Anda di halaman 1dari 7

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi dan berbagai macam perubahan kebijakan pendidikan di Indonesia seperti otonomi pendidikan, rencana perubahan kurikulum, mendorong dan rencana perubahan system terutama manajemen pendidikan untuk

lembaga

pendidikan

sekolah-sekolah

mengembangkan strategi perubahan dan kebijaksanaan yang bersifat antisifatif. Hal ini dimaksudkan agar lembaga pendidikan dapat

menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan yang baru. Dalam konteks demikian itu, perubahan yang terjadi pada lembaga pendidikan akan membawa konsekuensi logis kepada perubahan sumber daya guru, Oleh karena itu diperlukan suatu konsep dan strategi pengembangan sumber daya pendidikan agar prestasi kerja guru dapat dicapai engan baik sehingga dapat meningkatkan kualitas pengajaran yang bermuara pada peningkatan serta kualitas pendidikan secara umum, tenaga

propesionalisme

meningkatkan

jaminan

kesejahteraan

kependidikan sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa lemnaga dan tenaga kependidikan. 1

Undang-undang Republik Indonesia nomor 2 Tahun 1989 pasal 3 Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Dalam rangka mendukung tujuan utama yang diemban oleh Departeman Pendidikan Nasional, khususnya tugas yang diemban kepada tenaga kependidikan, maka kongres Persatuan Guru Republik Indonesia mengeluarkan surat keputusan tentang kode etik guru republik Indonesia yang ditetapkan pada kongres ke XII Persatuan Guru Republik Indonesia tanggal 21 sampai 25 Novembar 1973 di Jakarta. Sebagaimana dinyatakan dalam kode etik tersebut, guru dituntut untuk berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang ber-Pancasila, memiliki kejujuran profesional dalam enerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing-masing, dapat mengadakan komunikasi, terutama dalam memeroleh informasi tentang anak didik, tetapi menghindarkan diri dari segala bentuk

penyalahgunaan, dapat menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orang tua murid sebaik-baiknya demi kepentingan anak didik, memelihara hubungan baik dengan masyarakat di 2

sekitar sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan, berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutu profesinya, menciptakan dan memelihara hubungan antar sesame guru baik berdasarkan lingkungan kerja maupun di dalam lingkungan keseluruhan, dan memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi guru professional sebagai sarana pengabdiannya, serta melaksanakan segala ketentuan yang

merupakan kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan. Sejalan dengan hal tersebut, dalam rangka pelaksanaan tugas profesi yang diembankan kepada guru dalam menciptakan pendidikan yang berkualitas, hasil studi the Third International Mathematik and Science Study Repeat melaporkan bahwa siswa SMK Indonesia menempati peringkkat 32 untuk IPA dan 34 untuk Matematika dari 38 negara yang disurvey di Asia1 erat keitannya dengan prestasi kerja guru di Indonesia. Berangkat dari tudingan tersebut, guru harus memiliki harus memiliki prestasi kerja yang tinggi dalam melaksanakan tugas yang diembankan kepadanya, terutama tugas yang berkaitan langsung dengan peningkatan mutu pendidikan, karena dengan prestasi yang dicapai itu diperoleh gambaran mengenai penurunan prestasi kerja guru. Banyak kendala untuk mendapatkan guru dalam melaksanakan tugas yang diembankan kapadanya memperoleh hasil kerja yang tinggi, hal

tersebut

antara

lain

masih

rendahnya

kualifikasi

pendidikan

guru,

pemahaman profesionalisme yang rendah, efektifitas kepemimpinan, dan pemberdayaan. Salah salah contoh masalah diatas terjadi pada beberapa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang ada di Kabupaten Karawang. Beberapa SMK di Kabupaten Karawang sebagai objek penelitian disinyalir memiliki tenaga pengajar yang rendah prestasi dan profesionalismenya, hal ini dapat dilihat berdasarkan kualitas lulusan SMK di Kabupaten Karawang yang ada belum sepenuhnya diterima di dunia industri, bahkan nilai jualnya pun sangat rendah. Apa yang terjadi dengan rendahnya kualitas lulusan SMK di Kabupaten Karawang? Menurut hipotesis awal, diduga kuat bahwa masalah tersebut diatas kemungkinan besar dipengaruhi oleh prestasi kerja guru. Lalu yang menjadi pertanyaan kemudian adalah apa penyabab dari rendahnya prestasi kerja guru tersebut? apakah ada kaitannya dengan efektivitas kepemimpinan kepala sekolahnya? Bagaimana pula dengan pemberdayaan yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru-guru tersebut? Apakah ada hubungn positif antara efektivitas kepemimpinan, pemberdayaan, dan prestasi kerja guru? Hal inilah yang menarik sekaligus melatarbelakangi untuk dijadikan sebagai bahan kajian penelitian yang berjudul : Hubungan Efektivitas 4

Kepemimpinan dan Pemberdayaan dengan Prestasi Kerja Guru yang diadakan di beberapa SMK di Kabupaten Karawang, antara lain 2 SMK Negeri dan 3 SMK swasta yang diambil sebagai sampelnya.

B. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada keterkaitan prestasi kerja guru, maka diduga terdapat beberapa variabel yang dapat memengaruhi variabel Prestasi Kerja Guru yaitu : dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut : a. b. Apakah ada hubungan antara motivasi dengan prestasi kerja guru? Apakah ada hubungan antara manajemen kepala sekolah dengan

prestasi kerja guru? c. guru? d. Apakah ada hubungan antara efektifitas kepemimpinan dengan Apakah ada hubungan antara supervisi dengan prestasi kerja

dengan prestasi kerja guru? e. Apakah ada hubungan antara Pemberdayaan dengan prestasi

kerja guru?

C. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih fokus dan mampu memberikan dampak positif kepada SMK Karawang, maka penelitian ini dibatasi untuk menjawab 5

mengenai hubungan efektifitas kepemimpinan dan pemberdayaan terhadap peningkatkan prestasi kerja guru di SMK Karawang. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah tersebut di atas, maka penelitian ini dapat peneliti rumuskan sebagai berikut : a. Apakah terdapat hubungan antara efektifitas kepemimpinan

dengan prestasi kerja guru? b. Apakah terdapat hubungan antara pemberdayaan dengan prestasi

kerja guru? c. Apakah terdapat hubungan antara efektifitas kepemimpinan dan

pemberdayaan dengan prestasi kerja guru?

E. Kegunaan Penelitian Secara teoritis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan pada perkembangan teori efektifitas kepemimpinan dan pemberdayaan dengan prestasi kerja guru pada organisasi pendidikan. Dan secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi,

perbaikan, pengembangan dan perubahan ke arah yang lebih baik pada SMK Karawang dalam melaksanakan 6 efektivitas kepemimpinan dan

pemberdayaan yang dapat meningkatkan prestasi kerja guru sehingga dapat meningkatkan kualitas lulusan.

Anda mungkin juga menyukai