Perhepi Bogor 3
Perhepi Bogor 3
Penggabungan Simulasi
Group 1
Group 2
Group n
Pemodelan dengan FCM
Terdapat dua macam pendekatan untuk menjalankan proses simulasi. Pada pendekatan
pertama (FCM tipe pertama) mempergunakan proses perhitungan yang menggabungkan
dampak (pemikiran) positif dan negatif secara bersamaan dalam proses perhitungan,
sedangkan pendekatan kedua (FCM tipe kedua) mempergunakan proses perhitungan yang
terpisah.
FCM Tipe Pertama
) 1 ( + t i
C
menunjukkan nilai variabel (node) ke i pada saat t+1
t menunjukkan jumlah iterasi),
) (t e
ki
menunjukkan besarnya hubungan kausal antara variabel (node)
k
C dengan variabel
(node)
i
C dan dinyatakan secara fuzzy pada saat t.
N Jumlah variabel
k
C yang terhubung dengan variabel
i
C
) (t k
C menunjukkan variabel (node) asal pada saat t.
) (t k
C
merupakan sumber sinyal (pulse)
) 1 ( + t i
C merupakan penerima sinyal (pulse).
S squashing function.
e menunjukkan bilangan natural,
g besarnya gain yang menentukan kelengkungan fungsi
m besarnya offset yang menentukan perpotongan fungsi S dengan sumbu x.
FCM Tipe Kedua
dimana
menunjukkan operator t-norm yang merupakan generalisasi dari operator ANA
menunjukkan operator s-norm yang merupakan generalisasi dari operator OR
u merupakan nilai negatif dari
) (t k
C pada saat t,
v adalah nilai positif dari
) (t k
C pada saat t.
x, y menunjukkan secara berturut-turut nilai negatif dan positif dari nilai hubungan kausal
(link) dari ) (t e
ki
.
(p q) (r s) menunjukkan bagaimana mengoperasikan operator s-norm pada sistem NPN
logic
Beberapa penelitian terkait dengan penggunaan FCM telah dilakukan penulis sebelumnya
(Kusdarjito, 2003, 2004). Hasil yang diperoleh menguatkan apa yang dikemukakan oleh Nonaka
dan Takeuchi (1995) dan Sarabia et al (2007). Terjadinya peluruhan suatu pengetahuan dapat
) 1 ( + t i
C =
v
=
N
k 1
((u v) (x y))=
v
=
N
k 1
(- vabs(ux, uy, vx, vy), v(ux, uy, vx, vy))
(p q) v (r s) = (- vabs(p,r), v(q,s))
(
=
=
+
N
k
t k ki t i
C t e S C
1
) ( ) 1 (
) (
1
2
1
) (
) 1 (
+
=
+
+
m C g
t i
e
S
dilihat dari hasil penelitian Kusdarjito (2004). Kusdarjito (2004) mempergunakan FCM untuk
menggali pemikiran sekelompok orang mengenai dampak suatu pembangunan jalan terhadap
lahan pertanian dan dampak ekologis. Hasil yang diperoleh menunjukkan pengetahuan yang
disampaikan oleh responden dalam jangka pendek masih dapat dipercaya, tetapi dengan
berjalannya waktu akan terjadi penurunan nilai derajat kebenaran (degree of truth) . Kondisi
ini juga menunjukkan pendekatan monological dan dialogical tidak dapat bertahan lama.
Ilustrasi di bawah ini menunjukkan hal tersebut.
Hasil Simulasi FCM pada Saat t = 10
Daftar Nama Variabel
1 pembangunan JOR 21 kualitas air permukaan
2 harga lahan 22 stres pada hewan liar
3 pembebasan lahan 23 aksesibiltas wilayah
4 lapangan kerja off farm 24 kegiatan usaha
5 land rent 25 pengembangan wilayah pemukiman
6 spekulasi lahan 26 polusi air
7 lahan menganggur (idle) 27 jumlah industry
8 konversi lahan 28 wilayah tangkapan air
9 kehilangan habitat 29 air bawah tanah
10 land clearing 30 pendapatan rata-rata off farm
11 luasan kegiatan pertanian 31 jumlah penduduk (populasi)
12 kandungan debu 32 urban sprawl
13 pajak lahan 33 infiltrasi (penyerapan air)
14 vibrasi 34 jumlah mata air
15 pemisahan antar tetangga 35 polusi udara
16 relokasi penduduk 36 jumlah kendaraan
17 kepuasan penduduk 37 hasil panen petani
18 relokasi kegiatan usaha 38 pendapatan petani on farm
19 jumlah petani 39 pengembangan transportasi umum
20 kegiatan on farm
Hasil Simulasi FCM pada Saat t = 20
Gambar di atas menunjukkan FCM yang menggambarkan penggabungan pemikiran 2 orang
mengenai dampak pembangunan suatu jalan bebas hambatan (Kusdarjito, 2005). Sumbu
mendatar pada gambar di atas menujukkan variabel konsep sedangkan sumbu vertikal
menujukkan nilai derajat kebenaran (degree of truth) . Grafik yang diarsir menunjukkan nilai
tertinggi derajat kebenaran yang pernah tercapai. Hasil simulasi pada saat t = 10 dan t = 20
memiliki pola yang sama. Hal ini menujukkan bahwa telah terjadi keseimbangan pada saat t =
10. Meskipun demikian, pada saat t = 20, nilai derajat kebenaran jauh lebih kecil. Kondisi ini
menunjukkan derajat kebenaran menjadi semakin lemah.
Iterasi kesepuluh (t = 10, Gambar 5) dan iterasi kedua puluh (t = 20, Gambar 6) keduanya
cenderung mempunyai pola yang sama, sehingga iterasi yang ada telah mencapai
keseimbangan. Balok yang tidak diarsir (solid bar) menunjukkan dampak yang bersifat
persisten dalam jangka panjang. Meskipun demikian, dampak tersebut kemungkinan tidak
disebakan secara langsung oleh kegiatan pembangunan JOR. Sebagai ilustrasi, kegiatan on-farm
(variabel 20) yang menurun pada saat t = 20 terutama disebakan oleh alur:
1(1.000)23(0.947)24(0.816)5(0.703)2(0.678)6(0.634)2(0.584)6(0.547)
2(0.504)6(0.471)2(0.434)6(0.406)2(0.374)6(0.350)2(0.323)6(0.302)
2(0.28)6(0.260)7(0.246)11(-0.236)20(-0.223)
Alur dampak di atas ditentukan oleh nilai pulse tertinggi untuk setiap tahapan iterasi. Pada alur
dampak di atas terlihat terjadinya osilasi antara variabel 2 (harga lahan) dan variabel 6
(spekulasi lahan) yang mengakibatkan meningkatnya luas lahan yang menganggur atau idle
(variabel 7). Banyaknya luas lahan yang menganggur mengakibatkan luasan lahan pertanian
-farm
berkurang (variabel 20, negatif).
Dampak pembangunan jalan bebas hambatan mengakibatkan aksesibilitas wilayah yang
meningkat (variabel 23) yang selanjutnya merangsang terjadinya kegiatan usaha (variabel 24).
Kegiatan usaha tersebut mengakibatkan terjadinya peningkatan nilai land rent (variabel 5).
Peningkatan nilai land rent inilah yang mendorong terjadinya osilasi antara variabel 2 (harga
lahan) dan variabel 6 (spekulasi lahan). Oleh karena itu, penurunan kegiatan on farm dalam
jangka panjang tidak disebakan secara langsung oleh kegiatan pembangunan jalan, tetapi
terutama disebakan oleh adanya spekulasi lahan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonym (2001) Social Capital A Review of The Literature London: Social Analysis and
Reporting Division, Office for National Statistics
Andriani, L (2010) Social Capital, Community Governance and Credit Market Crete: Conference
Paper
Auckland Council (1999) Community Governance Model
http://www.aucklandcity.govt.nz/council/documents/governance/default.asp
Axelrod, R (1976) The Analysis of Cognitive Maps, pp 55-73 of Axelrod, R (ed) Structure of
Decision: The Cognitive Maps of Political Elites New Jersey: Princeton University Press
Bereiter, C. (2002). Education and Mind in the Knowledge Age. Hillsdale, NJ: Erlbaum.
Bowles, S and Gintis, H (2002) Social Capital and Community Governance The Economic Journal
Vol 112(483): p 419 - 436
DESA (2005) Understanding Knowledge Society: in Twenty Questions and Answers with the Index
of Knowledge Societies New York: UN Publication
Engestrm, Y (1987) Learning by Expanding Helsinki: Orienta-Konsultit.
Fukuyama, F. (1999) Social Capital and Civil Society, IMF Conference on Second Generation
Reforms
Glaeser, E. L. (2001) The Formation of Social Capital, Canadian Journal of Policy Research Vol
2(1) p 34-40
Grootaert, C dan van Bastelaer, T (2001) Understanding and Measuring Social Capital: A
Synthesis of Finding and Recommendations from The Social Capital Initiative
Worldbank
IFPRI (2006) Does Good Governace Contribute to Pro Poor Growth? A Review of the Evidence from
Cross Coutry Studies Washinton DC: IFPRI DGSD Discussion Paper No 30
Kaufmann (1975) Introduction to the Theory of Fuzzy Subset vol. 1 New York: Academic Press
Kosko, B (1994) Fuzzy Thinking: The New Science of Fuzzy Logic London: Harper-Collins
Kusdarjito, C (2003) Dynamic-SWOT: SWOT Berbasis pada Fuzzy Cognitive Map untuk
Perencanaan Strategis (Lomba Karya Tulis Majalah Intisari) tidak dipublikasikan
Kusdarjito, C (2004) Aplikasi fuzzy cognitive map untuk identifikasi dampak Agros: 5(2):51-61
Nonaka, I. and Takeuchi, H. (Eds) (1995), The Knowledge-creating Company: How Japanese
Companies Create the Dynamics of Innovation, Oxford University Press, New York, NY
Nonaka, I (2006) Creating Sustainable Competitive Advantage through Knowledge-Based
Management Tokyo: The Graduate School of International Corporate Strategy
Hitotsubashi University
Paavola, S and Hakkarainen, K (2004) Trialogical processes of mediation through conceptual
artefacts. A paper presented at the Scandinavian Summer Cruise at the Baltic Sea
(theme: Motivation, Learning and Knowledge Building in the 21st Century), June 18-
21, 2004 (Organized by Karoliniska Institutet, EARLI SIG Higher Education, and IKIT)
Pal, S and Konar (1996), A Cognitive reasoning using fuzzy neural nets IEEE Transactions on
Systems, Man and Cybernetics Part B 26(4), 616-619
Richardson, M (1999) Community Governance Resource Kit Christchurch: Christchurch City
Council
Sarabia, M (2007) Knowledge leadership cycles: an approach from Nonakas viewpoint Journal
of Knowledge Management : 11(3), 6-15, Q Emerald Group Publishing Limited, ISSN
1367-3270
TRM (2011) Effective Community Governance: An Overview
http://www.rtmteam.net/page.php?section=overview_of_ecg&pageID=25#a
Woolcock, M (2001) The Place of Social Capital in Understanding Social and Economics Outcome
Canadian Journal of Policy Research Isuma: Vol 2:1 p Spring 2001 p: 11-17