat dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung. Kacang tanah memiliki banyak manfaat yaitu untuk makanan, sebagai bahan industri, bahan baku pembuatan minyak, sabun, mentega dan lain-lain. Kacang tanah juga tidak kalah pentingnya dibandingkan tanaman lain, karena bijinya mengandung bahan-bahan berguna yang dibutuhkan oleh tubuh manusia seperti lemak 40-50%, protein 25-30%, karbohidrat 21%, kalori 540 kkal, air 5%, mineral-mineral seperti Ca, P, Fe, serta vitamin A dan B. Selain bijinya, daunnya juga dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan pupuk hijau. Kompos adalah pupuk organik yang bahan dasarnya dari pelapukan bahan tanaman atau limbah organik. Banyak sekali bahan dasar yang digunakan seperti jerami, sekam, rumput-rumputan, sampah kota, atau limbah pabrik. Alasan utama pemberian kompos pada tanah lebih bertujuan untuk memperbaiki kondisi fisik tanah dari pada untuk menyediakan unsur hara, karena unsur hara pada kompos hanya ada dalam jumlah sedikit. Dengan demikian, pupuk kimia tidak dapat menggantikan fungsi pupuk kompos karena masing-masing memiliki peran yang berbeda. Pupuk kimia berperan menyediakan nutrisi dalam jumlah besar bagi tanaman, sedangkan pupuk kompos berfungsi sebagai menjaga fungsi tanah agar unsur hara dalam tanah mudah dimanfaatkan oleh tanaman untuk menyerap unsur hara yang ada di dalam tanah.

Program Studi manajemen produksi pertanian 2

Pupuk organik seperti halnya kompos dapat menaikkan kandungan hara seperti percobaan di New South Wales dan Western, Australia, bahwa pemberian pupuk organik akan meningkatkan kandungan protein pada tanaman kacangkacangan hingga 14% (Musnamar, 2003). Tujuan pemberian kompos hijau adalah untuk meningkatkan bahan organik dan unsur hara dalam tanah, sehingga terjadi perbaikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah, yang akhirnya berdampak pada produktivitas tanah dan ketahanan tanah pada erosi tanah. 1.2. Perumusan Masalah Tahun 1991-1996 produksi dan produktivitas kacang tanah nasional meningkat, tetapi permintaannya masih lebih besar dari pada ketersediaan produksi. Untuk peningkatan produksi dan produktivitas kacang tanah ditempuh antara lain dengan perluasan areal, perbaikan teknologi budidaya dan pasca panen, serta pengembangan usaha tani terpadu berpola agrobisnis (Rukmana, 1998). Kenaikan permintaan kacang tanah dalam negeri cukup besar, yaitu 4,4 % per tahun sedangkan pada periode yang sama jumlah produksi kacang tanah dalam negeri hanya mengalami kenaikan 2,5 %. Sehingga untuk memenuhi kekurangan produksi, kacang tanah harus diimpor (Adisarwanto, 1999). Produksi kacang tanah di Kabupaten Limapuluh Kota mengalami peningkatan seiring bertambahnya jumlah penduduk dan permintaan pasar. Namun peningkatan produksi tersebut tidak sebanding dengan kebutuhan penduduk akan kacang tanah. Hasil survei konsumsi kacang tanah ton/jiwa/tahun di Kabupaten Limapuluh Kota adalah sebesar 0,0026 ton/jiwa/tahun (Data Konsumsi Kabupaten Limapuluh Kota, 2010).
Program Studi manajemen produksi pertanian 3

Penggunaan pupuk kimia mulai ditinggalkan karena dua alasan pokok. Pertama, pupuk kimia dapat mencemari dan meracuni tanah. Kedua, pupuk kimia dinyatakan berbahaya bagi kesehatan manusia karena mengandung radikal bebas berupa bahan beracun yang terbawa, serta mengendap ke dalam bahan-bahan makanan dan mahalnya harga pupuk kimia di pasaran. Usaha untuk meningkatkan produksi kacang tanah diantaranya dengan penggunaan varietas unggul, perbaikan teknik dan teknologi dalam budidaya, pengendalian hama dan penyakit, serta penggunaan pupuk organik pada tanaman kacang tanah yang akan dibudidayakan. Penggunaan pupuk organik/kompos dalam budidaya kacang tanah ber pengaruh terhadap kandungan silikat tanah. Unsur silikat dapat meningkatkan serapan unsur fosfor (P) yang dibutuhkan untuk pembentukan polong dan biji bagi tanaman kacang tanah. Selain itu kompos juga dapat berfungsi untuk menggemburkan tanah sehingga bisa mempermudah akar tanaman menyerap unsur hara yang ada di dalamnya. Menurut Soepardi (1982). pengaruh yang menguntungkan dari silikat karena mampu membebaskan P dari koloid tanah sehingga tersedia bagi tanaman. Hasil penelitian yang dilakukan secara intensif sejak tahun 1997 hingga 2005, didapat kesimpulan akhir bahwa pupuk kompos organik sangat potensial digunakan dalam bidang geoteknik terutama untuk perbaikan tanah. Kandungan silica yang dihasilkan dapat mencapai di atas 90% (Nugroho, 2009). 1.2. Tujuan Tujuan dari pelaksanaan proyek usaha pertanian (PRUNI) adalah sebagai:

Program Studi manajemen produksi pertanian 4

1. Mengetahui manfaat penggunaan kompos rumput-rumputan terhadap

produksi dan keuntungan pada budidaya kacang tanah.


2. Melatih mahasiswa untuk mampu merencanakan dan melaksanakan suatu

proyek usaha pertanian yang akan dilaksanakan.


3. Mampu menganalisa kelayakan usaha budidaya kacang tanah dengan

potensi pasar di Payakumbuh dan Kabupaten Lima Puluh Kota.

II. TINJAUAN PUSTAKA


2.1. Aspek Komoditas Tanaman kacang tanah termasuk famili Papilionaceae. Kedudukan tanaman kacang tanah dalam sismatika (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Subdivisi Kelas Ordo : Plantae (tumbuh-tumbuhan) : Spermatophyta (tumbuan berbiji) : Angiospermae (berbiji tertutup) : Dicotiledonae (biji berkeping dua) : Leguminasae (kacang-kacangan)

Program Studi manajemen produksi pertanian 5

Genus Spesies

: Arachis : Arachis hypogeae

Tubuh tanaman kacang tanah tersusun atas organ akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Karakteristik morfologi tanaman kacang tanah diuraikan sebagai berikut. 2.1.1. Akar (radix) Perakaran tanaman kacang tanah terdiri dari akar lembaga (radicula), akar tunggang (radix primaria), dan akar cabang (radix lateralis). Pertumbuhan akar menyebar ke semua arah sedalam lebih kurang 30 cm dari permukaan tanah. Akar berfungsi sebagai organ pengisap unsur hara dan air untuk pertumbuhan tanaman. Namun, fungsi tersebut dapat terganggu bila tanah beraerasi jelek, kadar airnya kurang, kandungan senyawa Al dan Mn tinggi, serta derajat keasaman (pH) tanah tinggi (Rukmana, 1998). Akar tanaman kacang tanah bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium radicicola. Bakteri ini terdapat pada bintil-bintil (nodula-nodula) akar tanaman kacang tanah dan bersimbosis saling menguntungkan. Tanaman kacang tanah tidak dapat menambat (mengambil) nitrogen bebas (N2) dari udara tanpa bakteri rhizobium. Sebaliknya bakteri rhizobium tidak dapat mengikat nitrogen tanpa

bantuan tanaman kacang tanah. Pada bintil-bitil akar teradapat unsur nitrogen yang berguna untuk pertumbuhan tanaman dan ketersedian unsur N dalam tanah (Rukmana, 1998). .

2.1.2. Batang (caulis)

Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku, dengan tipe pertubuhan tegak atau mendatar. Pada mulanya batang tumbuh tunggal. Namun,
Program Studi manajemen produksi pertanian 6

lambat laun bercabang banyak seolah-olah merumpun. Panjang batang berkisar antara 30- 50 cm atau lebih, tergantung jenis atau varietas kacang tanah dan kesuburan tanah. Ruas-ruas batang yang terletak didalam tanah merupakan tempat melekat akar, bunga, dan buah. Ruas-ruas batang yang berada di atas permukaan tanah merupakan tempat tumbuh tangkai daun.
2.1.3. Daun (folium)

Daun pada tanaman kacang tanah berbentuk lonjong, terletak berpasangan (majemuk), dan bersirip genap. Tiap tangkai daun terdiri atas empat helai daun. Daun muda berwarna hijau kekuning-kungan, setelah tua menjadi hijau tua. Daun daun tua akan menguning dan berguguran mulai dari bawah keatas bersamaan dengan stadium polong tua. Helaian daun bersifat nititropic, yakni mampu menyerap cahaya matahari sebanyak-banyaknya. Permukaan daunnya memiliki bulu yang berfungsi sebagai panahan atau penyimpan debu.
2.1.4. Bunga (flos)

Bunga pada tanaman kacang tanah berbentuk kupu-kupu, berwarna kuning dan bertangkai panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya berlangsung setelah tanaman berumur 4-6 minggu. Bunga pada kacang tanah juga menyerbuk sendiri (self pollination) pada malam hari. Dari semua bunga yang tumbuh, hanya 70%-75% yang membentuk bakal polong ( ginofora ). Bunga mekar selama seitar 24 jam, kemudian layu, dan gugur. Ujung tangkai bunga akan berubah bentuk menjadi bakal polong, tumbuh membengkok ke bawah, memanjang, dan masuk ke dalam tanah.
2.1.5. Buah (fructus )

Program Studi manajemen produksi pertanian 7

Buah kacang tanah berbentuk polong dan ter bentuk di dalam tanah. Polong kacang tanah berkulit keras, dan berwarna putih kecoklatan-coklatan. Tiap polong berisi satu sampai tiga biji atau lebih. Ukuran polong barvariasi, tergantung jenis atau varietasnya dan tingkat kesuburan tanah. Polong berukuran besar biasanya mencapai panjang 6 cm dengan diameter 1,5 cm.
2.1.6. Biji (semen)

Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong, terbungkus kulit biji tipis berwarna putih, merah, atau ungu. Inti biji (nucleus seminis) terdiri atas lembaga (embrio), dan putih telur (albumen). Ukuran biji kacang tanah bervariasi, mulai dari kecil sampai besar. Biji kecil beratnya antara 250g - 400g per 1.000 butir, sedangkan biji besar lebih kurang 500g per 1.000 butir. 2.1.7 Jenis dan Varietas Kacang tanah yang dibudidayakan di Indonesia dibedakan atas dua golongan, berdasarkan tipe pertumbuhan dan umur tanaman. Berdasarkan tipe pertumbuhannya tanaman kacang tanah dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe tegak (bunch type) dan menjalar (runner type). 1. Tipe tegak banyak disukai karena umur panennya lebih pendek, 100-120 hari. Selain itu, buahnya hanya pada ruas-ruas pada pangkal utama dan cabangnya. Tiap polong berbiji antara 2-4 butir sehingga masaknya bisa bersamaan.

Program Studi manajemen produksi pertanian 8

2.

Tipe menjalar cabang-cabangnya tumbuh ke samping, tetapi ujungujungnya mengarah ke atas. Panjang batang utamanya antara 33 - 66 cm dengan umur antara 150-200 hari. Tiap ruas yang berdekatan dengan tanah akan menghasilkan buah sehingga masaknya tidak bersamaan (Marzuki, 2007). Varietas-varietas kacang tanah unggul yang dibudidayakan para petani

biasanya bertipe tegak dan berumur pendek (genjah). Varietas unggul kacang tanah ditandai dengan karakteristik sebagai berikut: a) Daya hasil tinggi. b) Umur pendek (genjah) antara 85-90 hari. c) Kulit benih mengkilap tidak cacat. d) Berasal dari polong tua, rata-rata berbiji dua dan seragam. e) Murni atau tidak tercampur dengan varietas lain. f) Kadar air benih berkisar antara 9% - 12%. Varietas kacang tanah di Indonesia yang terkenal, yaitu: a) Kacang Brul, berumur pendek (3-4 bulan). b) Kacang Cina, berumur panjang (6-8 bulan). c) Kacang Holle, merupakan tipe campuran hasil persilangan antara varietasvarietas yang ada. Kacang Holle tidak bisa disamakan dengan kacang varietas lain karena memang berbeda varietas. 2.1.8. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Tanah 2.1.8.1. Faktor Klimatik a. Curah Hujan

Program Studi manajemen produksi pertanian 9

Kacang tanah membutuhkan curah hujan minimal 300 mm mulai dari awal pertumbuhan sampai panen, terutama pada awal pertumbuhan pembentukan gonofora (bakal buah) dan pengisian polong. Kekeringan akan mengakibatkan kegagalan panen.

b. Suhu Tanaman kacang tanah memerlukan iklim yang lebih panas dengan suhu harian berkisar 25-350C. Bila kurang dari 200C maka pertumbuhan akan terhambat, umur lebih lama dan produksi menurun. c. Kelembaban Kelembaban yang dibutuhkan yaitu 65-75%, tetapi jika tanah terlalu lembab akan menghambat pertumbuhan tanaman, disamping itu mendorong perkembangan yang akan mengakibatkan terjadi pembusukan akar. d. Radiasi Matahari Kacang tanah membutuhkan penyinaran penuh (100%) kalau kurang mengkibatkan tanaman etiolasi (memanjang) batang lemah, bunga dan polong menjadi kecil sehingga menurunkan produksi kacang tanah. 2.1.8.2. Tanah Untuk mendapatkan pertumbuhan yang baik dan produksi yang tinggi kacang tanah memerlukan tanah yang subur, gembur, dan kaya bahan organik. Tanah merupakan tempat tumbuh yang mutlak untuk kehidupan kacang tanah (AAK, 1991).

Program Studi manajemen produksi pertanian 10

Kacang tanah membutuhkan tanah yang berstruktur lempung berpasir dan lempung berdebu (Agustamar, 1997). Kacang tanah menginginkan derajat keasaman (pH) yang mendekati netral berkisar 6,0 - 6,5. Selain itu unsur hara yang cukup dapat mendukung pertumbuhan kacang tanah seperti phospor, kalsium, kalium, dan nitrogen. Tanaman ini menghendaki lahan yang gembur agar

perkembangan perakarannya berjalan baik, ginofornya mudah masuk kedalam tanah untuk pembentukan polong serta pemanenannya juga mudah dilakukan dan dapat tumbuh baik asalkan struktur tanah dan draenase tanahnya baik (Marzuki, 2007). 2.1.8.3. Faktor Biotik Faktor biotik yang ditemui di lapangan antara lain gulma, hama dan penyakit. Untuk itu perlu dilakukan tindakan untuk pengendalian dan pencegahan agar tidak merugikan tanaman. Untuk menghindari semua itu sebelum melakukan usaha, kita harus mengetahui apa tanaman yang terdapat di lahan ini pada periode sebelumnya. 2.2. Aspek Pasar 2.2.1. Gambaran Umum Pasar 2.2.1.1. Jenis Produk yang Dipasarkan Varietas yang digunakan pada budidaya kacang tanah ini adalah varietas Gajah, yang akan dijual dalam bentuk polong. 2.2.1.2. Wilayah Pemasaran Di Kabupaten Limapuluh Kota aspek pasar untuk kacang tanah memiliki peluang besar karena masyarakat sekitar belum begitu membudidayakan kacang tanah, hal ini terlihat dari permintaan dan peluang pasar yang masih tinggi. Jadi

Program Studi manajemen produksi pertanian 11

untuk proses pasar dan pemasaran cukup dilakukan di Kabupaten Limapuluh Kota melalui pedagang dan distributor yang ada di sekitar pasar Sarilamak. 2.2.2. Peluang dan Pangsa Pasar 2.2.2.1. Potensi Permintaan Pasar Permintaan terhadap kacang tanah di Kabupaten Limapuluh Kota dari tahun ke tahun semakin meningkat, hal ini disebabkan bertambahnya jumlah penduduk dan berkembangnya industri pengolahan kacang tanah sehingga permintaannya juga meningkat. Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Lima Puluh Kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 1. Peningkatan jumlah penduduk di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2005-2009 Peningkatan jumlah Tahun Jumlah penduduk (jiwa) penduduk (%) 2005 327.652 2006 330.536 0,88 2007 331.674 0,34 2008 333.929 0,68 2009 336.067 0,64 Jumlah 1.659.858 2,54 Rata-rata 331.971,6 0,64 sumber : BPS Lima Puluh Kota (2009) Berdasarkan jumlah penduduk di atas dapat dilihat bahwa peningkatan ratarata sebesar 0,64 % per tahun. Besarnya konsumsi kacang tanah per tahun, dilihat dari jumlah penduduk dapat diproyeksikan kebutuhan kacang tanah pada tahun 2010-2014 di Kabupaten Limapuluh Kota sebagai berikut. Tabel 2. Proyeksi permintaan kacang tanah di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2010-2014
Program Studi manajemen produksi pertanian 12

Tahun 2010 2011 2012 2013 2014

Proyeksi Jumlah Penduduk (jiwa) 338.218 340.383 342.561 344.753 346.959

Rata-rata Konsumsi (ton/jiwa/tahun) 0,0026 0,0026 0,0026 0,0026 0,0026

Proyeksi Permintaan (ton/tahun) 879,37 884,99 890,66 896,36 902,09

2.2.2.2. Penawaran Produk Untuk memperkirakan penawaran pada kacang tanah perlu diketahui jumlah produksi di suatu daerah yang dapat mengisi kebutuhan konsumen terhadap komoditi kacang tanah. Tabel 3. Peningkatan Penawaran (Produksi) Kacang Tanah di Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2008-2014 Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Total Rata-rata Produksi (ton) 216,5 231,75 248,07 265,55 284,25
304,28 325,70

Peningkatan Produksi (ton) -32,26 7,04 16,33 17,47 18,70


20,02

1.876,11 268,02

21,43 68,74 9,82

Sumber: BPS Kabupaten Lima Puluh Kota Berdasarkan rata-rata peningkatan (penawaran) produksi kacang tanah, maka dapat diproyeksikan jumlah produksi kacang tanah di Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2010-2014. Tabel 4. Proyeksi Penawaran Kacang Tanah di Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010-2014 Tahun Proyeksi Penawaran (ton/tahun)
13 Program Studi manajemen produksi pertanian

2010 2011 2012 2013 2014

238,63 245,72 253,02 260,53 268,27

2.2.2.3. Peluang Pasar Berdasarkan proyeksi permintaan dan penawaran kacang tanah dapat dibuat proyeksi peluang pasar di Kabupaten Limapuluh Kota.

Tabel 5. Proyeksi Peluang pasar kacang Tanah Kabupaten Lima Puluh Kota tahun 2010-2014 Tahun Proyeksi Proyeksi Proyeksi Peluang Permintaan Penawaran Pasar (ton/tahun) (ton/tahun) (ton/tahun) 2010 879,37 238,63 640,74 2011 884,99 245,72 639,27 2012 890,66 253,02 637,64 2013 896,36 260,53 635,83 2014 902,09 268,27 633,82 2.2.2.4. Rencana Penjualan dan Pangsa Pasar Produk yang akan dihasilkan dalam satu periode produksi adalah sebanyak 1,2-2,5 ton/ha (Rukmana, 2003), dengan luas lahan 300 m diperoleh produksi 75 kg untuk tanaman kacang tanah. Adapun pangsa pasar yang diperoleh dalam rencana penjualan masih terlalu kecil karena masih jauh dari peluang pasar yang ada, oleh karena itu untuk meningkatkan pangsa pasar dilakukan dengan cara meningkatkan produksi yang lebih besar agar terpenuhi peluang pasar. Tabel 6. Penjualan dan Pangsa Pasar Kacang Tanah Kabupaten Limapuluh Kota tahun 2010-2014 Tahun Peluang Pasar Penjualan Pangsa Pasar
Program Studi manajemen produksi pertanian 14

2010 2011 2012 2013 2014

(ton/tahun) 640,74 639,27 637,64 635,83 633,82

(ton) 0,12 0,12 0,12 0,12 0,12

0,0001873 0,0001877 0,0001881 0,0001887 0,0001893

2.2.3. Strategi Pemasaran 2.2.3.1. Strategi Produk Strategi merupakan cara penjual untuk membuat produknya lebih bagus/menarik dibandingkan produk-produk pesaing lainnya, untuk menarik perhatian agar konsumen mau menerima atau salah satu cara membeli produk yang telah disediakan penjual. Produk yang dipasarkan adalah kacang tanah kering yang sudah dipipil dan strategi pemasaran yang akan dilakukan dalam Proyek Usaha Pertanian ini adalah sebelum produk dipasarkan, terlebih dahulu dilakukan penyeleksian dan harus memiliki kriteria sebagai berikut : a. Kacang tanah tidak hitam b. Polong bernas c. Sebagian polongnya (80%) telah tua d. Kulit biji tipis dan mengkilap. Setelah dilakukan penyeleksian baru dipasarkan kepada konsumen yang ada di sekitar lokasi usaha. Sedangkan pesaing biasanya tidak melakukan penyeleksian sebelum di pasarkan kepada konsumen, sehingga kacang tanah yang di pasarkan mutunya kurang baik. Sehingga konsumen kurang puas terhadap produk pesaing. 2.2.3.2. Strategi Harga
Program Studi manajemen produksi pertanian 15

Harga yang akan ditawarkan kepada konsumen disesuaikan dengan harga yang ada dipasaran yaitu berkisar antara Rp. 15.000/kg. 2.2.3.3. Strategi Tempat/Distribusi Distribusi pemasaran kacang tanah yang dilakukan dipasarkan langsung kepada konsumen dan sebagian di pasarkan ke distributor yang ada di daerah sarilamak. 2.3. Aspek Teknologi Terapan 2.3.1. Sekilas Tentang Kompos Sebelum menambah zat hara (memupuk) untuk tanaman, perlulah mengetahui unsur-unsur yang diperlukan tanaman. Unsur hara yang dapat dibagi tiga golongan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan tanaman. Ketiga golongan tersebut yaitu sebagai berikut. 1. Unsur hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak, seperti nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K). 2. Unsur hara sedang (sekunder) yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah kecil, seperti sulur/belerang (S), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg).
3. Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit

seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), khlor (Cl), boron (B), mangan (Mn), dan molibdenum (Mo). Dengan mengetahui unsur-unsur tersebut maka

perlulah memberikan tambahan makanan (unsur hara) yang sesuai atau yang dibutuhkan oleh tanaman.
Program Studi manajemen produksi pertanian 16

Pupuk yang ada di pasaran cukup kompleks, terdiri dari banyak jenis, ragam, dan bentuk. Berdasarkan bahan bakunya, jenis pupuk tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu pupuk organik dan anorganik. Pupuk organik merupakan hasil akhir atau hasil antar dari perubahan atau peruraian bagian dan sisa-sisa tanaman dan hewan. Misalnya bungkil, guano, tepung tulang, dan sebagainya. organik diantaranya dapat ditandai dengan ciri-ciri: 1. Nitrogen terdapat dalam bentuk persenyawaan organik sehingga mudah dihisap tanaman 2. 3. Tidak meninggalkan sisa asam organik di dalam tanah Mempunyai kadar persenyawaan C organik yang tinggi, misalnya hidratarang. Pupuk organik kebanyakan tersedia di alam (tersedia secara alamiah). Contohnya kompos, pupuk kandang, pupuk hijau, dan guano,(Murbandono, 2008). Pupuk

Program Studi manajemen produksi pertanian 17

III. METODE PELAKSANAAN


3.1. Tempat dan Waktu Kegiatan Proyek Usaha pertanian ini dilaksanakan di kebun percobaan Politeknik Pertanian Universitas Andalas, Tanjung Pati, Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat. Pruni dilaksanakan dari bulan Januari 2012 sampai Maret 2012. 3.2. Bahan dan Alat
Alat yang dibutuhkan didalam pelaksanaan Proyek Usaha Pertanian ini adalah cangkul, kored, tugal, ember, meteran, garu, gembor, dan lain-lain . Sedangkan bahan yang diperlukan dalam usaha ini adalah benih kacang tanah, pupuk SP-36, KCl, kotoran sapi, kompos organik, tali rafia, EM4, gula pasir, karung.

3.3. Metode Pelaksanaan 3.3.1. Perlakuan Kacang tanah dapat tumbuh di berbagai macam tanah, hal yang yang penting diperhatikan adalah tanah tersebut dapat menyerap air dengan baik dan aerase dan dreanase dapat mengalirkan air kembali dengan lancar. Kacang tanah

tumbuh dengan baik jika ditanam di lahan ringan (loamy sand, sandy, clay) yang cukup mengandung unsur hara (Ca, N, P, K). Tanaman ini menghendaki lahan yang gembur agar perkembangan perakakaranya berjalan baik oleh karena itu pupuk
Program Studi manajemen produksi pertanian 18

kandang dan pupuk kompos diberikan selain menambah unsur hara juga membantu memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk kandang sebagai pupuk dasar yang di lakukan pada saat pengolahan tanah II. Sementara itu pupuk kompos hijauan di berikan 1 hari sebelum penanaman benih kacang tanah sebanyak 0,08 kg / lubang taman dengan luas lahan 200 m2 . 3.3.1.1. Tata Cara Pembuatan Kompos Pembuatan kompos ada berbagai cara, tetapi semua cara tersebut mempunyai konsep dasar yang sama. Konsep dasar ini dapat juga disebut pembuatan kompos secara umum sehingga cara pembuatan ini perlu diketahui agar dalam modifikasi cara pembuata tidak terjadi kesalahan. Dalam pembuatan kompos waktu yang diperlukan umumnya 3-4 bulan. Namun, waktu ini dapat dipercepat menjadi 406 minggu dengan diberinya tambahan aktivator sebagai bakteri pengurai.(Murbandono, 2008). Dalam pembuatan kompos hal pertama yang dilakukan yaitu persiapan, baik bahan maupun wadah. Setelah semua siap, baru dilakukan tahap-tahap pembuatanya. A. Persiapan Bahan bahan organik yang akan di komposkan dipotong atau dicacah agar proses pengomposan berlansung cepat. Selain itu untuk mempercepat pengomposan, diperlukan pula pupuk kandang. Karena bahan-bahan ini nantinya ditumpuk maka perlu disiapkan tempatnya. Tempat yang sederhana ditanah (bahan ditumpuk diatas tanah). Untuk menjaga agar tidak tergenang sewaktu hujan, dibuat bedengan
Program Studi manajemen produksi pertanian 19

dengan ukuran, panjang 3m, lebar 1 m, dan tinggi 25-30 cm. Dan untuk menghindari hujan dapat dibuat naungan. B. Tahapan Pembuatan Kompos Ada enam langkah yang perlu ditempuh dalam pebuatan kompos dengan tahapan ini pembuatan kompos lebih terjamin keberhasilanya.
1. Penyusutan tumpukkan, bahan kompos ditumpuk diatas bilah-

bilah-bilah bambu atau kayu. Selama 1-2 hari diperciki air sampai lembap, tetapi tidak becek.
2. Pemantauan suhu dan kelembapan tumpukan, dari ke-4 hinga ke-

40,tumpukan dijaga agar suhunya 45-650C dan kelembapanya sekitar 50%. Secara sederhana, kelembapan dapat diukur dengan cara memsukkan tongkat kayu kedalam tumpukan kompos, lalu mengeluarkannya. Bila tongkat kering, berarti kelembapanya kurang sehingga perlu dibalik disiram. Bila tongkat basah (lembap) berarti kelembapannya telah sesuai. Namun, bila tongkat terlalu basah maka kelembapannya terlalu tinggi sehingga perlu segera dibalik. Cara mengukur lainya dengan memegang bahan kompos. Kelembapan ideal ditandai dengan bahan yang basah, tetapi tidak ada air yang menetes. Adapun suhu diukur dengan cara memasukkan tangan kedalam tumpukkan kompos, suhu 45-650 C ditandai dengan rasa hangat.
3. Pembalikkan dan penyiraman, pembalikkan tumpukan dilakukan

jika terjadi salah satu atau beberapa keadaan berikut. Suhu


Program Studi manajemen produksi pertanian 20

tumpukan diatas 650 C atau dibawah 450 C, tumpukkan terlalu basah atau terlalu kering. Apabila suhu masih 45-600 ,C dan kelembapan 50%, tumpukan kompos belum waktunya dibalik. 4. Pematangan, hari ke-45, biasanya tumpukan telah memasuki masa pematangan. Kompos yang matang ditandai dengan suhu tumpukan yang menurun mendekati suhu ruang, tidak berbau busuk, bentuk fisik menyerupai tanah dan berwarna kehitamhitaman. 5. Pengayakan kompos, tujuan dilakukan pengayakan yaitu agar ukuran kompos sesuai yang dikehendaki, memilah bahan yang belum terkomposkan secara sempurna, dan mengendalikan mutu kompos. 6. Pengemasan dan penyimpanan, kompos yang sudah disaring, dikemas didalam kantung atau karung. Setelah itu disimpan ditempat yang kering dan aman, atau diletakkan diatas papan. 3.3.2. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan ini terdiri dari beberapa tahapan seperti pengadaan benih, persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen dan pascapanen. A. Pengadaan Benih Dalam budidaya kacang tanah ini benih yang digunakan adalah benih yang bersertifikat dan varietas yang digunakan yaitu varietas gajah, jumlah benih yang dibutuhkan untuk budidaya kacang tanah sebanyak 3 kg untuk luas lahan 300 m dengan penyulaman 10% dengan kebutuhan bibit untuk 1 ha adalah 80-100 kg/ha,
Program Studi manajemen produksi pertanian 21

sebelum dilakukan penanaman terlebih dahulu di lakukan seleksi terhadap bibit yang digunakan yaitu bibit yang bermutu tinggi. Bibit bermutu tinggi ditandai dengan benih yang tidak kisut daya kecambah yang tinggi. Ini adalah salah satu biji kacang tanah yang bermutu tinggi. B. Persiapan Lahan Pengolahan pertama dilakukan dengan menggunakan traktor, setelah itu lahan yang akan digunakan dibersihkan terlebih dahulu secara manual dan semi manual dengan tangan, koret, dan cangkul. Pengolahan kedua menggunakan tangan, koret dan cangkul yang bertujuan untuk menghancurkan bongkahan tanah dan digemburkan agar menghasilkan polong yang baik, lalu membuat bedengan dengan tinggi bedengan 30 cm setelah itu dilakukan penaburan feses ayam dan didiamkan selama satu minggu dan dilakukan penaburan pupuk kompos rumput hijauan sehari sebelum melakukan penanaman. C. Penanaman Penanaman dilakukan seminggu setelah penaburan feses sapi dan satu hari penaburan pupuk kompos rumput hijauan, lalu membuat jarak tanam dengan ukuran 40 x 20 cm, kemudian dilakukan penanaman lalu ditutup tipis dengan tanah. D. Pemeliharaan 1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada umur satu minggu dan berumur dua minggu setelah tanam dengan menggunakan varietas yang sama. Tujuan penyulaman ialah mengganti benih yang tidak tumbuh agar populasi tanaman tidak berkurang dan mengganti tanaman yang tumbuh tidak normal.
Program Studi manajemen produksi pertanian 22

2.

Penyiangan Penyiangan pertama dilakukan pada saat umur dua minggu setelah tanam

dengan menggunakan tangan dan koret. Penyiangan ke dua pada saat berumur empat minggu sebelum memasuki masa berbunga. Tujuan penyiangan ialah menekan persaingan antara tanaman dengan gulma dan menggemburkan tanah sehingga memudahkan ginofor menembus ke tanah. 3. Penyiraman Penyiraman dilakukan 2 x sehari yaitu pada pagi hari dan sore hari dengan air bersih secukupnya. Tetapi jika hari hujan deras, kegiatan penyiraman tidak dilakukan untuk hari yang bersangkutan. 4. Pemupukan Pemupukan dilakukan 2 kali yaitu sebelum dilakukan penanaman benih varietas gajah dengan pupuk kandang dan juga kompos organik sebanyak 0.08 kg/ lubang tanam dan 4 minggu setelah dilakukan penanaman dengan kebutuhan SP 36 0,75 kg/200 m2, dan KCL 0,75 kg/200 m. 5. Pengendalian hama dan penyakit Adapun hama yang menyerang tanaman kacang tanah dilahan adalah semut. Cara melakukan pengendalian yang dilakukan yaitu dengan memberikan kurater pada sarang semut. Pengendalian ini dilakukan pada saat kacang tanah baru ditanam dan pada berumur 4-6 minggu setelah tanam.

Program Studi manajemen produksi pertanian 23

E. Panen Untuk mengetahui kacang tanah dapat di panen, dilihat dari kriterianya yaitu batangnya sudah mengeras, daunnya telah menguning, polong sudah berisi penuh dan keras, dan warna polong tampak coklat kehitaman. Panen dilakukan dengan mencabut tanaman satu persatu secara perlahan-lahan agar tidak ada polong yang tertinggal di dalam bongkahan tanah. Kemudian perakaran dibersihkan dari tanah dengan cara digoyang-goyangkan. Setelah tanah hilang dari perakaran lalu polong dipipil.

Program Studi manajemen produksi pertanian 24

3.3.4. Lay Out Lahan Produksi Lay out proyek usaha pertanian pada tanaman kacang tanah untuk luasan 200 m dapat dilihat pada gambar di bawah ini

1,5 m

Keterangan gambar : Lebar bedengan Panjang bedengan : 1,5 meter : 1,5 meter

Jarak antara bedengan : 20 cm Tinggi bedengan Jarak tanam Luas lahan : 30 cm : 40x20 cm : 200 m

Program Studi manajemen produksi pertanian 25

Program Studi manajemen produksi pertanian 26

3.3.5. Jadwal Kegiatan PRUNI Kegiatan proyek usaha pertanian ini dimulai dari persiapan alat dan bahan sampai panen dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini : Tabel 7. Distribusi jadwal kegiatan PRUNI 2011/2012 Kegiatan Bulan/Minggu Desember D Januari Februari Maret (2011) esember Januari 4 4 4 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 Persiapan alat dan bahan Pengolahan tanah I dengan traktor Pengolahan tanah II dan pembuatan bedengan Pembuatan kompos rumput hijauan Penaburan Kompos Hijauan dan penanaman Penanaman Pemeliharaan -penyulaman -penyiangan -pembumbunan - Penyiraman Panen

3.3.6. Pengamatan Vegetatif


Program Studi manajemen produksi pertanian 27

Pengamatan dilakukan untuk melihat pertumbuhan tanaman yang merupakan pengaruh dari pemberian kompos rumput-rumputan terhadap

pertumbuhan tanaman, efisiensi pupuk, dan hasil produksi tanaman kacang tanah. Parameter yang diamati dari kegiatan PRUNI ini adalah : A. Tinggi tanaman Tabel 8. Pengamatan tinggi tanaman kacang tanah/minggu dengan luasan lahan 200 m2 No. Nama Jumlah cabang primer/2 minggu (cm) 4 6 8 7 7 7 6 7 7 7 7 6 6 7 7 6 6 6 9 9 9 8 7 9 8 8 7 7 8 7 7 7 7 No. Nama Jumlah cabang primer/2 minggu (cm 4 6 8 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 6 7 7 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 8 8 9 9 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 10 9

Sampel dengan tanpa perlakuan A 1 A1 A2 B 2 B1 B2 C 3 C1 C2 D 4 D1 D2 E 5 E1 E2

Sampel dengan perlakuan F F1 F2 G G1 G2 H H1 H2 I I1 I2 J J1 J2

9 6 10 10 9 7 8 10 10 8 9 9 9 9 9 8 9 10 9 9

B. Jumlah cabang primer pada tanaman kacang tanah Tabel 9. Pengamatan jumlah cabang primer/minggu dengan luasan lahan 200 m2
Program Studi manajemen produksi pertanian 28

No.

Nama

Sampel dengan tanpa perlakuan A 1 A1 A2 B 2 B1 B2 C 3 C1 C2 D 4 D1 D2 E 5 E1 E2

Jumlah cabang primer/2 minggu (cm) 4 6 8 7 7 7 6 7 7 7 7 6 6 7 7 6 6 6 9 9 9 8 7 9 8 8 7 7 8 7 7 7 7

No.

Nama

Sampel dengan perlakuan F F1 F2 G G1 G2 H H1 H2 I I1 I2 J J1 J2

Jumlah cabang primer/2 minggu (cm 4 6 8 7 7 7 7 7 7 7 7 7 6 7 7 6 7 7 8 9 9 9 9 9 9 9 9 9 8 8 9 9 9 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 10 9

9 6 10 10 9 7 8 10 10 8 9 9 9 9 9 8 9 10 9 9

C.
D.

Jumlah polong pertanaman Jumlah biji perpolong Bobot 100 biji

E.

3.4. Metode Pengolahan 3.4.1. Tinggi Tanaman

Program Studi manajemen produksi pertanian 29

Tinggi tanaman yang diukur pada saat tanaman berumur 4, 6, 8, dan 12 minggu setelah tanam (mst) dan dirata-ratakan dari tanaman sampel. 3.4.2. Jumlah cabang primer per tanaman Jumlah cabang primer yang terbentuk dihitung pada saat tanaman berumur 4, 6, 8, dan 12 minggu setelah tanam (mst) dan dirata-ratakan dari tanaman sampel. 3.4.3. Jumlah polong per tanaman Semua polong yang terbentuk pada tanaman dihitung pada saat panen yang diambil dari 3 tanaman sampel per petak. 3.4.4. Jumlah biji per polong Dihitung semua biji pada setiap polong per tanaman sampel pada saat panen. 3.4.5. Bobot 100 biji Polong dikeringkan selama 3 hari sampai mencapai kadar air 14%. Biji kering diambil secara acak sebanyak 100 biji dari setiap plot perlakuan kemudian ditimbang. 3.4.6. Produksi Biji per luasan 200 m2 Biji dikeringkan selama 3 hari sampai mencapai kadar air 14% lalu ditimbang untuk mengetahui produksi dalam luasan 200 m2.

Program Studi manajemen produksi pertanian 30

Program Studi manajemen produksi pertanian 31

IV. ASPEK FINANSIAL


4.1. Biaya Pelaksanaan 4.1.1. Biaya Pembelian Alat Biaya alat dalam budidaya kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini : Tabel 10. Biaya pembelian alat untuk budidaya kacang tanah dengan luas 200 m2
No 1 2 3 4 5 6 7 8 7 Nama Alat Gembor@ Meteran*) Ember@ Cangkul**) Kored**) Garu***) Gerobak****) Tugal*) Pisau cutter@ Jumlah
@ *) **) ***) ****)

Satuan Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit Unit

Jumlah 1 1 1 2 2 1 1 1 0

Jumlah Terpakai 1 0,1 1 0,05 0,05 0,0333 0 0,1 0

RENCANA Harga per Unit (Rp) 15.000 20.000 8.000 40.000 30.000 20.000 0 1.000 0

Biaya (Rp) 15.000 2.000 8.000 2.000 1.500 667 0 100 0 29.267

Jumlah Terpakai 2,0000 0,0666 1,0000 0,0666 0,0666 0,0222 0,0166 0,0666 1,0000

REALISASI Harga per Unit (Rp) 20.000 20.000 5.000 30.000 30.000 20.000 150.000 300 2.000

Biaya (Rp) 40.000,00 1.332,00 5.000,00 2.000,00 2.000,00 444,00 2.501,00 199,80 2.000,00 55.476,90

Keterangan :

Habis sekali pakai Usia ekonomis 1 tahun Usia ekonomis 2 tahun Usia ekonomis 3 tahun Usia ekonomis 4 tahun

Program Studi manajemen produksi pertanian 32

4..3.1. Biaya Bahan Biaya bahan bahan untuk kacang tanah dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah ini : Tabel 11. Biaya bahan untuk budidaya kacang tanah dengan luas 200 m2
Jenis Bahan Benih Tali Rafia SP 36 KCL Kompos Hijauan Feses Ayam Karung EM4 Gula Pasir Curater RENCANA Harga/ satuan (Rp ) 22.500 3.000 6.000 3.500 1.000 500 2.000 20.000 10.000 15.000 REALISASI Biaya (Rp) 67.500 3.000 4.500 2.625 24.000 12.000 8.000 2.000 3.000 7.500 134.125
Kebutuh an

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Satuan kg gulung kg kg kg kg buah liter kg kg Jumlah

Kebutuh an 3 1 0,75 0,75 24 24 4 0,1 0,3 0,5

Harga/ satuan 20.000 2.000 8.000 8.000 1.000 500 1.000 20.000 10.000 15.000

Biaya 60.000 2.000 6.000 6.000 20.000 10.000 4.000 2.000 3.000 7.500 120.500

3 1 0,75 0,75 20 20 4 0,1 0,3 0,5

4.4.1. Biaya Tenaga Kerja


Program Studi manajemen produksi pertanian 33

Adapun biaya tenaga kerja pada budidaya kacang tanah dapat dilihat pada tabel 12 berikut : Tabel 12. Biaya tenaga kerja untuk budidaya kacang tanah dengan luas 200 m2
No Jenis Kegiatan Satuan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengolahan tanah I degan Traktor Pembuatan Kompos Rumputan Hijauan Pengolahan Tanah tahap II dan pembuatan bedengan Penanaman + Pemupukan I Penyiraman Penyulaman I Penyiangan I + Pembumbunan I Penyiangan II + Pembumbunan II Panen Pemasaran Jumlah m2 HKO HKO HKO HKO HKO HKO HKO HKO HKO RENCANA Jumlah 300 1 2 0,8 2 0,07 0,8 1,3 1 0,09 Upah 100 40.00 0 40.00 0 40.00 0 40.00 0 40.00 0 40.00 0 40.00 0 40.00 0 40.00 0 Biaya (Rp ) 30.000 40.000 80.000 32.000 80.000 2.800 32.000 52.000 40.000 3.600 392.400 REALISASI Jumlah 200 0,71 1,85 0,83 3,8 0,14 0,71 0,71 0 0 Upah 100 30.00 0 30.00 0 30.00 0 30.00 0 30.00 0 30.00 0 30.00 0 0 0 Biaya 20.000 21.300 55.714 25.000 114.28 6 4.286 21.300 21.300 0 0 283.185

Program Studi manajemen produksi pertanian 34

5.1. Biaya lain-lain Adapun biaya lain-lain yang dibutuhkan dalam 1 periode dapat dilihat pada tabel 13 berikut : Tabel 13. Biaya lain-lain yang dibutuhkan dalam satu periode
Jumlah NO Jenis Biaya 1 Sewa Tanah 2 3 PBB Bunga Modal Perhitungan (4/12 X 450.000) X 200/10.000 0.5% X 20% X ( 472.469 8.000.000 ) X 4/12 15%(55.476,90 + 120.500 + 283.185 + 3.000) x 4/12 Jumlah Rencana 4.500 0 28.014.6 32.514.6 Realisasi 3.000 0 23.108,06 26.108.06

4.6.1. Rekapitulasi Biaya Rekapitulasi biaya dalam 1 periode dapat dilihat pada tabel 14 berikut : Tabel 14. Rekapitulasi Biaya yang Dikeluarkan dalam Satu Periode No 1 2 3 4 Jenis Biaya Biaya Alat Biaya bahan Biaya tenaga kerja Biaya lain lain Jumlah Total ( Rp ) 55.476,90 120.500 283.185 26.108,06 485.269,96

V. PEMBAHASAN
Program Studi manajemen produksi pertanian 35

5.1. Aspek Agronomi Pengamatan terhadap persentase tanaman kacang tanah yang tumbuh di lapangan dalam proyek usaha pertanian (PRUNI) ini adalah 91,97% (596 tanaman) dari total 648 benih yang ditanam. Perhitungan persentase pertumbuhan kacang tanah tersebut diperoleh dari rumus : Jumlah kacang tanah yang tumbuh X 100% Jumlah kacang tanah yang ditanam Berdasarkan hasil dari pengamatan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa persentase tumbuh tanaman kacang tanah cukup baik. Hal ini disebabkan karena kondisi tanah yang mendukung. Selanjutnya pengamatan terhadap pertumbuhan tanaman yang dilakukan di lapangan, seperti pengamatan tinggi tanaman, jumlah cabang primer, menunjukkan peningkatan terus menerus mulai dari pengamatan pertama pada saat tanaman berumur 4 minggu sampai pengamatan terakhir pada saat tanaman berumur 8 minggu dengan interval pengamatan satu kali dalam dua minggu. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 5% dari total populasi tanaman yaitu sebanyak 33 tanaman.

5.2. Aspek Teknis Pelaksanaan

Program Studi manajemen produksi pertanian 36

Dalam pelaksanaan kegiatan Proyek Usaha Pertanian (PRUNI) ini, terjadi perbedaan antara perencanaan yang telah dibuat dan realisasi. Kegiatan yang

direncanakan dimulai dari awal bulan Oktober 2011akhir Januari 2012, namun realisasinya terlaksana pada minggu kedua bulan Desember 2011minggu pertama April 2012, hal ini terjadi karena beberapa faktor kondisi di lapangan yang tidak mendukung. Adapun faktor-faktor yang tidak mendukung dalam pelaksanaan Proyek usaha Pertanian adalah: a. Faktor Iklim Tanaman kacang tanah cocok ditanam di dataran rendah dengan ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut. Iklim yang dibutuhkan tanaman kacang tanah adalah suhu antara 28320C dengan curah hujan rata-rata 8001300 mm/tahun. Pada saat pengolahan tanah pertama yang dilakukan awal Desember pada saat musim penghujan, keadaan ini menyebabkan lahan yang digunakan tergenang dan banjir, sehingga memperlambat proses pengolahan tanah. b. Faktor Pelaksana Keahlian pekerja juga sangat menentukan keberhasilan suatu usaha, dimana pekerja yang telah terampil dalam bidangnya dapat menyelesaikan suatu pekerjaan dengan mudah dan cepat sehingga akan menghemat waktu dan biaya dalam pelaksanaannya. Pada pelaksanaan PRUNI yang telah dilakukan pelaksana dapat menyelesaikan pekerjaan lebih lambat dari pada jadwal yang telah ditetapkan, hal ini terjadi karena kurangnya keterampilan dan keahlian pelaksana sehingga pekerjaan menjadi terlambat untuk diselesaikan.
Program Studi manajemen produksi pertanian 37

5.3. Aspek Finansial Berdasarkan hasil pelaksanaan PRUNI, terdapat beberapa hal yang dievaluasi yaitu penggunaan alat, bahan dan tenaga kerja. Secara umum terlihat bahwa hal tersebut tidak sesuai antara rencana dengan realisasi. Penyimpangan tersebut terjadi karena perubahan harga, perubahan kebutuhan bahan maupun tenaga kerja selama kegiatan PRUNI berlangsung. Selisih antara biaya alat dalam perencanaan dengan biaya alat dalam realisasi adalah sebesar Rp.26.209,9 pada rencana biaya alat Rp. 29.267 sedangkan pada realisasinya Rp.55.476,90. Hal ini disebabkan pada rencana gerobak dan pisau cutter tidak digunakan, sedangkan realisasinya digunakan serta ada perubahan harga pada beberapa jenis alat yang digunakan. Sedangkan pada penggunaan bahan yang berubah adalah bertambahnya biaya dalam realisasi bahan dalam segi harga, dan ada perubahan terhadap kebutuhan pupuk yang seharusnya dipakai menjadi 2,4 kg, menjadi 2,0 kg karena berubahnya luas lahan yang digunakan dari 300 m2 menjadi 200 m2. Selisih antara biaya bahan dalam perencanaan dengan biaya bahan dalam realisasi adalah Rp 13.625, dengan biaya realisasi sebesar Rp 120.500 dan pada rencana biaya bahan sebesar Rp 485.269,96 Tenaga kerja yang digunakan dalam pelaksanaan proyek mengalami perubahan kebutuhan. Hal ini berhubungan dengan perhitungan waktu, biaya dan kebutuhan antara rencana dan realisasi yang tidak sesuai yaitu pada rencananya Rp 392.400 dan realisasinya Rp 283.185, hal ini terjadi karena biaya panen dan pemasaran belum termasuk karena kegiatan belum dilaksanakan. Dalam realisasi PRUNI dengan luasan 200 m2 yang dilakukan selama 4 bulan, banyaknya biaya yang dikeluarkan yaitu sebesar Rp.494.863,88
Program Studi manajemen produksi pertanian 38

5.4. Aspek Teknis Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan budidaya tanaman kacang tanah dengan menggunakan kompos hijauan dapat dibagi menjadi dua golongan : a) Faktor lingkungan Penanaman kacang tanah sebaiknya dilakukan pada saat pagi ataupun sore hari. Penanaman tidak dilakukan pada tanah yang terlalu basah karena benih akan membusuk dan juga tidak terlalu kering karena benih akan sulit untuk berkecambah. b) Media Tanam Jenis tanah yang sesuai adalah tanah gembur, bertekstur ringan dan subur. pH tanah yang diinginkan tanaman kacang tanah berkisar antara 6,06,5. Tanah yang terlalu kering karena kekurangan air akan menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Drainase dan aerasi baik, lahan tidak terlalu becek dan kering baik bagi pertumbuhan kacang tanah. 5.5. Kendala Kendala Beberapa kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan PRUNI ini antara lain : a. Keterampilan pelaksana Keterampilan pelaksana dalam melakukan pengolahan sangat menentukan keberhasilan budidaya. Pelaksana yang sudah terampil dan sering melakukan

menjamin budidaya kacang tanah akan berhasil dibandingkan dengan yang jarang melakukan budidaya kacang tanah.
b.

Kondisi dan keadaan benih

Program Studi manajemen produksi pertanian 39

Penyediaan benih yang sulit, dimana untuk mendapatkan benih yang berkualitas sangat sulit untuk ditemukan karena itu penyediaan benih jadi sedikit terhambat. c. Iklim Dalam budidaya kacang tanah diperlukan cuaca yang cerah tidak terlalu kering dan lembab sedangkan pada pelaksanaan PRUNI yang telah dilakukan iklimnya terlalu lembab sehingga sedikit terhambat dalam proses pelaksanaannya.

VII. KESIMPULAN DAN SARAN 7.1. Kesimpulan Berdasarkan pelaksanaan Proyek Usaha Pertanian (PRUNI) yang dilakukan dapat disimpulkan :
1.

Proyek usaha pertanian yang telah dilaksanakan selama 4 bulan, menghasilkan mahasiswa yang mampu merencanakan, melaksanakan, serta

Program Studi manajemen produksi pertanian 40

mengevaluasi kegiatan-kegiatan yang ada dilapangan, baik dari segi teknis maupun finansial.
2.

Kendala-kendala yang dihadapi di lapangan adalah sulit memperoleh benih dan iklim yang kurang sesuai pada budidaya kacang tanah yang telah dilakukan.

3.

Persentase tanaman yang tumbuh dipengaruhi oleh media tanam dan pemeliharaan.

4.

Penggunaan pupuk kompos rumput-rumputan pada budidaya tanaman kacang tanah sangat berpengaruh pada pertumbuhan tanaman.

7.2. Saran Dari pelaksanaan PRUNI, dapat diberikan beberapa saran antara lain: 1. Tanaman akan menghasilkan pertumbuhan dan produksi dengan baik apabila lahan yang digunakan cukup baik dan keadaan cuaca mendukung.

DAFTAR PUSTAKA
AAK.1991. Kacang tanah. Penerbit Kanisius, Jogyakarta Adisarwanto. T. 2004. Meningkatkan produksi kacang tanah Di lahan sawah dan lahan kering. Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta. Agustamar dan Anidarfi. 2009. Manajemen Usaha Tanaman Pangan (BKPM III). Politeknik Pertanian Universitas Andalas. Payakumbuh. Badan Pusat Statistik. 2008. Limapuluh Kota dalam angka. Payakumbuh. Maron. 1971. Pengaruh pengapuran terhadap produksi kacang tanah. Pusat Penelitian Pertanian. Bogor. Marzuki, R. 2007. Bertanam kacang tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.
Program Studi manajemen produksi pertanian 41

Rukmana, R. 1998. Kacang tanah. Kanisius, Yogyakarta. Suprapto, 2004. Bertanam kacang tanah. Penebar Swadaya, Jakarta. Syarif, S. 1985. Kesuburan dan pemupukan tanah pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Nugroho, F. 2009. Manfaat Abu Sekam Padi . Artikel Ilmiah 3 April 2009. Urip Santoso.2009. Membuat Bokashi. Artikel Ilmiah 18 Mei 2009.

Lampiran 1. Deskripsi Tanaman Kacang Tanah Varietas Gajah 1. 2. 3. 4. 5. 6. No. Silsilah Asal Batang Daun Bunga Ginofor : 61 : Perkawinan no 21 x no 11 : Berdiri tegak, berwarna hijau muda, berbulu : Hijau muda berbulu putih : Kuning : Ungu/keunguan
42

Program Studi manajemen produksi pertanian

7. 8. 9.

Polong Biji Ketahanan

: Sedikit berlekuk, berurat tegak, kasar dan pelatuknya kurang nyata : Merah jambu (rose) : Tahan penyakit layu bakteri : 30 hari : 100-110 hari : 537 gram : 1,6 - 1,8 ton/ha : 60 - 70% : 48% : 29%

10. Umur berbunga 11. Umur panen 12. Bobot 1000 biji 13. Daya hasil 14. Persentase biji/polong kering 15. Kadar lemak 16. Kadar protein Sumber : Rukmana (1998)

Lampiran 2.

Gambar kacang tanah berumur 2 minggu

Gambar kacang tanah berumur 4 minggu

Program Studi manajemen produksi pertanian 43

Gambar kacang tanah berumur 6 minggu

Gambar kacang tanah berumur 8 minggu

Program Studi manajemen produksi pertanian 44

Anda mungkin juga menyukai