Anda di halaman 1dari 22

BAB I PENDAHULUAN

Otot-otot mata dipersarafi oleh tiga saraf otak, yaitu nervus okulomotorius, nervus trokhlearis, dan nervus abdusen.Oleh karena itu maka ketiga saraf otak tersebut dinamakan nervi okulares yang di dalam pemeriksaan fisik diperiksa secara bersamaan. Nervus okulomotorius memiliki komponen, yaitu eferen somatik yang berasal dari nukleus nervus okulomotorius, eferen viseral yang berasal dari uklei Edinger-Westphal dan aferen somatik yang berasal dari propioseptor di otot-otot extraokular; sehingga fungsi keseluruhan dari nervus ini adalah mempersarafi m.rectus superior,m.rektus inferior,m.rectus medialis,m.obliqus inferior, m.levator palpebrae, m.sfingter pupilare dan m.siliaris serta propriosepsi. Komponen nervus trokhlearis adalah eferen somatik yang berasal dari nukleus nervus trokhlearis, aferen somatik yang berasal dari proprioseptor, di mana nervus ini mempersarafi m. Obliqus superior serta berfungsi sebagai propriosepsi. Sedangkan, nervus abdusen terdiri atas eferen somatik yang berasal dari nukleus nervus abdusen yang mempersarafi m. Rektus lateralis. Pergerakan mata bersifat konjugat, yaitu keduanya biasanya menuju ke arah yang sama pada kedua mata pada saat yang bersamaan. Gerakan konjugat bergantung pada ketepatan koordinasi persarafan kedua mata, dan pada nuklei otot yang mempersarafi gerakan mata pada kedua sisi.. Gerakan mata secara konjugat tersebut dikelola oleh area 8 Brodmann di lobus frontalis, yang impulsnya di batang otak dikordinasikan melalui fasikulus longitudinalis medialis, serebelum dan alat keseimbangan.Hubungan saraf sentral yang kompleks memungkinkan terjadinya gerakan tersebut. Selain itu, saraf

yang mempersarafi otot-otot mata juga berperan pada beberapa refleks, antara lain: konvergensi, akomodasi, refleks cahaya pupil dan refleks ancam visual. Karena banyaknya gejala yang bisa ditimbulkan oleh kelainan pada nervus-nervus tersebut, maka pada referat ini akan dibahas ketiga saraf yang berperan dalam mengurus gerakan kedua bola mata,baik dalam pembentukannya pada saat embriologi, neuroanatomi,serta topografinya, yaitu nervus okulomotorius, nervus trokhlearis dan nervus abdusen.

BAB II PEMBAHASAN

II.1 Embriologi Pada permulaan minggu ke-3, sistem saraf pusat tampak sebagai lempeng penebalan ektoderm yang berbentuk seperti sandal, lempeng saraf. Lempeng ini terletak didaerah dorsal tengah dan didepan lubang primitif. Pinggir lateral lempeng ini segera meninggi membentuk lipatan-lipatan saraf. Pada perkembangan selanjutnya, lipatan saraf makin meninggi, saling mendekat digaris tengah,dan akhirnya bersatu, dengan demikian terbentuklah tabung saraf. Penyatuan ini dimulai pada daerah leher dan berlanjut ke arah sefalik dan kaudal. Tetapi pada ujung kranial dan kaudal mudigah, penyatuan tersebut agak tertunda, dan neuroporus anterior dan posterior untuk sementara membentuk hubungan langsung antara rongga tabung saraf dan rongga amnion. Penutupan neuroporus anterior terjadi pada tingkat 18-20 somit (hari ke-25) dan neuroporus posterior kira-kira 2 hari kemudian. Ujung sefalik tabung saraf memperlihatkan 3 buah pelebaran, yakni gelembung gelembung otak primer: a. Prosenfalon atau otak depan, b. mensefalon atau otak tengah c. rhombencefalon atau otak belakang.

Bersamaan dengan itu, tabung saraf membentuk dua fleksura, yaitu : fleksura servikalis pada perbatasan otak belakang dengan medulla spinalis dan fleksura sefalika yang terletak di daerah otak tengah. Ketika mudigah berumur 5 minggu, proensefalon terdiri atas dua bagian: telensefalon yang dibentuk oleh bagian tengah dan dua tonjolan lateral, hemisferi serebri primitif dan diensefalon yang ditandai oleh pembentukan gelembung gelembung mata. Mesenfalon dipisahkan dari rhombensefalon oleh sebuah alur yang dalam, isthmus rhombencephali. Rhombensefalon juga terdiri dari dua bagian: metensefalon yang kelak menjadi pons dan serebelum dan yang kedua adalah myelensefalon. Batas antara kedua bagian ini ditandai oleh sebuah lekukan yang disebut fleksura pontin. Saraf-saraf kranial terbentuk pada minggu ke-4 perkembangan. Semua saraf kecuali nervus olfactorius (I) dan opticus (II) muncul dari batang otak, dan hanya nervus oculomotorius (III) yang muncul diluar daerah otak belakang. Diotak belakang, proliferasi pusat pusat di neuroepitelium membentuk delapan segmen terpisah yang dikenal sebagai rhombomere. Pasangan-pasangan rhombomare membentuk nuklei motorik saraf kranial IV, V,VI,VII,IX,X,XI dan XII. Pembentukan pola segmental ini tampaknya diarahkan oleh mesoderm yang terkumpul didalam somitomer dibawah neuroepitelium yang ada diatasnya. Saraf saraf motorik untuk nuklei kranial terletak didalam batang otak. Sedangkan ganglia sensoriknya terletak diluar otak. Dengan demikian, organisasi saraf saraf kranial homolog dengan saraf saraf spinal, meskipun tidak semua saraf kranial mengandung serat saraf motorik dan sensorik sekaligus.

Gambar: gambar ini memperlihatkan pola pola segmentasi di otak mesoderm yang terlihat pada hari ke 25 perkembangan. otak belakang (titik titik kasar)dibagi menjadi 8 rhombomere, dan pasangan pasangan bangunan ini membentuksaraf saraf motorik.

Asal mula ganglia sensorik saraf bawah adalah dari plakoda ektoderm dan sel sel crista neuralis. Plakoda ektoderm mencakup plakoda hidung, telinga dan empat plakoda epibrankial yang diwakili oleh penebalan penebalan disebelah dorsal lengkung faring (brankial) plakoda epibrankial ikut membentuk ganglia untuk saraf saraf dari lengkung faring (V, VII, IX, dan X). Ganglia parasimpatik (eferen viseral) berasal dari sel-sel crista neuralis dan serabut serabutnya dibawa oleh saraf kranial III, VII, IX, dan X.

II.2Neuroanatomi Tiga saraf kranial yang mempersarafi otot-otot mata, yaitu nervus okulomotorius (N III), nervus trokhlearis (N IV) dan nervus Abdusen (NVI). Ketiga saraf otak ini relatif panjang dari batangotak menuju orbita. Nuklei nervus okulomotorius dan nervus trokhlearis terletak di tegmentum mesenfali, sedangkan nukleus nervus abdusen terletak dibagian tegmentum pontis di bagian bawah dasar ventrikel keempat.

Nama N. Okulomotorius

Komponen a. Eferen Somatik

Asal Nukleus n. Okulomotorius (mesensefalon)

Fungsi Mempersarafi m.rectus superior,m.rektus inferior,m.rectus medialis,m.obliqus inferior, m.levator

b. Eferen viseral (parasimpatis) c. Aferen somatik

Nuklei Edinger Westphal

palpebrae M.sfingter pupilare m.siliaris

N. Trokhlearis

a. Eferen somatik

Propioseptor di otototot extraokular Nukleus n.trokhlearis

Propriosepsi m.obliqus superior

b. Aferen somatik

(mesensefalon) Propioseptor

Propriosepsi

N. Abdusen

Eferen somatik

Nukleus n. abdusens

m. rectus lateralis

Nervus Okulomotorius (N III) Area nuklear nervus okulomotorius terletak di substansia grisea periakueduktus mensefali, ventral dari akueduktus, setinggi kolikulus superior. Area ini memiliki dua komponenutama: 1. Nukleus parasimpatis yang terletak dimedial disebut nukleus edinger-westphal (atau nukleus otonomik aksesorius) yang mempersarafi otot otot intraokular (m. sfingter pupilae dan m.siliaris) 2. Kompleks yang lebih besar dan terletak lebih lateral nukleus untuk empat otot dari enam otot otot ekstraokular (m.rektus superior, m.rektus inferior, m.rektus medialis serta m.obliqus inferior)
7

Selain itu juga terdapat area nuklear kecil untuk m.rektus palpebrae. Serabut radikuler motorik yang keluar dari area nuklear ini berjalan kearah ventral bersama dengan serabut parasimpatis ; beberapa diantara serabut serabut saraf tersebut menyilang garis tengah dan sebagian lagi tidak menyilang (semua serabut untuk m.rektus superior menyilang garis tengah). Kombinasi serabut motorik dan parasimpatis melewati nukleus ruber dan akhirnya keluar dari batang otak di fosa interpendikularis bersama nervus okulomotorius. Nervus okulomotorius bermula dari nukleus motorik dan otonom yang keluar dari mesencefalon berjalan kearah posterior menembus rongga subarakhnoid sisterna basalisdiantara a.serebralis posterior, tersusun dekat tepi tentorial, kemudian menembus dura matermenyebrang ligamen sfenopetrosus (lokasi yang rentan terhadap herniasi) dan masuk kedalam sinus kavernosus memasuki rongga orbita melalui fisura orbitalis superior. Bagian parasimpatis saraf yang berasal dari nukleus otonom meninggalkan saraf motorik setelah melewati fisura orbitalis superior dan bergabung dengan ganglion siliare, tempat berakhirnya serabut praganglionik dan sel sel ganglion membentuk serabut postganglionik pendek untuk mempersarafi otot otot intraokular, m.sfingter pupil dan m.siliaris. Serabut motorik somatik nervus okulomotorius terbagi menjadi dua cabang, cabang superior mempersarafi m.levator palpebra dan m.rektus superior, dan cabang inferior mempersarafi m.rekti medialis dan inferior serta m. obliquuss inferior.

Nervus Trokhlearis (N IV) Nukleus saraf kranial keempat terletak diventral substantia grisea periakueduktus tepat dibawah kompleks nukleus okulomotorius setinggi kolikulus inferior

(mesenfalon). Serabut radikularnyaberjalan disekitar substansia grisea sentralis dan menyilang kesisi kontralateral didalam velum medulare superius. Nervus trokhlearis kemudian keluar dari permukaan dorsal batang otak (satu satunya saraf kranial yang keluar dari sini), muncul dari tektum mesensefali menuju sisterna kuadrigeminalis. Perjalanan selanjutnya kebagian lateral mengitari pendukulus serebri menuju

permukaan ventral batang otak, sehingga saraf ini mencapai orbita melalui fisura orbitalis superior bersama dengan nervus okulomotorius. Nervus trokhlearis kemudian
9

berjalan ke m.obliqus superior yang dipersarafinya. Pergerakan mata yang dipersarafi oleh otot otot ini antara lain pergerakan mata kebawah, rotasi interna (sikloinversi) dan abduksi ringan.

10

Nervus Abdusens (N VI) Nukleus nervus kranialis keenam terletak di kaudal tegmentum pontis, tepat dibawah dasar ventrikel keempat. serabut radikular saraf kranial ketujuh (nervus fasialis) melingkari nukleus nervus abdusens di lokasi ini. Serabut radikular nervus abdusens berjalan ke pons dan keluar dari batang otak ditaut pontomedularis. Nervus abdusens kemudian berjalan sepanjang permukaan ventrak pons dilateral a.basilaris, menembus dura, dan bergabung dengan saraf lain ke otot otot mata disinus kavernosus. Didalam sinus, nervus kranial III, IV, VI memiliki hubungan spasial yang erat dengan cabang pertama dan kedua nervus trigeminus, serta a.karotis interna.selain itu nervus disinus kavernosus terletak sangat dekat dengan bagian lateral dan superior sinus sfenoidalis dan sinus ethmoidalis.

II.3 Topografi Persarafan Volunter dan Reflektoris Otot Mata Kooperasi yang sangat tepat dari keterpaduan gerakan masing masing otot mata kesegala arah diatur oleh fasikulus longitudinalis medualis yang berjalan sejajar garis tengah dari tegmentunm otak tengah kebawah sampai medula spinalis servikal. Disamping menghubungkan semua nukleus saraf motorik mata satu sama lain, fasikulus ini juga menerima impuls dari medula spinalis, nukleus n.VII, dan formatio retikularis yang mengontrol pusat penglihatan pons dan mesensefalik, dan dari korteks serebri ganglia basal. Mata dapat digerakan secara volunter dan secara reflektoris. Semua gerakan volunter mata selalu dibarengi dengan gerakan reflektoris yang disebut refleks fiksasi untuk mempertahankan objek tetap di retina. Serabut aferen refleks ini berjalan dari
11

retina bersama dengan jaras visual menuju ke korteks area 17 dan selanjutnya ke area 18 dan 19. Serabut aferennya kemungkinan dimulai dari area ini dan sementara bergabung dengan radiasio optika menuju kepusat okulomotor mesensefalik dan pons kontralateral, serta bergabung dengan nukleus motorik mata yang bersangkutan. Gerakan mata volunter dibangkitkan pada area 8 yang terletak digirus pascasentral, area 6 dan 9. Stimulasi daerah ini akan menyebabkan deviasi konjungat kearah berlawanan. Sebaliknya, destruksi area 8 ini akan menyebabkan deviasi kearah lesi. Keadaan ini terbalik untuk lesi lesi didaerah pons. Destruksi korteks penglihatan frontal, kadang kadang masih memungkinkan gerakan mata melalui aksi reflektoris. Hal ini berbeda untuk kasus dengan kerusakan didaerah kortikal oksipital dimana gerakan reflektoris menghilang. Pasien mampu menggerakan matanya secara volunter kesegala arah namun tidak dapat mengejar objek yang bergerak. Reaksi konvergensi, akomodasi dan konstriksi pupil untuk memperoleh penglihatan yang baik dari suatu objek yang dekat dapat dibangkitkan dengan fiksasi mata secara volunter. Namun hal ini juga dapat dilakukan berdasarkan reaksi reflektoris terhadap suatu objek yang dekat dapat dibangkitkan dengan fiksasi mata secara volunter namun hal ini juga dapat dilakukan berdasarkan reaksi reflektoris terhadap suatu objek yang datang dari jauh dan mendekat. Impuls aferennya berjalan dari retina sampai dikorteks kalkarina. Dari sini impuls aferen akan dihantarkan menuju kenukleus parasimpatis perlia (yang terletak dekat nukleus Edinger Westphal) yang diteruskan ke m.rektus medialis (untuk konvergensi mata), ke nukleus Edinger Westphal (untuk kegangliom siliaris dan menimbulkan akomodasi serta kontraksi pupil.

12

Gerakan Mata Konjugat Pemosisian dan penstabilan bayangan objek tepat di fovea kedua mata pada waktu yang bersamaan memerlukan aktivitas otot otot mata yang terkoordinasi secara tepat. Otot otot agonis dan antagonis kedua mata selalu dipersarafi secara simultan (hukum hering, dan setiap kontraksi otot agonis disertai oleh relaksasi otot antagonisnya (hukum sherrington). Gerakan konjugat kedua mata kearah yang sama disebut gerakan versive (dari bahas latin, mengubah), sedangkan gerakan kedua mata dengan arah berlawanan disebut gerakan vergence (baik konvergensi ataupun divergensi). Gerakan sebuah mata disebut duksi atau torsio (gerakan rotatoris).

13

Tatapan Horizontal dan vertikal Tatapan konjugat horizontal Nukeus relay sentral sistem okulomotorius terdapat di paramedian pontine reticular formation (PPRF atau pusat tatapan pontis), yang terletak didekat nukleus nervus abdusens. PPRF merupakan tempat berasalnya semua hubungan neural yang berpartisipasi pada tatapan konjugat horizontal, kususnya serabut yang menghubungkan nukleus abdusens ipsilateral dengan bagian nukleus okulomotorius kontralateral yang mempersarafi m.rektus medialis. Serabut serabut ini berjalan didalam fasikulus longitudinalis medialis (FLM), sebuah jaras substansia alba yang berjalan naik dan turun dari atau kekedua sisi batang otak didekat garis tengah. FLM, yang terbentang dari mesensefalon hingga ke medula spinalis servikalis, berperan untuk menghubungkan tiap tiap nuklei yang mempersarafi otot otot mata. Struktur ini juga menghantarkan impuls dari dan kemedula spinalis servikalis (otot-otot servikal anterior dan posterior), nuklei vestibulare, ganglia basalia, dan korteks serebri. Gangguan tatapam konjugat Horizontal, Jika fasikulus longitudinalis medialis rusak pada sisi kiri (sebagai contoh), m.rektus medialis kiri pasien tidak lagi teraktivasi saat melakukan tatapan konjugat kekanan, sehingga mata kiri tertinggal, mata kiri tersebut dapat bergerak lebih medial dari garis tengah. Pada saat yang sama terlihat nistagmus monokular pada mata kanan, yang pergerakannya kekanan (abduksi) dipersarafi oleh nervus abdusen kanan. Kombinasi temuan ini disebut oftalmoplegia intranuklear (INO). Penting untuk disadari bahwa INO tidak melibatkan kelumpuhan saraf saraf nuklear maupun perifer pada otot mata: pada pasien yang dibahas m.rektus medialis kiri akan berkontraksi secara normal pada konvergensi kedua mata. Seperti yang telah disebutkan, FLM terletak didekat garis tengah; bahkan kedua fasikulus longitudinalis medialis terletak sangat berdekatan satu sama lain, dan
14

kerusakan biasanya bilateral. Dengan demikian, temuan oftalmoplegia intranuklear diatas biasanya terlihat pada saat melakukan tatapan kesalah satu arah: mata yang adduksi tidak dapat lebih medial dari garis tengah, sedangkan mata yang abduksi (utama) mengalami nistagmus. Semua gerakan mata lainnya intak, dan refleks cahaya pupil juga intak. Sklerosis multiple merupakan penyebab tersering oftalmoplegia intranuklear. Penyebab lainnya meliputi ensefalitis dan pada pasien lansia sering ditemukan gangguan vaskular. Tatapan konjugat vertikal Pusat tatapan vertikal terletak dibagian rostrodorsal formasio retikularis mesenfalidan terdiri dari berbagai nuklei khusus: nukleus prestitialis didinding belakang ventrikel ketiga untuk tatapan keatas; nukleus komisura posterior untuk tatapan kebawah; dan nukleus interstisialis cajal dan nukleis darkschewitsch untuk gerakan konjugat rotatorik. Pusat tatapan konjugat lain Gerakan tatapan vertikal juga dapat dibentuk oleh neuron yang terletak dibatas anterior kolikuli superior. Gangguan yang mengenai area ini menyebabkan paresis tatapan keatas (sindrom parinaud). Impuls yang berasal dari lobus oksipitalis juga berjalan kepusat tatapan pontis kontralateral (nukleus para-abdusen)untuk menginisiasi gerakan tatapan konjugat lateral. Stimulasi eksperimental pada area oksipital 18 dan 19 diketahui dapat mencetuskan gerakan tatapan konjugat yang umumnya lateral, meskipun kadang kadang keatas atau kebawah (gerakan tatapan lateral pasti merupakan tipe yang paling penting pada manusia, karena lebih sering dilakukan dibanding dengan dua jenis lainnya)
15

Gerakan mata volunter diinisiasi oleh neuron dilapangan pandang frontal diarea brodman 8, disebelah anterior girus presentralis. Akibat yang paling sering pada stimulasi atau iritasi area ini misalnya pada kejang epileptik, adalah gerakan tatapan konjugat lateral kesisi kontralateral (deviation conjunge) gerakan mata ini kadang kadng disertai memutar kepala kesisi kontralateral. Jaras dari lapang pandang frontal ke nuklei batang otak yang mempersarafi gerakan mata belum sepenuhnya diketahui. Saat ini diduga bahwa serabut serabut jaras ini berjalan dikapsula interna dan pedinkulus serebri bersama dengan traktus

kortikonuklearis, tetapi kemudian tidak langsung berakhir dinuklei yang mempersarafi pergerakan mata, melainkan mencapai tempat tersebut melalui berbagai stasiun termasuk kolikulus superior, interneuron formasio retikularis dan fasikulus

longitudinalis medialis. Semua gerakan volunter dipengaruhi oleh lengkung refleks, bukan hanya visual, tetapi juga auditorik, vestibular dan propioseptif (dari otot-otot servikal dan leher ketraktus spinotektalis dan fasikulus longitudinalis medialis).

16

17

Gerakan Refleks tatapan konjugat Reflek fiksasi, bila kita megarahkan pandangan kita ke sebuah objek secara volunter, kita melakukannya dengan gerakan mata yang sangat cepat, tiba tiba dan tepat, yang disebut sakadik. Namun sebagian besar gerakan mata terjadi secara refleks: ketika suatu objek masuk kedalam lapangan pandang kita, perhatian dan tatapan kita secara otomatis tertuju pada benda itu. Jika objek bergerak, mata mengikuti objek secara volunter sehingga bayangan tetap jatuh di fovea, bagian retina yang memiliki penglihatan tertajam. Hal ini terjadi tanpa memperhatikan apakah pengamat atau objek sedang bergerak (atau keduanya bergerak). Dengan demikian semua gerakan mata volunter memiliki komponen refleks ivolunter. Proses refleks yang memperthankan gambaran visual suatu objek disebut refleks fiksasi. Lengkung aferen refleks fiksasi terbentang dari retina disepanjang jaras visual ke korteks visual (area 17), impuls selanjutnya dikirimkan kearea 18 dan 19. Lengkung eferen kembali dari area tersebut kepusat tatapan dipons dan mesenfalon kontralateral. Pusat tatapan kemudian berproyeksi ke nuklei nervus kranialis yang mempersarafi pergerakan mata untuk melengkapi lengkung reflek. Beberapa saraf eferen kemungkinan langsung berjalan kepusat tatapan dibatang otak. Konvergensi dan Akomodasi Reflek reflek ini dicetuskan dengan melihat objek yang digerakan mendekati pengamatan didalam lapangan pandang. Refleksyang disebut juga sebagai respon dekta sebetulnya terdiri dari tiga proses yang terjadi secara simultan: Konvergensi: m.rektus medialis kedua mata teraktivasi sehingga tiap tiap aksi optikal terus menunjuk langsung ke objek yang sedang diamati. Kondisi ini mempertahankan bayangan objek tetap berada di fovea masing masing mata.
18

Akomodasi: kontraksi m.siliaris mengendurkan struktur penggantungan lensa. Karena ini bersifar elastis secara intrinsik, lensa kemudian mencembung sehingga memiliki kekuatan refraksi yang lebih tinggi. Proses ini

mempertahankan bayangan retina suatu objek tetap dalam fokus saat benda digerakkan mendekati mata. Sebaliknya apabila benda digerakan menjauhi mata atau pandangan seseorang diarahkan ketitik yang lebih jauh, relaksasi m.siliaris memungkinkan struktur penggantung menarik lensa kembali kebentuk yang lebih datar, menurunkan kekuatan refraksinya dan sekali lagi mengembalikan bayangan visual kefokus yang tajam. Kontraksi pupil: pupil berkonstriksi untuk mempertahankan bayangan retina objek yang dekat setajam mungkin Ketiga proses ini dapat diaktifkan secara volunter dengan melakukan fiksasi pada objek dekat dan juga terjadi sebagai reflek ketika objek yang jauh bergerak mendekati pengamat. Dasar anatomis konvergensi dan akomodasi, impuls aferen berjalan dari retina kekorteks visual, dan impuls eferen dari korteks visual ke area pretektalis dan kemudian ke nukleus parasimpatis perlia, yang terletak dibagian medial dan ventral nukleus Edinger-Westhpal (nukleus otonom aksesorius). Dari nukleus perlia kedua sisi, impuls berjalan kearea nuklear m. rektus medialis (untuk konvergensi okular) dan kedua nukleus Edinger-Westhpal yang kemudian berlanjut ke ganglion siliare dan m.siliaris (untuk akomodasi) dan ke m.sfingter medialis (untuk konstriksi pupil).

19

BAB III KESIMPULAN

Yang berperan dalam mengurus gerakan kedua bola mata adalah nervus okulomotorius, nervus trokhlearis dan nervus abdusen. Secara embriologi, Saraf saraf kranial terbentuk pada minggu ke-4 perkembangan. Semua saraf kecuali nervus olfactorius (I) dan opticus (II) muncul dari batang otak, dan hanya nervus oculomotorius (III) yang muncul diluar daerah otak belakang. Diotak belakang, proliferasi pusat pusat di neuroepitelium membentuk delapan segmen terpisah yang dikenal sebagai rhombomere. Pasangan pasangan rhombomare membentuk nuklei motorik saraf kranial IV, V,VI,VII,IX,X,XI dan XII. Pembentukan pola segmental ini tampaknya diarahkan oleh mesoderm yang terkumpul didalam somitomer dibawah neuroepitelium yang ada diatasnya. Saraf saraf motorik untuk nuklei kranial terletak didalam batang otak. Sedangkan ganglia sensoriknya terletak diluar otak. Dengan demikian, organisasi saraf saraf kranial homolog dengan saraf saraf spinal, meskipun tidak semua saraf kranial mengandung serat saraf motorik dan sensorik sekaligus.Asal mula ganglia sensorik saraf bawah adalah dari plakoda ektoderm dan sel sel crista neuralis. Plakoda ektoderm mencakup plakoda hidung, telinga dan empat plakoda epibrankial yang diwakili oleh penebalan penebalan disebelah dorsal lengkung faring (brankial) plakoda epibrankial ikut membentuk ganglia untuk saraf saraf dari lengkung faring (V, VII, IX, dan X). Ganglia parasimpatik (eferen viseral) berasal dari sel sel neuralis dan serabut serabutnya dibawa oleh saraf kranial III, VII, IX, dan X. Nervus okulomotorius bersifat motorik murni dan berfungsi mengangkat kelopak mata atas, menggerakkan bola mata ke atas, bawah, dan medial, untuk konstriksi pupil serta akomodasi mata. Nervus trokhlearisbersifat motorik murni dan mempersarafi
20

musculus obliqus superior yang berfungsi untuk menggerakkan mata ke arah bawah dalam dan abduksi (lateral). Nervus abdusen bersifat motorik murni dan mempersarafi musculus rectus lateralis sehingga berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke lateral. Kelainan pada salah satu nervus ini dapat menyebabkan gangguan pergerakan bola mata.

21

DAFTAR PUSTAKA

Baehr M., Frotscher M. Diagnosis Topik Neurologis DUUS : Anatomi, Fisiologi, Tanda dan Gejala Ed. 4. Jakarta: EGC.2010. Hal 110-142. Sadler W.T. Embriologi Kedokteran LANGMAN Ed.7. Jakarta : EGC. 1997. Hal : 375 405. Mahar Mardjono, Priguna Sidharta.Neurologi Klinis Dasar . Jakarta: Dian Rakyat. 2008. Hal : 126 - 148

22

Anda mungkin juga menyukai