Anda di halaman 1dari 20

OLEH: WAYAN EVIE FRIDA YUSTIN (0702005004) PEMBIMBING: dr.

NYOMAN RATEP, SpKJ (K)

LATAR BELAKANG
RASIO BUNUH DIRI PADA ORANG DEWASA YANG

LEBIH TUA LEBIH TINGGI DARI POPULASI UMUM


IDE BUNUH DIRI DAN DEPRESI ADALAH DUA

FAKTOR RISIKO UTAMA UNTUK MENGAKHIRI HIDUP DENGAN BUNUH DIRI DAN MERUPAKAN TARGET UNTUK PENCEGAHAN
PERAWATAN PRIMER MERUPAKAN PENGATURAN

STRATEGIS UNTUK MENGOBATI DEPRESI PADA GERIATRI DAN UNTUK MENCEGAH BUNUH DIRI

TUJUAN
The Prevention of Suicide in Primary Care

Elderly: Collaborative Trial (PROSPECT) mengevaluasi dampak dari manajemen perawatan intervensi dengan ide bunuh diri dan depresi pada pasien lanjut usia yang mendapatkan perawatan primer

HIPOTESIS
PASIEN

DENGAN DEPRESI YANG DIRAWAT DENGAN PENCEGAHAN PROSPECT MEMILIKI PENURUNAN IDE BUNUH DIRI YANG LEBIH BESAR DAN MEMILIKI HASIL AKHIR YANG LEBIH BAIK, YAITU PENURUNAN LEBIH BESAR DALAM GEJALA DEPRESI DAN TINGKAT RESPON YANG LEBIH TINGGI TERHADAP PENGOBATAN DAN REMISI DIBANDINGKAN PASIEN YANG DIRAWAT DENGAN PERAWATAN BIASA SELAMA LEBIH DARI 2 TAHUN.

METODE
Peserta studi adalah pasien umur 65 tahun

ke atas dengan depresi mayor atau minor yang diidentifikasi secara acak
Penelitian

dilakukan di 20 praktek perawatan primer di perkotaan, pinggiran kota, dan daerah pedesaan.

PERAWATAN INTERVENSI
Terdiri dari dokter dan manajer perawatan yaitu

pekerja sosial, perawat, dan psikolog yang dilatih dalam prosedur PROSPECT. Mereka membantu dokter mengenali depresi, berbasis algoritma rekomendasi yang ditawarkan, dipantau gejala depresi dan efek samping pengobatan, dan memberikan tindak lanjut selama 24 bulan. Algoritma yang ditawarkan yaitu penggunaan citalopram dengan target dosis harian 30 mg dan psikoterapi interpersonal.

PERAWATAN BIASA
Dokter pada praktek biasa tidak memiliki

asisten tetapi menerima rekaman video dan materi depresi pada geriatri dan perawatannya. Dokter juga diinformasikan dengan menggunakan surat dari pasien untuk diagnosis depresi dan kalau ada tentang ide bunuh diri.

PENILAIAN SISTEMATIS
DIAGNOSIS : WAWANCARA KLINIS KEPARAHAN DEPRESI : HAM-D PERBURUKAN KOGNITIF : MMSE IDE BUNUH DIRI : SKALA SUICIDAL IDEATION TIGA VARIABLE DIKOTOM : o IDE BUNUH DIRI PASIF o IDE BUNUH DIRI AKTIF o FAKTOR PERSIAPAN

HASIL

KARAKTERISTIK PESERTA
Secara

keseluruhan, 71,6% dari peserta adalah perempuan, 30,1% adalah usia 75 atau lebih, 32,4% kelompok minoritas, 3,8% dengan status kemiskinan, 36,9% menikah, dan 56,5% tinggal sendirian.

Rata-rata skor HAM-D mereka 18,1, dan skor MMSE

adalah 27,4.
Tidak

ada perbedaan yang signifikan dalam karakteristik demografi atau klinis antara intervensi dan kelompok pasien perawatan biasa kecuali pada ide bunuh diri.

PENGOBATAN
Lebih banyak pasien dalam kelompok intervensi (84,9% -89%) daripada kelompok dalam perawatan biasa (49% -62%) yang menerima pengobatan untuk depresi pada bulan ke 4, 8, 12, 18, dan 24 (Gambar 2), termasuk antidepresan dan psikoterapi.

IDE BUNUH DIRI


Pada awal, pasien dalam kelompok intervensi yang

lebih mungkin dibandingkan mereka dalam kelompok perawatan biasa untuk melaporkan keinginan bunuh diri. Dengan 24 bulan, penurunan dari keinginan bunuh diri adalah 2,2 kali lebih besar dalam kelompok intervensi dibandingkan kelompok perawatan biasa . 90 % persen pasien dengan skor positif pada skala ide bunuh diri disahkan hanya pada item bunuh diri faktor skala "keinginan aktif".

IDE BUNUH DIRI


Pasien dengan depresi mayor pada kelompok intervensi memiliki tingkat yang lebih rendah dari "keinginan bunuh diri aktif" daripada yang ada di kelompok perawatan biasa di bulan ke 4, 8, dan 24.
Perbedaan pada pasien dengan depresi ringan tidak signifikan.

KEPARAHAN DEPRESI
Penurunan skor HAM-D dari awal lebih besar pada

kelompok intervensi dari pada kelompok yang perawatan biasa pada semua titik penilaian, dan tes omnibus keseluruhan menunjukkan signifikansi
Tidak

ada perbedaan yang signifikan dalam penurunan skor HAM-D antara pasien dalam intervensi dan kelompok perawatan biasa dengan depresi ringan.

RESPON PERAWATAN
Respon didefinisikan sebagai penurunan

dasar skor HAM-D 50% atau lebih. Pasien pada kelompok intervensi memiliki respon lebih tinggi daripada pasien kelompok perawatan biasa baik pada bulan ke 4,8,12 dan 24.

REMISI
Remisi didefinisikan sebagai nilai HAM-D

dibawah 7. Diantara semua pasien depresi, pada kelompok intervensi memiliki remisi yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok perawatan biasa pada bulan ke 4 dan 8.

DISKUSI
Penemuan

yang paling utama dari penelitian ini adalah pasien depresi yang secara acak menggunakan pencegahan PROSPECT memiliki kepatuhan yang tinggi dalam menerima perawatan untuk depresi, penolakan yang besar pada ide bunuh diri, tingkat gejala yang lebih rendah dan respon yang lebih tinggi 24 bulan daripada pasien yang dirawat pada perawatan biasa.

DISKUSI
Selama periode 24 bulan penelitian, 49,7%

pasien depresi pada kelompok intervensi mencapai remisi (HAM-D skor < 7). Remisi didefinisikan sebagai status hampir tanpa gejala, merupakan hasil optimal karena berhubungan dengan tingkat relaps yang rendah dan fungsi yang membaik.

KESIMPULAN
Perawatan

kolaboratif berkelanjutan mempertahankan manfaat yang tinggi dari pengobatan depresi, mengurangi keinginan bunuh diri, dan meningkatkan hasil pengobatan pada depresi berat lebih dari 2 tahun.
(Am J Psychiatry 2009; 166:882890)

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai