Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DEFINISI Membran sel sering juga disebut membran plasma. Membran sel merupakan bagian paling luar yang membatasi isi sel dengan sekitarnya (kecuali pada sel tumbuhan, bagian luarnya masih terdapat dinding sel atau cell wall). Membran sel berupa lapisan luar biasa tipisnya. Tebalnya kira-kira 8 nm. Dibutuhkan 8000 membran sel untuk menyamai tebal kertas yang biasa kita pakai untuk menulis. Sel dan organel yang terdapat dalam sel, dilapisi oleh membran yang terutama tersusun oleh lemak dan protein. KOMPISISI KIMIA MEMBRAN SEL Semua membran disusun dari lemak dan protein di mana setiap komponen diikat oleh ikanan nonkovalen. Selain lemak dan protein, membran sel juga mengandung karbohidrat. Rasio antara lemak dan protein bervariasi bergantung tipe membran seluler misalanya antara membran pkasma dan retikulum endoplasma atau pun tipe organisme misalnya antara prokariot dan eukariot. Sebagai membran mitokondria memiliki rasio protein/lemak yang tinggi dibandingkan membran plasma pada sel darah merah. Lemak Membran bersifat amfipatik yaitu mengandung daerah hidrofilik dan hidrofopik. Sebagian besar membran mengandung fosfat. Komponen lemak lain adalah kolesterol di mana pada hewan tertentu dapan mencapai 50% dari molekul lemak yang terdapat pada membran plasma. Kolesterol tidak terdapat pada sebagai besar membran plasma tubuhan dan bakteri. Lipida yang terdapat pada selaput dapat diekstrak dengan kloroform, eter dan benzene. Dengan menggunakan kromatografi lapis tipis dan kromatografi gas, dapat diketahui komposisi lipida pada selaput sel. Lipida yang selalu dijumpai adalah fosfolipid, sfingolipid, glikolipid dan sterol. Kolesterol merupakan lipida terbanyak yang menyusun selaput sel. Karbohidrat Membran plasma pada eukariot memiliki karbohidart yang terikat secara kovalen dengan protein dan lemak. Komponen karbohidrat dari memran plasma berjumlah sekitar 2 10% dari total berat membran plasma, bergantung kepada spesies dan tipe sel. Sebagai contoh membran plasma sel darah merah memiliki 52% protein, 40% lemak dan 8 % karbohidrat. Dari 8% tersebut, 7 % berikatan dengan lemak membentuk glikolipid dan 93% berikatan dengan protein membentuk glikoprotein.
Gambar 2.2 Komponen penyusun membran sel Selaput plasma merupakan selaput yang asimetris, molekul-molekul lipida pada bagian luar selaput berbeda dengan lipida pada selaput bagian dalam. Demikian pula polipeptida yang tersebut pada kedua lembaran lipid bilayer juga berbeda. Penyabaran karbohidrat juga asimetris. Rantai-rantai molekul dari sebagian besar glikolipid, glikoprotein dan dan proteo glikan pada selpaut plasma tidak pernah berada pada permukaan sitosolik.
Protein Bergantung pada tipe sel dan organel tertentu dalam sel, membran memiliki 12 sampai lebih dari 50 macam protein berbeda. Protein ini tidak disusun secara acak tetapi setiap lokasi dan orientasinya disusun pada posisi relatif tertentu pada lipid bilayer. Protein pada membran tidak simetris yakni bagian luar membran dan bagian dalam membran tersusun berbeda. Posisi seperti ini memungkinkan membran sebelah luar beriteraksi dengan dengan ligan sektraseluer seperti hormon dan faktor pertumbuhan sedangkan bagian dalam dapat berinteraksi dengan molekul sitoplasma seperti protein G atau protein kinase. Protein membran dapat diklasifikasi menjadi tiga kelas berdasarkan hubungan (posisi) pada lipid bilayer, yaitu:
1.
Protein integral Protein integral adalah protein yang berpenetrasi kedalam lipid bilayer. Protein ini dapat menembus membran sehingga memiliki domain pada sisi ekstra seluler dan sitoplasmik dari membran.
2.
Protein perifer Seluruhnya berlokasi dibagian luar dari lipid bilayer, baik itu di permukaan sebelah ekstraseluler maupun sitoplasmik dan berhubungan dengan membran malalui ikatan non kovalen.
3.
Lipid anchor protein Terdapat disebelah luar lipid bilayer tetapi berikatan secara kovalen dengan molekul lemak yang terdapat pada lipid bilayer. Protein membran plasma memiliki fungsi yang sangat luas antara lain sebagai protein pembawa (carrier)
senyawa melalui membran sel, penerima isyarat (signal) hormaonal dan meneruskan isyarat tersebut ke bagian sel sendiri atau sel lainnya. Protein selaput plasma juga berfungsi sebagai pengikat komponen sitoskeleton dengan senyawa-senyawa ekstraseluler. Protein-protein permukaan luar memberikan cirri individual sel dan macam protein dapat berubah sesuia dengan diferensiasi sel. Protein-protein pada membran sel banyak juga yang berfungsi sebagai enzim terutama yang terdapat pada selaput mitokondria, retikulum endoplasma dan kloroplas. Sebagai contoh, senyawa-senyawa fosfolipid membran plasma disintesis oleh enzim-enzim yang terdapat pada membran retikulum endoplasma. Protein penyusun membran plasma dapat diekstrak dengan menggunakan SDA, Triton-X100, urea, Nbutanol atau EDTA sebagai pelarut. Setelah larut protein-protein membran plasma dapat dipisahkan satu sama lain dengan menggunakan teknik eletroforesis atau kromatografi. Protein membran sel memiliki kemampuan bergerak, sehingga dapat berpidah tempat. Perpindahan berlangsung ke arah lateral dengan jalan difusi. Namun tidak semu protein mampu berpindah tempat. Beberapa jenis protein integral tertahan dalam selaput oleh anyaman molekul-molekul protein yang berada tepat di bawah permukaan dalam selaput plasma. Anyaman ini berhubungan dengan sitoskelet atau rangka sel. Struktur fisiko-kima protein selaput sel kurang diketahui, mengingat bahwa bentuknya sangat bervariasi. Berdasarkan kajian mikroskopis dan teknik freeze fracture diketahui bahwa protein dalam selaput sel berbentuk globular.
PERKEMBANGAN MODEL MEMBRAN PLASMA Penrnyataan tentang adanya lapisan yang mengelilingi suatu sel pertama kali dikemukakan oleh Overton (1899). Overton menyatakan bahwa sifat osmosis hkash dari protoplasma yang berlandaskan pada mekanisme kelrutan selektif. Senyawa hidrofobik dapat masuk ke dalam sel lebih cepat dari pada senyya hidrofilik. Hal ini menurutnya disebabkan adanya lapisan lipida yang menyebabkan zat-zat hidrofobik lebih mudah larut. Overton menduga bahwa lapisan itu mengandung kolesterol, lesitin dan minyak lemak. Penelitian yang dilakukan oleh Gorter dan Grendel (1925) tentang organisasi lipid di selaput eritrosit menyimpulkan bahwa selaput eritrosit terdiri dari dua lapisan molekul lipid di mana satu bagian polar mengarah ke sitoplasma dan yang lainnya mengarah ke lingkungan tempat sel.
Danielli dan Harvey (1935) menyatakan bahwa di dalam sel, tetes minyak dan lipid, permukaannya terikat oleh lapisan lipid dan protein yang tersusun dalam suatu organisasi yang rapi. Molekul protein mengarah ke sitoplasma dan sekaligus berkaitan dengan bagian plar lapisan lipid. Bagian non polar lipid mengarah ke tetes minyak.
Pada tahun yang sama Danielle dan Davson menyatakan bahwa selaput plasma terdiri dari dua lapisan ganda lipid protein. Lapisan satu mengarah ke sitoplasma dan yang lainnya mengarah ke tempat sel
Pada awal tahun 1950, Danielli melakukan modifikasi terhadap model Danielli-Davson berdasarkan pada pengamatan yang dilakuakn dengan mikroskop polarisasi. Hasil pengamatan yang dilakukan menunjukkan bahwa pada permukaan polar lipida terdapat lapisan polipeptida sebagai ganti molekul globuler. Sealin itu, pada bagian luar selaput sel terikat molekul glikoprotein dan pada selaput sel terdapat pula pori.
Di akhir tahun 1950, Robertson dengan menggunakan mikroskop elektron, mengemukakan bahwa membran sel terdiri tiga lapisa gelap terang dengan ukuran masing-masing 20 - 35 20 , sehingga seluruh membran berukuran 75 . Selaput ini dikenal dengan unit membran. Penemuan robertson ini menimbulkan banyak perdebatan, antara lain peranan selaput sel, kadar fosfolipid dan perbandingan lipo-protein sangat bervariasi. Pernyataan yang tidak terbantah adalah bahwa selaput sel terdiri dari dua lapis lipida. Saat ini model yang diterima adalah model Singer dan Nicholson yang dikenal dengan model mosaik cairan. Berdasarkan model ini, selaput sel terdiri dari laisan lipida ganda yang diseling oleh protein. Beberapa protein terikat adapermukaan poar lipida, disebut dengan protein perifer atau ekstrinsik dan beberapa lainnya menembus lapisan lipida serta yang lain lagi terentang pada selaput dari luar sitoplasma. Protein-protein ini disebut dengan protein integral atau intrinsik. Protein perifer dan bagian rotein integral yang berada di luar, biasanya berikatan dengan molekul gula membentuk glikoprotein. Model ini sangat didukung dengan hasil freeze fracture.
Kompartementalisasi Membran plasma membagi protoplasma menjadi beberapa kompartemen (ruangan). Membran sel membungkus seluruh protoplasma. Membran inti memisahkan nukleoplasma dengan dari stoplasma. Selain itu selaput plasma membagi sitoplasma menjadi beberapa kompartemen yang disebut dengan organel. Adanya selaput ini pembatas ini sangat penting karena memungkinkan kegiatan setiap kompartemen dapat berlangsung tanpa gangguan dari kompatemen lain namun tetap dapat bekerja sama.
2.
Barier selektif permeabel Membran sel mencegah pertukaran materi secara bebas dari satu sisi ke sisi lain pada saat bersamaan. Membran plasma harus menjamin pertukaran molekul antara bagian lur dan dalam pada saat yang tepat.
3.
Transport molekul Membran plasma mengandung mesin transpor molekul dari satu sisi ke sisi lain yang mencegah molekul dengan konsentrasi rendah masuk ke dalam sel daerah yang memeiliki konsentrasi tinggi. luar. Mesin ini memungkinkan sel mengakumulasi molekul tertentu dalam konsentari yang lebih tinggi di bandingkan di sebelah
4.
Penghantaran signal Membran plasma memainkan peran penting dalam respon sel terhadap signal. Proses itu disebut dengan penghantaran signal. Membran sel memiliki resptor yang berkombinasi dengan molekul tertentu (ligan). Setiap sel berbeda memiliki reseptor berbeda, yang mampu mengenali dan berespon terhadap ligan pada lingkungan berbeda.
5.
Interaksi interseluler Membran sel memperantarai interaksi antar sel pada organisme multiseluler. Membran sel memungkinlkan sel mengenal satu sama lain, berikatan dan saling bertukar materi dan informasi
GAMBRAN MEMBRAN