Anda di halaman 1dari 14

JAMINAN KUALITAS PEMELIHARAAN PESAWAT TERBANG

Dalam upaya mendukung kelancaran penerbangan dianjurkan adanya pesawat terbang dengan tingkat keandalan dan kesiapan yang tinggi. Kondisi ini dapat dicapai apabila kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi dapat dijamin memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu dialakukan tindakan pengendalian kualitas secara konsisten dan berlanjut terhadap hasil pemeliharaan/fabrikasi beserta perangkat pendukungnya. Tindakan pengendalian ini mencakup: Pengendalian piranti lunak Pengendalian alat uji ukur dan sarana inspeksi Pengendalian kualitas material. Pengendalian kualitas personil pemeliharaan. Pengendalian kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi Pemeriksaan kualitas. A. Pengendalian Piranti Lunak 1. Publukasi teknik (Technicah Order/Publication). Berupa manual, drawing, instruksi teknik udara/peraturan teknik udara dan pembahasannya yang berfungsi sebagai pedoman pelaksanaan teknis kegiatan fabrikasi/pemeliharaan yang berada di unit-unit pemeliharaan. Ketepatan pemenuhan ketentuan teknis yang dipersyaratkan teknis yang digunakan. Untuk itu publikasi teknis harus dikendalikan melalui kegiatan sebagai berikut: Memeriksa secara berkala kelengkapan publikasi teknis sesuai lingkup kegiatan pemeliharaan yang dilaksanakan. Memeriksa kesesuaian publikasi teknis yang tersedia atau yang akan dialokasikan. Memeriksa kemutakhiran publukasi teknik dengan mengecek perubahan perubahan yang sudah dimasukkan atau belum. 2. Dokumentasi (Documentation) Inspeksi atas hasil pemeliharaan/fabrikasi harus didokumentasikan dalam bentuk yang telah dibakukan. Dokumen ini dapat menunjukkan kesesuaian hasil akan sangat tergantung pada ketepatan publikasi

pemeliharaan/fabrikasi dengan

ketentuan

teknik

yang

dipersyaratkan.

Dengan

memeriksa hasil inspeksi atau memeriksa laporan, yang dibuat berdasarkan dokumen tersebut akan dapat diketahui sejauh mana ketentuan teknis yang dipersyaratkan dapat dipenuhi. Karenanya setiap hasil inspeksi perlu didokumentasikan dan dikendalikan secara seksama demi terjaminnya kualitas pemeliharaan/fabrikasi. 3. Laporan (Report) Pelaksanaan hasil inspeksi/pemeliharaan baik yang terjadwal maupun yang tidak terjadwal harus dilaporkan keinspektor pada jadwal disatuan/dikerjanya dan selanjutnya dilaporkan pada dijamkual pusat, selaku penyelenggara pembinaan jaminan kualitas pemeliharaan pesawat terbang. Laporan ini harus dibuat secara akurat sesuai dengan bentuk yang dibakukan dan disampaikan tepat waktu. Dengan demikian dimungkinkan pemantau kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi dapat diselesaikan secara efektif serta evaluasi masalah dan penyampaian arahan dibidang pemeliharaan dapat dilakukan secara tepat guna dan tepat waktu. B. Pengendalian Alat Uji / Alat Ukur dan Sarana Inspeksi 1. Alat uji ukur dan sarana inspeksi merupakan perangkat pemeliharaan/fabrikasi yang untuk menguji, mengukur atau memeriksa kemampuan/fungsi suatu item/sistem serta untuk meyakinkan kesesuaiannya dengan ketentuan teknis yang dipersyaratkan. Kebenaran hasil pengujian/pengukuran sangat tergantung dari keandalan dan ketetapan alat uji/alat ukur yang digunakan. Oleh karenanya perolehan itu harus dijamin dapat bekerja menurut fungsinya serta kualitasnya memenuhi persyaratan. Pengendalian alat uji dan alat ukur meliputi: Pemeriksaan ketepatan dan kelengkapan informasi pada stiker atraupun identifikasi lainnya yang menunjukkan jaminan keandalan dan batas waktu peralatan tersebut. Pengawasan atas penempatan dan pemeliharaan alat uji/alat ukur dalam serta kesesuaian penggunannya dengan fungsi dan batas penyimpanan digunakan

kemampuannya. Pengawasan atas pelaksanaan kalibrasi alat uji ukur sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditentukan.

Pengawasan

atas kualifikasi dan kemampuan profesi personil/operator

peralatan tersebut. Pengendalian sarana inspeksi Kegiatan yang melaksanakan mencakup: Pemeriksaan dan pengesahan penggunaan perkakas kerja sebagai sarana pemeliharaan/fabrikasi inspeksi di unit pemeliharaan. Pengawasan atas pelaksanaan pemeriksaan kondisi, penyetelan, perbaikan, dan penggantian perkakas kerja guna terjaminnya tersedianya sarana pemeliharaan /fabrikasi dan sarana inspeksi yang memenuhi ketentuan teknis yang dipersyaratkan.

C.

Pengendalian Kualitas Material. 1. Material yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pemeliharaan/fabrikasi pada umumnya berasal dari pengadaan lokal atau terpusat. Material terrsebut perlu dijamin kualitasnya agar pada gilirannya dapat dijamin kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi yang dimaksud. Karenanya perlu dilakukan tindakan pengendalian terhadap pelaksanaan penyediaan material untuk meyakinkan bahwa material yang dibutuhkan telah ditentukan secara tepat dan jelas identitasnya,sumber pengadaan yang dituju dapat diandalkan secara material yang diadakan sesuai dengan kebutuhan dan memenuhi persyaratan teknis yang telah ditentukan. 2. Pengendalian data teknis. Data teknis yang merupakan identifikasi material dalam suatu unsur pesanan (UP) dan dukungan kontrak harus dinyatakan secara jelas. Data teknis tersebut meliputi : a. Nama, P/N, NSN material yang akan diadakan. b. Model, grade, kemampuan, ukuran atau spesifikasi teknis lainnya. Pengendalian kegiatan tersebut dilaksanakan oleh instansi yang bertanggung jawab dalam pembuatan unsur pesanan (UP) dan kontrak. 3. Sumber pengadaan/rekanan

Keandalan rekanan mempunyai pengaruh kepada kelancaran dan kualitas material yang akan diadakan. Oleh karena itu sumber pengadaan/rekanan perlu dikendalikan dengan tindakan sebagai berikut: a. Melakukan sumber seleksi/audit yang akan ditunjuk b. Melakukan pemeriksaan/audit atas fasilitas dan kemampuan sumber pengadaan c. Melakukan evaluasi kemampuan rekanan berdasarkan penelitian atas dokumen kontrak, dokumen pengiriman material dan berita acara pemeriksaan material. 4. Pemeriksaan penerimaan Hal ini dilakukan oleh komisi pemeriksa penerimaan material dengan cara mencocokkan material tersebut dengan contoh yang ada ataupun kesesuaiannya dengan spesifikasi teknis yang tercantum dalam kontrak. Apabila diperlukan dilakukan pengujian atas material tersebut dengan menggunakan fasilitas uji yang telah disahkan. Material yang tidak memenuhi persyaratan dikembalikan kepada rekanan untuk mendapatkan penggantian. 5. Pemeriksaan material dalam penyimpanan. Material dalam penyimpanan akan mengalami penurunan kualitas dari waktu ke waktu bahkan beberapa jenis diantaranya memiliki batas usia simpan (Shelf Life). Disamping itu perlu ditetapkan prinsip FIFO (First In First Out) dalam pelaksanaan fungsi distribusi untuk mencegah terjadinya kadalwuarsa usia simpan material. Material yang sudah tidak memenuhi syarat (expired/kadaluarsa) diproses untuk dihapuskan.

6. Material handling Setiap material mempunyai sifat yang berbeda satu dengan yang lainnya baik dari segi kepekaan terhadap goncangan, temperatur, dan kelembaban udara. Oleh karena itu perlu pemeriksaan kondisi material secara berkala oleh komisi pemeriksa dan penangan material harus menggunakan kemasan yang sesuai (crating,box,container) serta diperhatikan persyaratan teknis yang telah ditentukan, baik terhadap pengaruh cuaca ataupun goncangan pada waktu pengangkutan. 7. Pemakaian material.

Material yang dikeluarkan dari gudang persediaan untuk kegiatan pemeliharaan/fabrikasi diperiksa terlebioh dahulu kondisi dan kebenaran spesifikasi teknisnya secara visual oleh inspector diunit kerja yang bersangkutan. Khusus untuk komponen perbaikan, baik yang masih baru maupun hasil pemeliharaan terlebih dahulu diperiksa kondisinya serta kelengkapan dokumen dan kesesuaian data antara yang tercantum dalam dokumen dengan yang tercantum pada komponen perbaikan. Apabila terjadi ketidaksesuaian data dankondisinya, segera dilakukan pembuatan laporan dan pemrosesan material tersebut dengan prosedur yang berlaku. D. Pengendalian Kualisifikasi Personil Pemeliharaan 1. Kualisifikasi personil pemeliharaan mempunyai pengaruh dasar dalam pencapaian kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi. Agar hasil pemeliharaan/fabrikasi dapat dijamin memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan, maka kualifikasi personil baik mekanik maupun inspektor perlu dikembalikan dan dimantapkan sesuai dengan ketentuan sistem personil pemeliharaan/fabrikasi yang telah ditetapkan. dan berkelanjut guna pengendalian dan kualitas pemeliharaan pesawat kualisifikasi spesifikasi (SKS)

Untuk itu perlu dilakukan evaluasi dan penilaian kemampuan profesi personil pemeliharaan/fabrikasi secara sistematis terbang. 2. Beberapa ketentuan yang dapat digunakan sebagai pedoman untuk mengidentifikasi, mengevaluasi dan menilai kemampuan profesi personil pemeliharaan adalah sebagai berikut : Mekanik (Mechanic) a. Memahami petunjuk yang tercantum dalam publikasi teknik bidang yang bersangkutan. b. Mampu mendeteksi masalah yang terjadi serta mengetahui cara mengatasinya. c. Lulus pendidikan pelaksana terbatas (T2) dan pelaksana mandiri (T3) Pengawas a. Menguasai permasalahan dengan baik serta mampu mengatasinya dengan menggunakan teknik pemecahan masalah. b. Menguasai teori dan praktek bidang pekerjaan yang bersangkutan. pemantapannya dalam rangka pembinaan jaminan

c. Lulus pendidikan supervisor (T4) dan kursus dasar manajemen kejuruan/pengawas bidang yang bersangkutan.

E.

Pengendalian kualitas Hasil Pemeliharaan 1. Material pesawat terbang mempunyai ciri teknilogi maju sehingga pemeliharaannya karena itu pemeliharaannya harus dilakukan secara efektif, ekonomis, dan praktis serta memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Untuk meyakinkan bahwa ketentuan teknis yang dipersyaratkan telah dapat dipenuhi, perlu dilakukan inspeksi pada setiap pemeliharaan/fabrikasi. kecendrungan-kecendrungan yang berpotensi dapat menimbulkan kerusakan/kelainan akan dapat diketahui lebih dini sehingga dapat segera dilakukan tidakan pencegahan/perbaikan. Dengan demikian kualitas hasil suatu pesawat terbang. 2. Inspeksi hasil Pemeliharaan. Tercapainya kualitas hasil pemeliharaan sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan merupakan tanggung jawab inspektor dalam menginspeksi hasil pemeliharaan. Perlu juga diperiksa perangkat/ peralatan pemeliharaan yang mempunyai pengaruh terhadap hasil pemeliharaan. Oleh karenanya, sebelum melaksanakan pemeriksaan, inspektor harus dapat meyakinkan hal-hal sebagai berikut : a. Kejelasan identifikasi pesawat terbang/komponen perbaikan dan macam pekerjaan pemeliharaan/fabrikasi yang dilaksanakan. b. Kejelasan pemeliharaan secara rinci. c. Keandalan perkakas kerja dan alat uji ukur yang digunakan. d. e. f. Ketentuan pengecekan, kalibrasi dan penggunaan peralatan dalam proses Kondisi lingkungan kerja yang perlu diperhatikan selama pekerjaan pemeliharaan/fabrikasi. kompleks dan mahal. Oleh

pemeliharaan/fabrikasi. Kebenaran spesifikasi material yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan. g. Kualifikasi personil yang melaksanakan kegiatan pemeliharaan/fabrikasi. h. Prosedur inspeksi hasil pemeliharaan/fabrikasi. i. Kriteria kelulusan hasil pekerjaan pemeliharaan/fabrikasi.

3. Proses Khusus Beberapa pekerjaan dilaksanakan dengan proses khusus, yaitu pekerjaan yang menggunakan dalam kegiatan proses kimia, metalurgi, geologi, sinic, elektrinic, dan radiologi baik pemeliharaan atau fabrikasi. Misalnya: penjelasan dan aplikasi dalam pelaksanaan inspeksi (NDT dan NDI). Mengingan

protective treatment maupun

sifat dan kondisi lingkungan kerja diperlukan tindakan keamanan kerja secara khusus. Oleh karenanya sistem pengendalian kualitas (Dalkual) pada proses khusus diarahkan untuk meyakinkan bahwa prosedur keamanan kerja yang telah ditetapkan. 4. Pemeriksaan akhir dan uji fungsi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui kualitas hasil pemeliharaan/ fabrikasi secara menyeluruh melalui pemeriksaan/ pengujian terhadapkesesuaian parameter kemampuan pesawat/ material hasil pemeliharaan/fabrikasi dengan ketentuan teknis yamng dipersyaratkan. Pemeriksaan ulang dilakukan terhadap material yang mengalami pusat sesuai dengan prosedur yang berlaku. pengendalian proses khusus tersebut telah memadai serta kualitas peralatan dan lingkungan kerja telah memenuhi ketentuan

perbaikan ataupun modifikasi. Selanjutnya hasil pemeriksaan/pengujian didokumentasikan dan dilaporkan kepada Disjamkual

5. Status inspeksi. Untuk menjamin kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi material dibengkel-bengkel pemeliharaan, maka bagi material yang berada dalam proses pemeliharaan harus dibedakan statusnya antara yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui: a. Material yang belum diinspeksi. b. Material yang sudah diinspeksi dan ditolak karena tidak memenuhi persyaratan. Identifikasi status inspeksi dapat dilakukan dengan menggunakan cap, tag, danb bentukbentuk pengendalian lainnya. Karenanya media indentifikasi perlu diperhatikan secara seksama untuk mencegah terjadinya kekeliruan dalam pelulusan material hasil pemeliharaan/fabrikasi guna F. Pemeriksaan Kualirtas 1. Untuk meyakinkan bahwa kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi telah memenuhi yang telah ditetapkan, perlu dilakukan pemeriksaan kualitas secara persyaratan memberikan jaminan kualitasnya

seksama, terencana, dan sistematis baik atas hasil pemeliharaan/fabrikasi maupun

perangkat pemeliharaan/fabrikasinya sendiri, dari hasil pemeriksaan akan dapat diketahui : a. Kesesuaian pelaksanaan kegiatan pemeliharaan/fabrikasi dengan prosedur yang ditentukan. b. Kesesuaian kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi dengan ketentuan teknis yang dipersyaratkan. c. Keandalan prosedur yang dibakukan untuk dijadikan pedoman kegiatan pemeliharaan/fabrikasi. 2. Penyiapan pemeriksaan kualitas Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam penyiapan pemeriksaan kualitas adalah: a. Teliti lingkup kegiatan/pekerjaan yang akan diperiksa b. Pelajari ketentuan teknis yang Dipersyaratkan. c. Pelajari struktur organisasi unit kerja serta jalur pertanggung jawaban dengan membawahi unit kerja tersebut. d. Lakukan diskusi dengan instansi yang dibawahi unit kerja tersebut ataupun instansi yang menyelenggarakan pembinaan fungsi yang akan diperiksa. e. Siapkan prosedur /ketentuan teknis yang telah dibakuakan dan relevan dengan pemeriksaan kualitas yang akan dilaksanakan antara lain: Drawing, petunjukpetunjuk teknis, daftar pengesahan, bentuk-bentuk pemeliharaan (termasuk bentuk laporan dan label) f. Buat peta aliran tentang mekanisme pelaksanaan fungsi diunit kerja yang akan diperiksa. Peta aliran ini harus dapat menggambarkan hubungan kerja antara personil/bagian yang satu dengan yang lainnya serta jalur penyampaian dokumen. g. Kumpulkan seluruh informasi dan open file pemeriksaan kualitas yang antara lain terdiri dari: Informasi tentang bidang/unit yang akan diperiksa. Peta aliran mekanisme pelaksanaan diunit kerja. Salinan prosedur/ketentuan teknis yang relevan dengan kegiatan pemeriksaan kualitas yang akan dilaksanakan. Saran-saran dari instansi yang dikoordinasikan. instansi yang

h. Susunan konsep daftar pemeriksaan kualitas yang berisi pertanyaan-pertanyaan sehubungan dengan prosedur yang dilaksanakan dan kualitas kerja hasil pemeliharaan/fabrikasi yang dicapai diunit kerja. i. Uji ketepatan pertanyaan-pertanyaan yang disusun dengan pengecekan secara langkah mundur diawali dengan akhir pelaksanaan kegiatan pemeliharaan/fabrikasi pada awal kegiatan pemeliharaan/fabrikasi. Hasil dikoordinasikan dengan instansi yang berkaitan. j. Apabila hasilnya memuaskan, susun kembali dansiapkan daftar kualitas yang akan digunakan sebagai pedoman kegiatan pemeriksaan di pemeliharaan/fabrikasi unit kerja.

PENGORGANISASIAN Pembinaan jaminan kualitas pemeliharaan/fabrikasi diselenggarakan dalam suatu rangkaian kegiatan yang melibatkan berbagai satuan/unit krja/instansi. Untuk memperjelas pelaksanaan funsi kegiatan tersebut, perlu ditetapkan suatu lingkup satuan/instansi yang terlibat. Sebagai contoh di TNI-AU, yaitu: A. Penyelenggara Fungsi Jaminan Kualitas Pemeliharaan Disjamkual pusat (Kehormatau Komando Pemeliharaan Materiil TNI AU) Bertanggung jawab menyelenggarakan jaminan kualitas pemeliharaan/fabrikasi yang tugasnya antara lain : Merumuskan, menyusun, dan menyiapkan ketentuan/prosedur penyelenggaraan jaminan kualitas pemeliharaan/fabrikasi. Mengawasi kelengkapan, kesesuaian dan kemuktahiran publikasi teknik yang tersedia Mengawasi penyimpanan dan pemeliharaan alat uji ukur secara inspeksi serta kalibrasinya. Melakukan pemeriksaan dan menganalisa keandalan kualitas yang digunakan untuk pemeliharaan/fabrikasi . Mengawasi kualitas material yang digunakan untuk pemeliharaan/fabrikasi. Mengevaluasi kualitas personil pelaksana pemeliharaan terutama inspektor. Menyelenggarakan dan melaksanakan pemeriksaan kualitas hasil pemeliharaan. Mengevaluasi kelainan/kerusakan dan tindakan perbaikan B. Pelaksana Funsi Pengendalian Kualitas di Satuan Pelaksana. 1. Pengendalian Kualitas Tingkat Depo serta memberikan saran proses enggenering terhadap pesawat yang dilaporkan akan dipelihara.

Sebagai pelaksana jaminan kualitas pemeliharaan/fabrikasi yang bertugas: Memeriksa kelengakapan, kesesuaian dan kemuktahiran publikasi teknik didepo. Mengawasi pelaksanaan kalibrasi alat uji ukur yang digunakan. Mengawasi keandalan peralatan dan kesesuaian penggunaannya. Mengawasi kesesuaian spesifikasi material untuk kegiatan pemeliharaan/fabrikasi . Membina kemampuan profesi inspektor, mekanik dan operator peralatan khusus di Depo. Melaksanakan pemeriksaan kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi berdasarkan ketentuan teknik yang berlaku di Depo. Mengawasi pendokumetasian hasil inspeksi dari pemeliharaan/fabrikasi. Melaporkan pelaksanaan hasil jaminan kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi yang dilakukan di Depo kepada Disjamkual Pusat(Kehormatau) 2. Pengendalian kualitas tingkat skatek (Skadron Teknik) Sebagai pelaksana pengendali kualiras disatuan/iinstansi tingkat skuadron yang bertugas: Memeriksa kelengkapan, kesesuaian dan kemuktahiran publikasi teknik disatuan/unit kerja yang bersangkutan. Mengawasi penggunaan alat uji ukur serta mengendalikan pengkalibrasiannya. Mengawasi keandalan peralatan dan kesesuaian penggunannya dalam proses pemeliharaan/fabrikasi. Mengawasi kesesuaian spesifikasi material yang digunakan. Membantu pembinaan Kemampuan propesionalisme inspektor dan mekanik Melaksanakan pemeriksaan hasil pemeliharaan/fabrikasi sesuai dengan ketentuan teknis di satuan/unit kerja. Mengawasi pendokumentasian hasil inspeksi yang dilaksanakan di satuan/unit kerja yang bersangkutan. Melakukan evaluasi laporan kerusakan dan merumuskan tindakan perbaikan serta menganalisa kaelainan yang ada pada pesawat. Melaporkan pelaksanaan pengendalian kualitas hasil pemeliharaan/fabrikasi yang dilaksanakan di satuan/unit kerja kepada Disjamkual Pusat. 3. Pengendalian kualitas satuan pemeliharaan tingkat ringan (Skadron Udara) Sebagai pelaksana pengendali di satuan/unit kerja pemeliharaan tingkat ringan yang bertugas:

Memeriksa dan mengusahakan kelengkapan, kesesuaian dan kemutakhiran publikasi teknik disatuannya. Mengawasi penggunaan alat uji ukur serta pengendalian penerimaan kalibrasinya. Mengawasi keandalan peralatan dan kesesuaian penggunaannya dalam proses pemeliharaannya. Mengawasi cara penyimpanan dan kesesuaian spesifikasi material untuk pemeliharaan. Membina kemampuan profesionalisme personil pemeliharaan. Memeriksa kualitas hasil pemeliharaan sesuai ketentuan teknis yang berlaku untuk pemeliharaan tingkat ringan. Mengawasi pendokumentasian hasil inspeksi yang telah dilaksanakan. Memeriksa dan mengevaluasi kerusakan dan mengupayakan pemecahan masalahnya serta mengumpulkan data yang diperlukan untuk analisa kerusakan. Melaporkan pelaksanaan pengendalian kualitas hasil pemeliharaan kepada Disjamkual pusat. C. Inspektor. Sebagai pelaksana pemeriksaan/pengujian kualitas hasil pemeliharaan di satuan/unit kerja yang tugasnya: Memeriksa kesesuaian spesifikasi teknis dan konsisi material yang digunakan untuk pemeliharaan/fabrikasi. Memeriksa ketepatan/kelengkapan informasi yang menunjukkan jaminan keandalan dan batas waktu kalibrasi alat uji ukur yang digunakan serta mengawasi kesesuaian penggunaannya. Memeriksa kesesuaian pelaksanaan pemeliharaan/fabrikasi dengan prosedur yang ditetapkan serta kesesuaian pemeliharaan/fabrikasi dengan ketentuan teknis yang dipersyaratkan. Memeriksa keandalan dan kesesuaian penggunaan peralatan dalam proses pemeliharaan/fabrikasi. Mengevaluasi kerusakan dan memberikan saran tindakan perbaikan. Mendokumentasikan hasil inspeksi atas pekerjaan pemeliharaan/fabrikasi. D. Inspeksi 1. Dasar pemikiran Produk dan jasa harus selalu diperiksa agar sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh perusahaan (dengan maksud produk/jasa yang rusak dapat disisihkan) 2. Tujuan Inspeksi. Adalah tindakan pencegahan dan bukan perbaikan.

Produk barang bertujuan untuk menghentikan produk barang yang rusak. Produk jasa bertujuan untuk menghentikan jasa yang tidak berguna. 3. Metode inspeksi/pemeriksaan. Secara sempling Bagi produk yang banyak. Satu-satu Jaminan Bagi produk yang dikit Bagi produk yang tidak dijamin baik kualitasnya oleh pabrik pembuatnya

4. Inspeksi dapat dihilangkan apabila. Dinyatakan oleh penyelia bahwa inspeksi akhir telah terbukti dapat dipercaya dan barang-barang tersebut telah melalui pemeriksaan yang ketat dalam pabrik yang dinyatakan dalam tabel/tag,bukti pengujian,jaminan,dan sebagainya. Pembeli juga dapat menempatkan orang-orangnya pada saat pemeriksaan barang dalam pabrik dan turut mengawasi terhadap barang yang dibeli sebelum dikirim. Sebelum pembelian produk/jasa pembeli melakukan program inspeksi, sumber pengadaan untuk mendapatkan keputusan bahwa barang-barang yang akan dibeli dan akan dikirim dijamin kualitasnya pasti baik.. Kegiatan diatas untuk mengehemat inspeksi ganda dan pengkhususan biaya (khusus biaya transportasi) karena mungkin terjadi barang-barang salah kirim dan kembali lagi. Untuk itu barang-barang jaminan mesti ada, tetap diperiksa oleh panitia yang dibentuk dan biasanya hanya menyangkut jenis dan kualitasnya. 5. Waktu Inspeksi. Ada beberapa pedoman untuk menentukan kapan sebaiknya inspeksi dilaksanakan, yaitu: Inspeksi dilakukan setelah kegiatan/operasi produksi yang menghasilkan produk yang jelek/salah. Agar produk yang salah dapat diperbaiki/dihentikan sama sekali. Inspeksi dilakukan setelah kegiatan produksi dimana produk/barang yang jelek/rusak dapat atau mungkin merusak serta menghentikan mesin-mesin. Inspeksi dilakukan setelah kegiatan produksi akan memakan biaya besar terhadap perbaikan barang-barang yang jelek /salah agar kegiatan /operasi ini tidak jadi dilaksanakan. Inspeksi dilakukan sebelum operasi untuk menutup produk yang salah atau rusak. Inspeksi dilakukan sebelum kegiatan/operasi perakitan yang tidak dapat tidak harus dilakukan.

Inspeksi pada mesin-mesin otomatis/semi otomatis biasanya hanya pada unit pertama dan terakhir sedangkan unit-unit diantaranya dilakukan seperlunya saja. Inspeksi dilakukan pada produk/komponen akhir. Inspeksi dilakukan pada waktu penggudangan (termasuk barang-barang yang dibeli) Inspeksi dan pengujian produk-produk jadi. E. Frekuensi Kegiatan Inspeksi. Pelaksanaan inspeksi menyangkut keterkaitan antara biaya inspeksi dengan biaya produk yang rusak atau cacat serta kerja tambahan yang diakibatkan oleh tidak dilaksanakannya komponenkomponen yang rusak. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemeriksaan adalah: Rehabilitas/keandalan Biaya inspeksi per unit. Untuk mengetahui dan menentukan intervar inspeksi yang ekonomis perlu menggambarkan hubungan fungsional antara variabel variabel kepentingan dengan ukuran efektifitas. Hal tersebut diatas dinyatakan dengan rumus:

RxC
Tc =

I
Dimana :

MxI 2

+ MxD

Tc Biaya total per interval reliabilitas R Interval reliabilitas dalam jam yaitu waktu rata-rata antara kegagalan proses untuk pekerjaan tertentu. D Interval penundaan dalam jam. C Interval inspeksi dalam jam biasanya yang dihitung adalah I optimal dengan rumus: I optimal =

2xRxC M

M Kerugian produsi per jam (seperti dicerminkan dalam pengerjaan ulang pemborosan waktu karyawan, mesin, dan limbah)

Contoh Soal Operasi tiga shift suatu pabrik, dievaluasi periode 5 minggu dengan waktu produksi total 55,5 jam. Selama ini terjadi 10 penolakan sehingga interval reliabilitas rata-rata 55,5 jam . Interval penundaan adalah 15 menit dan kerugian produksi Rp.44.000,- per jam. Biaya inspeksi sebesar Rp.14.000,- per jam dan waktu inspeksi per unit 2 menit. Berapa I optimal dan berapa biaya total per interval reliabilitas (TC)? JAWAB Rp.14.000,60 R = 55,5 Jam D = 15 Menit = 0,25 Jam M = Rp.44.000,2xRxC I optimal = M 2 x (55,5) x 467 = Rp.44.000,= 1,085 Jam M = Rp. 44.000,-

C =

x 2 = Rp.467,-

RxC Tc = I

MxI 2

+ MxD

(55,5) x 467 = 1,085

44.000 x (1,085) 2

+ (44.000) x (0,25)

= Rp 58.758,Biaya Total = Rp. 58.758,3 = Rp. 58.758,-

Biaya total per menit

= Rp. 19.586,-

Anda mungkin juga menyukai