Anda di halaman 1dari 5

APLIKASI SEGITIGA BOLA

DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

Disampaikan pada :
Kegiatan Peningkatan Tenaga Teknis Hisab Rukyat di Lingkungan PA
Direktorat Pranata dan Tata Laksana Perkara Perdata Agama
Ditjen Badilag Mahkamah Agung-RI
25 Juni 2008 / 21 Jumadal Akhirah 1429 H.
di Grand Jaya Raya Hotel , Jl Raya Puncak Km 17 Cipayung, Bogor.

Dipersiapkan oleh : Cecep Nurwendaya


Planetarium & Observatorium
Dinas Dikmenti Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
& Anggota BHR Departemen Agama RI

Puncak-Bogor, 2008
APLIKASI SEGITIGA BOLA
DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

Dipersiapkan oleh: Cecep Nurwendaya


Penceramah Planetarium & Observatorium Jakarta
Anggota BHR Departemen Agama RI

PENDAHULUAN

Untuk memahami permasalahan yang berkaitan dengan hisab rukyat


diperlukan pengertian dasar mengenai konsep segitiga bola (sperical triagle). Konsep
segitiga bola merupakan piranti untuk menentukan posisi benda langit di bola langit
pada suatu saat dari muka bumi. Demikian pula permasalahan arah dan jarak suatu
tempat di muka bumipun dapat ditentukan oleh aplikasi segitiga bola, karena bumi
dapat dianggap berbentuk bola.
Ruang lingkup hisab rukyat utamanya berkisar pada posisi dan waktu benda
langit: Bumi, Bulan dan Matahari. Persoalan falakiyah tentang hisab rukyat meliputi:
penentuan posisi hilal untuk kepentingan menentukan awal bulan Hijriyah,
menentukan arah Kiblat, waktu Sholat, waktu Imsyak di bulan Ramadhan, gerhana
bulan dan gerhana matahari. Seluruh permasalahan di atas dapat ditentukan oleh
perhitungan aplikasi segitiga bola.
Berbeda dengan segitiga linier atau segitiga biasa yang kita kenal, memiliki 3
sudut dalam satuan derajat busur dan 3 sisi berbentuk garis yang berdimensi panjang
seperti meter atau sentimeter, segitiga bola seluruh elemennya hanya dalam satuan
derajat busur semata, karena hanya memiliki 3 sudut dan 3 sisi berbentuk busur atau
lengkungan bagian dari sebuah lingkaran pada bola langit atau bola bumi.

.SEGITIGA BOLA

SEGITIGA ( TRIGONOMETRI ) BOLA


adalah segitiga di permukaan bola yang sisi-sisinya merupakan bagian dari lingkaran besar.

ABC merupakan segitiga bola


K A,B,C = sudut-sudut segitiga bola
A a,b,c = panjang busur segitiga bola
P = pusat bola langit atau bumi

c SIFAT SEGITIGA BOLA


1. Jumlah ketiga sudutnya tidak harus 180o
b

.
2. Jarak sudut (panjang busur) antara sebuah
lingkaran besar dan kutubnya adalah 90o
B P T 3. Panjang busur salah satu busur segitiga
bola yang menghadap sudut yang berada
a di kutubnya adalah sama dengan besar
C sudut tersebut.
Pada segitiga bola berlaku rumus
Rumus cos:
Cos a = Cos b Cos c + Sin b Sin c Cos A
Cos b = Cos a Cos c + Sin a Sin c Cos B
N Cos c = Cos a Cos b + Sin a Sin b Cos C
Rumus sin:
Sin A/ Sin a = Sin B/ Sin b = SinC/ sin c

1
TATA KOORDINAT: GEOGRAFIS & BENDA LANGIT

LINGKARAN KECIL

LINGKARAN LINTANG . P
LINGKARAN BESAR

LINGKARAN BUJUR

TATA KOORDINAT GEOGRAFIS ( λ, φ )

Garis Bujur ( λ ) = 0o (Meridian Standar melewati Greenwich), di timur Greenwich BT, di barat BB.
Garis Lintang ( φ )= 0o (Khatulistiwa); 90o = Kutub Utara ; -90o = Kutub Selatan.

2
KOORDINAT GEOGRAFIS TEMPAT DI BOLA BUMI:
BUJUR, LINTANG ( λ, φ)

Lingkaran Dasar Ekuator Bumi (Khatulistiwa)


Lingkaran Kutub Bujur (meridian)
Titik Acuan Lintang: Khatulistiwa (00)
Bujur (meridian) : Greenwich (00)
Koordinat Pertama Bujur atau Meridian (λ)
Ke arah timur Greenwich atau BT
Ke arah barat Greenwich atau BB
Koordinat Ke dua Lintang tempat (φ)
Ke arah selatan = – atau LS atau S
Ke arah utara = + atau LU atau U
Kutub Utara = 900 atau 900 U atau 900 LU
Kutub Selatan = - 900 atau 900 S atau 900 LS

Contoh: Jakarta (1060 49’ BT, 60 10’ S), berarti Jakarta terletak pada garis bujur 1060 49’
di timur Greenwich dan di garis lintang 60 10’ di selatan Khatulistiwa.

SISTEM KOORDINAT BENDA LANGIT DALAM HISAB RUKYAT


1. Sistem Koordinat Horizon
Posisi benda langit : Bulan atau hilal maupun matahari dinyatakan dalam besaran
sudut mendatar untuk Azimuth dan sudut tegak untuk tinggi. Koordinat ini selalu
berubah tergantung lintang tempat dan waktu (akibat gerak harian).

TATA KOORDINAT HORISON


Lingkaran dasar : Lingkaran Horizon.
Koordinat : Azimuth (A) dan Tinggi (h)
Azimuth : Panjang busur yang dihitung dari titik acuan Utara ke arah
Timur (searah jarum jam), sepanjang lingkaran horison sampai
ke titik kaki (K).
Rentang A : 0 0 s/d 360 0
Tinggi : Panjang busur yang dihitung dari titik kaki (K) di horison
sepanjang busur ketinggian, ke arah Zenith jika a positip, dan
ke arah Nadir jika berharga negatif.
Rentang h : 0 0 s/d 900 atau 00 s/d –900.
Kelemahan Sistem Horison:
1. Tergantung tempat di muka bumi. Tempat berbeda, horisonnyapun berbeda.
2. Tergantung waktu, terpengaruh oleh gerak harian.
Keuntungannya:
Praktis, sederhana, langsung mudah dibayangkan letak bendanya pada bola langit.
Catatan : Letak titik Kardinal (UTSB) pada bola langit bebas, asal arah SBUT atau
UTSB searah jarum jam. Azimuth dapat juga dinyatakan dari arah Utara ke
arah barat asal ditambahkan keterangan arah penelusurannya ke timur atau
barat.
Dalam Program Ephemeris Hisab Rukyat: Azimuth dihitung dari titik
Barat ke arah utara berharga positif (+), dan ke arah selatan jika negatif (-).

3
SISTEM KOORDINAT HORISON
KOORDINAT (A,h)
Zenith
MERIDIAN LANGIT
LINGKARAN VERTIKAL UTAMA
(MERIDIAN PENGAMAT)
Bulan 1

h(tinggi +)
th
Azimu K (titik Kaki)
B h(tinggi -)
S O Bulan 2
U
AZIMUTH:
T HORISON
U = 0000
T = 0900
S = 1800
B = 2700

UTSBK =Azimuth Bulan Nadir TINGGI:


K-Bulan1 = tinggi positif UTSB (UFUK) = 00
K-Bulan2 = tinggi negatif Zenith = 900
Nadir = - 900

PENENTUAN ARAH UTARA – SELATAN DENGAN BAYANGAN TONGKAT

Mthr2 Mthr1

True North (Utara benar)

o o

t1 t2

Anda mungkin juga menyukai