Pemetaan
Sosial,
Ekonomi
dan
Lingkungan
Dalam
Penyelenggaraan Infrastruktur Bicara soal penyelenggaraan infrastruktur memang menjadi topik yang penting dan menarik. Infrastruktur memegang peranan penting dalam proses percepatan pembangunan nasional serta pengerak roda perekonomian. Mengingat gerak laju pertumbuhan ekonomi suatu negara tidak terlepas dari ketersediaan infrastruktur. Keberadaan infrastruktur secara umum dapat memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas dan pertumbuhan ekonomi. Pun demikian, berbagai permasalahan mungkin saja terjadi pada setiap tahap penyelenggaraan infrastruktur. Baik dalam tahap prakonstruksi, konstruksi dan pascakonstruksi. Mulai dari masalah pembebasan tanah, penyediaan air bersih hingga pengolahan sampah. Mengambil cerita dari Waduk Jatigede, permasalahan yang menghambat pemindahan penduduk terjadi karena
adanya masalah sosial kultural yang menghambat pembebasan lahan. Pada kasus Waduk Jatigede digambarkan bahwa tanah kelahiran (lemah cai) mempunyai arti tersendiri di dalam hidupnya. Munculnya permasalahan sosial,
ekonomi, dan lingkungan memberikan pelajaran berharga betapa pentingnya pemahaman secara komprehensif dalam penyelenggaraan infrastruktur. Sebagai penyebab utama munculnya permasalahan tersebut adalah kurangnya pertimbangan aspek sosial, ekonomi, maupun lingkungan secara proporsional dalam penyelenggaraan infrastruktur. Belajar dari pengalaman tersebut, sebuah pemikiran mengenai upaya
penyelenggaraan infrastruktur Pekerjaan Umum yang berkualitas dari segi fisik, serta layak secara ekonomi, diterima secara sosial, dan ramah secara lingkungan penting adanya. Melalui workshop Pedoman Pemetaan Sosial Ekonomi dan Lingkungan, Pusat Litbang Sosial, Ekonomi dan Lingkungan (Puslitbang Sosekling) menjaring masukan dan saran sebagai upaya penyempurnaan pedoman pemetaan sosial, ekonomi dan lingkungan. Pedoman ini memberikan tata cara, metode dan proses untuk menemukenali (identifikasi) dan menggambarkan kondisi masyarakat dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Workshop yang berlangsung di Bali, 19-20 Oktober 2011 ini menitikberatkan pada perumusan indikator sosial,ekonomi dan lingkungan dalam melakukan pemetaan. Hadir sebagai pembicara Dr. Dody Prayogo, MPSt dari Jurusan Sosiologi Universitas Indonesia (UI) dan Prof. Dr. Akhmad Fauzi, MSc. dari Departemen Ekonomi