Anda di halaman 1dari 68

PUTUSAN

NO .620/PID.B/2010/PN.Smda DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Negeri Samarinda yang memeriksa dan mengadili perkara pidana pada tingkat pertama dengan acara pemeriksan biasa menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara terdakwa : Nama lengkap Tempat lahir Umur/Tgl. Lahir Jenis kelamin Kebangsaan Agama Tempat tinggal Pekerjaan : : : : : : : : Drs. H HAMKA HALEK M.Si. Bontang. 07 November 1952. Laki-laki. Indonesia Islam Jl. Sentosa Dalam I No. 63 Samarinda. PNS (Mantan Ass I Bidang Pemerintahan & Hukum Pemkot Samarinda)

Terdakwa ditahan dengan jenis penahanan RUTAN oleh : 1. Penyidik sejak tanggal 16 April 2010 s/d 5 Mei 2010 ; 2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 6 Mei 2010 s/d 14 Juni 2010; 3. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 15 Juni 2010 s/d 14 Juli 2010 ; 4. Penuntut Umum sejak tanggal 28 Juni 2010 s/d 17 Juli 2010 ; 5. Majelis Hakim Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 12 Juli 2010 s/d 10 Agustus 2010 ; 6. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda sejak tanggal 11 Agustus 2010 s/d 9 Oktober 2010 ; 7. Perpanjangan penahanan pertama dari Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur sejak tanggal 10 Oktober 2010 s/d 8 November 2010 ; 8. Perpanjangan penahanan kedua dari Ketua Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur sejak tanggal 9 November 2010 s/d 8 Desember 2010 ; Terdakwa didampingi Penasehat Hukumnya bernama : 1. SUPRIANA, SH. 2.DALMASIUS, SH. 3. YOSEF SK SABON, SH. 4. M.GAZALI HELDOEP, SH.MH. 5.. ROBINDANA, SH. 6. SRI ISJANA WADIPALAPA berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 20 Juli 2010 ; Pengadilan Negeri tersebut ; Telah membaca : 1. Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Samarinda No.620/Pen.Pid.B/2010//PN.Smda tanggal 12 Juli 2010 dan No.620/Pen.Pid.B/2010/PN.Smda tanggal 24 September 2010 tentang Penunjukan Majelis Hakim dan Panitera untuk memeriksa dan mengadili perkara ;

2. Surat Pelimpahan Perkara dengan acara pemeriksaan biasa No.B-3111/Q.4.11/Fd.1/07/2010 tanggal 12 Juli 2010 dari Kepala Kejaksaan Negeri Samarinda beserta berkas perkara atas nama terdakwa : Drs. H. HAMKA HALEK, Msi.; 3. Surat Penetapan Ketua Majelis Hakim No.620/Pen.Pid.B/2010/PN.Smda tanggal 14 Juli 2010 mengenai hari sidang ; Telah mendengar : 1. Pembacaan Surat Dakwaan oleh Jaksa Penuntut Umum ; 2. Keterangan saksi - saksi dan keterangan terdakwa ; 3 . Tuntutan Hukum Jaksa Penuntut Umum No. Reg. Perkara : PDS 04 / SMDA / 11 / 2010 tanggal 12 November 2010 yang pada pokoknya menuntut agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutuskan sebagai berikut : 1. Menyatakan terdakwa Drs.H. HAMKA HALEK , M.Si terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana " KORUPSI SECARA BERSAMA-SAMA " sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 3 jo. pasal 18 Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan atas Undang Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo pasal 55 Ayat (1) ke -1 KUHP, dalam Dakwaan Subsidair ; 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK , M.Si berupa pidana penjara selama : 5 ( lima ) tahun dengan dikurangi selama terdakwa ditahan dan pidana denda sebesar Rp. 500.000.000,( lima ratus juta rupiah) subsidair 3 ( tiga ) bulan kurungan. 3. Menyatakan barang bukti berupa : Anggaran PLN tahun 2007 yang diperuntukan untuk pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan Hasil survey lokasi di Sambutan oleh PLN Pikitring Kalimantan. Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m Surat Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya meminta bantuan oleh Panitia Daerah Kota Samarinda Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Samarinda

Surat Walikota Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas 39.476 m terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda Surat PLN Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April 2007 perihak informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu induk Sambutan Surat Lurah Pulau Atas kepada Camat Samarinda Ilir dengan nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Indik Sambutan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak A. HASBI yang beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung Permai Samarinda nilai NJOP Surat Keputusan Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda Hasil musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A HASBI tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri panitia pembebasan tanah, pemilik tanah, dan pihak PT. PLN PIKITRING Kalimantan Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor: 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda Revisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha, ke PLN Pusat. Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 sebesar RP. 4.649.875.000 BA penyerahan tanah kepada Pemkot Samarinda pada tanggal 12 Juli 2007. Ketentuan tentang Pengadaan tanah bagi kepentingan umum, Perpres 55/ 1993, perpres 36/ 2005 dan perpres 65/2006, Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Nomor 1/ 1994 dan No. 3/2007 Seluruhnya dikembalikan kepada Jaksa untuk dijadikan barang bukti dalam perkara lain yaitu perkara atas nama BAMBANG SUBIYANTO.

4. Menetapkan agar terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,- (lima ribu rupiah).

4 . Pembelaan Hukum yang diajukan oleh terdakwa dan Penasehat Hukum Terdakwa tanggal 15 November 2010 yang pada pokoknya sebagai berikut : - Menyatakan Terdakwa Drs. H . HAMKA HALEK , M.Si tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak Pidana sebagaimana didakwakan dalam surat dakwaan Penuntut Umum ; - Membebaskan terdakwa Drs. H . HAMKA HALEK , M.Si dari dakwaan Primer dan subsider ( Vrijspraak ) ; - Memulihkan segala hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan serta harkat dan martabatnya ; - Membebankan biaya perkara kepada Negara ; 8. Jawaban Penuntut Umum atas pembelaan / Pledoi Penasehat Hukum Terdakwa ; Duplik Penasehat Hukum atas jawaban Penuntut Umum ;

9.

Menimbang, bahwa terdakwa diajukan kepersidangan dengan surat dakwaan Jaksa Penuntut umum tertanggal 3 Juli 2010 No.Reg.Perkara : PDS05/SAMAR/06/2010 sebagai berikut : PRIMAIR : Bahwa terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si selaku Ketua Panitia Pengadaan Tanah Pemerintah Kota Samarinda sesuai Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor : Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, bersama-sama Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, Ir. BAMBANG SUBIYANTO dan H. A. HASBI (masing-masing dilakukan Penuntutan terpisah) antara tanggal 28 Maret 2007 sampai dengan 12 Juli 2007 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2007, bertempat di Kantor Pemerintah Kota Samarinda atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Samarinda, sebagai yang melakukan, atau yang turut serta melakukan, yang secara melawan hukum melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, dilakukan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut : ------------------------------------Bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) (Persero) merupakan BUMN berdasarkan Ketentuan PP Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO), Lembaran Negara Nomor 6731 Th. 1994 no.169 tentang Perseroan Terbatas Perseroan Firma atau Komanditer dan Perkumpulan Koperasi, tambahan Lembaran Negara tgl.13/9-1994 No. 73

Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara PT.PLN (PERSERO) dan berdasarkan Akta Notaris Nomor 13 tgl 30 Januari 2009 yang menyatakan bahwa permodalan PT. PLN adalah berjumlah 12.999.999 lembar dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 1 lembar dimiliki oleh Lego Noormandiri, sehingga PT. PLN (Persero) merupakan Keuangan Negara. Sebagaimana dimaksud dalam penjelasan UU No. 31 Th. 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. Bahwa pada tahun 2007 pada PT. PLN terdapat anggaran berasal dari kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun 2007, dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha dengan harga estimasi Rp. 150.000.000, yang diperuntukan untuk pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan yang dalam pengadaan tanah tersebut PT. PLN membentuk Panitia Pengadaan Tanah PT. PLN yang disingkat P2T PLN untuk wilayah Kalimantan Timur diketuai oleh Ir. BAMBANG SUBIYANTO. Bahwa P2T PLN yang diketuai Ir BAMBANG SUBIYANTO sekitar bulan April 2007 melakukan survey lokasi di Sambutan yang kemudian memilih lahan milik H. A HASBI dengan luas 39, 476 m yang terletak di Kelurahan Sambutan, dan kemudian mengadakan pertemuan dengan H. A HASBI pada tanggal 19 April 2007 di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir yang juga dihadiri oleh Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Camat Samarinda Ilir, Drs. AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas, dan Ir. BAMBANG SUBIYANTO dari PT. PLN. Bahwa pemilik tanah di lokasi tersebut adalah H A HASBI sesuai sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m. Bahwa PT. PLN kemudian mengirimkan surat kepada Lurah Pulau Atas dengan Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April 2007 perihal informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu induk Sambutan. Bahwa pada tanggal 01 Mei 2007 H. A. HASBI dengan adanya pertemuan di Kecamatan Samarinda Ilir tersebut, mengirimkan surat kepada pihak PT. PLN untuk membayar uang muka tanda kesepakatan pembelian. Bahwa karena adanya ketentuan baru tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum yaitu Perpres No. 65 tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, pada tanggal 01 Mei 2007, Ir. BAMBANG SUBIYANTO mengirim surat kepada Walikota Samarinda Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya meminta bantuan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda dengan kegiatan yang telah dilaksanakan P2T PLN sebagai berikut: 1. Survey pendahuluan 2. Sosialisasi dan Musyawarah oleh Tim P2 T PLN Pikitring Kalimantan dengan pemilik tanah

3. Analisa mengenai Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam proses penyusunan 4. Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 5. Perubahan Ijin Lokasi menjadi penetapan lokasi (dalam proses) 6. Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Samarinda Bahwa berdasarkan SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut: Penanggung jawab : Walikota Samarinda Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda 2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot Samarinda (Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si) Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda (Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si) Anggota : 1. Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota Samarinda (YOSEP BARUS MENG) 2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kota Samarinda (Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si) 3. Kepala Kantor Pertanahan Kota Samarinda (Ir. I MADE MANDIA) 4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Samarinda (EDY WAHYUDI, S.Hut) 5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot Samarinda (H. ABDULLAH, SE, MM) 6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si) 7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI, MM) 8. Instansi teknis terkait Bahwa Drs. AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas pada tanggal 10 Mei 2007 mengirimkan surat kepada Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si Camat Samarinda Ilir dengan nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d 300.000/ m .

Bahwa penerbitan surat tersebut atas permintaan dari beberapa pihak mulai dari PT. PLN, Camat Samarinda Ilir dan H. HASBI. Bahwa pada tgl. 14 Mei 2007, panitia melakukan rapat pertemuan yang membahas tentang musyawarah harga untuk menanggapi penawaran harga yang diajukan H A HASBI dalam musyawarah tersebut panitia menaksir sendiri harga tanah dengan cara sebagai berikut : a. harga NJOP pada PBB th 2007 Rp. 10.000,-/m2 b. harga dasar dari Walikota th. 2005 Rp. 87.500,-/m2 c. harga pasaran pada umumnya Rp. 300.000,-/m2. Dijumlahkan lalu dibagi 3 menjadi Rp. 132.500,-/m2 Pada tanggal 15 Mei 2007 diadakan musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A HASBI yang terkena di lokasi rencana pembebasan tanah untuk gardu induk Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir yang Berita Acara Musyawarah ditandatangani oleh panitia pembebasan tanah Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, , pemilik tanah H. A HASBI, dan Ir. BAMBANG SUBIYANTO dari PT. PLN Kalimantan, dengan kesimpulan sebagai berikut: a. Nilai ganti rugi di lokasi tersebut sebesar Rp. 125.000 /m dengan luas tanah 37.199 m termasuk Pph 5% yang akan dibebankan kepada pemilik b. Bahwa tanah yang akan dibebaskan tersebut sebagian telah digusur, sehingga tidak ada ganti rugi tanam tumbuh dan bangunan c. Biaya panitia sebesar 4% dari total nilai ganti rugi dan biaya balik nama menjadi tanggung jawab pihal PT. PLN d. Perhitungan ganti rugi seluruhnya atas tanah dan biaya panitia sebagai berikut: 1). Ganti rugi tanah : Rp. 4.649.875.000 2). Biaya panitia sebesar : Rp. 159.496.250 Rp. 4.809.371.250 Bahwa oleh karena adanya surat dari H. A. HASBI surat kepada pihak PT. PLN untuk membayar uang muka tanda kesepakatan pembelian tanah, pada tanggal 15 Mei 2007 Ir. BAMBANG SUBIYANTO menyerahkan dana senilai Rp. 150.000.000,- kepada H. A. HASBI yang diserahkan dikediaman H. A. HASBI setelah dilakukan pertemuan rapat musyawarah harga ganti rugi di kantor Pemerintah Kota Samarinda antara PT. PLN. Bahwa berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak H. A. HASBI yang beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung Permai Samarinda nilai NJOP per meter persegi adalah Rp. 10.000,-

Bahwa atas musyawarah ganti rugi atas tanah tersebut kemudian ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor: 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda, yaitu besarnya uang ganti kerugian/ santunan tanah yang dimaksud ditetapkan berdasarkan Nilai Nyata atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tahun terakhir untuk tanah yang bersangkutan, faktorfaktor lokasi tanah, status penguasaan tanah, prasarana yang tersedia, fasilitas dan utilitas serta keadaan lingkungan untuk lokasi tersebut yaitu ditetapkan sebesar Rp. 125.000 permeter persegi termasuk pajak Pph sebesar 5%. Bahwa setelah penandatanganan berita acara musyawarah untuk negosiasi harga dari panitia pengadaan dan pembebasan tanah, kemudian PT. PLN Balikpapan merevisi anggaran dari Rp. 2, 74 milyar menjadi Rp. 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha, setelah itu diusulkan revisi anggaran dan PT. PLN Pusat mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai. Bahwa untuk pembebasan tanah tersebut telah dilakukan pembayaran ganti rugi kepada H. A HASBI pada tanggal 05 Juli 2007 sesuai dengan Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 sebesar RP. 4.649.875.000, yang ditanda tangani oleh seluruh anggota Panitia Pengadaan tanah yaitu : Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM,Ir. BAMBANG SUBIYANTO Bahwa pada tanggal 12 Juli 2007 Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si Ketua Panitia Pengadaan Tanah menyerahkan hasil pelaksanaan pengadaan tanah tersebut kepada Ir. KARMIYONO dari PT. PLN. Bahwa pelaksanaan pembebasan tanah tersebut menyimpang dari ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf a Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dimana dalam peraturan tersebut dinyatakan Dasar perhitungan besarnya ganti rugi didasarkan atas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atau nilai nyata/ sebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak tahun berjalan berdasarkan penilaian lembaga/ Tim penilasi harga tanah yang ditunjuk panitia. Bahwa NJOP untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan tersebut sesuai surat keputusan Menteri Keuangan nomor : KEP219/WPJ.14/BD.05/2006 tgl. 29 Desember 2006 tentang Klasifikasi dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk Kota Samarinda

adalah sebesar Rp. 10.000, sesuai pula dengan bukti Surat pemberitahuan pajak terhutang SPPT NOP 64.72.030.007.0020138.0 dengan nama wjib pajak adalah H. A HASBI. - Berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) tahun 2007 di Kelurahan Pulau Atas telah terjadi transaksi jual beli tanah sebagaimana AJB Nomor 022/Ilir/III/2007 tgl. 06 bulan Maret 2007 luas tanah 18.550 m2 dengan harga Rp. 30.000.000,- yang berarti harga per meter persegi adalah Rp. 1.617,25/m2, dengan NJOP adalah Rp.5.000,- Berdasarkan register AJB Kecamatan Samarinda Ilir periode tahun 2006, 2007 dan 2008 di Kelurahan Pulau Atas pernah terjadi transaksi tanah beralas hak sertifikat dengan nilai transaksi : - terendah adalah Rp. 4.000.000,- luas tanah 500m2, harga per meter persegi adalah Rp. 8.000,-, dengan NJOP adalah Rp. 7.150,- tertinggi Rp. 138.000.000,- dengan luas tanah 19.235m2 harga permeter persegi adalah Rp. 7.174,- dengan NJOP adalah Rp. 7.150,Bahwa berdasarkan Berita Acara Perhitungan Kerugian Negara yang dilakukan Penyidik terdapat kemahalan harga dalam pengadaan tanah PT. PLN tahun 2007 sebesar Rp. 4.063.990.750,00.dengan rincian sebagai berikut : 1. Pembayaran yang dilakukan adalah : 37.199 m2 X Rp. 125.000,00 = Rp. 4.649.875.000,00 PPh 5% X Rp. 4.649.875.000,00 = Rp. 232.493.750,00 Harga setelah dikurangi PPh Rp. 4.417.381.250,00 2. Pembayaran menurut PERPRES No. 65 Th. 2006 adalah : 37.199 m2 X Rp. 10.000,00 = Rp. 371.990.000,00 PPh 5 % X Rp. 371.990.000,00 = Rp. 18.599.500,00 Harga setelah dikurangi PPh Rp. 353.390.500,00 Kemahalan harga sebesar Rp. 4.063.990.750,00 - Akibat Panitia Pengadaan Tanah tidak mempedomani ketentuan sebagaimana diatur dalam Perpres 65 tahun 2006 menyebabkan kerugian Negara dalam hal ini PT. PLN sebesar Rp. 4.063.990.750,00.--------Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam dalam Pasal 2 ayat (1) jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-l KUHP. SUBSIDIAIR ----- Bahwa terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si selaku Ketua Panitia Pengadaan Tanah Pemerintah Kota Samarinda sesuai Surat Keputusan Walikota Samarinda Nomor : Nomor 590-05/170/HKKS/2007 tanggal 28 Maret 2007, bersama-sama Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir.

SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, Ir. BAMBANG SUBIYANTO dan H. A. HASBI (masing-masing dilakukan Penuntutan terpisah) antara tanggal 28 Maret 2007 sampai dengan 12 Juli 2007 atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam tahun 2007, bertempat di Kantor Pemerintah Kota Samarinda atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Samarinda, sebagai yang melakukan, atau yang turut serta melakukan, yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dilakukan terdakwa dengan cara antara lain sebagai berikut : Bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) (Persero) merupakan BUMN berdasarkan Ketentuan PP Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO), Lembaran Negara Nomor 6731 Th. 1994 no.169 tentang Perseroan Terbatas Perseroan Firma atau Komanditer dan Perkumpulan Koperasi, tambahan Lembaran Negara tgl.13/9-1994 No. 73 Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik Negara PT.PLN (PERSERO) dan berdasarkan Akta Notaris Nomor 13 tgl 30 Januari 2009 yang menyatakan bahwa permodalan PT. PLN adalah berjumlah 12.999.999 lembar dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 1 lembar dimiliki oleh Lego Noormandiri, sehingga PT. PLN (Persero) merupakan Keuangan Negara. Sebagaimana dimaksud dalam penjelasan UU No. 31 Th. 1999 tentang Tindak Pidana Korupsi. Bahwa pada tahun 2007 pada PT. PLN terdapat anggaran berasal dari kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun 2007, dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha dengan harga estimasi Rp. 150.000.000, yang diperuntukan untuk pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan yang dalam pengadaan tanah tersebut PT. PLN membentuk Panitia Pengadaan Tanah PT. PLN yang disingkat P2T PLN untuk wilayah Kalimantan Timur diketuai oleh Ir. BAMBANG SUBIYANTO. Bahwa P2T PLN yang diketuai Ir BAMBANG SUBIYANTO sekitar bulan April 2007 melakukan survey lokasi di Sambutan yang kemudian memilih lahan milik H. A HASBI dengan luas 39, 476 m yang terletak di Kelurahan Sambutan, dan kemudian mengadakan pertemuan dengan H. A HASBI pada tanggal 19 April 2007 di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir yang juga dihadiri oleh Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Camat Samarinda Ilir, Drs. AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas, dan Ir. BAMBANG SUBIYANTO dari PT. PLN.

10

Bahwa pemilik tanah di lokasi tersebut adalah H A HASBI sesuai sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m. Bahwa PT. PLN kemudian mengirimkan surat kepada Lurah Pulau Atas dengan Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April 2007 perihal informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu induk Sambutan. Bahwa pada tanggal 01 Mei 2007 H. A. HASBI dengan adanya pertemuan di Kecamatan Samarinda Ilir tersebut, mengirimkan surat kepada pihak PT. PLN untuk membayar uang muka tanda kesepakatan pembelian. Bahwa karena adanya ketentuan baru tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum yaitu Perpres No. 65 tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, pada tanggal 01 Mei 2007, Ir. BAMBANG SUBIYANTO mengirim surat kepada Walikota Samarinda Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya meminta bantuan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda dengan kegiatan yang telah dilaksanakan P2T PLN sebagai berikut: 1. Survey pendahuluan 2. Sosialisasi dan Musyawarah oleh Tim P2 T PLN Pikitring Kalimantan dengan pemilik tanah 3. Analisa mengenai Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL) dalam proses penyusunan 4. Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 5. Perubahan Ijin Lokasi menjadi penetapan lokasi (dalam proses) 6. Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Samarinda Bahwa berdasarkan SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut: Penanggung jawab : Walikota Samarinda Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda 2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot Samarinda (Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si) Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda (Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si) Anggota : 1. Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota Samarinda (YOSEP BARUS MENG)

11

2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kota Samarinda (Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si) 3. Kepala Kantor Pertanahan Kota Samarinda (Ir. I MADE MANDIA) 4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Samarinda (EDY WAHYUDI, S.Hut) 5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot Samarinda (H. ABDULLAH, SE, MM) 6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si) 7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI, MM) 8. Instansi teknis terkait (Ir. BAMBANG SUBIYANTO PT.PLN) Bahwa sesuai SK Walikota tersebut Panitia Pengadaan Tanah mempunyai tugas sebagai berikut: 1. Mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan 2. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan dan dokumen yang didukung 3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/ santunan atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan 4. Memberikan penjelasan atau penyuluhan kepada pemilik/ pemegang hak atas tanah mengenai rencana dan tujuan pengadaan tanah tersebut 5. Mengadakan musyawarah dengan para pemilik/ pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan atau besarnya ganti kerugian/ santunan 6. Menyaksikan pelaksanaan peyerahan uang ganti kerugian/ santunan kepada para pemilik/ pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada di atas tanah tersebut 7. Membuat Berita Acara Pelepasan Hak atas Penyerahan Hak Atas Tanah. Bahwa Drs. AWAL HATMADI, MM Lurah Pulau Atas pada tanggal 10 Mei 2007 mengirimkan surat kepada Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si Camat Samarinda Ilir dengan nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar

12

Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d 300.000/ m . Bahwa penerbitan surat tersebut atas permintaan dari beberapa pihak mulai dari PT. PLN, Camat Samarinda Ilir dan H. HASBI. Bahwa pada tgl. 14 Mei 2007, panitia melakukan rapat pertemuan yang membahas tentang musyawarah harga untuk menanggapi penawaran harga yang diajukan H A HASBI, dalam musyawarah tersebut panitia pengadaan tanah telah menyalahgunakan wewenang yang ada padanya dengan menaksir sendiri harga tanah dengan cara sebagai berikut : a. harga NJOP pada PBB th 2007 Rp. 10.000,-/m2 b. harga dasar dari Walikota th. 2005 Rp. 87.500,-/m2 c. harga pasaran pada umumnya Rp. 300.000,-/m2. Dijumlahkan lalu dibagi 3 menjadi Rp. 132.500,-/m2 Bahwa seharusnya panitia dalam menentukan besaran ganti rugi berpedoman pada ketentuan Pasal 15 ayat (1) huruf a Peraturan Presiden No. 65 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum, dimana dalam peraturan tersebut dinyatakan Dasar perhitungan besarnya ganti rugi didasarkan atas Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atau nilai nyata/ sebenarnya dengan memperhatikan Nilai Jual Objek Pajak tahun berjalan berdasarkan penilaian lembaga/ Tim penilasi harga tanah yang ditunjuk panitia. Pada tanggal 15 Mei 2007 diadakan musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A HASBI yang terkena di lokasi rencana pembebasan tanah untuk gardu induk Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir yang dengan Berita Acara Musyawarah ditandatangani panitia pembebasan tanah Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM, pemilik tanah H. A HASBI, dan Ir. BAMBANG SUBIYANTO dari PT. PLN Kalimantan, dengan kesimpulan sebagai berikut: a. Nilai ganti rugi di lokasi tersebut sebesar Rp. 125.000 /m dengan luas tanah 37.199 m termasuk Pph 5% yang akan dibebankan kepada pemilik b. Bahwa tanah yang akan dibebaskan tersebut sebagian telah digusur, sehingga tidak ada ganti rugi tanam tumbuh dan bangunan c. Biaya panitia sebesar 4% dari total nilai ganti rugi dan biaya balik nama menjadi tanggung jawab pihal PT. PLN d. Perhitungan ganti rugi seluruhnya atas tanah dan biaya panitia sebagai berikut:

13

: Rp. 4.649.875.000 : Rp. 159.496.250 Rp. 4.809.371.250 Bahwa atas musyawarah ganti rugi atas tanah tersebut kemudian ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor: 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda, yaitu besarnya uang ganti kerugian/ santunan tanah yang dimaksud ditetapkan berdasarkan Nilai Nyata atau Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tahun terakhir untuk tanah yang bersangkutan, faktorfaktor lokasi tanah, status penguasaan tanah, prasarana yang tersedia, fasilitas dan utilitas serta keadaan lingkungan untuk lokasi tersebut yaitu ditetapkan sebesar Rp. 125.000 permeter persegi termasuk pajak Pph sebesar 5%. Bahwa setelah penandatanganan berita acara musyawarah untuk negosiasi harga dari panitia pengadaan dan pembebasan tanah, kemudian PT. PLN Balikpapan merevisi anggaran dari Rp. 2, 74 milyar menjadi Rp. 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha, setelah itu diusulkan revisi anggaran ke pusat, kemudian PT. PLN Pusat mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai. Bahwa untuk pembebasan tanah tersebut telah dilakukan pembayaran ganti rugi kepada H. A HASBI pada tanggal 05 Juli 2007 sesuai dengan Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 sebesar RP. 4.649.875.000, yang ditanda tangani oleh seluruh anggota Panitia Pengadaan tanah yaitu : Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si, Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si, Ir. I MADE MANDIA, YOSEP BARUS MENG, Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si, EDY WAHYUDI, S.Hut, H. ABDULLAH, SE, MM, Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si, Drs. AWAL HATMADI, MM,Ir. BAMBANG SUBIYANTO Bahwa pada tanggal 12 Juli 2007 Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si Ketua Panitia Pengadaan Tanah menyerahkan hasilpelaksanaan pengadaan tanah tersebut kepada Ir. KARMIYONO dari PT. PLN. Bahwa NJOP untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan tersebut sesuai surat keputusan Menteri Keuangan nomor : KEP219/WPJ.14/BD.05/2006 tgl. 29 Desember 2006 tentang Klasifikasi dan besarnya Nilai Jual Obyek Pajak sebagai dasar pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan untuk Kota Samarinda adalah sebesar Rp. 10.000, sesuai pula dengan bukti Surat pemberitahuan pajak terhutang SPPT NOP 64.72.030.007.0020138.0 dengan nama wjib pajak adalah H. A HASBI. Berdasarkan Akta Jual Beli (AJB) tahun 2007 di Kelurahan Pulau Atas telah terjadi transaksi jual beli tanah sebagaimana AJB Nomor 022/Ilir/III/2007 tgl. 06 bulan Maret 2007 luas tanah 18.550 m2 dengan harga Rp. 30.000.000,- yang berarti harga per

1). Ganti rugi tanah 2). Biaya panitia sebesar

14

meter persegi adalah Rp. 1.617,25/m2, dengan NJOP adalah Rp.5.000,- Berdasarkan register AJB Kecamatan Samarinda Ilir periode tahun 2006, 2007 dan 2008 di Kelurahan Pulau Atas pernah terjadi transaksi tanah beralas hak sertifikat dengan nilai transaksi : - terendah adalah Rp. 4.000.000,- luas tanah 500m2, harga per meter persegi adalah Rp. 8.000,-, dengan NJOP adalah Rp. 7.150,- tertinggi Rp. 138.000.000,- dengan luas tanah 19.235m2 harga permeter persegi adalah Rp. 7.174,- dengan NJOP adalah Rp. 7.150,- Bahwa berdasarkan Berita Acara Perhitungan Kerugian Negara yang dilakukan Penyidik terdapat kemahalan harga dalam pengadaan tanah PT. PLN tahun 2007 sebesar Rp. 4.063.990.750,00.dengan rincian sebagai berikut : 1. Pembayaran yang dilakukan adalah : 37.199 m2 X Rp. 125.000,00 = Rp. 4.649.875.000,00 PPh 5% X Rp. 4.649.875.000,00 = Rp. 232.493.750,00 Harga setelah dikurangi PPh Rp. 4.417.381.250,00 2. Pembayaran menurut PERPRES No. 65 Th. 2006 adalah : 37.199 m2 X Rp. 10.000,00 = Rp. 371.990.000,00 PPh 5 % X Rp. 371.990.000,00 = Rp. 18.599.500,00 Harga setelah dikurangi PPh Rp. 353.390.500,00 Kemahalan harga sebesar Rp. 4.063.990.750,00 - Akibat Panitia Pengadaan Tanah tidak mempedomani ketentuan sebagaimana diatur dalam Perpres 65 tahun 2006 menyebabkan kerugian Negara dalam hal ini PT. PLN sebesar Rp. 4.063.990.750,00.-Akibat Panitia Pengadaan Tanah tidak mempedomani ketentuan sebagaimana diatur dalam Perpres 65 tahun 2006 menyebabkan kerugian Negara dalam hal ini PT. PLN sebesar Rp. 4.063.990.750,00.-------Perbuatan terdakwa tersebut diatur dan diancam dalam Pasal 3 jo Pasal 18 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana telah dirubah dan ditambah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU No 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat (1) ke-l KUHP. Menimbang , bahwa atas dakwaan tersebut terdakwa telah mengerti dimana Penasehat Hukum Terdakwa dan terdakwa tidak mengajukan eksepsi atau keberatan ; Menimbang , bahwa untuk membuktikan dakwaannya Penuntut Umum telah mengajukan saksi saksi yang telah memberikan keterangan dipersidangan dibawah sumpah menerangkan pada pokoknya sebagai berikut :

15

1 . Saksi SUPRIYANTO Bahwa saksi adalah salah seorang dari anggota Panitia Pengadaan Tanah PT PLN ( P2T PLN ) Sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April 2007 dan selaku ketua Panitia adalah Bambang Subiyanto, selaku Sekretaris adalah Sutrisno, anggotanya adalah Ariyadi, Rajamang, Muchtar, Arpan dan saksi sendiri ; - Bahwa tugas dan kewenangan saksi yaitu antara lain melakukan koordinasi dengan pihak terkait diantaranya kelurahan, kecamatan maupun Panitia Pengadaan Tanah dari Pemerintah Kota Samarinda untuk menjadwal pertemuan ; - Bahwa P2T PLN telah mendapat informasi dari tim survei bidang perencanaan yang diketuai oleh Mulyono bahwa untuk pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk PLN telah ada calon tanah yang akan dibebaskan yang terletak di wilayah Sambutan dengan 6 alternatif dan alternatif pertama seluas 3,7 Ha lalu PLN membuat surat kepada Camat Samarinda Ilir tentanmg informasi harga tanah setempat dan agar difasilitasi dalam pertemuan musyawarah harga tanah dengan pemilik tanah ; - Bahwa dalam pertemuan tanggal 19 April 2007 di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir yang dihadiri oleh lurah , camat , Bambang Subiyanto , Muchtar , Rajamang dan saksi dari PLN serta H.Hasbi pemilik tanah disarankan oleh camat karena luas tanah yang akan dibebaskan luasnya lebih dari 1 Ha maka pembebasannya haarus melalui Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk oleh Walikota jadi rapat waktu itu hanya sekedar melihat surat tanah yaitu Sertifikat Hak Milik atas nama H.Hasbi seluas 3,7 Ha tidak membicarakan harga tanah ; - Bahwa saksi Drs Awal Hatmadi MM selaku lurah Pulau Atas telah membuat surat tentang harga tanah setempat antara Rp.150.000,- s/d Rp.300.000 per M2 ; - Bahwa atas surat yang dibuat oleh PLN kepada Pemkot Samarinda dalam rangaka pembebasan tanag untuk Gardu Induk , Pemkot Samarinda Samarinda mengundang P2T PLN untuk mengadakan rapat dengan Panitia Pengadaan Tanag Pemkot yang diketuai oleh terdakwa Hamka Halek tanggal 14 dan 15 Mei 2007 di Pemkot Samarinda yang berunding adalah Panitia Pengadaan Pemkot dengan pemilik tanah sedangkan P2T PLN hanya sebagai pendengar saja ; - Bahwa harga tanah yang diajukan oleh Hasbi adalah sebesar Rp.160.000 per M2 akan tetapi setelah terjadi tawar menawar dengan tiga komponen yang dibuat oleh Panitia yaitu harga NJOP, harga dasar tanah sesuai SK Waslikota dan harga setempat/pasaran kemudian dijumlahkan lalu diperoleh harga akhir sebesar Rp.125.000 per M2 ; - Bahwa pada setelah kesepakatan harga akhir tanggal 15 Mei 2010 pada sore harinya P2T PLN membayar tanda jadi kepada H.Hasbi sebesar Rp.150.000.000 secara tunai dan pembayaran lunas dilakukan pada tanggal 5 Juli 2007 sebesar Rp 4,2 Milyar melalui transfer ke rekening H.Hasbi setelah Berita Acara Musyawarah Harga tanah ditandatangani;

16

- Bahwa benar sebelum kesepakatan harga tanah H.Hasbi ada mengirim surat ke PLN tentang kesepakatan harga tanah Rp.125.000 per M2 ; 2 . Saksi SUTRISNO - Bahwa dalam rangka Pelaksanaan Pengadaan tanah untuk gardu induk PT. PLN tahun 2007 di Sambutan kota Samarinda sesuai SK No. 004.K/JMPIKITRINGKAL/2007 tgl. 2 April 2007, saksi diangkat sebagai Sekretaris Panitia Pembebasan Tanah dan Tegakan PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan jaringan Kalimantan wilayah Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur. Dengan tugas serta wewenang Panitia antara lain mengurus perolehan perijinan dari instansi yang berwenang dan melengkapi persyaratan prosedur pembebasan tanah, bekerja sama dengan bidang perencanaan untuk mengadakan invenmtarisasi lokasi, keadaan kepemilikan tanah yang akan dibebaskan, bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam rangka penyuluhan, bekerja sama dengan panitia pembebasan tanah yang dibentuk oleh pemerintah daerah untuk melaksanakan musyawarah pembebasan tanah dengan pemilik tanah dengan berpedoman pada harga dasar tanah, tanam tumbuh dan bangunan yang telah ditetapkan sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku yang hasilnya dituangkan dalam Berita Acara Musyawarah Pembebasan Tanah, memproses daftar nominatif pembayaran ganti rugi, melaksanakan pembayaran bersama bagian keuangan PT.PLN, membuat laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pembebasan tanah dan bersama bagian Umum PT. PLN melaksanakan pengurusan hak/ sertifikasi atas tanah ; - Bahwa Ketua Panitia Pengadaan tanah PT. PLN (P2T PLN) adalah Bambang Subiyanto, Sekretaris adalah saksi sendiri, Anggotanya adalah Ariyadi, SH., Rajamang, Muchtar, Arpan dan Supriyanto, yang dilakukan panitia setelah menerima SK dari General Manager, sehubungan dengan pengadaan tanah Sambutan tersebut saksi tidak pernah mengikuti kegiatan tersebut karena saksi lebih banyak melaksanakan kegiatan ke wilayah Kalimantan Tengah dan Selatan ; - Bahwa saksi melakukan transfer dana atas perintah dari Bpk. Ir. Bambang Subiyanto selaku Manajer Proyek Jaringan Kalimantan Selatan Tengah dan Timur, perintah tersebut dilakukan dalam rangka pembebasan tanah untuk Gardu Induk Sambutan Samarinda dengan nilai Rp. 4.267.381.250,ke rekening H. HASBI nomor 148.00.0475.813.5 Bank Mandiri Samarinda ; - Bahwa transfer tersebut dilakukan dengan cara adanya cek yang ditanda tangani Deputi Manajer Keuangan PT. PLN dan General Manager PT. PLN selanjutnya saksi transfer ke rekening H. Hasbi dengan diketahui atau diikuti oleh Staf saksi Sdri. Herawati, SE , nilai cek dengan nilai transfer ke H. Hasbi tidak sama, cek yang saksi bawa nomor DW 904890 tgl. 29 Juni 2007 yang saksi terima tgl 5 Juli 2007, bernilai Rp. 4.417.381.250,- sedangkan yang saksi transfer ke rekening H. Hasbi hanya Rp. 4.267.381.250,- sisanya sebesar Rp. 150.000.000,- saksi transfer ke

17

rekening PT. PLN di Bank Mandiri Nomor 149.000.410.6078 pada hari itu juga di Bank Mandiri Kantor Cabang Pembantu PT. Telkom Divre Kalimantan Jl. MT. Haryono Balikpapan sebagai pengembalian panjar yang sebelumnya telah dibayarkan kepada H.Hasbi ; 3 . Saksi RAJAMANG bahwa saksi adalah salah seorang dari anggota Panitia Pengadaan Tanah PT PLN ( P2T PLN ) Sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April 2007 dan selaku ketua Panitia adalah Bambang Subiyanto, selaku Sekretaris adalah Sutrisno, anggotanya adalah Ariyadi, Supriyanto, Muchtar, Arpan dan saksi sendiri ; - Bahwa dalam pertemuan tanggal 19 April 2007 di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir yang dihadiri oleh lurah , camat , Bambang Subiyanto , Muchtar , Rajamang dan saksi dari PLN serta H.Hasbi pemilik tanah disarankan oleh camat karena luas tanah yang akan dibebaskan luasnya lebih dari 1 Ha maka pembebasannya haarus melalui Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk oleh Walikota jadi rapat waktu itu hanya sekedar melihat surat tanah yaitu Sertifikat Hak Milik atas nama H.Hasbi seluas 3,7 Ha tidak membicarakan harga tanah ; - Bahwa setelah pertemuan di kantor Kecamatan tersebut saksi tidak pernah lagi mengikuti rapat-rapat selanjutnya ; - Bahwa setahu saksi dana pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu Induk berasal dari Anggaran PLN ; - Bahwa sekarang ini tanah yang dibebaskan sudah menjadi milik/asset PLN dan telah dilakukan pembayaran lunas kepada pemilik tanah ; - Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah untuk Gardu Induk tersebut ; 4 . Saksi MUCHTAR - Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah untuk Gardu Induk tersebut ; - Bahwa saksi sebagai anggota Panitia Pengadaan Tanah dan Tegakan ( P2T PLN) ikut menghadiri rapat pada tanggal 19 April 2007 di kantor Camat Samarinda Ilir yang dihadiri oleh terdakwa selaku lurah , camat , Bambang Subiyanto , Supriyanto , Rajamang dan saksi dari PLN serta H.Hasbi pemilik tanah akan tetapi saksi tidak tahu secara detail isi rapat karena saksi hanya mengambil foto-foto rapat kemudian saksi keluar dari ruang rapat yang saksi ketahui pak camat menyarankan karena pengadaan tanah diatas 1 Ha maka harus dilakukan oleh Panitia Pengadaan Tanah Pemkot ; - Bahwa setahu saksi diatas tanah tersebut sekarang ini telah dibangun Gardu Induk dan sudah menjadi milik PT PLN harganya Rp.125.000 per M2 ; - Bahwa setahu saksi dana pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu Induk berasal dari Anggaran PLN ( APLN ) ;

18

- Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah untuk Gardu Induk tersebut ; 5. Saksi ARPAN - Bahwa saksi sebagai pegawai PLN bertugas untuk melaksanakan inventarisasi tapak tower yang akan dilalui transmisi termasuk diantaranya tapak tower yang berdekatan dengan pembangunan Gardu induk sekitar 300 meter jaraknya yang harganya Rp.140.000 per M2 diambil dari anggaran milik PT PLN ( APLN ) ; - Bahwa Gardu Induk berfungsi untuk mengubah transmisi sebelum didistribusikan kepada pelanggan PLN ; - Bahwa dasar penentuan harga pembebasan tanah untuk tapak tower adalah harga pasar dan NJOP ; 6. Saksi ARIADI SULISTYANTO, SH - Bahwa setahu saksi PT PLN tidak dirugikan dalam pembebasan tanah untuk Gardu Induk tersebut ; - Bahwa saksi adalah Deputi Manager Umum PLN Pikitring Kalimantan sejak tanggal 01 Januari 2005 sampai dengan sekarang dan sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April 2007 tentang susunan Panitia Pengadaan Tanah dan Tegakan ketua Panitia adalah Bambang Subiyanto, selaku Sekretaris adalah Sutrisno, Anggotanya adalah Muchtar, Rajamang, , Arpan dan Supriyanto dan saksi sendiri ; - Bahwa saksi ikut hadir dalam rapat panitia di Pemerintah Kota Samarinda tanggal 14 15 Mei 2007 yang dipimpin oleh terdakwa Hamka Halek yang dihadiri oleh sebahagian dari anggota Panitia Pengadaan tanah Pemerintah Kota Samarinda dan sebahagian diwakilkan sedangkan dari PLN adalah Bambang Subiyanto , Supriyanto dan saksi dan juga dihadiri oleh pemilik tanah yaitu H.Hasbi ; - Bahwa dalam rapat itu adalah tentang musyawarah harga tanah dimana H.Hasbi meminta Rp.160.000 per M2 sedangakan dari panitia menawar Rp.105.000 per M2 dan akhirnya disepakati Rp.125.000 per M2 ; - Bahwa metode yang digunakan oleh panitia adalah dengan menambahkan tiga komponen yaitu pertama NJOP sebesar Rp.10.000 , yang kedua harga dasar tanah sesuai SK Walikota sebesar Rp.80.000 dan yang ketiga harga pasar sebesar antara Rp.150.000 Rp.300.000 lalu dibagi tiga ; - Bahwa setelah terjadi kesepakatan harga tidak langsung dibuatkan Berita Acara Kesepakatan harga akan tetapi pada hari itu juga dilakukan pembayaran tanda jadi kepada pemilik tanah sebesar Rp.150.000.000,- ; - Bahwa pembayaran atas lahan berasal dari Anggaran PT PLN (APLN) seluruhnya sudah dibayarkan kepada pemilik tanah seluruhnya sekitar Rp.4.809.371.250,- termasuk pajak ; - Bahwa pembebasan tanah dilakukan dengan Tim dari Pemkot karena pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk termasuk kepentingan

19

umum dan masalah harga tanah sepenuhnya oleh PLN telah menyerahkan kepada Panitia Pengadaan Tanah Pemkot ; 7. Saksi MULYONO - Bahwa sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April 2007, saksi diangkat sebagai Wakil Koordinator Panitia Pembebasan tanah dan Tegakan PT.PLN Proyek Induk pembangkit dan Jaringan Kalimantan, sebelum menerima SK tersebut saksi diperintahkan atasan yaitu Ir Djoko Edi Taufiq untuk melaksanakan kegiatan perencanaan pengadaan tanah berupa survei lokasi yang akan dipergunakan PT.PLN dalam rencana pembangunan Gardu Induk Sambutan ; - Bahwa saksi melakukan survei tersebut sendiri saja, setelah mendapatkan perintah saksi melakukan survey secara visual dibulan oktober tahun 2006, dalam survey yang saksi lakukan selama 2 (dua) hari tersebut menemukan 6 (enam) lokasi beserta luas lahan kecuali harga tanah, kemudian hasil survey tersebut saksi laporkan kepada atasan saya Ir.Djoko Edi Taufik. Kriteria lokasi tersebut antara lain yaitu lokasi berada di pusat beban/merupakan pusat pelanggan listrik, kedua dekat dengan jalur SUTT 150 KV Palaran-sambutan-Bontang, diupayakan dekat dengan jalan raya umum, lahannya sedapat mungkin berupa tanah keras, status tidak tumpang tindih. Yang terakhir adalah mendapat ijin dari kepala daerah dalam hal ini Walikota , dari hasil perhitungan kami maka yang paling cocok adalah tanah H.Hasbi seluas 3,7 Ha yang memiliki score tertinggi sebab terdapat dipinggir jalan sehingga tidak perlu lagi membuat jalan masuk, ada yang berbukit ada yang datar sehingga tidak perlu lagi menguruk serta dekat dengan jaringan menengah ; - Bahwa saksi melaporkan kepada pimpinan, bahwa saksi mendapatkan 6 ( enam ) lokasi : 1. Seluas 2,8 Ha an. Sapran , belum bersertifikat . 2. Seluas + 4 Ha an Manaf hanya bersegel. 3. Seluas 3,7 Ha an H.Hasbi, bersertifikat tanah memenuhi kriteria . 4. Seluas 4 Ha an Chairul, bersertifikat tanah agak rendah . 5. Seluas 4 Ha an Jamhari, berbersegel tanah bekas ditambang. 6. Seluas 1,7 Ha an belum ketemu pemiliknya . - Bahwa dalam survei yang saksi lakukan tanah H.Hasbi dibuat plang diatas tanah yang berisi tanah ini dijual , sudah bersertifikat akan tetapi tidak ada pembicaraan harga dan tidak juga memberi harapan kepada yang bersangkutan demikian pula dengan tanah alternatif lain yang berdekatan dengan tanah H.Hasbi tidak bertemu dengan Khairul pemilik tanah ; - Bahwa saksi tidak terlibat dalam penentuan harga tanah H.Hasbi ; dan saksi tidak tahu siapa yang berwenang penentuan harga tanah untuk pembangunan Gardu Induk ;

20

8 . Saksi SUHARTOYO , SE - Bahwa saksi adalah sebagai Manager SDM, Administrasi dan Keuangan PT PLN dan sesuai SK No. 004. K/ JMPIKITRINGKAL / 2007 tanggal 02 April 2007 saksi diangkat sebagai Koordinator Panitia Pembebasan Tanah dan tegakan PT.PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Kalimantan wilayah Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur, serta Kalimantan Barat, dengan tugas dan wewenang Panitia antara lain adalah mengkoordinasi dua panitia Panitia Pembabasan Tanah dan tegakan PT.PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Kalimantan dan saksi lebih condong ke masalah keuangan selaku koordinator saksi memaraf semua surat yang ditanda tangani oleh General Manager Ir.Karmiyono yang berkaitan dengan pengadaan tanah gardu induk Sambutan tahun 2007; - Bahwa yang saksi ketahui adalah daftar nominatif pembayaran ganti rugi santunan tanah dalam rangka pengadaan tanah untuk lokasi pembangunan gardu induk sambutan, saksi memaraf untuk mencocokkan biaya yang tertuang dalam berita acara negosiasi dengan yang tertuang dalam daftar nominatif yaitu senilai Rp. 4.649.875.000,- selain itu saksi tidak mengetahui karena untuk kegiatan tersebut diserahkan kepada Ketua Panitia pengadaan intern yaitu Ir. Bambang Subiyanto ; - Bahwa sebelum pembayaran pernah ada permintaan panjar sebesar Rp. 150.000.000,- sehingga pembayaran terakhir sisa Rp. 4.267.381.250,-uang panjar tersebut saksi cairkan pada tgl. 11 Mei 2007 dari cek melalui Bank Mandiri Cabang Klandasan Balikpapan dengan persetujuan General Manager, dana tersebut selanjutnya dikembalikan pada tgl. 05 Juli 2007 ; - Bahwa anggaran pada tahun 2006 untuk pembebasan pengadaan tanah sudah dianggarkan, tetapi karena tidak terlaksana maka diusulkan kembali untuk tahun 2007, yang dianggarkan harga tanah untuk Gardu Induk permeternya Rp.130.000,- ; 9 . IR. DJOKO EDI TAUFIK HIDAYAT - Bahwa saksi adalah General Manager PLN Pikitring Kalimantan sejak tanggal 1 Juni 2009 dan sebelumnya adalah Manager Bidang Perencanaan sejak tahun 2005 ; - Bahwa dalam Rencana Umum Pembangunan Tenaga Listrik PLN akan mengadakan saluran listrik dari Palaran ke Bontang dengan melewati daerah Sambutan, sehingga PLN merencanakan akan mendirikan gardu induk PLN di wilayah Sambutan juga untuk melayani keperluan wilayah Sambutan, sehingga PLN memasukan dalam kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun 2007, dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha dengan harga estimasi Rp. 150.000.000 - Pada Juli-Agustus 2006 ada diskusi teknik untuk mencari alternatif lokasi Gardu Induk 150 kV di Sambutan di atas peta Kota Samarinda dengan kriteria sebagai berikut:

21

- Terletak pada jalur rencana jaringan transmisi 150 kV Palaran Bontang - Berada pada pusat beban - Dekat dengan jaringan distribusi 20 kV - Luas tanah mencukupi kebutuhan - Dekat dengan jalan umum, sekaligus sebagai akses menuju gardu induk - Kondisi tanah cukup baik - Status kepemilikan tanah jelas dan aman - Mendapat izin dari Bupati/ Walikota - Pada September-Oktober 2006 pra survei lapangan untuk mencari alternatif gardu induk 150 kV dengan kriteria yang telah ditetapkan dan diperoleh 6 lokasi alternatif dengan nilai bobot sebagai berikut: 1. alternatif 1 : 60 2. alternatif 2 : 67 3. alternatif 3 : 92 4. alternatif 4 : 65 5. Alternatif 5 : 60 6. Alternatif 6 : 70 - Bahwa pada 31 Oktober 2006 ada usulan pembebasan tanah gardu induk 150 kV kepada panitia pembebasan tanah dan ROW PT. PLN (persero) Pikriting Kalimantan dengan Nota Dinas No. 030/131/MB. REN/2006 tanggal 31 Oktober 2006 , bahwa setelah saksi mendapatkan berita acara musyawarah untuk negosiasi harga dari panitia pengadaan dan pembebasan tanah, baru saksi merevisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha, setelah itu saksi usulkan revisi anggaran ke pusat, kemudian PLN Pusat mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai. ; - Bahwa pengadaan tanah untuk Gardu Induk berasal dari Anggaran Perusahaan Listrik Negara (APLN) , pengadaan tanah tersebut untuk kepentingan umum guna pembangunan Gardu Induk sebagai bagian dari Transmisi dan Distribusi ; 10. Saksi Ir . KARMIYONO - Bahwa saksi adalah General Manager PLN Pikitring Kalimantan yang bertugas untuk mengelola proyek-proyek pembangkit dan jaringan listrik wilayah kerja seluruh Kalimantan ; - Bahwa Sesuai Perpres No. 36 Tahun 2005 dan Perpres No. 65 Tahun 2006, pembebasan tanah dibawah 1Ha dapat dilaksanakan sendiri oleh PT. PLN dengan membentuk Panitia Pengadaan tersendiri, sedangkan diatas 1 Ha dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan tanah yang dibentuk oleh Bupati / Walikota setempat ; - Bahwa untuk tanah diatas 1 Ha, PT. PLN mengajukan ijin penetapan lokasi ke Bupati / Walikota, setelah ijin terbit pengajuan surat untuk diproses pengadaan tanahnya, setelah selesai panitia pengadaan tanah melakukan serah terima kepada PT. PLN ;

22

- Bahwa untuk mendampingi Panitia Pengadaan Tanah (PEMDA) ditunjuk Manajer Proyek untuk tahun 2007 adalah Ir. Bambang Subianto.; - Bahwa untuk besarnya anggaran sesuai dengan hasil musyawarah yang dituangkan dalam daftar Nominatif ; - Bahwa disamarinda hanya ada 1 GI di Kel. Pulau Atas, tepatnya di Jalan Sultan Sulaiman Samarinda, sesuai hasil survei ada beberapa tempat dengan system pembobotan dari system pembobotan tersebut ditentukan satu lokasi yang telah disurvei selanjutnya hasil survey tersebut diajukan permohonan penetapan ijin lokasi kepada Walikota Samarinda, setelah mendapatkan ijin lokasi sebagaimana surat Walikota No. 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007, PT. PLN menyurat kepada Walikota untuk dilakukan pengadaan tanah oleh pihak Panitia Pengadaan tanah dari Pemerintah Kota Samarinda; - Bahwa dari surat permohonan yang dikirimkan kepada Walikota Samarinda tersebut Walikota Samarinda menerbitkan Surat Keputusan tentang Panitia Pengadaan Tanah Nomor No. 59-05/HK-KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, untuk melaksanakan pengadaan tanah ; - Bahwa dalam proses pengadaan tanah khususnya di Jalan Sultan Sulaiman Samarinda tersebut, selaku General Manager hanya menerima laporan dari Manager Proyek, mulai dari pelaksanaan kegiatan awal sampai akan adanya keputusan tentang adanya harga ganti rugi yang akan diberikan, atau laporan yang disampaikan oleh Manager Proyek adalah laporan lisan bertemu dengan saksi menyampaikan akan adanya putusan tentang harga, selain itu juga dilaporkan bahwa harga yang akan ditetapkan adalah dibawah harga pasaran setempat ; - Bahwa setelah Manager Proyek melaporkan kepada saksi selaku General Menager, dengan memberi arahan tentang persuratan yang harus dipenuhi secara administrasi, saksi juga sampaikan agar seluruhnya mengikuti apa yang telah dilaksanakan oleh Panitia Pengadaan dari Pemerintah Daerah/ Pemkot Samarinda, dari adanya laporan tersebut selanjutnya menurut laporan dari Manager Proyek dilakukan pertemuan antara Panitia Pengadaan Tanah, Manager Proyek dan Pemilik tanah, dalam rangka musyawarah dan dibuat berita acara musyawarah. Setelah musyawarah dilakukan maka Panitia Membuat Keputusan tentang harga kesepakatan antara Pemilik tanah dengan PT. PLN. Sebagaimana penetapan harga tersebut adalah Rp. 125.000,- (seratus dua puluh lima ribu rupiah) per meter persegi. Sesuai dengan Keputusan Panitia Pengadaan Nomor : 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tgl. 16 Mei 2007 tentang Penetapan besarnya ganti kerugian atas lokasi yang terkena pembangunan GI Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kec. Samarinda Ilir Kota Samarinda. ; - Bahwa benar sebelum pembayaran tersebut sekitar tanggal 11 Mei 2007 Bambang Subiyanto mengajukan permohonan pinjaman kepada Keuangan untuk operasional proyek sebesar Rp. 150.000.000,- dan telah diserahkan kepada Bambang Subiyanto pada tanggal 14 Mei 2007 berupa cek ; - Bahwa setahu saksi yang berwenang untuk memutuskan besarnya harga tanah yang akan dibebaskan adalah Panitia Pengadaan Pemkot ;

23

- Bahwa P2T PLN tidak pernah berkoordinasi dengan saksi tentang besarnya harga tanah demikian pula P2T PLN tidak harus terlibat dalam musyawarah harga tanah ; 11 . Saksi Ir.H.SYAIFULLAH J M.Si - Bahwa saksi selaku Kepala Dinas Pertanian Perkebunan dan Kehutanan Kota Samarinda adalah termasuk anggota Panitia Pengadaan Tanah sesuai SK Walikota Samarinda No.590/05/170/HK-Ks/2007 tanggal 28 Maret 2007 selaku Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, Sekretaris Drs.H.Supriyadi Semta,M.si, dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia, Ir. Yosef Barus,M.eng, Edy Wahyudi, S.Hut, H. Abdullah,SE.MM, Drs. H.Didi Purwito, M.Si, Dr.Awal Hatmadi,MM,; - Bahwa dalam rangka pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu Induk PLN di Sambutan pada tahun 2007 saksi mendapat undangan rapat panitia, saksi mewakilkan kepada staf bernam Ruslani seperti biasanya dan sesuai laporan staf ternyata diatas tanah yang hendak dibebaskan tidak terdapat tanaman tumbuh sebagaimana tupoksi saksi dalam panitia untuk menaksir harga tanaman ; - Bahwa benar terdakwa menandatangani Berita Acara Penetapan harga tanah tanggal 16 Mei 2007, berita acara pembayaran tanggal 5 juli 2007 dan daftar nominatif yang diantarkan oleh staf Tata Kota sekaligus menerima honor4 panitia sebesar Rp.1.400.000,-; - Bahwa saksi tidak pernah ikut menghadiri rapat musyawarah harga tanah sebab telah diwakilkan kepada staf dan saksi juga tidak tahu mekanisme penentuan harga tanah ; 12. Saksi HM.FADLY ILLA - Bahwa saksi sebagai Plh Sekretaris Daerah Kota Samarinda sejak Mei 2007 dan diangkat menjadi Sekretaris Daerah Kota sejak Nopember 2007 s/d sekarang tugas dan tanggung jawab saksi ketika itu antara lain : Melaksanakan tugas-tugas Sekretaris Daerah yang bersifat rutin, menanda tangani surat-surat yang bersifat rutin, sedangkan yang bersifat prinsip,kebijakan dilaksanakan Sekda definitif ; - Bahwa saksi tidak mengetahui tentang pengadaan tanah untuk Gardu Induk PLN t karena saat itu saksi menjabat selaku Asisten III Kota Samarinda, namun yang saksi ketahui bahwa pada tanggal 30 mei 2007 selaku Plh.Sekda Kota Samarinda menanda tangani surat No.590/0541/perk3/V/2007 perihal ganti rugi tanah untuk gardu induk yang ditujukan kepada General Manager PT.PLN Kalimantan di Balikpapan menjawab surat permintaan GM PT PLN Kalimantan No. 024/612PRINGKESIT/2007 tanggal 1Mei 2007 dengan besaran ganti rugi sebesar Rp.4.649.857.000,- ; - Bahwa SK Walikota Samarinda No.590.83/021/HUK-KS/2005 tgl 30 Mei 2005 tentang Klasifikasi dan Harga Dasar tanah ditetapkan sebagai acuan

24

bagi Panitia Pengadaan Tanah untuk menentukan harga tanah yang akan dibebaskan demi kepentingan umum dan pembangunan kota Samarinda ; - Bahwa sesuai dengan SK Kepala Badan Pertanahan sebelum 2007 tentang penaksiran harga tanah adalah tugas dan tanggung jawab Panitia Pengadaan Tanah ; - Bahwa benar pengadaan tanah untuk Gardu Induk PLN adalah untuk kepentingan umum makanya Walikota menetapkan Panitia Pengadaan Tanah dan Gardu Induk itu sudah dipergunakan termasuk mendukung pelaksanaan PON tahun 2008 yang lalu ; - Bahwa benar harga tanah pembebasan adalah Rp.125.000,- per M2 baik dari pemilik tanah H.Hasbi dan PT PLN tidak ada keluhan tentang penetapan harga tersebut dan menurut saksi harga tersebut adalah wajar ; - Bahwa terdakwa selaku Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum dan selaku Pegawai Negeri Sipil tidak pernah melakukan perbuatan tercela ; 13 . Saksi Drs.AWAL HATMADI. MM - Bahwa saksi menjabat sebagai Lurah Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda sejak tahun 2001 s/d tahun 2008 ; - Bahwa saksi mengetahui pertama kali adanya pengadaan tanah untuk Gardu induk Sambutan setelah menghadiri pertemuan di Kantor camat Samarinda Ilir pada tanggal 19 April 2007. yang dihadiri oleh Petugas dari PT. PLN yaitu Bambang Subianto, Suprianto, Rajamang, Muchtar, Arpan, H. Hasbi dan anaknya, pak Camat Didi Purwito bahwa agenda pertemuan tersebut adalah musyawarah dan sosialisasi harga, namun setelah Camat menerima copy sertifikat milik H. A. HASBI maka camat menyampaikan untuk pengadaan tanah tersebut harus dilakukan oleh Panitia pengadaan tanah dari Pemerintah Kota Samarinda karena luas tanah lebih dari 1 Ha ; - Bahwa setelah itu saksi menerima tembusan surat permintaan harga pasar dari PT. PLN sebagaimana surat tanggal 23 April 2007 dan terdakwa membalas surat tersbut pada tanggal 10 Mei 2007 no.39/671.31/pem/PAV/2007 terdakwa tujukan kepada Camat Samarinda Ilir dengan taksiran harga pasar antara Rp. 150.000,-/m2 s/d Rp. 300.000,-/m2 ; - Bahwa benar harga transaksi tanah disekitar lokasi tanah H.Hasbi belum pernah ada yang mencapai Rp.300.000,-/M2 yang ada baru paling tinggi Rp.166.000,-/M2 akan tetapi sesuai permintaan H.Hasbi agar dibuatkan harga berkisar antara Rp.150.000,- s/d Rp.300.000 /M2 ; -Bahwa di Kelurahan ada register tanah untuk mencatat transaksi jual beli tanah dan register tersebut tidak saksi pergunakan untuk menjadi dasar pembuatan harga pasar tetapi harga pasar tersebut terdakwa peroleh berdasarkan survei lapangan langsung kepada pemilik tanah tanpa adanya bukti transaksi yang terjadi ; - Bahwa dalam register tanah yang saksi buat terdapat pencatatan jual beli yang dilakukan H. Hasbi pada bulan April 2007 atas tanah yang bersebelahan dengan lokasi untuk Gardu Induk dengan nilai transaksi Rp. 10.000.000- luas tanah 50/60X70 ;

25

- Bahwa berdasarkan sesuai SK Walikota Samarinda No. 59005/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 tentang Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum ditunjuk sebagai ketua panitia yaitu terdakwa Drs. Hamka Halek MSi , sekretaris Drs. H Supriyadi Semta, Msi dan selaku anggota yaitu ABDULLAH,SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, IR. Made Mandia dan saksi selaku Lurah Pulau Atas ; - Bahwa dalam rapat Panitia Pengadaan Tanah bersama Tim PLN dan Pemilik Tanah pada tanggal 14 15 Mei 2007 menetapkan harga adalah berdasarkan NJOP sebesar Rp.10.000,-/m2 ditambah dengan harga pasaran diambil yang tertinggi adalah Rp.300.000,-/m2 ditambah dengan harga penetapan dari SK Walikota Samarinda tahun 2005 sebesar 87.500,/m2 dari jumlah tersebut dibagi 3 maka diperoleh hasil Rp.132.500,-/m2, selanjutnya disampaikan kepada pemilik tanah dan pihak PT.PLN lalu dilakukan negosiasi dimana pemilik tanahy pada awalnya meminta harga Rp.160.000 /M2 akan tetapi kemudian diperoleh kesepakatan harga Rp.125.000,-/m2 dan selanjutnya dibuat Berita Acara Musyawarah yang ditanda tangani oleh Panitia yang hadir saat itu ; - Bahwa pada tanggal 16 Mei 2007 tidak ada pertemuan, namun ada surat yang dibuat sebagai persyaratan administrasi berupa Keputusan Panitia atas musyawarah berupa penetapan besarnya ganti rugi.; - Bahwa pembayaran tanah dilakukan pada tanggal 5 Juli 2007 dengan cara PLN mentransfer kedalam rekening pemilik tanah H.Hasbi sebesar 2 37.199,- M x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.875.000,- dilakukan dihadapan Panitia dan dibuatkan Berita Acara pembayarannya, dengan rincian: a. Ganti rugi + 37.199 M 2 x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.496.250,b. - Biaya Panitia 4 % x Rp. 2.000.000,= Rp. 80.000.000,- Biaya Panitia 3 % x Rp. 2.649.875.000,= Rp. 79.496.250,ditambah = Rp. 159.496.250,TOTAL = Rp. 4.809.371.250,- Bahwa sekarang ini tanah tersebut telah dibangun Gardu Induk PLN dan telah digunakan untuk mensuplai listrik dalam pelaksanaan PON tahun 2008 dan sejak dibebaskan menjadi aset PLN ; - Bahwa saksi tidak ada menerima pemberian uang dari pemilik tanah maupun pihak PLN selain honor selaku Panitia Pengadaan Tanah sebesar Rp 1.250.000,- Bahwa sepengetrahuan saksi tidak ada yang keberatan atas pembebasan tanah tersebut ; 14 . Saksi Ir. YOSEP BARUS, M.Eng - Bahwa saksi selaku Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota Samarinda adalah termasuk anggota Panitia Pengadaan Tanah sesuai SK Walikota Samarinda No.590/05/170/HK-Ks/2007 tanggal 28 Maret 2007 selaku Ketua yaitu Drs.H.Hamka Halek,M.si, Sekretaris Drs.H.Supriyadi Semta,M.si, dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia, Ir.Syaifullah, MSi,

26

Edy Wahyudi, S.Hut, H. Abdullah,SE.MM, Drs. H.Didi Purwito, M.Si, dan Drs.Awal Hatmadi,MM,; - Bahwa dalam rangka pembebasan tanah untuk pembangunan Gardu Induk PLN di Sambutan pada tahun 2007 saksi mendapat undangan rapat panitia, saksi mewakilkan kepada staf bernam Mahyudin seperti biasanya dan sesuai laporan staf ternyata diatas tanah yang hendak dibebaskan tidak terdapat bangunan sebagaimana tupoksi saksi dalam panitia untuk menaksir harga bangunan; - Bahwa benar saksi menandatangani Berita Acara Penetapan harga tanah tanggal 16 Mei 2007, berita acara pembayaran tanggal 5 juli 2007 dan daftar nominatif yang diantarkan oleh staf Tata Kota sekaligus menerima honor panitia sebesar Rp.1.400.000,-; - Bahwa saksi tidak pernah ikut menghadiri rapat musyawarah harga tanah sebab telah diwakilkan kepada staf dan saksi juga tidak tahu mekanisme penentuan harga tanah ; 15 . Saksi ABDULLAH SE - Bahwa saksi tahun 2007 menjadi Kabag Perlengkapan sampai dengan 2008, dan mulai Nopember 2008 menjadi Kepala Badan Perijinan Terpada Satu Pintu Kota Samarinda sampai dengan sekarang ; - BAHWA saksi ditunjuk sebagai anggota panitia berdasarkan SK Walikota Samarinda No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 dan selaku Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, , sekretaris Drs H Supriyadi Semta Msi dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, dan Drs. AWAL HATMADI, MM ; - Bahwa tugas saksi sebagai anggota yaitu antara lain : Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan, tanaman,dan bendabenda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang akan dibebaskan tersebut, Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah, bangunan, tanaman, Memberikan penjelasan atau mengusulkan besarnya ganti kerugian kepada instansi yang memerlukan dan pemilik lahan, Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti rugi kepada pemilik lahan, Membuat berita acara pelepasan tanah.; - Bahwa dalam pembebasan tanag dalam rangka pembangunan Gardu Induk PLN adalah pertama yang mencari lokasi dan melakukan kajian tehnis sesuai dengan kebutuhan adalah PLN sendiri, kemudian karena luas lahan tersebut lebih dari 1 Ha maka PLN mohon kepada Pemkot Samarinda Cq.Panitia untuk memproses ganti rugi/penyelesaian masalah lokasi yang diinginkan, berdasarkan hal tersebut kemudian panitia mengadakan rapatrapat tim dan sosialisasi, penyelesaian masalah,memfasilitasi negosiasi harga ; - Bahwa benar saksi menerima undangan pada tanggal 13 Mei 20007 siang hari undangan tersebut untuk tanggal 14 Mei 2007 dan untuk undangan tanggal 15 Mei 2007 saksi terima tanggal 14 Mei 2007 siang hari , bahwa hal hal yang dibicarakan dalam rapat mengenai adanya permohonan dari

27

PT.PLN untuk pembangunan Gardu Induk dan PT.PLN pada saat itu berkeinginan untuk pembebasan tanah, Panitia Pemerintah Kota hanya melengkapi segala yang diperlukan dan membuat rumusan yang akan ditawarkan kepada pemilik tanah mengenai harga tanah yaitu tawarannya melalui 3 komponen : NJOP PBB Harga pasaran dan SK.Walikota ; - Bahwa benar yang menyampaikan 3 unsur komponen mengenai penafsirkan harga tanah tersebut pimpinan rapat ; - Bahwa benar yang hadir pada saat tanggal 15 Mei 2007 yaitu : Saksi, Pemilik tanah, PLN ada tiga orang , terdakwa, Ketua Tim dari Pemerintah Kota Samarinda dan yang lainnya saksi tidak ingat asi harga, menyaksikan pembayaran serta membuat beriata acara, dan lain sebagainya. ; - Bahwa yang melakukan penaksiran harga adalah panitia pengadaan sesuai dengan tugas panitia pengadaan berdasarkan SK Walikota Samarinda No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, yang didalam SK tersebut dinyatakan salah satu tugas panitia adalah menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/santunan atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan ; - Bahwa dalam hal negosiasi, panitia melakukan Rapat internal , memanggil pemilik lahan dan instansi yang membutuhkan dan dalam pelaksanaan Panitia menetapkan harga berdasarkan tiga komponen yaitu harga pasar berdasarkan surat terdakwa selaku Lurah antara Rp.150.000,- Rp.300.000,- per M2, NJOP seharga Rp..10.000,- dan harga dasar tanah sesuai SK Walikota tahun 2005 sebesar Rp 80.000,- per M2 kemudian dibagi tiga dan didapatlah angka Rp.130.000,-/M2, hal tersebut mengacu terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 1994 pasal 16 , kemudian dalam tawar menawar disepakati Rp.125.000,- /M2 dan oleh PLN menyetujui pembayaran karena pihak PLN dalam setiap rapat selalu hadir ; - Bahwa pembayaran dilakukan pada tanggal 05 Juli 2007 sesuai dengan Berita Acara Pembayaran ganti rugi dengan perincian 37.199,-M2 X Rp.125.000,- =Rp.4.649.875.000, yang dilakukan dihadapan panitia melalui transfer langsung dari PLN kepada rekening H.Hasbi sebagai pemilik lahan ; 16. Drs SUPRIYADI SEMTA . Msi - Bahwa saksi tahun 2007 menjadi Kabag Perkotaan sampai dengan 2009, dan menjadi Kepala Dinas Perhubungan sejak Agustus 2009 sampai dengan sekarang ; - Bahwa saksi ditunjuk sebagai sekretaris panitia berdasarkan SK Walikota Samarinda No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 dan selaku Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, , dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia, Abdullah, SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, dan Drs. AWAL HATMADI, MM ;

28

- Bahwa tugas saksi sebagai Sekretaris yaitu antara lain : Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan, tanaman,dan bendabenda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang akan dibebaskan tersebut, Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian atas tanah, bangunan, tanaman, Memberikan penjelasan atau mengusulkan besarnya ganti kerugian kepada instansi yang memerlukan dan pemilik lahan, Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti rugi kepada pemilik lahan, Membuat berita acara pelepasan tanah.; - Bahwa dalam pembebasan tanag dalam rangka pembangunan Gardu Induk PLN adalah pertama yang mencari lokasi dan melakukan kajian tehnis sesuai dengan kebutuhan adalah PLN sendiri, kemudian karena luas lahan tersebut lebih dari 1 Ha maka PLN mohon kepada Pemkot Samarinda Cq.Panitia untuk memproses ganti rugi/penyelesaian masalah lokasi yang diinginkan, berdasarkan hal tersebut kemudian panitia mengadakan rapatrapat tim dan sosialisasi, penyelesaian masalah,memfasilitasi negosiasi harga, menyaksikan pembayaran serta membuat beriata acara, dan lain sebagainya. ; - Bahwa yang melakukan penaksiran harga adalah panitia pengadaan sesuai dengan tugas panitia pengadaan berdasarkan SK Walikota Samarinda No.590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007, yang didalam SK tersebut dinyatakan salah satu tugas panitia adalah menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/santunan atas tanah, bangunan, tanaman dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan ; - Bahwa dalam hal negosiasi, panitia melakukan Rapat internal , memanggil pemilik lahan dan instansi yang membutuhkan dan dalam pelaksanaan Panitia menetapkan harga berdasarkan tiga komponen yaitu harga pasar berdasarkan surat terdakwa selaku Lurah antara Rp.150.000,- Rp.300.000,- per M2, NJOP seharga Rp..10.000,- dan harga dasar tanah sesuai SK Walikota tahun 2005 sebesar Rp 80.000,- per M2 kemudian dibagi tiga dan didapatlah angka Rp.130.000,-/M2, hal tersebut mengacu terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 1 Tahun 1994 pasal 16 , kemudian dalam tawar menawar disepakati Rp.125.000,- /M2 dan oleh PLN menyetujui pembayaran karena pihak PLN dalam setiap rapat selalu hadir ; - Bahwa pembayaran dilakukan pada tanggal 05 Juli 2007 sesuai dengan Berita Acara Pembayaran ganti rugi dengan perincian 37.199,-M2 X Rp.125.000,- =Rp.4.649.875.000, yang dilakukan dihadapan panitia melalui transfer langsung dari PLN kepada rekening H.Hasbi sebagai pemilik lahan ; - Bahwa aturan yang dipergunakan dalam pembebasan tanah yaitu Perpres No.65 tahun 2006 tentang Perubahan atas Perpres No.36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum sepanjang yang sudah bisa dilaksanakan. ; - Bahwa Tim Pengadaan Tanah Pemkot Samarinda sudah sering mengadakan pengadaan tanah namun hanya kali ini yang bermasalah ;

29

17 . Saksi H. DIDI PURWITO, M.Si - Bahwa saksi selaku Camat Samarinda Ilir adalah termasuk anggota Panitia Pengadaan Tanah sesuai SK Walikota Samarinda No.590/05/170/HKKs/2007 tanggal 28 Maret 2007 selaku Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, Sekretaris Drs.H.Supriyadi Semta,M.si, dan selaku anggota yaitu Ir.I Made mandia, Ir. Syaifullah MSi, Edy Wahyudi, S.Hut, H. Abdullah,SE.MM, Ir. YOSEP BARUS M.Eng dan Drs. Awal Hatmadi,MM,; - Bahwa tugas saksi sesuai Tupoksi sebagai Camat ketika itu yaitu : Melihat surat-surat tanah kepemilikan H.Hasbi, meninjau lokasi tanah, mengumumkan status tanah , meminta harga pasaran tanah ditempat tersebut melalui lurah, menyerahkan hasil tersebut kepada Panitia kemudian dirapatkan oleh Panitia ; - Bahwa sesuai dengan SPPT PBB tahun 2007, NJOP di wilayah Kelurahan Pulau Atas sebesar Rp.10.000,- Berdasarkan SK Walikota No.59083/021/Huk-KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 Klasifikasi harga tanah serta tertib ganti rugi tanam tumbuh seharga Rp.80.000,- dan Harga Pasaran sebesar Rp. 150.000,- s/d Rp. 300.000,- sesuai dengan Surat Lurah Pulau Atas No.36/671/31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007. - Bahwa sesuai surat PLN pada tanggal 19 April 2007 diadakan rapat dikantor saksi Kecamatan Samarinda Ilir yang dihadiri oleh Tim PLN , pemilik tanah dan lurah pulau atas dalam rangka musyawarah tanah yang akan digunakan untuk membangun Gardu Induk PLN dan sosialisasi serta pemeriksaan dokumen akan tetapi karena luas tanah yang akan dibebaskan lebih dari 1 Ha maka saksi menyarankan sesuai dengan Perpres No.36 Tahun 2005 jo Perpres No,65 Tahun 2006 maka pembebasan itu harus melalui Panitia Pengadaan Tanah Pemkot Samarinda sehingga musyawarah harga tanah tidak terlaksana pada hari itu ; - Bahwa awalnya lurah Pulau Atas menyampaikan kepada saksi harga pasaran tanah dengan harga satuan antara Rp. 150.000,- s/d Rp. 300.000,/M2, selanjutnya kami menyampaikan hasil penelitian kami kepada Panitia Tim yang kemudian dirapatkan oleh Panitia Tim dan diikuti juga oleh pemilik tanah (H.Hasbi) dan disepakati antara PLN dan H.Hasbi kemudian ditetapkan dalam Surat Keputusan Panitia pengadaan tanah kota Samarinda Nomor : 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 15 Mei 2007 pada Putusan No.3 harga ditetapkan dengan harga Rp. 125.000,-/M2 termasuk PPN sebesar 5 %. Padahal awalnya pemilik tanah mematok harga Rp.160.000,/M2 dan setelah terjadi tawarenawar disepakati harga Rp.125.000/M2 ; - Bahwa sesuai dengan pertemuan Panitia dalam menetapkan harga adalah berdasarkan NJOP sebesar Rp.10.000,-/m2 ditambah dengan harga pasaran diambil yang tertinggi adalah Rp.300.000,-/m2 ditambah dengan harga penetapan dari SK Walikota Samarinda tahun 2005 sebesar 87.500,/m2 dari jumlah tersebut dibagi 3 maka diperoleh hasil Rp.132.500,-/m2, selanjutnya disampaikan kepada pemilik tanah dan pihak PT.PLN lalu dilakukan negosiasi sehingga diperoleh harega Rp.125.000,-/m2, dasar perhitungannya demikian karena kebiasaan yang dilakukan seperti itu. ;

30

- Bahwa pembayaran dilakukan pada tanggal 05 Juli 2007 di Pemkot Samarinda uang tersebut dari PT.PLN sendiri langsung melakukan transfer ke rekening H.Hasbi.; - Bahwa menurut saksi harga tersebut adalah wajar karena tanah tersebut sudah bersertifikat hak milik, tanah sebagian sudah dimatangkan, lokasi dipinggir jalan besar, dekat dengan perumahan korpri, tanah sebagian sudah dikaplingkan dengan harga antara Rp. 150.000,-/M2 s/d Rp.200.000,-/M2 tergantung letak tanahnya ; 18 . Saksi H.HASBI - Bahwa saksi ada memiliki tanah di Jl Sultan Sulaiman Kel.Pulau Atas Kec.Samarinda Ilir yang pada tahun 1990 an saksi membeli tanah dipinggir jalan seluas 11.863 M2 dengan alas hak berupa pelepasan tanah, dari seseorang bernama Darman dengan harga sekitar Rp.6.000/M2, selanjutnya tahun 1997 tanah tersebut saksi sertifikatkan, selanjutnya sekitar tahun 1994 saksi membeli lagi disebelah lokasi tersebut seluas 19.303 M2 dan baru saksi sertifikatkan tahun 2000 saksi beli dari sdr Harjo seharga Rp. 8.000/M2, selanjutnya saksi membeli lagi tanah yang bersebelahan dengan lokasi tersebut dengan luas 25.380 M2 dengan harga Rp.10.000,-/m2 yang sudah bersertifikat dari sdr Basri (Almarhum), kemudian dari ketiga sertifikat tersebut saksi ubah menjadi satu sertifikat yang terdaftar dengan nomor 264 dengan luas seluruhnya 56.546 M2, kemudian tahun 2005 ada saksi jual seluas 13.000 M2, dan yang saksi tempati sekarang seluas 6.347 M2, dan terakhir adalah tanah seluas 37.199 M2 yang pada tahun 2007 dibeli oleh PT. PLN. ; - Bahwa awalnya lokasi tanah milik saksi seluas 37.199 M2 tersebut telah saksi uruk dan rencananya akan dijual kaplingan, kemudian saksi didatangi seseorang yang mengaku dari PT. PLN bernama Makmur, yang menanyakan lokasi tersebut akan dijual berapa, saksi jelaskan kalau cocok harganya pasti akan dilepas, kemudian sekitar bulan April 2007 datang dari PT.PLN menanyakan tentang surat menyurat dan terakhir menanyakan harga tanah dan saksi jelaskan bahwa harga tanah tersebut saya buka Rp. 175.000/M2, dari pembicaraan tersebut dilanjutkan dengan beberapa kali pembicaraan terakhir dengan panitia di Pemkot Samarinda dan disepakati harga tanah Rp. 125.000/M2, lalu dilakukan pengukuran oleh PT. PLN. - Bahwa sebelum dilakukan pembayaran secara tunai pada bulan Mei 2007 saksi mengajukan surat ke PT. PLN untuk meminta tanda jadi sebesar Rp. 300.000.000,- namun saksi terima tanda jadi hanya Rp. 150.000.000,-, dan pada tanggal 05 Juli 2007 dilakukan pelunasan yang ditransfer langsung ke rekening saksi yang setelah dipotong pajak dan uang muka yang saksi terima jumlahnya Rp. 4.417.381.250,- dan setelah dana tersebut masuk ke rekening saksi maka saksi menanda tangani Berita Acara Pembayaran. ; - Bahwa ketika pertemuan di Pemkot Panitia Pengadaan Tanah menawar sebesar Rp. 105.000,-/M2, dan ketika itu saksi katakan jika harga Rp. 105.000,-/M2 saksi batalkan saja jual beli tanah tersebut lalu saksi

31

meminta harga Rp.160.000/M2 kemudian terjadi kesepakatan harga sebesar Rp.150.000,-/M2 ; - Bahwa pada saat pertemuan tanggal 19 April 2007 di Kantor Camat saksi tidak menyampaikan telah ada penawaran kepada PT. PLN dengan harga Rp. 160.000,-/m2 sebagai mana surat saksi tanggal 9 April 2007 karena tidak ditanya oleh Camat. Bahwa setelah pertemuan di Kantor Kecamatan tersebut saksi bertemu dengan Bambang Subiyanto, Spriyanto di rumah saksi dan membicarakan tentang kesepakatan harga namun belum disepakati yaitu saksi bersedia menurunkan harga menjadi Rp. 125.000/m2 bila seluruh tanah dibeli seluas 3,7 ha dan diberi tanda jadi ; - Bahwa saksi diberi arahan oleh Supriyanto dan Bambang Subiyanto untuk membuat surat dan akhirnya sksi membuat surat tertanggal 1 Mei 2007 seolah olah ada kesepakatan di Kantor Camat dengan harga Rp. 125.000,-/m2 lengkap dengan rincian pembayaran pajak, dalam surat tersebut saksi minta pinjaman uang Rp. 300.000.000,-dan sampai dengan tanggal 15 Mei 2007 terhadap surat tersebut tidak ada tanggapan.baru setelah ada pertemuan tanggal 15 Mei 2007 dan disepakati harga Rp. 125.000,-/m2 sore harinya Bambang Subiyanto, Supriyanto datang ke rumah menyerahkan cek senilai Rp. 150.000.000,- sebagai tanda jadi ; - Bahwa dana sebesar Rp. 4.649.875.000,- saksi pergunakan sebagai berikut: Tanggal 05 Juli 2007 Sebesar Rp. 200.000.000 untuk zakat panti asuhan dan orang-orang miskin ; Tanggal 09 Juli 2007 1. Sebesar Rp. 125.000.000 untuk anak saksi an. TAUFIK RACHMAN Jl. P. Suryanata Komp. Batu Putih. 2. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk istri saksi HJ. FATIMAH Jl. Belatuk I No. 7 Samarinda. 3. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk anak saksi NANI RACHMAWATI Jl. Hasan Basri No. 51 Samarinda. 4. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk anak saksi EDY WAHYUDI Jl. Hasan Bari No. 51 5. Sebesar Rp. 250.000.000 untuk anak saksi HIDAYAH YULIANA Jl. Sentosa Gg III No. 55. 6. Sebesar Rp. 10.000.000 untuk anak saksi ADI BAHAGIA RACHMANI. Tanggal 10 Juli 2007 Sebesar Rp. 10.000.000 untuk NANANG FIRDAUS anak saksi yang beralamat di Jl. Belatuk I No. 7 Tanggal 10 Juli 2007 Rp. 250.000.000 namun saksi lupa Tanggal 13 Juli 2007 Rp. 100.000.000 untuk kepentingan usaha Tanggal 16 Juli 2007 Rp. 100.000.000 untuk kepentingan usaha Tanggal 17 Juli 2007 Rp. 500.000.000 untuk NANANG FIRDAUS anak saksi yang beralamat di Jl. Belatuk I No. 7

32

Tanggal 20 Juli 2007

Rp. 240.000.000 untuk anak saksi ADI BAHAGIA RACHMANI Tanggal 30 Juli 2007 Rp. 150.000.000 untuk kepentingan usaha Tanggal 06 Agustus Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha 2007 Tanggal 07 Agustus Rp. 16.000.000 untuk kepentingan usaha 2007 Tanggal 13 Agustus Rp. 80.000.000 untuk kepentingan usaha 2007 Tanggal 14 Agustus Rp. 15.000.000 untuk kepentingan usaha 2007 Tanggal 11 September Rp. 85.000.000 untuk kepentingan usaha 2007 Tanggal 26 September Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha 2007 Tanggal 27 September Rp. 375.000.000 untuk kepentingan usaha 2007 Tanggal 04 Oktober Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha 2007 Rp. 85.000.000 untuk kepentingan usaha Tanggal 30 Oktober Rp. 30.000.000 untuk kepentingan usaha 2007 Rp. 189.000.000 untuk pembelian tanah an. HERMAWAN IMOEK Tanggal 07 Nopember Rp. 41.310.000 untuk kepentingan usaha 2007 19. Saksi EDI WAHYUDI, S.Hut - Bahwa saksi adalah Kepala Seksi Pendataan dan Penilaian di Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Samarinda sejak tahun 2006 2008; - Bahwa saksi tidak mengetahui adanya perintah atau penugasan dari Pemerintah Kota Samarinda tentang panitia, saksi mengetahui awalnya dari adanya undangan dari Asisten Pemerintah & Hukum Pemerintah Kota Samarinda, selanjutnya karena adanya undangan tersebut saksi ditugaskan oleh kepala kantor untuk menghadirinya, namun saksi mewakilkan kepada staf saksi yang bernama Agung Hermantobersama Budi, sesuai surat undangan tanggal 9 Mei 2007 tersebut staf saksi hadir dalam undangan tanggal 14 Mei 2007, dari hasil pertemuan tanggal 14 Mei 2007 tersebut saksi dilapori oleh staf tentang adanya hasil rapat pengadaan tanah untuk pembangunan gardu induk PT. PLN dengan lokasi di Jl. St Sulaiman, Pulau Atas (sambutan) seluas 3,7 Ha, harga pasar Rp. 150.000,- -Rp. 300.000,-, harga kesepakatan/ deal Rp. 125.000,- /m2, NJOP ; - Bahwa sepengetahuan saksi KPP PBB Samartinda dilibat kan dalam kepanitiaan Pengadaan Tanah karena kantor saksi dapat memberikan informasi mengenai data perpajakan atas transaksi tanah ; - Bahwa sesuai Kep.Menkeu No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006 tanggal 29 Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas NJOP tertinggi Rp.103.000,dan terrendah Rp.5.000,- sedangkan NJOP untuk lokasi tanah yang dibebaskan o0leh PLN sebesar Rp.10.000,- ;

33

- Bahwa benar kalau ada transaksi untuk kepentingan umum : penjual 5% dari harga transaksi PPH, kalau pemerintah tidak kena BPHTP dan kalau dibawah NJOP tetap 5% penjual dan pembeli ; - Bahwa saksi ada menerima honor sebesar Rp1.342.350 ,20. Saksi Ir.MADE MANDIA - Bahwa saksi Kepala Badan Pertanahan Nasional Samarinda ditunjuk sebagai anggota panitia berdasarkan SK Walikota Samarinda No.59005/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 dan selaku Ketua yaitu terdakwa Drs.H.Hamka Halek,M.si, , sekretaris Drs H Supriyadi Semta Msi dan selaku anggota yaitu ABDULLAH SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, dan Drs. AWAL HATMADI, MM ; - Bahwa tugas saksi secara khusus hanya memberikan penelitian tentang alas hak yang dimiliki oleh pememgang hak atas tanah, sedangkan tugas lain sesuai SK Walikota anatara lain : Mengadakan Penelitian dan inventarisasi atas tanah,bangunan diatasnya, mengadakan penelitian status hukum tanah, menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian dan lainlain. ; - Bahwa saksi tidak mengetahui tentang penentuan harga tanah, karena saksi memerintahkan staf yaitu Kasubsi Pengadaan Tanah bernama Imam Santoso, sesuai laporan yang saksi terima dari Imam Santoso proses pengadaan dilaksanakan sesuai ketentuan dan tidak ada permasalahan. dan menurut laporan dari Imam tersebut proses tersebut telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan tidak ada permasalahan sehingga saksi menyetujui dan menanda tangani dalam berita acara musyawarah penetapan harga adalah Imam santoso sedangkan yang menanda tangani penetapan harga adalah saksi ; - Bahwa sepengetahuan saksi belum ada Tim penilai Harga tanah karena belum ada peraturan pelaksana Perpres No.65 Tahun 2006 sehingga masih tetap mengacu terhadap Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No.1 Tahun 1994 ; - Bahwa mekanisme pengadaan tanah sesuai Perpres No.65 Tahun 2006 dipimpin oleh Panitia Pengadaan dalam negosiasi harga antara pemilik tanah dengan instansi yang membutuhkan tanah dan kalau dalam musyawarah tidak ada kata sepakat maka dipindahkan terhadap tanah alternatif lain dan apabila tidak ada tanah alternatif maka ditempuh mekanisme pencabutan tanah ; - Bahwa benar Badan Pertanahan Nasional tidak punya data harga tanah setempat karena jual beli tidak pernah dilakukan dihadapan Badan Pertanahan Nasinal dan saksi tidak punya data rekap harga tanah .; - Bahwa benar lurah Pulau Atas tidak pernah meminta data harga dan kantor saksi tidak pernah membuat edaran harga tanah ;

34

21.Saksi Ir. BAMBANG SUBIYANTO , bahwa saksi tidak hadir dipersidangan maka keterangan saksi yang diberikan dihadapan penyidik sesuai Berita Acara Pemeriksaan saksi tanggal 30 Maret 2010 dibacakan dipersidangan yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa benar dalam rangka pengadaan tanah untuk Gardu Induk PT.PLN saksi sebagai Ketua Tim pembebasan tanah dan Tegakan PT.PLN Proyek Induk Pembangkit dan jaringan Kalimantan Wilayah Kalimantan Selatan, Tengah dan Timur ; - Bahwa benar saksi selaku Ketua Panitian Pengadaan tanah PT.PLN dan sebagai sekretaris Sutrisno, anggota Ariyadi, Supriyanto, Muchtar, Rajamang, Arpan yang dilakukan Panitia setelah menerima SK dari General Manager melakukan Konsulidasi dan saksi mendapatkan informasi dari anggota bahwa tanah yang akan dibangun Gardu Induk di daerah Sambutan dan sudah mendapatkan ijin dari Walikota Samarinda ; - Bahwa benar untuk pengadaan tanah Gardu Induk sambutan tahun 2007 ketentuan yang dipegunakan baru peraturan pelaksana Kepres 55 tahun 1993 ; - Bahwa benar saksi mengetahui adanya surat Nomor: 024 /613/PRING/KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan karena yang menandatangani surat tersebut saya selaku Manajer PRORING KALSELTENGTIM ; - Bahwa benar Keputusan Penetapan lokasi Panitia PT.PLN membuat surat kepada Walikota untuk menyerahkan kegiatan Pengadaan Tanah untuk Gardu Induk di Sambutan kepada Panitia Pemerintah Kota Samarinda, dasar pembuatannya sesuai dengan Perpres 36 tahun 2005 jo Perpres 65 tahun 2006 menentukann bahwa pengadaan tanah untuk kepentingan jaringan tranmisi termasuk kategori kepentingan umum ; - Bahwa benar Panitia PT.PLN telah melakukan kegiatan sosialisasi danmusyawarah di Kantor Kecamatan Samarinda Ilir pada tanggal 19 April 2007 yang dihadiri oleh Camat Samarinda Ilir DIDI PURWITO, Lurah Pulau Atas AWAL HAMATDI, staf kantor Kecamatan SAFUDIN AS, Pemilik tanah H.HASBI ditemani anaknya NANANG FIRDAUS, SUPRIYANTO, RAJAMANG DAN MUCHTAR dari PT.PLN; - Bahwa benar pertemuan dan kesepakatan di kantor Kecamatan secara tertulis belum dilakukan mengenai harga tanah H.Hasbi dengan harga Rp.125.000,-. - Bahwa benar saksi pernah melakukan pembayaran uang tanda jadi karena kebutuhan yang disampaikan oleh H.Hasbi selaku pemilik tanah mengajukan permohonan tanda jadi sebesar Rp.150.000.000,- kepada PT.PLN dan stelah mendapatkan persetujuan dari Manajemen PT.PLN yang merealisasikan tanda jadi tersebut saksi sendiri ; - Bahwa benar dana sebagai tanda jadi tersebut saksi peroleh dari PT.PLN bagian keuangan Bapak SUHARTOYO manaajer bidang keuangan ; - Bahwa benar pembayaran secara formal dialkukan satu kali pada tanggal 5 Juli 2007 dengan pembayaran melalui transfer Bank Mandiri Samarinda

35

ke Rekening H.Hasbi, saat itu dilaksanakan rapat panitia Pemerintah Kota Samarinda di Kantor Walikota ; - Bahwa benar Panitia PT.PLN pernah diundang oleh Pemerintah kota sebanyak 2 kali pertemuan, pertama mengenai musyawarah tanggal 14-15 Mei 2007, selanjutnya pembayaran tanggal 5 Juli 2007 ; - Bahwa sebelum dilakukan musyawarah Panitia Pemerintah Kota Samarinda melakukan analisa / analisis terhadap harga pasaran setempa, NJOP, harga pasaran setempat yang dipergunakan adalah surat dari Kelurahan Pulau Atas, NJOP dipakai di Kantor PP, metode perhitungannya saksi tidak mengetahui, selanjutnya panitia menetapkan kisaran harga tanah tersebut adalah Rp.125.000,- /m2 sampai Rp.150.000,- Bahwa luas lahan yang diperlukan adalah sekitar 3,7 Ha sesuai yang ditentukan oleh perencanaan ; - Bahwa alas hak H.hasbi adalah Sertifikat Hak Milik Nomor Sertifikat 264 , harga permeter persegi sesuai kesepakatan adalah Rp.125.000,- /m2 dan total harga adalah Rp.4.6489875.000,- ; - Bahwa negosiasi pada saat dilakukan musyawarah setelah Ketua panitia Pemerintah Kota Samarinda membuka rapat dipersilahkan kepada H.Hasbi untuk menyampaikan penawarannya kemudian ketua Panitia melempar ini ke forum apabila ada anggota panitia yang keberatan atau bertanya sesuatu dipersilahkan, karena tidak ada satupun yang kebaratan dan bertanya sesuatu, maka panitia setuju angka Rp.125.000,/M2 tersebut setuju ; - Bahwa sesuai dari hasil inventarisasi dari tim sebelumnya, diketahui lokasi tanah milik H.Hasbi tersebut tidak dimiliki oleh orang lain dan telah ditentukan oleh bidang perencanaan PT. PLN PIKITRING Kalimantan ; Menimbang, bahwa di persidangan telah di dengar keterangan terdakwa Drs. H . HAMKA HALEK M.Si yang pada pokoknya sebagai berikut : - Bahwa pada tahun 2007 terdakwa adalah Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Kota Samarinda ; - Bahwa berdasarkan sesuai SK Walikota Samarinda No. 59005/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 tentang Panitia Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum saksi ditunjuk sebagai ketua panitia , sekretaris Drs H Supriyadi Semta Msi dan selaku anggota yaitu ABDULLAH SE, Edy Wahyudi, S.Hut, YOSEF BARUS, MENG, Drs. H. Didi Purwito, M.Si, Ir.H.SAIFULLAH.J,M.Si, IR Made Mandia dan terdakwa Drs. AWAL HATMADI, MM ; - Bahwa tugas panitia sesuai SK Walikota No. 590-05/170/HK/KS/2007 tanggal 28 Maret 2007 antara lain sebagai berikut: 1. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan.

36

2. Menyerahkan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan. 3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/ santunan atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan. 4. Memberikan penjelasan atau mengusulkan kepada pemilik/ pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan atau besarnya ganti rugi/ santunan. 5. Menyaksikan pelaksanakan penyerahan uang ganti rugi/ santunan kepada para pemilik/ pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada diatas tanah tersebut. 6. Membuat berita acara pelepasan tanah.; - Bahwa tugas dan kewenangan terdakwa selaku Ketua Panitia Pengadaan adalah memimpin tim dalam melaksanakan tugas-tugas antara lain : mengadakan penelitian dan inventarisasi atas tanah, bangunan diatasnya, mengadakan penelitian status hokum tanah, menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian, memberikan penjelasan kepada pihak pihak atas maksud dan tujuan (solusi) dan sebagainya ; - Bahwa awalnya ada surat permohonan dari PT. PLN Balikpapan ke Pemerintah Kota Samarinda No. 024/612/PRING.KSST/2007 tanggal 01 Mei 2007 yang diproses oleh bagian Perkotaan, selaku Ketua Panitia terdakwa diberitahu Drs.Supriady Semta, selaku Sekretaris panitia tentang adanya permohonan yang ditujukan kepada Walikota Samarinda sesuai surat dari PT. PLN Nomor : 024/612/PRINGKSTT/2007, setelah surat tersebut saksi terima, terdakwa minta kepada sekretaris panitia untuk melakukan proses awal berupa undangan rapat, yang dilakukan pertama kali adalah mengundang semua panitia.; - Bahwa dalam rapat Panitia dengan pihak PLN dalam menetapkan harga tanah tanggal 14 Mei 2007 tanpa dihadiri oleh H.Hasbi pemilik tanah dibuatlah harga limit penawaranharga berdasarkan penambahan NJOP sebesar Rp.10.000,-/M2 dengan harga pasaran diambil yang tertinggi Rp. 300.000,-/m2 ditembah dengan harga penetapan dari SK Walikota Samarinda tahun 2005 sebesar Rp.87.000,-/m2 dari jumlah tersebut kemudian dibagi 3 maka diperoleh hasil Rp. 130.000,-/m2 ; - Bahwa selanjutnya pada rapat tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri oleh pemilik tanah selanjutnya disampaikan kepada pemilik tanah dan yang membutuhkan tanah lalu dilakukan negosiasi dimana panitia pertama menawarkan harga Rp.105.000,-/M2 akan tetapi pemilik tanah menawarkan Rp.160.000,-/M2 dan kemudian setelah dinegosiasikan lagi diperoleh harga Rp. 125.000,-/m2 yang disetujui oleh pemilik tanah , bahwa dengan adanya persetujuan pemilik tanah tersbeut saksi menanyakan kepada Bambang Subiyanto selaku perwakilan dari PT. PLN dan disetujui. sehingga musyawarah berakhir dengan kesepakatan antara pemilik tanah dengan PT. PLN atas harga sebesar Rp. 125.000-,/m2

37

- Bahwa selanjutnya dibuat Berita Acara Musyawarah yang ditanda tangani oleh Panitia yang hadir saat itu ; - Bahwa pada tanggal 16 Mei 2007 tidak ada pertemuan, namun ada surat yang dibuat sebagai persyaratan administrasi berupa Keputusan Panitia atas musyawarah berupa penetapan besarnya ganti rugi.; - Bahwa pembayaran tanah dilakukan pada tanggal 5 Juli 2007 dengan cara PLN mentransfer kedalam rekening pemilik tanah H.Hasbi sebesar 37.199,M 2 x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.875.000,- dilakukan dihadapan Panitia dan dibuatkan Berita Acara pembayarannya, dengan rincian: a. Ganti rugi + 37.199 M 2 x Rp. 125.000,- = Rp. 4.649.496.250,b. - Biaya Panitia 4 % x Rp. 2.000.000,= Rp. 80.000.000,- Biaya Panitia 3 % x Rp. 2.649.875.000,= Rp. 79.496.250,ditambah = Rp. 159.496.250,TOTAL = Rp. 4.809.371.250,- Bahwa untuk pembayaran dilakukan setelah kesepakatan tersebut diumumkan melalui Lurah, Camat dan BPN; - Bahwa pemrosesan permohonan PLN tersebut Tim Penilai/Penaksir harga di Pemkot Samarinda belum dibentuk akan tetapi karena kebutuhan listrik sangat mendesak maka Panitia mengadakan penaksiran harga seperti sebelum-sebelumnya dengan memakai metode yang sama menambahkan tiga komponen seperti diatas sesuai arahan atasan saksi yaitu Walikota , Wakil Walikota dan Sekretaris Kota ;. - Bahwa komponen NJOP diperoleh berdasarkan informasi dari KPP PBB Samarinda sedangakan harga pasaran diperoleh dari Informasi terdakwa selaku lurah setempat yaitu antara Rp.150.000 s/d 300.000,- Bahwa dalam pembebasan tanah tersebut dengan mempedomani Perpres No.65 Tahun 2006 sesuai diktum SK Walikota tentang pembentukan Panitia Pengadaan Tanah akan tetapi Prespres tidak dipedomani seluruhnya yaitu tentang Tim Penilai harga tanah ; - Bahwa selain honor terdakwa menerima uang baiak dari pemilik tanah saksi H.Hasbi maupun dari pihak PLN ; - Bahwa terdakwa belum pernah dihukum dalam perkara lain ; Menimbang , bahwa dipersidangan telah didengar keterangan Ahli yang diajukan oleh terdakwa/Penasehat Hukum terdakwa antara lain : 1 . Saksi Ahli SARWONO SINGGIH , SE - Bahwa Ahli bekerja pada Kantor Penilai Properti pada Kantor Penilai Publik SIH WIRYADI DAN REKAN yang telah bekerja sejak tahun 1995 s/d sekarang ; dan juga tercatat sebagai anggota MAPPI (Masyarakat Penilai Properti Indonesia) akan tetapi belum memiliki sertifikat ; - Bahwa atas permintaan Pemkot Samarinda melalui suratnya tertanggal 11 Mei 2010 no.620.11/0111/Perk.I/V/2010 kantor tim ahli melakukan penilaian terhadap tanah yang dibebaskan untuk pembangunan Gardu Induk PLN di Kelurahan Pulau Atas Samarinda Ilir mulai tanggal 14 Mei 2010 s/d 8 Juli 2010 yang tujuannya untuk memberikan pendapat

38

mengenai Nilai Pasar Nyata atas properti tersaebut untuk kepentingan Perkiraan Nilai Ganti Rugi Tanah ; Bahwa dari hasil penilaian Ahli yaitu bahwa harga/nilai pasar nyata (nilai ganti rugi) tanah tersebut pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 134.000/m2.; Bahwa metode yang dilaksanakan yaitu mengacu pada Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2007, tanggal 21 Mei 2007 Pasal 28 yaitu Penilaian harga tanah dilakukan oleh Tim Penilai Harga Tanah, dalam hal tidak terdapat Lembaga Penilai Harga Tanah sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 ayat (1), Tim Penilai harga tanah sebagimana dimaksud pada ayat (1) melakukan penilaian harga tanah berdasarkan pada Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) atau nilai nayata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan penilaian tersebut juga berpedoman pada variable-variable antara lain : Lokasi dan letak tanah, status Tanah, Peruntukkan Tanah, Kesesuaian penggunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah atau perencanaan ruang -wilayah atau kota yang telah ada, Sarana dan Prasarana yang tersedia,dan lain-lain juga mengacu terhadap Standar Pernilaian Indonesia 2007 yang dibuat oleh Gabungan Perusahaan Penilai Indonesia dan Masyarakat Profesi Penilai Indonesia ; Bahwa penilaian suatu properti dapat dilakukan mundur terhadap waktu yang lampau akan tetapi tidak dapat dilakukan penilaianj maju ke waktu yang akan datang ; Bahwa NJOP hanya salah satu faktor untuk menentukan harga tanah tetapi tidak dapat digunakan sebagai patokan harga pasar ; Bahwa penilaian yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan Tanah Pemkot Samarinda tahun 2007 dapat dibenarkan karena ketika itu Tim Penilai Ahli belum ada ; Bahwa register tanah di Kelurahan hanya sebagai informasi atau data sumber belum dapat dikatakan harga nyata;

2. Saksi Ahli EMANUEL SUJATMOKO, SH M.S - Bahwa ahli adalah dosen pada Universitas Airlangga Surabaya sejak tahun 1982 s/d sekarang dengan spesialis mata kuliah Hukum Administrasi dan Pemerintahan Daerah ; - Bahwa menurut Ahli Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tidak berlaku bagi pengadaan tanah yang dilakukan oleh PT. PLN hal tersebut dikarenakan PT. PLN tidak dapat dikategorikan sebagai pemerintah sebagaimana dimaksud pasal 1 angka 1 dan angka 2 yang menyatakan : (1). Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (2). Pemerintah daerah adalah Gubernur, Walikota, Bupati, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah , bahwa PT.PLN adalah Perusahaan Milik Negara yang dimaksud UU 19/2003, sebagai Persero

39

berlaku ketentuan dan prinsip yang berlaku bagi Perseroan Terbatas (UU No.40 Tahun 2007, dulu UU No.1 Tahun 1995) dengan demikian PLN tidak dapat dikategorikan sebagai Negara/Pemerintah. ; Bahwa Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk berdasarkan SK Walikota sifatnya hanya sebagai pelayanan terhadap PLN , PLN tidak wajib menyerahkan pembebasan tanah tersebut kepada Pemkot karena PLN bukan Pemerintah sebagaimana yang dimaksud daqlam Perpres 36 Tahun 2005 jo Perpres 65 Tahun 2006 ; Bahwa mengenai ganti rugi sebagaimana yang diatur dalam Perpres No.65 tahun 2006 yang didasarkan atas 2 komponen tanpa menyebut prosentase/bobot masing-masing komponen, akan tetapi dilakukan berdasarkan musyawarah antara pemilik tanah dengan pihak yang memrlukan tanah sebagimana ketentuan pasal 8 dan pasal 9 ayat 1 PerPres Nomor 36 tahun 2005 dan tidak boleh menimbulkan kerugian bagi pemilik tanah sebgaimana ketentuan pasal 16 Peraturan menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional No.1 Tahun 1994 ; Bahwa tindakan panitia pengadaan pemkot Samarinda melakukan penaksiran harga sendiri bukann merupakan penyalahgunaan kewenangan karena kewenangan panitia bukan diciptakan sendiri melainkan di peroleh dari Walikota sehingga panitia menjadi berwenang untuk menaksir.; Bahwa Penyidik tidak ada kewenangan menghitung sendiri kerugian Negara, yang berwenang mengaudit kerugian Negara adalah BPK (UU No.15 tahun 2004). Bahwa perolehan / keuangan BUMN tidak termasuk keuangan Negara kecuali mendapat deviden dari sahm-sahamnya, sehingga merupakan kekayaan negara yang dipisahkan ; Bahwa Iuran dari masyarakat yang diperoleh PLN bukan sebagai keuangan Negara; Bahwa pendapat ahli seperti tersebut diatas adalah berdasarkan Hukum Adminstrasi Negara yang ahli ketahui sebab dari segi hukum pidana bukan kompetensi ahli ;

Menimbang, bahwa dipersidangan diajukan barang bukti berupa : Bukti surat / dokumen dokumen antara lain : Anggaran PLN tahun 2007 yang diperuntukan untuk pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan Hasil survey lokasi di Sambutan oleh PLN Pikitring Kalimantan. Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m Surat Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya meminta bantuan oleh Panitia Daerah Kota Samarinda Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Samarinda

40

Surat Walikota Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas 39.476 m terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda SK Walikota Nomor 590-05/170/HK-KS/2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda Surat PLN Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April 2007 perihak informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu induk Sambutan Surat Lurah Pulau Atas kepada Camat Samarinda Ilir dengan nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Indik Sambutan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak A. HASBI yang beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung Permai Samarinda nilai NJOP Surat Keputusan Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda Hasil musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A HASBI tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri panitia pembebasan tanah, pemilik tanah, dan pihak PT. PLN PIKITRING Kalimantan Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor: 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda Revisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha, ke PLN Pusat. Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 sebesar RP. 4.649.875.000 BA penyerahan tanah kepada Pemkot Samarinda pada tanggal 12 Juli 2007. Ketentuan tentang Pengadaan tanah bagi kepentingan umum, Perpres 55/ 1993, perpres 36/ 2005 dan perpres 65/2006, Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Nomor 1/ 1994 dan No. 3/2007

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksisaksi dan terdakwa dihubungkan dengan barang bukti lainnya yang satu sama lain saling bersesuaian dipersidangan diperoleh faktafakta sebagai berikut : 1.Bahwa dalam Rencana Umum Pembangunan Tenaga Listrik PLN Wilayah Kalimantan akan mengadakan saluran listrik dari Palaran ke Bontang dengan melewati daerah Sambutan, sehingga PLN merencanakan akan mendirikan Gardu Induk PLN di wilayah Sambutan Samarinda juga untuk

41

melayani keperluan wilayah Sambutan, sehingga PLN pada tahun 2006 memasukan dalam kegiatan Program Rencana Anggaran Perusahaan tahun 2007,dengan pagu anggaran 2,74 milyar untuk luas lahan sekitar 1, 8 Ha dengan estimasi harga sebesar Rp.150.000.000,-(Seratus lima puluh juta rupiah); 2.Pada Juli-Agustus 2006 ada diskusi teknik untuk mencari alternatif lokasi Gardu Induk 150 kV di Sambutan di atas peta Kota Samarinda dengan kriteria sebagai berikut: - Terletak pada jalur rencana jaringan transmisi 150 kV Palaran Bontang - Berada pada pusat beban - Dekat dengan jaringan distribusi 20 kV - Luas tanah mencukupi kebutuhan - Dekat dengan jalan umum, sekaligus sebagai akses menuju gardu induk - Kondisi tanah cukup baik - Status kepemilikan tanah jelas dan aman - Mendapat izin dari Bupati/ Walikota Oleh tim survei dari bagian perencanaan menghadakan survei didaerah sambutan Samarinda untuk mencari alternatif gardu induk 150 kV dengan kriteria yang telah ditetapkan dan diperoleh 6 lokasi alternatif dengan nilai bobot sebagai berikut: 1. alternatif 1 : 60 2. alternatif 2 : 67 3. alternatif 3 : 92 yaitu tanah dengan Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m tanah milik H.Hasbi ; 4. alternatif 4 : 65 5. alternatif 5 : 60 6. alternatif 6 : 70 ; 3 . Bahwa pada 31 Oktober 2006 ada usulan pembebasan tanah gardu induk 150 kV kepada panitia pembebasan tanah dan ROW PT. PLN (persero) Pikriting Kalimantan dengan Nota Dinas No. 030/131/MB. REN/2006 tanggal 31 Oktober 2006 maka General Manager PLN Wilayah Kalimantan membentuk Panitia Pembebasan Tanah dan Tegakan ( P2T PLN) dengan SK No.004.K/JMPIKITRINGKAL/2007 tanggal 02 April 2007 yaitu selaku Ketua Ir.Bambang Subiyanto, selaku Sekretaris Sutrisno, anggotanya adalah ARiyadi, SH, Supriyanto, Muchtar, Rajamang, dan Arpan ; 4 . Bahwa berdasarkan surat PLN Camat Samarinda Ilir mengundang pihak PLN , Kelurahan dan Pemilik tanah Saksi H.Hasbi mengadakan kegiatan sosialisasi dan musyawarah dikantor Kecamatan Samarinda Ilir dan dilaksanakan pada tanggal 19 April 2 007 dihadiri oleh Camat Samarinda Ilir Didi Purwito, Lurah Pulau Atas yaitu saksi Awal Hatmadi, staf kantor kecamatan Safudin AS, pemilik tanah H. Hasbi bersama anaknya Nanang Firdaus, dan dari PT. PLN saksi Ir.Bambang Subiyanto, Supriyanto, Rajamang, dan Muchtar, dalam rapat tersebut tidak dilaksanakan musyawarah harga sebab atas saran dari Camat sesuai Perpres 36 Tahun 2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 tanah yang akan dibebaskan diatas 1

42

5.

6.

7.

8.

Ha maka pembebasannya harus melalui Panitia Pengadaan Pemerintah Kota Samarinda ; Bahwa berdasarkan surat PLN Nomor :024/613/PRING/KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal Pembebasan Tanah Gardu Induk Sambutan yang ditandatangani oleh Ir . Bambang Subiyanto selaku Manajer PRORING KALSELTENGTIM , Walikota Samarinda meneruskan surat tersebut untuk dilaksanakan kepada Panitia Pengadaan Tanah yang telah dibentuk berdasarkan SK Walikota Samarinda No. 590-05/170/HKKS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut: Penanggung jawab : Walikota Samarinda Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda 2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda Ketua : Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot Samarinda (terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si) Sekretaris : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda (Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si) Anggota : 1. Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota Samarinda (YOSEP BARUS, M.Eng) 2. Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kota Samarinda (Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si) 3. Kepala Kantor Pertanahan Kota Samarinda (Ir. I MADE MANDIA) 4. Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Samarinda (EDY WAHYUDI, S.Hut) 5. Kepala Bagian Perlengkapan Setkot Samarinda (H. ABDULLAH, SE, MM) 6. Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si) 7. Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI, MM) 8. Instansi teknis terkait Bahwa saksi Drs. AWAL HATMADI, MM selaku Lurah Pulau Atas berdasarkan surat PT PLN kepada Camat Samrinda Ilir yang tembusannya Lurah Pulaun Atas Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April 2007 , pada tanggal 10 Mei 2007 mengirimkan surat kepada Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si Camat Samarinda Ilir dengan nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ m ; Bahwa informasi harga tanah yang dibuat oleh saksi Awal Hatmadi adalah berdasarkan informasi dari warga tanpa mengecek buku register transaksi tanah yang ada pada kelurahan ; Bahwa atas disposisi Walikota kepada Panitia Pengadaan Tanah , Ketua Panitia yaitu terdakwa Drs Hamka Halek Msi mengundang Panitia dan PLN untuk mengadakan rapat pada tanggal 14 Mei 2007 dan pada rapat tersebut Panitia membuat limit harga dengan menjumlahkan tiga komponen yaitu pertama NJOP PBB yang berlaku tahun itu sesuai SK Menteri Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29

43

Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah Rp.103.000,- terendah adalah Rp. 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan Rp.10.000 /M2 , kedua harga dasar tanah sesuai SK Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda sebesar Rp 80.000,-/M2 dan ketiga komponen harga pasar sesuai Surat Lurah Pulau Atas tanggal 10 Mei 2007 nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ m2 lalu tiga komponen dibagi tiga sehingga diperoleh limit harga bawah Rp.105.000/M2 dan limit atas Rp.130.000,-/M2 ; 9. Bahwa kemudian panitia mengadakan rapat tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri Panitia , pihak PLN dan saksi H.Hasbi selaku pemilik tanah dengan agenda musyawarah harga dimana pertama panitia menawarkan harga limit bawah sesbesar Rp.105.000/M2 akan tetapi pemilik tanah meminta harga Rp.160.000,-/M2 lalu kemudian disepakati harga Rp.125.000,-/M2 dan membuat Berita Acara Musyawarah Harga tanah seharga Rp.125.000.-/M2 ; 10. Bahwa setelah terjadinya kesepakatan harga maka pada tanggal 15 Mei 2007 itu juga pihak PLN membayar uang tanda jadi kepada pemilik tanah sebesar Rp.150.000.000,- yang dibayar secara tunai melalui cek ; 11.Bahwa pada tanggal 16 Mei 2007 Panitia Pengadaan Tanah membuat Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor: 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda yang ditanda tangani oleh Panitia dan P2T PLN ; 12.Bahwa setelah Penetapan Harga tanah maka managemen PLN merevisi anggaran pembebasan tanah ke PLN pusat dari Rp.2 , 74 milyar menjadi Rp. 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3,7 Ha dan PLN Pusat mengeluarkan Persetujuan anggaran tunai berasal dari Anggaran Perusahaan Listrik Negara (APLN) lalu PLN melakukan pembayaran harga tanah kepada pemilik tanah saksi H.Hasbi sebesar Rp. 4.417.381.250.- setelah dipotong pajak dengan transfer kerekening H.Hasbi sesuai Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 tanggal 5 Juli 2007 ; 13.Bahwa sebelum musyawarah harga yang dilakukan oleh PanitiaPengadaan tanah atas permohonan PT PLN Walikota Samarinda telah menerbitkan surat No .596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas 39.476 m terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda ; Menimbang, bahwa untuk selanjutnya akan dipertimbangkan apakah terdakwa terbukti bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan Jaksa Penuntut Umum ;

44

Menimbang, bahwa terdakwa diajukan kepersidangan dengan dakwaan berbentuk subsidairitas sebagai berikut : Primair : melangar Pasal 2 ayat (1) Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan UndangUndang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Jo Pasal 55 ayat (1) ke 1 KUHP; Subsidair : melanggar Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. Menimbang, bahwa meskipun dakwaan Jaksa Penuntut Umum disusun secara subsidaritas akan tetapi Majelis Hakim berpendapat bahwa surat dakwaan tersebut dipandang sebagai dakwaan berbentuk alternatif dengan dasar pertimbangan antara lain : 1. Bahwa dengan status terdakwa sebagai Pegawai Negeri Sipil yaitu dengan jabatan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Sekretaris Kota Samarinda dan ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah tentunya memiliki kewenangan dalam jabatannya dalam pelaksanan pembebasan tanah untuk kepentingan PT PLN wilayah Kalimantan tahun 2007 ; 2. Bahwa ancaman hukuman maksimal dalam pasal 2 dan pasal 3 UndangUndang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi adalah sama ; 3. Bahwa tuntutan hukum dari Jaksa Penuntut Umum berpendapat yang terbukti adalah dakwaan subsidair melanggar pasal 3 Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ; Menimbang, bahwa karena surat dakwaan dipandang sebagai dakwaan alternatif dan sesuai fakta-fakta dipersidangan maka dakwaan yang paling tepat dipertimbangkan adalah dakwaan subsidair melanggar Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP ; Menimbang, bahwa dakwaan subsidair melanggar Pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP unsur-unsurnya adalah sebagai berikut : 1. Setiap orang ; 2. Dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi ; 3. Menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang adapadanya karena jabatan atau kedudukan ; 4. Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara; 5. Sebagai pelaku, turut serta melakukan atau menyuruh melakukan perbuatan ;

45

Ad. 1. unsur setiap orang ; Menimbang , bahwa menurut putusan Mahkamah Agung R.I Nomor 1398 K/Pid/1994 yang dimaksud dengan setiap orang adalah sama dengan terminologi kata barang siapa adalah setiap orang atau pribadi yang merupakan subyek hukum yang melakukan suatu perbuatan pidana atau subyek pelaku dari pada suatu perbuatan pidana yang dapat dimintai pertanggung jawaban atas segala tindakannya ; Menimbang, bahwa sesuai fakta dipersidangan terdakwa Drs. H. Hamka Halek M.Si identitasnya sama dengan dakwaan Jaksa Penuntut Umum dengan jabatan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Hukum Sekretaris Kota Samarinda dan ditunjuk sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah untuk pembangunan Gardu Induk PT PLN berdasarkan SK Walikota Samarinda No. 590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda , selama persidangan sehat jasmani dan rohani ; Menimbang , bahwa untuk menetapkan terdakwa adalah sebagai pelaku tindak pidana yang didakwakan dalam perkara ini masih perlu dibuktikan apakah semua unsur-unsur dari pasal-pasal dari tindak pidana yang didakwakan terpenuhi ; Menimbang , bahwa untuk hal diatas Majelis akan mempertimbangkan unsur-unsur yang lainnya apakah terpenuhi atau tidak terpenuhi ; Ad 2. : Unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi dan Ad 3. : Unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan: Menimbang, bahwa menurut Majelis Hakim unsur menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan adalah sebagai sarana untuk mencapai tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi maka kedua unsur ini haruslah dipertimbangkan secara bersama-sama ; Menimbang, bahwa didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Revisi ketiga Departemen Pendidikan Nasional yang diterbitkan oleh Penerbit Balai Pustaka Jakarta disebutkan pengertian dari : - menyalahgunakan adalah melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya, menyelewengkan ( hal 983 ) ; - kewenangan adalah sebagai hak dan kekuasaan yang dipunyainya untuk melakukan sesuatu ( hal 1272 ) ; - kesempatan adalah waktu kekuasaan, peluang untuk ( hal 1030 ) ; - sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud dan tujuan, alat media ( hal 999 ) ;

46

- jabatan adalah pekerjaan (tugas) dalam pemerintahan atau organisasi, fungsi dinas jabatan ( hal 448 ) ; - kedudukan adalah tempat pegawai / pengurus / perkumpulan sebagiannya tinggal untuk melakukan pekerjaan atau jabatan (hal 278) ; - menguntungkan adalah memberi (mendatangkan) laba, menjadikan beruntung, memberi keuntungan ( hal 1249 ) ; Bahwa menurut van ben Mulen dan van Hattum menguntungkan berarti setiap perbaikan keadaan yang dicapai orang atau yang secara pantas dapat diharapkan akan dicapai orang, perbaikan tersebut hampir bersifat harta kekayaan setidak-tidaknya mempunyai akibat yang bersifat hukum harta kekayaan, sedangkan menurut Moyan dan Large Mayer bahwa keuntungan tersebut merupakan keuntungan yang sepatutnya terbatas di bidang ekonomi (dikutip dari buku Delik-Delik Khusus Kejahatan-Kejahatan Terhadap Harta Kekayaan Oleh Drs. PAT. Lumintang, SH). Korporasi sesuai pasal 1 ayat 1 Undang-Undang No. 31 tahun 1999 adalah kumpulan orang dan atau kekayaan yang terorganisasi baik merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum; Menimbang, bahwa dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian yang terkandung dalam unsur diatas adalah menggunakan atau melakukan suatu tindakan dengan menggunakan kewenangan / kekuasaan, kesempatan yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan secara salah atau bertentangan dengan Hukum yang tujuannya untuk memberi keuntungan bagi diri sendiri atau orang lain atau suatu badan Hukum atau bukan badan Hukum ; Menimbang, bahwa unsur ini didahului dengan kata dengan tujuan yang berarti semua kata-kata setelah frasa dengan tujuan adalah dilakukan dengan sengaja. Dengan sengaja berarti mengetahui dan atau menghendaki artinya semua perbuatan yang dilakukan itu diketahui dengan sadar serta menginsafi akan akibat yang timbul ; Menimbang , bahwa didalam dakwaan Penuntut Umum terdakwa didakwa menyalahgunakan kewenangan sebagai seorang Ketua Panitia Pengadaan Tanah bagi pembangunan Gardu Induk PLN meskipun demikian jabatan sebagai anggota Panitia Pengadaan adalah sangat erat kaitannya dengan jabatan struktural terdakwa sebagai seorang Asisten I Bidanga Pemerintahan dan Hukum Sekretaris Kota Samarinda sesuai SK Walikota Samarinda tentang pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi kepentingan umum ; Menimbang , bahwa dalam dakwaan dan tuntutannya Jaksa Penuntut Umum berpendapat bahwa pengadaan tanah bagi pembangunan Gardu Induk PLN yang melebihi luas 1 Ha adalah menjadi tugas dan kewenangan Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk oleh Pemerintah Kota karena Gardu Induk PLN adalah termasuk kepentingan umum dan PLN sebagai Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah termasuk pemerintah sebab saham mayoritasnya dimiliki oleh pemerintah dan oleh karenanya pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk wajib tunduk dan mempedomani terhadap Perpres No . 36 Tahun 2005 jo Perpres No . 65 Tahun 2006 tentang

47

Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum; Menimbang , bahwa dalil Penuntut Umum diatas dibantah oleh Tim Penasehat Hukum terdakwa dengan mengatakan bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk PLN adalah untuk kepentingan PT PLN (persero) dan selanjutnya tanah tersebut menjadi milik dan asset PT PLN bukan dimiliki atau menjadi asset Pemerintah maupun Pemerintah Daerah maka yang diutamakan adalah musyawarah antara pemilik tanah dengan PT PLN maka oleh sebab itu tidak tunduk pada Perpres No.65 Tahun 2006 ; Menimbang, bahwa keterangan Ahli yang diajukan oleh Tim Penasehat Hukum terdakwa bernama Emanuel Sujatmoko, SH , MS dosen Hukum Administrasi dan Pemerintah Daerah dari Universitas Airlangga Surabaya berpendapat bahwa secara administrasi Negara Peraturan Presiden Nomor 36 tahun 2005 yang telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2006 tidak berlaku bagi pengadaan tanah yang dilakukan oleh PT. PLN hal tersebut dikarenakan PT. PLN tidak dapat dikategorikan sebagai pemerintah sebagaimana dimaksud pasal 1 angka 1 dan angka 2 yang menyatakan : (1). Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, (2). Pemerintah daerah adalah Gubernur, Walikota, Bupati, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah , bahwa PT.PLN adalah Perusahaan Milik Negara yang dimaksud UU 19/2003, sebagai Persero berlaku ketentuan dan prinsip yang berlaku bagi Perseroan Terbatas (UU No.40 Tahun 2007, dulu UU No.1 Tahun 1995) dengan demikian PLN tidak dapat dikategorikan sebagai Negara/Pemerintah bahwa Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk berdasarkan SK Walikota sifatnya hanya sebagai pelayanan terhadap PLN , PLN tidak wajib menyerahkan pembebasan tanah tersebut kepada Pemkot karena PLN bukan Pemerintah sebagaimana yang dimaksud daqlam Perpres 36 Tahun 2005 jo Perpres 65 Tahun 2006 ; Menimbang, bahwa pasal 5 huruf g Perpres No.36 Tahun 2005 jo Perpres No. 65 Tahun 2006 menyebutkan pembangunan untuk kepentingan umum meliputi pembangkit , transmisi, distribusi listrik . Berdasarkan keterangan saksi-saksi dari PLN menerangkan bahwa Gardu Induk diperlukan dalam rangka transit listrik dari pembangkit melalui transmisi sebelum didistribusikan kepada pengguna listrik maka oleh sebab itu Gardu Induk merupakan suatu bahagian yangg tidak terpisahkan dengan pembangkit, transmisi dan distribusi listrik dan dengan demikian dapat ditafsirkan bahwa pembangunan untuk kepentingan umum juga meliputi Gardu Induk ; Menimbang, bahwa kalimat yang terdapat dalam pasal 2 dan pasal 5 Perpres No.36 Tahun 2005 jo Perpres No. 65 Tahun 2006 yaitu pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum oleh pemerintah atau pemerintah daerah dan pembanguan untuk kepentingan umum yang dilaksanakan pemerintah atau pemerintah daerah yang selanjutnya dimiliki atau akan dimiliki oleh pemerintah atau pemerintah daerah ( ketentuan ini selaras dengan ketentuan yang diautr dalam pasal 2 dan

48

5 Kepres No.55 Tahun 1993 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ) dapat ditafsirkan beragam khususnya kata oleh apakah diartikan pemerintah sebagai pelaksana pengadaan tanah ataukan pemerintah sebagai pengguna tanah demikian pula kalimat yang selanjutnya dimiliki atau akan dimiliki oleh pemerintah atau pemerintah daerah ; Menimbang , bahwa PT. Perusahaan Listrik Negara (PT. PLN) (Persero) merupakan BUMN berdasarkan Ketentuan PP Nomor 23 Tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (PERUM) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO), Lembaran Negara Nomor 6731 Th. 1994 no.169 tentang Perseroan Terbatas Perseroan Firma atau Komanditer dan Perkumpulan Koperasi, tambahan Lembaran Negara tgl.13/9-1994 No. 73 Perseroan Terbatas Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Perusahaan Listrik Negara PT.PLN (PERSERO) dan berdasarkan Akta Notaris Nomor 13 tgl 30 Januari 2009 yang menyatakan bahwa permodalan PT. PLN adalah berjumlah 12.999.999 lembar saham atau seharga Rp.12.999.999.000.000,00 ( dua belas trilyun sembilan ratus sembilan puluh sembilan milyar seratus sembilan puluh sembilan juta rupiah ) dimiliki oleh Negara Republik Indonesia dan 1 lembar saham prioritas seharga Rp.1.000.000,- ( satu juta rupiah ) dimiliki oleh Lego Noormandiri , hal itu berarti Negara atau pemerintah adalah sebagai pemilik saham mayoritas atas permodalan PT PLN; Menimbang , bahwa sesuai ketentuan yang diatur dalam penjelasan UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi bahwa yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh kekayaan Negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala hal dari kewajiban yang timbul karena : 1. Berada dalam penguasaan , pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat lembaga Negara baik ditingkat pusat maupun daerah ; 2. Berada dalam, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Negara / Badan Usaha Milik Daerah , Yayasan , Badan Hukum dan perusahaan yang menyertakan modal Negara atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara. Menimbang , bahwa dari ketentuan ketentuan sebagaimana diuraikan diatas bahwa PLN sebagai BUMN yang saham mayoritasnya dimiliki oleh negara maka tinjauan dari sebagai badan usaha dapat diartikan bahwa keuntungan atau kerugian yang dialami oleh BUMN adalah juga keuntungan atau kerugian yang juga dialami oleh negara; Menimbang, bahwa dari sudut pandang administrasi negara bahwa instansi PLN sebagai BUMN berada dalam pengawasan dan pertanggungjawaban Kementerian BUMN sedangkan pemerintah adalah sebagai pelaksana administrasi (aparat ) negara dan bilamana dihubungkan dengan ketentuan pasal 1 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No,3 Tahun 2007 tentang ketentuan Pelaksanaan Perpres No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan

49

untuk Kepentingan Umum ( bersesuaian dengan ketentuan pasal 1 huruf a Peraturan Menteri Negara Agraria / Kepala Badan Pertanahan Nasional tentang Ketentuan Pelaksanaan Kepres No.55 Tahun 1933 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ) mengatakan yang dimaksud dengan instansi pemerintah adalah Lembaga Negara , Departemen, Lembaga Pemerintah Non Departemen , Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Kabupaten/Kota , instansi pemerintah yang dimaksud adalah yang memerlukantanah tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum ; Menimbang , bahwa berdasarkan uraian pertimbangan diatas Majelis Hakim tidak dapat menerima keterangan ahli yang diajukan oleh Penasehat Hukum terdakwa yang mengatakan PLN tidak dapat dikategorikan sebagai pemerintah sebab ahli hanya membaca pasal 1 angka 1 dan 2 Perpres No.36 Tahun 2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 secara hurufiah dan tidak dapat menerengkan dari persfektit keuangan negara sebagaimana dimaksud dalam undang Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi , demikian pula Majelis Hakim mengesampingkan keberatann Penasehat Hukum terdakwa tentang pengadaan tanah untuk pembangunan gardu induk PLN tidak tunduk pada Perpres No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum dimana Majelis Hakim sependapat dengan Penuntut Umum bahwa pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk PLN adalah merupakan kewenangan dari Panitia Pengadaan Tanah yang dibentuk oleh Walikota Samarinda dan sesuai dengan fakta dipersidangan yaitu berdasarkan surat PLN Camat Samarinda Ilir mengundang pihak PLN , Kelurahan dan Pemilik tanah Saksi H.Hasbi mengadakan kegiatan sosialisasi dan musyawarah dikantor Kecamatan Samarinda Ilir dan dilaksanakan pada tanggal 19 April 2007 dihadiri oleh Camat Samarinda Ilir Didi Purwito, Lurah Pulau Atas yaitu terdakwa Awal Hatmadi, staf kantor kecamatan Safudin AS, pemilik tanah H. Hasbi bersama anaknya Nanang Firdaus, dan dari PT. PLN saksi Ir.Bambang Subiyanto, Supriyanto, Rajamang, dan Muchtar , dalam rapat tersebut tidak dilaksanakan musyawarah harga sebab atas saran dari Camat sesuai Perpres 36 Tahun 2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 tanah yang akan dibebaskan diatas 1 Ha maka pembebasannya harus melalui Panitia Pengadaan Pemerintah Kota Samarinda , saran yang diberikan Camat tersebut adalah berdasarkan pengalaman pengalaman sebelumnya dan setelah mempedomani ketentuan - ketentuan Perpres No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum serta peraturan pelaksanaannya ; Menimbang, bahwa akan dipertimbangan terdahulu apakah dalam jabatan yang melekat pada diri terdakwa terkandung kewenangan kewenangan yang dapat disalahgunakan ; Menimbang, bahwa kewenangan dan tanggung jawab Panitia Pengadaan Tanah sebagaimana tertera dalam SK Walikota Samarinda No. 590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda adalah ;

50

1. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan. 2. Mengadakan penelitian mengenai status hukum tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan. 3. Menaksir dan mengusulkan besarnya ganti kerugian/ santunan atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada kaitannya dengan tanah yang haknya akan dilepaskan. 4. Memberikan penjelasan atau mengusulkan kepada pemilik/ pemegang hak atas tanah dan instansi pemerintah yang memerlukan tanah dalam rangka menetapkan bentuk dan atau besarnya ganti rugi/ santunan. 5. Menyaksikan pelaksanakan penyerahan uang ganti rugi/ santunan kepada para pemilik/ pemegang hak atas tanah, bangunan, tanaman, dan benda-benda lain yang ada diatas tanah tersebut. 6. Membuat berita acara pelepasan tanah ; Menimbang, bahwa didalam konsiderans Sk Walikota Samarinda diatas pada diktum mengingat angka 14 Perpres No. 65 Tahun 2006 , hal itu berarti ketentuan yang terdapat dalam perpres tersebut harus dipedomani untuk seluruhnya termasuk ketentuan pasal 7 tentang tugas Panitia Pengadaan Tanah pada huruf c yaitu menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan, tidak dapat dijadikan alasan tentang terbitnya ketentuan pelaksanaan Perpres ini yaitu Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional No 3 Tahun 2007 tanggal 21 Mei 2007 sesudah diterbitkannya SK Wal;ikota sebab tanpa ketentuan pelaksanaannya pun Perpres No. 65 Tahun 2006 sudah berlaku sejak ditetapkan oleh Presiden RI tanggal 5 Juni 2006 ; Menimbang, bahwa dengan demikian kewenangan yang dapat digunakan atau disalahgunakan oleh terdakwa adalah tugas dan kewenangan sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah sebagaimana diatur dalam Perpres No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ; Menimbang, bahwa harga pasar yang telah diinformasikan saksi Drs. Awal Hatmadi, MM selaku Lurah Pulau Atas adalah sebesar Rp.150.000.- s/d Rp.300.000.-/M2 tanpa didukung oleh data transaksi tanah tahun 2006/2007 yang tercatat dalam register tanah pada Kelurahan yang menurut saksi hanya berdasarkan informasi dari orang per orangan , setelah diadakan penelitian oleh saksi ternyata harga tertinggi dalam transaksi tanah diwilayah itu adalah sebesar Rp.166.000,-/M2 ; Menimbang, bahwa dalam rapat Panitia Pengadaan Tanah yang dilakukan pada tanggal 14 Mei 2007 bertempat di kantor Walikota Samarinda yang dipimpin oleh terdakwa Hamka Halek sebagai Ketua Panitia dan juga dihadiri oleh sekretaris dan anggota atau yang mewakili anggota panitia yang lainnya termasuk tim P2T PLN membuat dan menyepakati metode dan rumus

51

untuk memperoleh limit harga batas bawah dan atas yang akan ditawarkan kepada pemilik tanah pada rapat lanjutan tanggal 15 Mei 2007 yaitu dengan metode menjumlahkan tiga komponen yaitu pertama NJOP PBB yang berlaku tahun itu sesuai SK Menteri Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29 Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah Rp.103.000,- terendah adalah 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan Rp.10.000 /M2 , kedua harga dasar tanah sesuai SK Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda sebesar Rp 80.000,-/M2 dan ketiga komponen harga pasar sesuai Surat saksi Drs Awal Hatmadi MM selaku Lurah Pulau Atas tanggal 10 Mei 2007 nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ M2 lalu tiga komponen dibagi tiga sehingga diperoleh limit harga bawah Rp.105.000/M2 dan limit atas Rp.130.000,-/M2 ; Menimbang , bahwa sesuai fakta dipersidangan panitia yang dipimpin oleh terdakwa tidak melakukan penelitian mendalam atas informasi harga pasar dari Lurah yang ternyata tanpa dukungan dokumen transaksi atas tanah dimana panitia langsung memasukkan komponen harga pasaran untuk mencari limit harga yang akan dinegosiasikan terhadap pemilik tanah ; Menimbang , bahwa sesuai fakta dipersidangan metode yang dilakukan oleh panitia seperti diatas dilakukan berdasarkan kebiasaan dalam rangka pembebasan tanah untuk kepentingan umum sebagaimana diatur dalam Keppres 55 Tahun 1993 metode mana ditafsirkan dari peraturan pelaksanaan Keppres tersebut yaitu Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 pada pasal 16 mengenai ganti kerugian harus memperthatikan hal hal : a. nilai tanah berdasarkan nilai nyata atau sebenarnya dengan memperhatikan NJOPBB tahun terakhir untuk tanah yang bersangkutan ; b. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga tanah : 1) lokasi tanah ; 2) jenis hak atas tanah ; 3) status penguasaan tanah ; 4) peruntukan tanah ; 5) kesesuaian penggunaan tanah dengan rencana tata ruang wilayah; 6) prasarana yang tersedia ; 7) fasilitas dan utilitas ; 8) lingkungan ; 9) lain-lain yang mempengaruhi harga tanah ; Panitia Pengadaan Tanah beralasan bahwa penggunanaan peraturan tersebut diatas dilakukan karena pada tanggal 14 Mei 2007 peraturan pelaksaan Perpres N0.36 Tahun 2005 jo Perpres No.65 Tahun 2006 belum terbit ;

52

Menimbang , bahwa sesuai ketentuan pasal 15 Perpres No.36 Tahun 2005 jo No.65 Tahun 2006 Tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum ditentukan bahwa dasar perhitungan besarnya ganti rugi didasarkan atas Nilai Jual Obyek Pajak (NJOP) atau nilai nyata /sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan berdasarkan penilaian Lembaga/Tim Penilai Harga tanah yang ditunjuk oleh panitia; Menimbang , bahwa NJOP pada tahun berjalan sesuai SK Menteri Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29 Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah Rp.103.000,- terendah adalah 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan Rp.10.000 /M2 dimana menurut panitia besaran harga seperti NJOP adalah tidak layak mengingat lokasi tersebut sangat strategis berada dipinggir jalan utama , Sertifikat Hak Milik dan sebahagian sudah diratakan maka harus dicari harga yang layak dengan cara atau metode seperti diatas ; Menimbang , bahwa sejak Perpres 55 tahun 1993 hingga Perpres No.65 tahun 2006 sebenarnya pemerintah sudah menyadari akan disparitas antara harga pasar/nyata dengan NJOP sehingga memberikan jalan tengah untuk menentukan besarnya ganti rugi atas tanah yang akan dibebaskan dengan mendasarkan nilai nyata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP ; Menimbang , bahwa Surat Keputusan Walikota Samarinda No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda pada konsiderans menimbang huruf b tentang tujuan diterbitkannya sk dimaksud adalah dalam usaha meningkatkan pemasukan keuangan negara melalui Pemberian Hak Atas Tanah dan guna pelaksanaan pembebasan tanah untuk keperluan Pemerintah Daerah secara secara efisien dan efektif dan pada diktum mengingat anggka 10 dan 11 yaitu Keppres No.55 Tahun 1993 dan Peraturan Menteri Negara Agraria/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 1 Tahun 1994 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan umum hal itu berarti nominal harga dalam SK Walikota dipergunakan dalam skema penentuan ganti rugi oleh panitia pengadaan tanah sesuai ketentuan perundang - undangan ; Menimbang , bahwa sesuai SK Walikota Samarinda N0.271/HKKS/2005tanggal 30 Juni2005 tentang Pembentukan Tim Penaksir Harga Tanah untuk Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum di Wilayah Kota Samarinda dimana pada diktum mengingat angka 11 Perpres No.65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum , menentukan tugas-tugas Tim Penaksir Harga Tanah adalah : 1. Memfasilitasi dalam rangka sosialisasi pembebasan tanah dan tanam tumbuh yang akan terkena lokasi pengadaan /pembebasan tanah .

53

2. Memfasilitasi dalam rangka melakukan musyawarah dan negosiasi harga tanah atau santunan ganti rugi dengan pemilik tanah ; 3. Menetapkan nilai ganti rugi pembebasan lahan berdasarkan ketentuan peraturan perundang undangan yang berlaku ; 4. Menyaksikan pelaksanaan penyerahan uang ganti kerugian atau santunan kepada pemilik tanah ; Menimbang , bahwa sebagaimana diuraikan diatas penaksiran harga limit bawah dan atas dilakukan oleh panitia tanpa melibatkan Tim penkasir harga tanah yang sudah dibentuk sebelumnya oleh walikota samarinda dengan alasan struktur dan personil dalam tim penaksir harga tanah sebahagian besar sudah masuk dalam struktur dan personil Panitia pengadaan Tanah ; Menimbang , bahwa yang menjadi pertanyaan berapakah harga nyata/pasar tanah dalam wilyah tanah yang hendak dibebaskan apakah seperti yang telah ditentukan oleh panitia pengadaan tanah sebesar Rp. 125.000,-/M2 ataukah sebesar nominal harga dasar tanah yang terdapat dalam sk walikota samarinda No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 sebesar Rp.80.000,-/M2 atau sebesar Rp.10.000,-/M2 sebagaimana perhitungan Jaksa Penuntut Umum dalam dakwaan dan tuntutannya dengan mendasarkan terhadap NJOP tahun berjalan ; Bahwa prinsif yang terkandung guna diterbitkannya Perpres No 65 Tahun 2006 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum adalah sebagaimana terdapat dalam konsiderans menimbang yaitu untuk lebih meningkatkan prinsip penghormatan terhadap hak-hak atas tanah yang sah dan kepastian hukum dalam pengadaan tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum maka oleh sebab itu hendaknya memberikan ganti rugi secara terukur , wajar dan layak dengan tetap memegang teguh asas semua hak atas tanah berfungsi sosial vide pasal 6 UU No. 5 Tahun 1960 tentang Undang Undang Pokok Agraria ; Menimbang , bahwa sesuai prinsif dasar pembebasan tanah dimaksud , penetapan ganti rugi tanah mendasarkan terhadap NJOP yang berlaku saat itu sebesar Rp.10.000,-/M2 sebagaimana perhitungan Jaksa Penuntut Umum menurut Majelis Hakim adalah tidak layak dan wajar sebagai penghormatan hak-hak atas tanah aquo yang berada dalam wilayah perkotaan Samarinda . Majelis Hakim dapat memahami keberatan terdakwa dalam pledoinya bahwa yang menyatakan bahwa menghitung ganti rugi atas tanah dengan mendasarkan atas NJOP semata adalah perbuatan yang tidak manusiawi apalagi tanah aquo telah memiliki sertifikat hak milik, berada ditepi jalan raya, tidak dalam sengketa , dalam kawasan pengembangan dan telah ditawarkan untuk dijual dengan kaplingan seharga Rp150.000,- s/d Rp.200.000,- /M2 dan preseden itu dapat menghambat kelangsungan pembangunan di Kalimantan Timur ;

54

Menimbang , bahwa untuk wilayah Samarinda telah diterbitkan SK Walikota 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda yaitu sebesar Rp.80.000,-/M2 untuk wilayah dimana tanah aquo yang hendak dibebaskan akan tetapi jangka waktu itu telah 2 tahun berlalu dan belum diadakan penyesuaian terhadap klasifikasi/harga dasar tanah; Menimbang , bahwa saksi ahli yang diajukan oleh Tim penasehat hukum terdakwa bernama Sarwono Singgih , SE Ahli bekerja pada Kantor Penilai Properti pada Kantor Penilai Publik SIH WIRYADI DAN REKAN yang telah bekerja sejak tahun 1995 s/d sekarang dan juga tercatat sebagai anggota MAPPI (Masyarakat Penilai Properti Indonesia) dimana atas permintaan Pemkot Samarinda melalui suratnya tertanggal 11 Mei 2010 No. 620.11/0111/Perk.I/V/2010 kantor tim ahli melakukan penilaian terhadap tanah yang dibebaskan untuk pembangunan Gardu Induk PLN di Kelurahan Pulau Atas Samarinda Ilir mulai tanggal 14 Mei 2010 s/d 8 Juli 2010 yang tujuannya untuk memberikan pendapat mengenai Nilai Pasar Nyata atas properti tersaebut untuk kepentingan Perkiraan Nilai Ganti Rugi Tanah dan dari hasil penilaian tim Ahli yaitu bahwa harga/nilai pasar nyata (nilai ganti rugi) tanah tersebut pada tahun 2007 adalah sebesar Rp. 134.000/m2 ; Menimbang, bahwa setelah mempelajari latar belakang , pengalaman kerja dan keahlian , pekerjaan dan produk yang dihasilkan , instansi / lembaga pengguna jasa yang bersangkutan serta pengakuan lisensi Lembaga pemerintah atas kredibilitas atas kantor Penilai Publik bidang properti dimana ahli dan timnya bekerja Majelis Hakim juga tidak dapat mengesampingkan independensi , metode dan pendekatan dan penilaian yang telah dilakukan oleh tim ahli dan mengambil alih kesimpulan yang dihasilkan tentang harga / nilai pasar nyata terhadap tanah aquo yang telah dibebaskan PT PLN dalam rangka pembangunan Gardu Induk PLN adalah sebesar Rp.134.000/M2 . Namun demikian Majelis Hakim tidak dapat menerima kesimpulan tim Ahli yang mengidentikkan antara nilai pasar nyata dengan nilai ganti rugi sebab kesimpulan seperti itu menyimpang dari ketentuan dari pasal 15 Perpres No.65 tahun 2006 yang menyatakan dasar perhitungan bersarnya ganti rugi adalah NJOP atau nilai nyata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan; Menimbang , bahwa harga yang ditentukan oleh ahli sebesar Rp.134.000/M2 dijadikan pedoman sebagai nilai nyata/sebenarnya atas harga tanah aquo dan untuk dijadikan dasar perhitungan besarnya ganti rugi dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan sebesar Rp.10.000,-/M2 , maka metode atau formulasi yang akan digunakan untuk menentukan besarnya ganti rugi adlah dengan menjumlahkan kedua komponen itu lalu dibagi dua yaitu ( Rp.134.000,- + Rp. 10.000,- ) : 2 = Rp.72.000,-/M2 ;

55

Menimbang , bahwa sesuai fakta dipersidangan harga ganti rugi tanah yang ditetapkan oleh Panitia Pengadaan Tanah termasuk terdakwa sebagai anggota panitia adalah sebesar Rp125.000,-/M2 adalah lebih besar dari ganti rugi tanah setelah memperhitungkan antara harga nyata/sebenarnya dengan memperhatikan NJOP tahun berjalan yaitu sebesar Rp. 72.000,-/M2 ; Menimbang , bahwa dengan perhitungan harga ganti rugi sesuai dengan Perpres ini sekaligus menolak keberatan terdakwa yang menyatakan harga Rp.125.000,-/M2 adalah harga wajar yang tidak merugikan PT PLN sebab pada kenyataannya PLN sudah banyak membebaskan tanah masyarakat dengan minimal harga Rp.140.000/M2 yang letaknya jauh dari jalan raya dan belum bersertifikat dengan kontra argumentasi dimana pembebasan tanah yang dilakukan oleh PLN tersebut tidak melalui mekanisme pembebasan tanah sesuai Perpres Pengadaan Tanah untuk kepentingan umum melainkan musyawarah harga person by person yang disepakati bersama-sama ; Menimbang , bahwa dari pertimbangan diatas dimana panitia pengadaan tanah termasuk terdakwa sebagai Ketua panitia secara dengan sengaja tidak menyerahkan penilaian harga tanah terhadap Tim Penaksir Harga Tanah yang telah dibentuk sebelumnya oleh Walikota Samarinda dimana Panitia melakukan penilaian langsung dengan mepergunakan metode tersendiri untuk membuat limit harga bawah dan atas kemudian bermusyawarah dengan pemilik tanah dengan tidak menggunakan harga nyata/sebenarnya dari harga tanah aquo berdasarkan harga riil dipasaran sebagaimana diperhitungkan seperti diatas lalu membuat berita acara hasil musyawarah dan Penetapan besarnya ganti rugi tanah atas lokasi gardu induk sambutan ; Menimbang , bahwa kewenangan panitia pengadaan tanah sebagaimana terdapat dalam ketentuan pasal 7 tentang tugas Panitia Pengadaan Tanah pada huruf c yaitu menetapkan besarnya ganti rugi atas tanah yang haknya akan dilepaskan atau diserahkan tidak dilakukan oleh terdakwa sebagaimana mestinya dan terdapat penyimpangan dan penyimpangan dimaksud adalah melakukan sesuatu tidak sebagaimana mestinya dalam menjalankan hak dan kekuasaan yang dipunyainya untuk melakuikan sesuatu dan hal seperti adalah termasuk menyalahgunakan kewenangan ; Menimbang , bahwa akibat yang timbul dari penyalahgunaan kewenangan diatas dalam pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk PLN adalah terjadinya pembayaran harga tanah yang tidak wajar atau kemahalan pembayaran kepada pemilik tanah sebesar selisih antara pembayaran riil yang telah dilakukan oleh PT PLN kepada saksi H.Hasbi dengan ganti rugi sebagaimana ketentuan pasal 15 Perpres No.65 tahun 2006 yaitu dengan perincian sebagai berikut :

56

Pembayaran yang dilakukan oleh Panitia Pengadaan tanah : a. 37.199 m2 x Rp.125.000,= Rp.4.649.875.000,b. Pph 5 % x Rp.4.649.875.000,= Rp. 232.493.750,c. Harga setelah dikurangi Pph = Rp.4.417.381.250,Pembayaran menurut Perpres N0.65 Tahun 2006 : a. 37.199 m2 x Rp.72.000,= Rp.2.678.428.000,b. Pph 5 % x Rp.2.678.428.000,= Rp. 133.911.400,c.Harga setelah dikurangi Pph = Rp.2.544.516.600,Kemahalan harga adalah sebesar = Rp.1.872.864.650,-

Menimbang , bahwa dari perhitungan kemahalan harga sebagaimana diperhitungkan diatas maka pemilik tanah yaitu saksi H.Hasbi memperoleh keuntungan yang tidak wajar akibat kemahalan harga sebesar Rp.1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah ) ; Menimbang , bahwa apakah perolehan keuntungan yang tidak wajar ini menjadi tujuan terdakwa dalam melakukan penyalahgunaan kewenangan diatas dapat diukur atau dinilai dari perngertian dari dengan sengaja sebagaimana telah diuraikan diatas yaitu adanya pengetahuan dan kehendak dari terdakwa atas keuntungan yang tidak wajar sebagaimana diperhitungkan diatas ; Menimbang , bahwa sebagaimana dipertimbangkan diatas bahwa terdakwa sebagai Ketua Panitia Pengadaan Tanah tidak melakukan penelitian mendalam atas informasi harga dari lurah diwilayah tanah yang dibebaskan berada yang telah memberikan informasi tentang harga pasaran tanah antara Rp.150.000,- s/d 300.000,-/M2 tanpa didukung oleh dokumen transaksi tanah yang sah dan informasi inilah yang dijadikan oleh panitia termasuk terdakwa sebagai ketua panitia sebagai salah satu dari tiga komponen harga untuk mendapatkan limit harga ganti rugi tanah padahal saksi Drs Awal Hatmadi MM dalam rapat-rapat penentuan harga tidak transparan menyampaikan kepada panitia bahwa informasi harga pasaran yang diberikan tanpa didukung oleh dokumen yang sah atas transaksi tanah dan selain hal itu panitia juga secara dengan sengaja tidak menyerahkan kepada Tim penaksir harga yang telah dibentuk oleh Walikota Samarinda untuk menaksir harga tanah melainkan dilakukan sendiri oleh panitia lalu dimusyawarahkan dengan pemilik tanah ; Menimbang , bahwa argumentasi dari panitia sebagaimana keterangan terdakwa sebagai ketua panitia bahwa penawaran harga Rp105.000,- yang dilakukan oleh panitia kepada pemilik tanah tidak direspons baik oleh H.Hasbi dan yang bersangkutan meminta harga Rp.160.000,- dan menyatakan apabila diharga Rp.105.000,-/M2 lebih baik dibatalkan saja pembebasan tanahnya pada hal ketika itu kebutuhan listrik di kota Samarinda sangat

57

mendesak khususnya dalam rangka pelaksanaan PON di Samarinda , oleh karenanya panitia khawatir tidak berhasil atau mengalami kegagalan/kebuntuan atas transaksi tanah sehingga disepakatilah harga Rp.125.000,-/M2 ; Menimbang , bahwa argumentasi dan kekhwatiran panitia menurut Majelis Hakim tidak beralasan dan berlebihan sebab sesuai fakta dipersidangan ada terdapat 6 (enam) alternatif tanah yang sudah disurvei oleh tim survei PT PLN dengan ranking berurutan sehingga apabila tanah aquo sebagai rangking pertama dari 6 alternatif mengalami kegagalan maka dapat dilanjutkan dengan rangking alternatif berikutnya ; Menimbang, bahwa dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh panitia termasuk terdakwa adalah diketahui dan dikehendaki oleh terdakwa akan memberikan keuntungan yang tidak wajar terhadap orang lain dalam hal ini saksi H.Hasbi pemilik tanah ; Menimbang , bahwa dari pertimbangan tersebut diatas terdakwa sebagai ketua panitia telah melakukan penyalahgunaan kewenangan yang ada padanya dengan maksud untuk menguntungkan orang lain maka unsur kedua dan ketiga yaitu dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan telah terpenuhi ; Ad 4 .Unsur Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara Menimbang, bahwa menurut penjelasan umum Undang Undang No . 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh kekayaan Negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala hal dari kewajiban yang timbul karena : 1. Berada dalam penguasaan , pengurusan dan pertanggungjawaban pejabat lembaga Negara baik ditingkat pusat maupun daerah ; 2. Berada dalam, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Negara / Badan Usaha Milik Daerah , Yayasan , Badan Hukum dan perusahaan yang menyertakan modal Negara atau perusahaan yang menyertakan modal pihak ketiga berdasarkan perjanjian dengan Negara. Sedangkan yang dimaksud dengan perekonomian Negara adalah kehidupan perekonomian yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan ataupun usaha masyarakat secara mandiri yang berdarkan pada kebijakan pemerintah baik ditingkat pusat mapun daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang bertujuan

58

memberikan mamfaat , kemakmuran dan kesejahteraan kepada seluruh kehidupan masyarakat ; Menimbang, bahwa kata dapat dalam unsur ini harus diartikan kerugian keuangan / perekonomian Negara yang dimaksud tidak harus nyatanyata sebab dengan potensial lost saja sudah mencakup diantaranya ; Menimbang, bahwa sesuai pertimbangan pada unsur kedua dan ketiga dari penyalahgunaan kewenangan yang dilakukan oleh terdakwa memberikan keuntungan yang tidak wajar kepada pemilik tanah yaitu saksi H.Hasbi sebesar Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah ) pembayaran mana sesuai fakta dipersidangan pembiayaan pembebasan tanah dalam rangka pembangunan Gardu Induk PLN berasal dari dana Anggaran PLN ( APLN) tahun anggaran 2007 ; Menimbang , bahwa dana APLN adalah merupakan bahagian dari keuangan yang dikelola oleh PLN dimana PT PLN adalah merupakan Badan Usaha Milik Negara sebagai persero saham mayoritasnya dipegang atau dimiliki oleh Negara dan sesuai dengan penjelasan umum Undang Undang No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keuangan Negara adalah seluruh kekayaan Negara dalam bentuk apapun yang dipisahkan atau yang tidak dipisahkan termasuk didalamnya segala bagian kekayaan Negara dan segala hal dari kewajiban yang timbul diantaranya karena berada dalam, pengurusan dan pertanggungjawaban Badan Usaha Milik Negara ; Menimbang , bahwa dengan terjadinya kemahalan harga dalam pembayaran ganti rugi tanah sebesar Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah ) seperti tersebut diatas maka Majelis Hakim berkesimpulan dengan mempedomani pengertian keuangan/ perekonomian Negara bahwa ketidak wajaran ini harus ditafsirkan sebagai harga yang tidak seharusnya dikeluarkan atau dibayarkan artinya pengeluaran ini dipandang sebagai pengeluaran yang tidak perlu dan jelas telah menjadi suatu kerugian bagi keuangan Negara dalam hal ini anggaran PT PLN ( perseor ) sebesar Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah ); Menimbang , bahwa keterangan saksi saksi dari PLN yaitu saksi Mulyono, saksi Sutrisno, saksi Suhartoyo saksi Ariadi Sulistiyanto, saksi Karmiyono dan saksi Djoko Edi Taufik Hidayat yang menyatakan dalam pembayaran ganti rugi harga tanah dalam pembebasan tanah untuk kepentingan pembangunan Gardu Induk Sambutan PT PLN tidak dirugikan sesuai audit pengawas internal PT PLN atas anggaran PT PLN Pikitring wilayah Kalseltengtim, menurut Majelis Hakim keterangan demikian sifatnya

59

sangat subyektif sebab tidak didasari atas analisa dari segi persfektif kerugian Negara dalam pemberantasan tindak pidana korupsi ; Menimbang, bahwa keberatan penasehat hukum terdakwa yang menyatakan penyidik bukan auditor dan juga bukan ahli penghitungan kerugian Negara dan wajib diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan sebagai auditor eksternal sesuai pasal 71 UU RI No.19 Tahun 2003 tentang BUMN atas laporan keuangan PT PLN menurut Majelis tidak dapat menerima keberatan tersebut sebab pemeriksaan seperti itu dapat dilakukan dalam rangka pemeriksaan secara reguler atas keuangan BUMN oleh BPK dan audit investigatif atas laporan PT PLN padahal dalam perkara aquo penyidikan dilakukan oleh penyidik bukan didasarkan atas laporan instansi terkait yaitu PT PLN maka perhitungan kerugian yang diilakukan oleh penyidik atas kerugian negara secara formal sudah sesuai dengan ketentuan Undang Undang tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ; Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan tersebut maka unsur Yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara telah terpenuhi ; Ad. 5 unsur Sebagai pelaku, turut serta melakukan atau menyuruh melakukan perbuatan Menimbang , bahwa dengan bertitik tolak dari ketentuan pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP maka yang diklasifikasikan sebagai pelaku (daden) adalah mereka yang melakukan sendiri suatu tindak pidana (plegen) , mereka yang menyuruh orang lain melakukan suatu tindak pidana (doenplegen), mereka yang turut serta (bersama-sama) melakukan tindak pidana (medeplegen) dan mereka yang dengan sengaja menganjurkan (menggerakkan) orang lain yang melaukan tindak pidana (uitloking) . Dalam perkara ini akan dipertimbangkan apakah tindak pidana itu dilakukan dua orang atau lebih secara bersama-sama baik sebagai pelaku, menyuruh melakukan , turut serta atau menganjurkan ; Menimbang, bahwa sesuai fakta dipersidangan dimana berdasarkan surat PLN Nomor :024/613/PRING/KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal Pembebasan Tanah Gardu Induk Sambutan yang ditandatangani oleh Ir . Bambang Subiyanto selaku Manajer PRORING KALSELTENGTIM , Walikota Samarinda meneruskan surat tersebut untuk dilaksanakan kepada Panitia Pengadaan Tanah yang telah dibentuk berdasarkan SK Walikota Samarinda No. 590-05/170/HK-KS/2007 tgl. 28 Maret 2007 tentang Pembentukan Panitia Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda, susunan personalia sebagai berikut: Penanggung jawab : Walikota Samarinda Wakil penanggungjawab : 1. Wakil Walikota Samarinda 2. Sekretaris Daerah Kota Samarinda

60

Ketua

Sekretaris Anggota 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.

: Asisten Pemerintahan dan Hukum Setkot Samarinda (Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si) : Kepala Bagian Perkotaan Setkot Samarinda (Drs. H. SUPRIYADI SEMTA, M.Si) : Kepala Dinas Pemukiman dan Pengembangan Kota Samarinda (YOSEP BARUS MENG) Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kota Samarinda (Ir. SYAIFULLAH. J, M.Si) Kepala Kantor Pertanahan Kota Samarinda (Ir. I MADE MANDIA) Kepala Kantor Pelayanan Pajak Bumi dan Bangunan Kota Samarinda (EDY WAHYUDI, S.Hut) Kepala Bagian Perlengkapan Setkot Samarinda (H. ABDULLAH, SE, MM) Camat terkait (Drs. H. DIDI PURWITO, M.Si) Lurah terkait (Drs. AWAL HATMADI, MM) Instansi teknis terkait

Bahwa atas disposisi Walikota kepada Panitia Pengadaan Tanah , Ketua Panitia yaitu terdakwa Drs Hamka Halek Msi mengundang Panitia dan PLN untuk mengadakan rapat pada tanggal 14 Mei 2007 dan pada rapat tersebut Panitia membuat limit harga dengan menjumlahkan tiga komponen yaitu pertama NJOP PBB yang berlaku tahun itu sesuai SK Menteri Keuangan No.KEP-219/WPJ.14/BD-05/2006, tanggal 29 Desember 2006 untuk Kelurahan Pulau Atas, NJOP tertinggi adalah Rp.103.000,- terendah adalah Rp. 5.000,-.dan untuk lokasi tanah yang akan dibebaskan Rp.10.000 /M2 , kedua harga dasar tanah sesuai SK Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda sebesar Rp 80.000,/M2 dan ketiga komponen harga pasar sesuai Surat Lurah Pulau Atas tanggal 10 Mei 2007 nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Induk Sambutan yaitu sebesar Rp. 150.000 s.d Rp.300.000/ m lalu tiga komponen dibagi tiga sehingga diperoleh limit harga bawah Rp.105.000/M2 dan limit atas Rp.130.000,-/M2 , kemudian panitia mengadakan rapat tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri Panitia , pihak PLN dan saksi H.Hasbi selaku pemilik tanah dengan agenda musyawarah harga dimana pertama panitia menawarkan harga limit bawah sesbesar Rp.105.000/M2 akan tetapi pemilik tanah meminta harga Rp.160.000,-/M2 lalu kemudian disepakati harga Rp.125.000,-/M2 dan membuat Berita Acara Musyawarah Harga tanah seharga Rp.125.000.-/M2 ; Menimbang , bahwa rangkaian perbuatan seperti diatas dan telah dipertimbangkan mengandung perbuatan penyalahgunaan kewenangan yang menguntungkan orang lain dan dapat merugikan keuangan negara dilakukan

61

secara kolektif dari Panitia Pengadaan Tanah dengan perbuatan secara bersama-sama ; Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan diatas selain terdakwa sebagai orang yang melakukan ( plegen ) juga adanya orang lain sebagai orang yang turut serta melakukan {medeplegen ) , maka dengan demikian unsur ke 5 inipun telah terpenuhi ; Menimbang, bahwa tim Penasehat Hukum dalam pledoi menyatakan tidak sependapat dengan dakwaan dan tuntutan hukum Jaksa Penuntut Umum dimana berdasarkan analisa juridis Penasehat Hukum terdakwa harus dinyatakan tidak terbukti melakukan tindak pidana sebagaimana dakwaan subsidair dan harus membebaskan terdakwa dari dakwaan tersebut dengan alasan unsur unsur dari tindak pidana yang didakwakan tidak terpenuhi karena terdakwa selaku Panitia Pengadaan Tanah dalam melakukan pembebasan tanah untuk pembangunan gardu induk PLN dan selanjutnya dimiliki oleh PLN tidak tunduk pada Perpres No 65 Tahun 2006 dan oleh karenanya tidak terdapat adanya perbuatan melawan hukum atau penyalahgunaan kewenangan dan terdakwa tidak memperoleh keuntungan dalam pembebasan tanah itu demikian pula Negara tidak dirugikan dan PT PLN persero tidak mengalami kerugian ; Menimbang, bahwa uraian pertimbangan yang telah diuraikan secara panjang lebar diatas dengan sendirinya telah mematahkan argumentasi hukum yang diajukan penasehat hukum terdakwa karena telah mempertimbangkan dengan seksama tentang penyalahgunan kewenangan dan subyeknya, maka dengan demikian argumentasi hukum yang diajukan Penasehat Hukum terdakwa harus dinyatakan tidak beralasan hukum dan harus dikesampingkan ; Menimbang, bahwa karena semua unsurunsur dari tindak pidana yang didakwakan dalam dakwaan subsidair telah terpenuhi dan nota pembelaan penasehat hukum terdakwa telah dikesampingkan serta pada diri dan perbuatan terdakwa tidak ditemukan adanya alasan-alasan secara yuridis sebagai pembenar atau pemaaf yang dapat mengecualikan terdakwa dari pertanggungjawaban pidana maka terdakwa haruslah dianggap mampu bertanggung jawab atas perbuatannya dan Majelis Hakim berkesimpulan bahwa terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M,Si yang identitasnya seperti dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum telah terbukti secara sah danmeyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Korupsi dilakukan secara bersamasama melanggar pasal 3 Jo Pasal 18 Undang-Undang RI Nomor 31 tahun 1999 sebagaimana diubah dan ditambah dengan Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP dalam dakwaan subsidair ; Menimbang, bahwa karena terdakwa dinyatakan terbukti bersalah maka terdakwa haruslah dijatuhi hukuman yang setimpal dengan kesalahannya itu ;

62

Menimbang , bahwa sebagai dasar untuk menentukan berat ringannya hukuman yang akan dijatuhkan, Majelis Hakim menyetir teori ilmu hukum pidana yang mengenal teori absolut dan teori relatif. Teori absolut berpendapat untuk mencapai rasa kepuasan yang akan memulihkan rasa ketenteraman dan ketertiban dalam masyarakat maka hukuman seberatberatnya menjadi pilihan sebab pidana dijatuhkan semata-mata karena seseorang telah melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana maka pidana merupakan akibat mutlak yang harus ada sebagai pembalasan. Jadi pidana semata-mata adalah untuk memuaskan tuntutan keadilan bukan merupakan suatu tujuan yang mencerminkan keadilan. Teori relatif berpendapat hukuman dimaksudkan disamping untuk memperbaiki keseimbangan dalam masyarakat juga untuk memperbaiki si pelaku sendiri agar insyaf akan perbuatannya yang keliru dan menyimpang sehingga dikemudian hari dapat merubah kelakuan tersebut menjadi lebih baik ; Menimbang, bahwa didalam pemberantasan tindak pidana korupsi yang akhir-akhir ini sudah semakin meluas dan dengan cara-cara yang luar biasa tidak hanya merugikan keuangan / perekonomian negara tetapi juga telah merupakan pelanggaran terhadap hak-hak sosial dan ekonomi masyarakat secara luas maka dengan berdasar terhadap negara Indonesia yang berdasarkan falsafah Pancasila maka kedua teori diatas harus digabungkan adanya keseimbangan antara rasa keadilan masyarakat, efek jera dan memberi keinsyafan bagi terdakwa untuk menyadari kekeliruan yang dilakukan dan kesempatan untuk memperbaiki kelakuannya sehingga hukuman yang akan dijatuhkan seperti dalam amar putusan dianggap telah adil ; Menimbang, bahwa meskipun dalam tuntutan Jaksa Penuntut Umum terdakwa tidak dituntut untuk membayar uang pengganti akan tetapi dalam dakwaan dikaitkan dengan pasal 18 UU NO.31 Tahun 1999 yang salah satunya sebagai pidana tambahan adalah pembayaran uang pengganti yang jumlahnya sebanyak-banyaknya sama dengan harta benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi maka dakwaan ini menjadi wajib untuk dipertimbangkan ; Menimbang, bahwa tentang pidana tambahan untuk membayar uang pengganti ini Majelis Hakim berpendapat bahwa pembayaran uang pengganti sebagai pidana tambahan adalah sebesar uang yang nyata-nyata yang diperoleh terdakwa sebagai bahagian atau keseluruhan jumlah kerugian keuangan negara yang ditimbulkan tindak pidana itu ; Menimbang, bahwa dari kerugian Negara yang terjadi sebesar Rp. 1.872.864.650,- ( satu milyar delapan ratus tujuh puluh dua juta delapan ratus enam puluh empat ribu enam ratus lima puluh ribu rupiah ) Jaksa Penuntut Umum tidak dapat membuktikan seberapa banyak yang nyata-nyata diperoleh oleh terdakwa sehingga tidak terdapat fakta hukum terdakwa memperoleh bahagian dari kerugian Negara tersebut sebab sesuai fakta dipersidangan terdakwa dalam pengadaan tanah untuk pembangunan Gardu Induk PLN

63

Sambutan hanya memperoleh honor sebesar lebih kurang (Dua Juta Rupiah) ;

Rp.2.000.000,-

Menimbang, bahwa dari fakta itu maka Majelis Hakim berpendapat tidak beralasan menurut hukum terdakwa dihukum untuk membayar uang pengganti kerugian Negara sebagaimana dimaksud dalam pasal 18 UU No.31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi ; Menimbang, bahwa sejak tingkat penyidikan hingga pemeriksaan di persidangan terhadap terdakwa dilakukan penahanan secara sah menurut hukum maka sesuai ketentuan pasal 22 ayat (4) Undang Undang No.8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang Undang Hukum Acara Pidana maka lamnya terdakwa ditahan seluruhnya dikurangkan dari pidana yang dijatuhkan ; Menimbang , bahwa Majelis Hakim tidak menemukan adanya alasan yang sah untuk mengeluarkan terdakwa dari tahanan atau melakukan penangguhan penahanan terhadap terdakwa maka diperintahkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan ; Menimbang, bahwa tentang barang bukti berupa surat-surat atau dokumen akan tetap dilampirkan dalam berkas perkara dan untuk sementara dapat dipergunakan sebagai alat bukti dalam perkara lainnya ; Menimbang, bahwa sebelum sampai terhadap amar putusan akan terlebih dahulu dipertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan hukuman yang akan dijatuhkan sebagai berikut : Hal-hal yang memberatkan : 1. Perbuatan terdakwa mengakibatkan kerugian bagi Negara ; 2. Perbuatan terdakwa tidak mendukung langkah-langkah yang dilakukan oleh Pemerintah dalam usaha pemberantasan korupsi ; 3. Bahwa tindak pidana korupsi tergolong kejahatan luar biasa yang dapat merusak sendi-sendi perekonomian masyarakat secara luas ; Hal-hal yang meringankan : 1. Terdakwa berlaku sopan selama persidangan ; 2. Terdakwa memiliki tanggungan keluarga ; 3. Terdakwa belum pernah dipidana ; 4. Gardu Induk PLN Sambutan telah berfungsi dengan baik dan telah dipergunakan dalam rangka pendistrbusian listrik terhadap masyarakat kota Samarinda ; Memperhatikan pasal 3 Undang-Undang No. 31 thn 1999, UndangUndang No. 20 thn 2001 serta pasal-pasal dari Undang-Undang dan peraturan yang bersangkutan ;

64

MENGADILI 1. Menyatakan terdakwa Drs. H. HAMKA HALEK, M.Si tersebut diatas telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana KORUPSI YANG DILAKUKAN SECARA BERSAMA-SAMA ; 2. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama : 1 (Satu) tahun 6 (Enam) bulan ; 3. Menghukum pula Terdakwa membayar denda sebesar Rp. 50.000.000,(Lima puluh juta rupiah), dengan ketetentuan apabila denda tersebut tidak dibayar diganti dengan pidana kurungan selama 3 (Tiga) bulan ; 4. Menetapkan lamanya terdakwa ditahan seluruhnya dikurangkan dari pidana yang dijatuhkan ; 5. Memerintahkan terdakwa tetap ditahan ; 6. Menyatakan barang bukti berupa : Surat-surat / dokumen antara lain : Anggaran PLN tahun 2007 yang diperuntukan untuk pembebasan tanah Gardu Induk Sambutan. Hasil survey lokasi di Sambutan oleh PLN Pikitring Kalimantan. Sertifikat Hak Milik No. 264 dengan luas 37.199 m. Surat Nomor 024/612/PRING KSTT/2007 tanggal 01 Mei 2007 perihal Pembebasan Tanah GI Sambutan yang pada pokoknya meminta bantuan oleh Panitia Daerah Kota Samarinda. Ijin Lokasi Walikota Samarinda Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007. Gambar dan Inventarisasi Tanah oleh Kantor Pertanahan Kota Samarinda. Surat Walikota Nomor 596/HK-KS/2007 tanggal 23 Januari 2007 tentang Pemberian Ijin Lokasi Atas Tanah seluas 39.476 m terletak di Keluarahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda.

65

SK

Walikota

Nomor Panitia

590-05/170/HK-KS/2007 Tanah bagi

tentang

Pembentukan

Pengadaan

Pelaksanaan

Pembangunan untuk Kepentingan Umum di wilayah Kota Samarinda. Surat PLN Nomor: 020/612/PRINGKSTT/2007 tanggal 23 April 2007 perihak informasi harga pasaran tanah di sekitar lokasi gardu induk Sambutan. Surat Lurah Pulau Atas kepada Camat Samarinda Ilir dengan nomor: 39/671.31/Pem/PA-V/2007 tanggal 10 Mei 2007 perihal Harga Pasaran Tanah di sekitar Lokasi Gardu Indik Sambutan. Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan Tanah tahun 2007 atas nama wajib Pajak H.A. HASBI yang beralamat di Jl. HASAN BASRI 51 RT 000 RW 00 Temindung Permai Samarinda nilai NJOP. Surat Keputusan Walikota No. 590.83/021/HUK.KS/2005 tanggal 17 Januari 2005 tentang Klasifikasi dan harga dasar tanah serta tarif ganti rugi tanam tumbuh dalam wilayah kota Samarinda. Hasil musyawarah penetapan hasil ganti rugi atas tanah milik H.A HASBI tanggal 15 Mei 2007 yang dihadiri panitia pembebasan tanah, pemilik tanah, dan pihak PT. PLN PIKITRING Kalimantan. Penetapan Panitia Pengadaan Tanah Kota Samarinda Nomor: 590/02/PENG.T-SMR/V/2007 tanggal 16 Mei 2007 tentang Penetapan Besarnya Ganti Kerugian/ Santunan Tanah atas Lokasi yang Terkena Pembangunan Gardu Induk Sambutan di Kelurahan Pulau Atas Kecamatan Samarinda Ilir Kota Samarinda. Revisi anggaran dari 2, 74 milyar menjadi 4, 8 milyar dengan luas menjadi 3, 7 Ha, ke PLN Pusat. Berita Acara Pembayaran Nomor 590/02/PENG.T-SMR/VII/2007 sebesar RP. 4.649.875.000. BA penyerahan tanah kepada Pemkot Samarinda pada tanggal 12 Juli 2007.

66

Ketentuan tentang Pengadaan tanah bagi kepentingan umum, Perpres 55/ 1993, perpres 36/ 2005 dan perpres 65/2006, Peraturan Menteri Agraria/ Kepala Badan Nomor 1/ 1994 dan No. 3/2007. Seluruhnya dikembalikan kepada Jaksa Penuntut Umum untuk

dijadikan barang bukti dalam perkara lain ; 7. Membebankan biaya perkara terhadap terdakwa sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) ; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Samarinda pada hari SELASA tanggal

23 NOPEMBER 2010 oleh sebagai Hakim Ketua,

PARULIAN LUMBANTORUAN , SH HARTOMO, SH dan I DEWA MADE

ALIT DARMA, SH masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan mana dibacakan dalam persidangan terbuka untuk umum pada hari SENIN tanggal 29 NOPEMBER 2010 oleh Majelis Hakim tersebut dengan dihadiri oleh MULYANTO, SH, MH Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri tersebut, ABDULLAH NOER DENY, SH Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Samarinda, terdakwa dan didampingi oleh Tim Penasehat Hukum terdakwa. Majelis Hakim tersebut :

Hakim-Hakim Anggota

Ketua

Hartomo, SH

Parulian Lumbantoruan, SH

I Dewa Made Alit Darma, SH.

Panitera Pengganti

Mulyanto, SH, MH

67

68

Anda mungkin juga menyukai