Anda di halaman 1dari 20

BANK SAMPAH SPENSALU, SOLUSI PENGELOLAAN SAMPAH DI SMP NEGERI 1 LUMAJANG

Disusun Oleh: Yustikasari Diana Putri

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN LUMAJANG RINTISAN SEKOLAH BERTARAF INTERNASIONAL SMP NEGERI 1 LUMAJANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Sampah adalah material yang dibuang karena sudah tidak dipakai lagi. Sampah ada yang dapat diuraikan oleh bakteri yaitu sampah organik dan ada yang tidak dapat diuraikan oleh bakteri yaitu sampah anorganik. Sampah organik dapat dijadikan pupuk sedangkan sampah anorganik jika terlalu lama berada di tanah akan mengganggu habitat organisme yang hidup di dalamnya. Sampah anorganik juga mengganggu kebersihan lingkungan. Lumajang adalah salah satu kota yang pernah beberapa kali mendapatkan ADIPURA. ADIPURA adalah salah satu program pemerintah di bidang kebersihan lingkungan. Pemerintah Kabupaten Lumajang mencanangkan slogan Lumajang Sehat, Sejahtera, dan Bermartabat. Pemerintah Kabupaten Lumajang mensosialisasikan slogan tersebut sebagai salah satu program untuk mempertahankan kebersihan lingkungan. Seluruh kalangan masyarakat, instansi, baik dalam bidang kesehatan, pendidikan, dan perekonomian, diharapkan ikut mendukung keberhasilan program tersebut. SMP Negeri 1 Lumajang sebagai salah satu pihak pendukung program Pemerintah Kabupaten Lumajang berinisiatif untuk membudayakan warga sekolah khususnya siswa-siswi untuk mengelola sampah. Setiap hari siswa membuang sampah di sekolah, baik itu sampah kertas, botol, plastik, bahkan sampah sisa makanan. Semakin hari sampah di sekolah semakin menumpuk. Untuk mencegah ini terjadi, warga sekolah harus memiliki kesadaran akan tanggung jawab terhadap sampah. Warga sekolah tidak boleh lagi berpikir bahwa sampah merupakan tanggung jawab tukang pengangkut sampah. Sebagai salah satu upaya untuk mengolah sampah, saat ini SMP Negeri 1 Lumajang telah menerapkan program usulan dari OSIS/MPK SMP Negeri 1 Lumajang, yaitu program Bank Sampah Spensalu. Bank Sampah Spensalu merupakan tempat penampungan sampah yang dikumpulkan dan kemudian diberi

harga sesuai berat sampah yang akan dijual. Hasil penjualan sampah melalui Bank Sampah dapat digunakan untuk menambah kas OSIS/MPK yang nantinya digunakan untuk keperluan organisasi. Berdasarkan uraian di atas, saya tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: BANK SAMPAH SPENSALU, SOLUSI PENGELOLAAN SAMPAH DI SMP NEGERI 1 LUMAJANG. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, saya merumuskan beberapa masalah yaitu:
1. Bagaimana langkah-langkah mengelola sampah pada Bank Sampah Spensalu?

2. Bagaimana efektivitas pengelolaan Bank Sampah Spensalu? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Membuat langkah baku pengelolaan sampah pada Bank Sampah Spensalu 2. Mengetahui efektivitas program Bank Sampah Spensalu

1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Membakukan langkah-langkah pengelolaan sampah pada Bank Sampah Spensalu
2. Menjadikan program Bank Sampah Spensalu sebagai pilot project (Proyek

Percontohan) pengelolaan sampah di Kabupaten Lumajang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sampah Sampah merupakan material yang dibuang karena sudah tidak dipakai lagi. Sampah merupakan konsep buatan manusia, dalam proses-proses alam tidak ada sampah, yang ada hanya produk-produk yang tak bergerak. Sampah dapat berada pada setiap 3 wujud: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua wujud yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa dikaitkan dengan polusi. Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.

Gambar 1. Sampah

Komposisi dan karakteristik sampah rata-rata:

No Komponen % Kadar air (%) 1 Organik 73.98 47.08 2 Kertas 10.18 4.97 3 Kaca 1.75 4 Plastik 7.86 2.28 5 Logam 2.04 6 Kayu 0.98 0.32 7 Kain 1.57 0.63 8 Karet 0.55 0.02 9 Baterai 0.29 10 Lain-lain 0.86 Total 100 55.3 (Sumber: Studi Komposisi dan Karakteristik BPPT, 1994)

N. Kalor (kkal/kg) 674.57 235.55 555.46 38.28 42.64 7.46 1553.96

Menurut WHO dan USAID secara garis besar sampah di bagi menjadi 3 (tiga) jenis, jenis-jenis sampah antara lain: a. Berdasarkan Sumbernya 1) Sampah alam adalah sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami, seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar, sampahsampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan pemukiman.

Gambar 2. Sampah Alam

2) Sampah manusia adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang disebabkan virus dan bakteri.

Gambar 3. Sampah Manusia 3) Sampah konsumsi adalah sampah yang dihasilkan oleh (manusia) pengguna barang, dengan kata lain adalah sampah-sampah yang dibuang ke tempat sampah. Ini adalah sampah yang umum dipikirkan manusia. Meskipun demikian, jumlah sampah kategori ini pun masih jauh lebih kecil dibandingkan sampah-sampah yang dihasilkan dari proses pertambangan dan industri.

Gambar 4. Sampah konsumsi 4) Sampah nuklir merupakan hasil dari fusi nuklir dan fusi nuklir yang menghasilkan uranium dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan hidup dan juga manusia. Oleh karena itu sampah nuklir disimpan ditempattempat yang tidak berpotensi tinggi untuk melakukan aktivitas tempattempat yang dituju biasanya bekas tambang garam atau dasar laut (walau jarang namun kadang masih dilakukan).

Gambar 5. Sampah Nuklir

5) Sampah industri adalah sampah dari limbah-limbah industri.

Gambar 6. Sampah Industri 6) Sampah pertambangan, yaitu sisa-sisa pertambangan yang tidak terpakai.

Gambar 7. Sampah pertambangan b. Berdasarkan Sifatnya 1) Sampah organik adalah sampah yang dapat diurai (degradable) Sampah organik merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung

bahan-bahan organik, yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan. Di bawah ini contoh gambar sampah organik yang di olah menjadi pupuk.

Gambar 8. Sampah Organik 2) Sampah anorganik adalah sampah yang tidak terurai (undegradable) yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi lagi menjadi:
1) Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali

karena memiliki nilai secara ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.
2) Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan

tidak dapat diolah atau diubah kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.

Gambar 9. Sampah Anorganik c. Berdasarkan Bentuknya Sampah adalah bahan baik padat atau cairan yang tidak dipergunakan lagi dan dibuang. Menurut bentuknya sampah dapat dibagi sebagai:
1) Sampah Padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine

dan sampah cair. Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lain-lain.

Gambar 10. Sampah Padat

2) Sampah Cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan dibuang ke tempat pembuangan sampah, seperti sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang berbahaya. Dan sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian. Sampah ini mungkin mengandung patogen.

Gambar 11. Sampah Cair 2.2 Bank Sampah Bank sampah merupakan tempat penampungan sampah yang dikumpulkan dan kemudian diberi harga sesuai berat sampah yang akan dijual. Aktivitas bank sampah meliputi pemilahan sampah, penimbangan, pencatatan, dan penentuan harga sesuai berat dan jenis sampah. Sistem bank sampah ini memiliki beberapa keunggulan selain manfaatnya dibidang kesehatan lingkungan, metode ini juga berfungsi untuk memberdayakan masyarakat karena dengan menyetorkan sampah yang telah dipilah, masyarakat bisa mendapatkan keuntungan secara ekonomis. Tujuan didirikannya bank sampah, untuk memecah permasalahan sampah yang sampai saat ini belum juga bisa teratasi dengan baik, membiasakan warga agar tidak membuang sampah sembarangan, mengiming-imingi warga agar mau memilah sampah sehingga lingkungannya bersih, memaksimalkan pemanfaatan barang

bekas, menanamkan pemahaman pada masyarakat bahwa barang bekas bisa berguna, dan mengurangi jumlah barang bekas yang terbuang percuma. Manfaat Bank sampah adalah mengurangi jumlah sampah di lingkungan masyarakat, menambah penghasilan bagi masyarakat, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat dan memupuk kesadaran diri masyarakat akan pentingnya menjaga dan menghargai lingkungan hidup. Berikut ini adalah tabel analisis dari adanya Bank Sampah: Analisis SWOT Kekuatan 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Kelemahan 1. 2. Bank Sampah Nyaman/besih Menguntungkan Praktis Lebih mudah Tidak perlu memilahmilah sampah Mendapatkan hadiah Menjadikan masyarakat lebih kreatif Uang tidak dapat di cairkan secara langsung Masyarakat harus datang sendiri ke bank sampah Lapak Pemulung 1. Uang di cairkan secara lansung 2. Tidak harus datang ke lapak pemulung

2. 3. 4. 5.

Peluang

1.

Ancaman

Meciptakan lingkungan yang bersih dan indah 2. Menambah penghasilan 3. Mengurangi volume sampah 1. Banyaknya lapak pemulung membuat bank sampah menjadi tidak diminati oleh masyarakat.

1. Tidak nyaman/tidak bersih Harus memilahmiah sampah Kurang menguntungkan Tidak praktis Kurang kreatifnya masyarakat 1. Sebagai sumber penghasilan

1. Banyaknya masyarakat menjadi pemulung

(Freddy Rangkuti)

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan wawancara terhadap beberapa warga sekolah pada tanggal 3 s.d. 6 Mei 2012 di SMP Negeri 1 Lumajang. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Alat yang digunakan: - Kamera - Buku - Alat tulis 3.3 Langkah-langkah Penelitian Langkah-langkah penelitian ini adalah dengan melakukan penyebaran angket kepada seluruh kelas di SMP Negeri 1 Lumajang dengan jumlah 10 angket per kelas dan kepada sejumlah guru di SMP Negeri 1 Lumajang. a. Wawancara dengan pembina OSIS dan pihak pengepul b. Penyebaran angket kepada warga sekolah c. Analisis data d. Pembahasan 3.4 Alur Penelitian Wawancara dengan pembina OSIS dan pihak pengepul
Penyebaran angket kepada warga sekolah Analisis data Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil angket yang telah diedarkan kepada 120 responden yang merupakan warga sekolah, diperoleh diagram-diagram sebagai berikut.

Diagram 1. Efektivitas Program Bank Sampah Spensalu

Berdasarkan Diagram 1, sebanyak 67% responden menyatakan bahwa Bank Sampah Spensalu belum efektif, sebanyak 32% responden menyatakan bahwa Bank Sampah Spensalu efektis, dan 1% responden menyatakan bahwa Bank Sampah Spensalu sangat efektif. Ini menandakan bahwa masih perlu diadakan usaha-usaha untuk mengefektifkan Bank Sampah Spensalu.

Diagram 2. Jenis Sampah untuk Bank Sampah Spensalu

Diagram 2 menunjukkan bahwa sebanyak 33% responden menyebutkan jenis sampah yang bisa dikelola dengan Bank Sampah Spensalu adalah kertas, 33% menjawab botol/gelas minuman, 21% menjawab kardus, dan 13% responden menjawab plastik/bungkus makanan.

Diagram 3. Pengelolaan Bank Sampah Spensalu

Dari Diagram 3, terdapat 44% responden yang menyatakan bahwa sampah pada Bank Sampah Spensalu sebaiknya dijadikan kerajinan, yang menyetujui untuk dijual adalah 37% responden, sedangkan 17% menyatakan sampah tersebut lebih baik dijadikan media untuk pembelajaran. Sebanyak 2% responden berpendapat bahwa sampah-sampah dapat ditingkatkan nilai gunanya dengan cara: dijadikan buku catatan dan dijadikan amplop.

Diagram 4. Kondisi Kelas setelah Adanya Program Bank Sampah Spensalu

Pada Diagram 4, sebanyak 66% responden menyatakan bahwa kondisi kelas setelah adanya program Bank Sampah Spensalu menjadi bersih, namun 32%

responden mengaku bahwa kelas masih kotor, hanya 2% responden yang menjawab kelas menjadi sangat bersih. Hal ini dimungkinkan, kebersihan kelas tidak hanya dipengaruhi oleh sampah anorganik yang dikelola dengan Bank Sampah Spensalu, tetapi juga adanya sampah organik yang belum baik penanganannya.

Diagram 5. Kondisi Lingkungan Sekolah setelah Adanya Program Bank Sampah Spensalu

Diagram 6. Perlu Tidaknya Bank Sampah Spensalu untuk Dilanjutkan

Berdasarkan Diagram 6, sebanyak 70% responden menganggap Bank Sampah Spensalu sangat perlu untuk dilanjutkan, 28% menjawab perlu, dan 2 % menyatakan tidak perlu. Ini menunjukkan bahwa warga sekolah masih sadar akan pentingnya Program Bank Sampah Spensalu dalam menangani sampah di SMP Negeri 1 Lumajang.

Diagram 7. Pihak yang Bertanggung jawab atas Program Bank Sampah Spensalu

Pada Diagram 7, sebanyak 55% responden menyatakan bahwa pihak yang bertanggung jawab atas program Bank Sampah Spensalu adalah semua warga sekolah. Ini mendandakan bahwa sebagian besar responden dapat memahami program Bank Sampah Spensalu dengan baik.

Diagram 8. Kesediaan Warga Sekolah untuk Mendukung Bank Sampah Spensalu

Diagram 8 menunjukkan hampir semua responden bersedia mendukung program Bank Sampah Spensalu. Sebanyak 50% responden sangat mendukung, 48% mendukung, hanya 2% yang tidak mendukung. Persentase tersebut menandakan bahwa program Bank Sampah memiliki harapan yang baik untuk dikembangkan.

Diagram 9. Hal yang Perlu Ditingkatkan dalam Program Bank Sampah Spensalu

Dari Diagram 9, dapat diketahui bahwa: fasilitas, pengelolaan, dan pengelola Bank Sampah Spensalu masih perlu ditingkatkan baik jumlah maupun kualitasnya. Sebanyak 45% responden lebih mengutamakan pengelolaan, 28% responden menjawab fasilitas, dan 27% responden menjawab pengurus/pengelola.

BAB V SIMPULAN

5.1 Simpulan Berdasarkan pembahasan, kita dapat membuat 2 kesimpulan yaitu: a. Ada 4 langkah baku penanganan sampah dengan Bank Sampah: 1) Siswa membuang sampah di tempat yang telah disediakan 2) Sampah dipilah-pilah berdasarkan jenisnya 3) Sampah yang telah dipilah disetorkan kepada pengepul setiap 2 minggu sekali 4) Sampah yang disetorkan kemudian ditukar dengan uang berdasarkan berat dan jenis sampah tersebut
b. Bank Sampah Spensalu dianggap belum efektif pelaksanaannya karena masih

memerlukan peningkatan dalam hal fasilitas, pengelolaan, dan pengelolanya. 5.2 Saran Beberapa hal yang masih perlu diperhatikan dalam pelaksanaan program Bank Sampah ini antara lain:
a. Perlu sosialisasi secara berkala kepada warga sekolah tentang program Bank

Sampah Spensalu. b. Perlu meningkatkan nilai guna dari sampah.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, M. R. 2009. Bumimu Bumiku. Jakarta: PT Sarana Panca Karya Nusa. Anonim. 2010. Komposisi dan Karakteristik Sampah. http://www.ilmusipil.com/komposisi-dan-karakteristik-sampah [3 Mei 2012]. Anonim. 2012. Sampah. http://id.wikipedia.org/wiki/Sampah [3 Mei 2012]. Batigne, S. 2009. Understanding the Weather and The Environment. Canada: QA International. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Ilmu Pengetahuan Alam-Biologi. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Duma, M. 2011. Informasi Pengolahan Bank Sampah.. http://dir.unikom.ac.id/s1final-project/fakultas-teknik-dan-ilmu-komputer/teknikinformatika/2011/jbptunikompp-gdl-muhamaduma-24678/2-unikom-mi.pdf/pdf/2-unikom-m-i.pdf [5 Mei 2012]. Fayuandira, E. 2011. http://www.scribd.com/doc/50009862/3/A-Latar-BelakangMasalah [4 Mei 2012]. Jaspi, K. 2011. Bank Sampah sebagai solusi pengelolaan sampah bagi masyarakat di sekitar Universitas Riau. http://www.scribd.com/doc/75644821/ProposalBank-Sampah [6 Mei 2012]. Musari, K. 2010. Yuk Menabung Sampah. http://khairunnisamusari.blogspot.com/2010/10/yuk-menabung-sampahradar-jember.html [4 Mei 2012].

Anda mungkin juga menyukai