Anda di halaman 1dari 12

BAB 1 PENDAHULUAN A.

Latar Belakang puasa merupakan salah satu dari lima rukun islam, sebagaimana yang telah Allah swt syariatkan dalam al-Quran untuk kehidupan umat manusia agar manusia dapat memelihara diri dari keburukan. Allah swt menciptakan manusia lengkap dengan nafsunya sehingga manusia memiliki keinginan dan dorongan dorongan yang muncul dalam dirinya, dorongan ini bisa bersifat positif juga bisa bersifat negatif, Dorongan dorongan ini dapat memicu emosi yang ada dalam diri manusia tergantung dari dorongan yang di terima dari lingkungan, misalnya marah,sedih,menangis,tersenyum,bahagia dan banyak lainya yang dapat di muculkan dalam diri manusia Puasa merupakan salah satu cara untuk melatih dan mengadalikan nafsu nafsu yang ada dalam diri manusia, dalam melaksanakan puasa kita menyadari bahwa kita harus melatih kecerdasan emosional, Dengan kecerdasan emosi manusia mampu mengendalikan nafsu bukan membunuhnya. Emosi atau nafsu sangat kita butuhkan, sebab dia merupakan salah satu faktor yang di butuhkan untuk menjalakan tugas, sesuai dengan tugasnya sebagai manusia dan hamba Allah. Dengan kecerdasan itu, manusia akan mampu

mengarahkan emosi atau nafsu ke arah positif sekaligus mengendalikannya, sehingga tidak terjerumus dalam kegiatan negatif. Kecerdasan emosional mendorong lahirnya ketabahan dan kesabaran menghadapi segala tantangan dan ujian. Salah satu tuntunan Rasul Saw. yang berkaitan dengan puasa adalah apabila salah seorang di antara kita berpuasa, maka janganlah dia mengucapkan kata-kata buruk, jangan juga berteriak memaki. Bila ada yang memakinya, maka hendaklah ia berucap Aku sedang berpuasa, yakni aku sedang mengendalikan nafsuku sehingga tidak akan berbicara atau bertindak kecuali sesuai dengan tuntunan agama. Dengan demikian, kecerdasan emosional menjadikan penyandangnya berbicara dan

bertindak pada saat diperlukan dan dengan kadar yang diperlukan, serta pada waktu dan tempat yang tepat. Kecerdasan-kecerdasan itulah yang menjadikan jiwa manusia seimbang dan menjadikannya berfikir logis dan obyektif, bahkan memiliki kesehatan dan keseimbangan tubuh. Karena, siapa yang berfungsi dengan baik kecerdasan emosi dan spiritualnya, maka akan selamat pula anggota

badannya dari segala kejahatan dan selamat pula hatinya dari segala maksud buruk.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana puasa meningkatan kecerdasan emosional

BAB II PEMBAHASAN

1. A. Pengertian Puasa pengertian puasa menurut bahasa Arab menahan dari segala sesuatu seperti menahan tidur, menahan berbicara, menahan makan dan sebagainya. Secara istilah puasa adalah menahan segala yang

membukakan puasa sejak mulai terbit fajar hingga terbenam matahari disertai dengan niat. Yang dimaksud dengan menahan segala yang membukakan puasa adalah segala hal yang membatalkan puasa seperti berikut: 1. Makan dan minum dengan sengaja 2. Bersetubuh pada siang hari dengan sengaja 3. Mengeluarkan mani dengan sengaja 4. Muntah dengan sengaja 5. Memasukan benda kedalam rongga yang terbuka

B. Macam macam puasa 1. Puasa wajib (puasa di bulan Ramadhan) Puasa ramadhan adalah puasa yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang dilaksanakan selama 29 atau 30 hari. Puasa dimulai pada terbit fajar himgga terbenam matahari. Puasa ramadhan ini ditetapkan sejak tahun ke-2 H. Puasa ini hukumnya wajib, yaitu apabila dikerjakan mendapat pahala dan apabila ditinggalkan akan mendapat dosa.

2. Puasa Arafah Orang yang tidak melaksanakan ibadah haji, disunnatkan untuk melaksanakan puasa pada tanggal sembilan Dzulhijjah atau yang sering disebut dengan puasa Arafah. Disebut puasa Arafah karena

pada hari itu, jemaah haji sedang melakukan Wukuf di Padang Arafah. Sedangkan untuk yang sedang melakukan ibadah Haji, sebaiknya tidak berpuasa.

3. Puasa Senin Kamis Rasulullah saw bersabda yang Artinya dari Aisyah : Nabi Muhammad SAW memilih waktu puasa hari senin kamis. 4. Puasa pada bulan syaban Dalam berbagai keterangan disebutkan bahwa Rasulullah saw berpuasa pada bulan Sya'ban hampir semuanya. Beliau tidak berpuasa pada bulan tersebut kecuali sedikit sekali . Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadits berikut ini yang artinya: Siti Aisyah berkata: "Adalah Rasulullah saw seringkali berpuasa, sehingga kami berkata: "Beliau tidak berbuka". Dan apabila beliau berbuka, kami berkata: "Sehingga ia tidak berpuasa". Saya tidak pernah melihat Rasulullah saw berpuasa satu bulan penuh kecuali pada bulan Ramadhan. Dan saya juga tidak pernah melihat beliau melakukan puasa sebanyak mungkin kecuali pada bulan Sya'ban" (HR. Bukhari dan Muslim)

5. Puasa As-Syura Puasa ini dikerjakan pada tanggal sembilan dan sepuluh Muharram. Hadist Rasulullah Saw yang berbunyi: "Rasulullah saw bersabda: "Puasa Asyura itu (puasa tanggal sepuluh Muharram), dihitung oleh Allah dapat menghapus setahun dosa yang telah lalu" (HR. Muslim)

2. Pengertian Kecerdasan Emosional

Inteligensi adalah salah satu kemampuan mental, fikiran, atau intelektual manusia. Intelegensi merupakan bagian dari proses-proses kognitif pada urutan yang lebih tinggi (higher order cognition). Secara umum intelegensi sering disebut kecerdasan, sehingga orang yang memiliki inteligensi tinggi sering disebut pula sebagai orang cerdas atau genius. Menurut David Wechsler inteligensi adalah kemampuan untuk bertindak secara terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi lingkungannya secara efektif. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa intelegensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional. Oleh karena itu, intelegensi tidak dapat diamati secara langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses berpikir rasional itu. Para ahli belum ada kesatuan pendapat mengenai definisi intelegensi, karena inteligensi merupakan suatu konsep yang kompleks; suatu kesatuan yang terdiri dari sejumlah kemampuan atau kapasitas pikiran. Intelengsi juga di definisikan sebagai kemampuan memperoleh dan menggali pengetahuan; menggunakan pengetahuan untuk memahami konsep-konsep dan abstrak, dan menghubungkan diantara objek-objek dan gagasan-gagasan;

menggunakan pengetahuan dengan cara-cara yang lebih berguna (in a meaningful way) atau efektif.

A. Menurut Goleman (2006:404-405) terdapat lima kecerdasan emisonal, yakni:

1. Mengenali Emosi Diri:

Kesadaran mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi. Mengenal emosi diri merupakan dasar kecerdasan emosional. Orangorang yang memiliki keyakinan lebih tentang perasaanya adalah pilot yang andal bagi mereka, karena mereka memiliki kepekaan lebih

terhadap perasaan yang sesungguhnya atas pengambilan keputusankeputusan masalah pribadi.

2. Mengelola Emosi

Menangani perasaan agar dapat terungkap secara tepat. Kecakapan ini tergantung pada kemampuan mengenali emosi diri. Termasuk dalam kecakapan ini adalah bagaimana menghibur diri sendiri, melepaskan kecemasan, kemurungan, ketersinggungan dan akibatakibat yang timbul karena gagalnya keterampilan emosional dasar ini. Orang-orang yang tidak cakap dalam keterampilan ini akan terusmenerus melawan perasaan murung, sementara mereka yang pintar dalam keterampilan ini dapat bangkit kembali dengan jauh lebih cepat dari kemerosotan dan keruntuhan dalam kehidupan

3. Memanfaatkan emosi secara produktif

Menata emosi sebagai alat untuk mencapai tujuan adalah hal yang sangat penting kaitannya dengan perhatian, memotivasi diri sendiri, menguasai diri sendiri dan untuk berkreasi. Mengendalikan emosi diri meliputi menahan diri terhadap kepuasan dan mengendalikan dorongan hati adalah landasan keberhasilan dalam berbagai bidang. Disamping itu mampu menyesuaikan diri dalam flow (hanyut dalam pekerjaan) memungkinkan terwujudnya kinerja yang tinggi dalam segala bidang. Orang yang memiliki ketrampilan ini jauh lebih produktif dan efektif dalam hal apapun yang mereka kerjakan.

4. Mengenali Emosi Orang lain: Empati

Empati merupakan kemampuan yang juga bergantung kepada kesadaran diri emosional. Empati merupakan keterampilan bergaul

yang mendasar. Orang yang empatik jauh lebih mampu menangkap sinyal sosial yang tersebunyi, yang mengisyaratkan apa yang dibutuhkan atau dikehendaki orang lain.

5. Membina Hubungan.

Sebagian besar seni membina hubungan merupakan keterampilan mengelola emosi orang lain. Keterampilan sosial ini menunjang popularitas kepemimpinan dan keberhasilan antar pribadi. Orang yang hebat dalam keterampilan ini akan sukses dalam bidang apapun yang mengandalkan pergaulan dengan orang lain. Mereka adalah bintangbintang pergaulan.

B. Macam macam bentuk emosi

1. Amarah : beringas, mengamuk, benci, marah besar, jengkel, terganggu, berang, tersinggung, bermusuhan tindak kekerasan dan kebencian pathologis 2. Kesedihan : pedih, sedih, muram, suram, melankolis, mengasihi diri sendiri, kesepian, ditolak, putus asa dan kalau menjadi patologis depresi berat 3. Rasa takut : cemas, takut, gugup, khawatir, was-was, perasaan takut sekali, waspada, tidak senang, ngeri, kecut, sebagai patologi fobia dan panik 4. Kenikmatan : gembira, bahagia, ringan, puas, riang, senang, terhibur, bangga, kenikmatan inderawi, takjub, rasa terpesona, rasa terpenuhi, kegirangan luar biasa, senang sekali dan batas ujungnya adalah mania. 5. Cinta : penerimaan, persahabatan, kepercayaan, kebaikan hati, rasa dekat, bakti, hormat, kasmaran dan kasih.

6. Terkejut: terkesiap, takjub, terpana.

7. Jengkel: hina, jijik, muak, mual, benci, tidak suka, mau muntah

8. Malu: rasa salah, malu hati, kesal hati, sesal, hina, aib, dan hati hancur lebur

C. Hubungan Puasa dengan Kecerdasan Emosional

Orang orang yang melakasanakan puasa adalah orang orang yang menahan dirinya dari segala nafsu yang timbul dalam rrinya , sehingga orangn orang yang melakukan puasa dapat melatih bagaimana mengotrol maupun mengelola emosi dalam dirinya, sehingga dengan sering mejalakan puasa wajib maupaun puasa sunat baik secara langsing maupun tidak langsung melatih orang orang tersebut untuk mengontrol emosinya, dengan berpuasa manusia di ajarkan cara menahan emosinya dengan cara cara mengingat Allaj swt dengan berbagai cara misalnya dengan berzikir. , bila didera oleh lapar dan haus yang menghujam, ia menghilangkannya dengan dzikir kepada Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan kami adalah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka (istiqamah), maka malaikat akan turun kepada mereka (menghibur mereka) dan berkata, Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh (kelak) surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. Kamilah pelindung-pelindung mu dalam kehidupan dunia dan akhirat; di dalamnya kamu memperoleh apa yang kamu inginkan dan

memperoleh (pula) apa yang kamu minta, sebagai hidangan (bagimu) dari Tuhan Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS Fushshilat [41]: 30-32)

Dalam melaksanakan puasa, seseorang harus mampu menahan keinginan-keinginannya, seperti keinginan untuk makan, minum, marah, keinginan nafsu seksual, dan sebagainya. Orang yang melaksanakan ibadah puasa berarti melatih dirinya untuk membimbing atau mengendalikan hawa nafsu dan menahan diri dari dorongandorongan naluri yang bersifat negatif, atau dalam istilah psikologi disebut self-control dan juga Pada saat seseorang melaksanakan ibadah puasa, maka terjadi pengurangan jumlah makanan yang masuk ke dalam tubuhnya sehingga kerja beberapa organ tubuh seperti hati, ginjal, dan lambung terkurangi. Puasa memberikan kesempatan kepada metabolisme (pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam sehingga efektivitas fungsionalnya akan selalu normal dan semakin terjamin. Di samping memberikan kesempatan kepada metabolisme (pencernaan) untuk beristirahat beberapa jam, puasa juga memberikan kesempatan kepada otot jantung untuk memperbaiki vitalitas dan kekuatan selselnya.

BAB III PENUTUP

Puasa merupakan salah satu hal yang di peritahkan oleh Allah swt kepada umat islam, puasa tidak hanya di laksanakan semata mata untuk memenuhi kewajiban manusia sebagai hamba Allah swt tapi manfaat puasa sangat banyak jika di laksanakan dengan benar dan sesuian perintah Allah swt, puasa ada berbagai macam bentuknya seperti yang di tulis dalam makalah ini, Kecerdasan emosional merupakan salah satu yang dapat di latih saat seseoorang menjalankan ibadah puasa, dengan berpuasa manusia di ajarakan bagaimana menahan diri dari segala godaan hawa nafsu, sehigga pengotrolan emosi yang tidak stabil menjadi stabil yang negatif menjadi emosi positifin, sehingga dalam berpuasa manusia secara tidak langsung menerapkan pola ini dalam dirinya hinga sedikit demi sedikit membentuk kecerdasaan emosional yang baik dalam dirinya, baik saat dia menjalankan ibadah puasa maupun jika dia tidak sedang menjalankan ibadah puasa, ibadah puasa juga baik untuk perkembangan fisik tidak hanya dalam hal emosi, dalam berpuasa seluruh angota badan ikut istirahat dengan cukup, sehingga proses pemulihan dalam tubuh berlangsung dengan baik. Oleh karena itu jadikan lah puasa sebagai salah satu media dalam pengembangan kecerdasan emosional.

Daftar Pustaka Suharman. (2005). Psikologi Kognitif. Surabaya: Srikandi Mami Hajaroh(2002) Jurnal kecerdasan emosional dan applikasnya .Khan, Inayat. (2000). Dimensi Spiritual Psikologi. Bandung
http://ruangpsikologi.com/manfaat-psikologis-dan-fisiologis-dari-berpuasa http://kesehatan.infogue.com/psikologi_semoga_manfaat_puasa_ketabahan an_kejujuran_dirasakan http://www.pstkhzmusthafa.or.id/psikologi-ramadhan-tashowuf/

HUBUNGAN IBADAH PUASA DENGAN KECERDASAN EMOSIONAL Diajukan sebagai syarat melakukan penelitian untuk penyusunan makalah

DISUSUN OLEH: EDY FAUZI 0807101130037

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM BANDA ACEH 2011

Anda mungkin juga menyukai