Anda di halaman 1dari 6

1

Gelombang Mikro
Difinisi : gelombang mikro adalah gelombang dengan frekuensi 1 GHz s.d. 30 GHz . Kadang-kadang frekuensi yang lebih tinggi , s.d. 600 GHz disebut juga dengan gelombang mikro ; gelombang mikro ini disebut juga dengan gelombang cm , karena panjang gelombangnya mulai dari 1 s.d. 30 cm Penjalaran gelombang mikro adalah lurus , yang biasa dikatakan dengan LOS = Line Of Sight Untuk menghindari pengaruh dari halangan (obstacle) misalnya gedung-gedung tinggi , bukit-bukit dan sebagainya , maka antena pemancar-penerima gelombang mikro harus dipasang ditempat yang tinggi , sehingga penjalarannya benar-benar dapat LOS Gelombang mikro untuk menghubungkan lokasi-lokasi yang jaraknya sangat berjauhan , dipancarkan dari Stasiun Bumi Satelit Pengirim menuju ke satelit , kemudian dari satelit dipancarkan menuju ke Stasiun Bumi Penerima Satu satelit dapat meliput kira-kira sepertiga luas permukaan bumi Satelit geostasioner beredar dibidang yang sebidang dengan katulistiwa bumi , dimana jarak antar satelit adalah 2 (atau kurang dari nilai itu) , dimana pada setiap lokasi satelit yang 2 tersebut dapat ditempatkan beberapa buah satelit , untuk memenuhi kebutuhan komunikasi satelit . Pada sistem komunikasi satelit ini , pengaruh noise sangat menentukan , sehingga perlu untuk diperhitungkan agar sistem komunikasi dapat berlangsung seperti yang dinginkan , yaitu sistem komunikasi yang andal dan berkualitas tinggi , dengan kesalahan yang sangat kecil Bidang frekuensi yang sangat menarik adalah dari frekuensi 3 Ghz s.d. 10 Ghz Terdapat beberapa alat yang dapat digunakan untuk membangkitkan gelombang , diantaranya yang paling berarti adalah transisitor efek medan Galium Arsenite Metode untuk pengukuran gelombang mikro yang paling teliti dan sederhana adalah dengan jalan analisa jaringan dan pengukuran frekuensi gelombang mikro Yatrium iron garnet resonators saat ini memegang peranan yang penting untuk : filter-filter yang dapat di tala (tuned filters) maupun untuk osilator Komponen-komponen yang dikontrol PIN diode sering digunakan untuk microwave switching , phase-shifting , attenuating , modulating dan limiting Logika subnanosecond , rangkaian-rangkaian pulsa yang menggunakan Gun devices dan / atau GaAs MOSFETs (Galium Arsenite Metal Ocxide Semiconductor Field Effect Transistor) adalah pada ambang (threshold) daripada penemuan aplikasi-aplikasi sistem Rangkaian-rangkaian IC Hybrid biasanya digunakan pada sistem-sistem gelom-bang mikro Induktansi , kapasitansi dan resistannsi tergumpal (lumped inductance, capacitance and resistance) menjadi populer pada frekuensi-frekuensi gelombang mikro serta menjanjikan untuk dapat mengeliminir penghalang (barrier)

2 antara philosofi disain pada frekuensi-frekuensi gelombang mikro dengan frekuensifrekuensi yang labih rendah Peralatan gelombang mikro tidak hanya digunakan untuk komunikasi , namun juga dipakai untuk pengukuran dan pengontrolan industri dan pemanas dielektrik pada frekuensi-frekuensi gelombang mikro

Perambatan Gelombang Mikro


Perambatan gelombang dari suatu antena pemancar ke suatu antena penerima , jika jarak antara kedua antena tersebut adalah r , pengaruh redaman atmosfer diabaikan , dapat digambarkan dengan persamaan :
E (r ) = E o j r e = P ra b ta e ma n r M d n L trik e a is

H (r ) =

E o j r e =P eram atan b r zo

M an M n ed ag it

o = 120 ( ) ; = kharateris tik perputaran fase o Jika pengirimnya adalah radiator bulat yang memancar omnidirectional (radiator isotropik = memancar kesegala arah ) , maka: besarnya daya yang dipancarkan keluar oleh radiator isotropik dari suatu permukan seluas dA pada jarak d dan n yang normal (tegak lurus ) terhadap permukaan ini adalah :
zo =
Pz =
2 2 1 1 Eo Eo 2 A E (d) x H (d) n dA = 2 d2120 4 d = 60 2

dimana :

Untuk radiator isotropik , penjalaran medan listrik adalah sesuai dengan rumus berikut :
E is
2 ( r ) = (60Pz ) e j r 1

Kerapatan daya ( power density ) pada jarak d adalah S ( d )


S (d) =E (d) x H (d) = E (d) H s in (d) ,H (d) E

dengan H ( d ) = Pointing Vector Karena E ( d ) dengan H ( d ) = 90 , maka :

S ( d ) = E ( d ) x H ( d ) = E ( d ) H dengan arah rambatan t egak lurus baik terha dap E ( d ) mau E(d) pun H ( d ) , seperti gambar berikut : E(d) H (d)

S(d) H (d) Dengan demikian untuk radiator isotropik berlaku : 2 Pz 1 1 1 Eis ( d ) S is = E ( d ) H ( d ) = E H = = 2 2 2 zo 4 d 2 Rapat daya isotropik ini menjadi rapat daya yang diterima di antena penerima. Jika luas efektip antena penerima = Ao , maka daya yang diteima di antena penerima adalah Pz Po = S is Ao = Ao 4 d 2

2 4 Dengan memakai antena penerima berbentuk parabola dengan sumber penerima berupa horn (tanduk) yang terletak di titik focus parabola , maka energi dapat dijadikan bundel .
Jika antena penerima tersebut juga sebuah radiator , maka berlaku : Aef = Pesatnya kebutuhan akan pelayanan akses informasi melalui jaringan internet pada saat ini memerlukan infrastruktur untuk menunjang kebu-tuhan tersebut. Satelit sudah banyak dimanfaatkan secara komersial mulai awal dekade tahun 70. Infrastruktur satelit merupakan salah satu yang dapat digunakan untuk : pelayanan multimedia dengan kecepatan yang tinggi Untuk menujang hal tersebut diperlukan peralatan satelit komunikasi yang dapat memenuhi kebutuhan pelayanan itu Karakteristik dan kinerja payload komunikasi merupakan parameter yang sangat penting Saat ini karakteristik satelit yang ada belum optimum untuk mendukung sistem interaktif multimedia broadband Untuk itu perlu analisa dan sintesa agar payload yang didisain sesuai dengan standarisasi DVB IP VSAT yang saat menjadi standart internet IP lewat satelit Disini akan dibahas karakteristik yang penting pada sistem payload komunikasi meliputi : effisiensi penggunaan daya yang berhubungan dengan linearitas repeater penentuan daerah kerja dari penguat daya

Satelit LEO = Low Earth Orbite Sattelite

4 Sistem komunikasi satelit yang saat ini masih didominasi oleh penggunaan satelit berorbit sinkron dengan putaran bumi , menunjukkan adanya kekurangan-kekurangan , misalnya : Terbatadnya slot dilintasan stasioner , yang mana besarnya hanya 360 . Sebelumnya ditentukan , jarak antar masing-masing satelit adalah 5 , kemudian dipersempit menjadi 2 , bahkan saat ini pada posisi yang sama dapat ditempati oleh 2 buah satelit , dimana cara bekerjanya menggunakan koordi-nasi, misalnya : daerah frekuensi yang digunakan berbeda beda footprint , dsb.

Namun diperkirakan penggunaan satelelit sinkron atau satelit GEO = Geo Stationary Orbite Sattelite masih tetap tidak men-cukupi. Lokasi satelit GEO adalah sangat tinggi dari permukaan bumi ( 36000 km ) , sehingga kerugian lintasan (path loss) cukup tinggi ( > 200 dB ) . Karena itu sistem komunikasi satelit GEO ini hanya layak digunakan untuk system komunikai tak bergerak

Kekurangan dari sistem komunikasi satelit GEO ini dustru menjadi sifat yang dipunyai oleh sistem kommunikasi satelit berorbit nonsinkron , atau sistem komunikasi satelit berorbit rendah (LEO = Low Earth Orbite) , di-antaranya adalah : bidang orbit satelit LEO tidak harus berimpit dengan khatulistiwa ketinggian satelit LEO jauh lebih rendah dibandingkan dengan Satelit GEO , sehingga kerugian lintasan juga lebih kecil . Karena itu dapat digunakan stasiun bumi yang dayanya lebih rendah dan berukuran lebih kecil , sampai dengan ukuran yang dapat dipegang dengan tangan (handheld)

Faktor-faktor yang menghalangi digunakannya satelit LEO yang berorbit non sinkron dengan putaran bumi , misalnya : Orbit satelit LEO ini adalah nonsinkron dengan putaran bumi . Dengan orbit yang rendah dan tak sinkron dengan putaran bumi tersebut , satelit yang bersangkutan hanya terlihat bebe-rapa saat saja dari suatu tempat tertentu di permukaan bumi . Satelit LEO menyebabkan terjadinya peristiwa terbit dan terbenam bagi suatu tempat tertentu dipermukaan bumi , sehingga dipermukaan bumi tersebut harus dileng-kapi dengan 2 buah antena , yang dapat dikendalikan sepenuhnya (fullysteerable) , dimana yang satu adalah aktip berhubung-an , sedangkan yang satunya lagi harus siap-siap untuk berhu-bungan dengan satelit yang berikut-nya , begitu satelit yang sebelumnya terbenam . Pada saat antenna kedua berhubungan dengan satelit yang baru terbit , daya satelit yang diterima masih sangat lemah , sehingga diperlukan antenna berdiameter besar

5 agar komunikasi tetap dapat berlangsung . Inilah yang masih merupakan kekurangan dari sistem komunikasi satelit LEO , sehingga masih memerlukan pengembangan lebih lanjut agar komunikasi antar pengguna benar-benar feasible (layak pakai)

1. Blok diagram sistem komunikasi satelit bergerak adalah sebagai terlihat pada gambar Sistem Komunikasi Satelit Bergerak Komponen system komunikasi adalah : 2. Mobil terminal / handset (pelanggan) 3. RBS (Radio Base Station) / Repeater : dalam hal ini adalah satelitnya itu sendiri MSC (Mobile Switching Cetre) : dalam hal ini adalah Ga-teway Gateway : berfungsi untuk menghubungkan system LEO ke jaringan luar , seperti : PSTN Cellular Terrestrial network Jaringan-jaringan yang lain

Konstelasi satelit Iridium neliputi : 66 buah satelit .

6 Ke-66 buah satelit tersebut terbagi didalam 6 bidang edar Ketinggian garis edarnya adalah 770 km Setiap satelit memancarkan gelombang raduo dalam 48 berkas Gambar satelit Iridium tipe three-axis stabilized(distabisasi dengan 3 sumbu) dengan sun-pointing (pengarah ke matahari) adalah seperti gambar berikut ini :

Payload komunikasi terdiri atas : 1. 3 buah Main Mission Antenna (antena misi utama) , yang berfungsi untuk hubungan ke Terminal bergerak 2. 4 buah Slotted Array Antenna

Payload komunikasi terdiri atas : - 3 buah

Anda mungkin juga menyukai