Anda di halaman 1dari 4

Tugas

FILSAFAT ILMU

Disusun Oleh Nama : Haskara Purwandhi Stambuk : 101242 Kelas :N

SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER STMIK DIPANEGARA MAKASSAAR 2012

FILOSOFI BAMBU Pernahkah kita memperhatikan, rumpun bambu yang menjulang tinggi saat tertiup angin? Ia meliuk ke sana kemari. Bahkan, di tengah badai sekali pun, bahkan hingga liukannya seperti hendak menumbangkannya, bambu tetap kokoh berdiri. Tak tercerabut dari akarnya. Ia tak seperti banyak pepohonan yang tumbuh besar yang sering kali meski berbatang raksasa, namun saat tertiup angin, ambruk dengan mudahnya. Sekalipun bambu meliuk diterpa angin, dia mempunyai pegangan, akar yang kuat menghujam di tanah. Bagaimana bambu bisa sekuat itu? Bambu saat pertama kali ditanam, di tahun pertama, di saat kita sibuk menyiraminya agar subur, ia seolah-olah diam saja. Bahkan, tak jarang, ilalang yang dibiarkan, malah tumbuh jauh lebih lebat dan suburnya. Tahun berlalu. Cobalah terus memupuk dan menyiramnya. Bambu tetap seperti tak tumbuh. Seolah, tak ada sesuatu pun yang terjadi pada bambu tersebut. Malah, tumbuhan lain yang ada di sekilingnya, telah tumbuh dengan pesatnya. Menginjak tahun ketiga, dengan kesabaran yang terus kita berikan, yakni dengan terus merawat dan menyiraminya, bambu tetap tak bergeming. Seolah ia tak mau tumbuh sehingga mulai memunculkan rasa frustasi bagi yang menanamnya. Tahun keempat, pepohonan yang ada di sekeliling bambu telah makin tumbuh lebat dan bahkan ada yang sudah menjulang tinggi. Sementara, bambu hanya tetap diam dan seperti tak hendak tumbuh. Ia mungkin telah tumbuh, namun setengah atau semeter saja. Seolah tak mau tumbuh layaknya pohon lainnya. Namun, di saat bambu menginjak tahun kelima, bagi yang tetap sabar merawatnya, akan segera menikmati hasilnya. Bambu yang seolah diam, ternyata tumbuh tinggi dengan cepatnya. Bahkan, hanya dalam hitungan minggu. Dan, ia tumbuh dengan kuatnya.

Apa yang terjadi? Dalam empat tahun pertama, ternyata tumbuh ke dalam tanah. Ia membentuk akar yang kuat sehingga dalam empat tahun, akarnya yang berserabut memancap kuat ke dalam tanah. Ia mengambil saripati terbaik dari dalam tanah sehingga mampu tumbuh menjadi bambu yang kuat diterpa angin dan kokoh dengan banyak manfaat yang bisa dipetik darinya. Dengan masa tumbuh yang sangat lama itulah, bambu menjadi sangat kaya manfaat. Batangnya bisa dijadikan tulang rumah, dari tiang, dinding, hingga berbagai aksesoris yang menghiasi rumah. Mebel, pagar, bahkan lantai rumah pun bisa dibuat dari bambu yang kokoh. Tak hanya itu, dengan cara yang benar, bambu akan jadi dasar bangunan yang tahan rayap dan kokoh hingga bertahuntahun lamanya. Inilah pembelajaran yang bisa kita petik dari bambu. Seperti juga kehidupan. Ada proses panjang menuju terwujudnya impian. Sebab, tak ada sesuatu yang terbangun secara instan. Kalau pun ada, pastinya ia tak kan sekuat dan sekokoh kesuksesan yang didapat dengan peluh keringat dan darah perjuangan. Dan, semua itu didapat bukan dalam waktu setahun dua tahun. Namun, tak jarang bertahun-tahun lamanya. Hingga, tak heran, banyak pula yang kemudian bertumbangan sebelum sampai puncak sukses yang didambakannya. Akibatnya, perjuangan kadang justru berhenti di saat hendak sampai puncak. Padahal, dengan sekali lagi, sekali melangkah, sekali menahan rasa sakit, sekali lagi terjatuh, barangkali di balik itu akan segera menemukan sukses yang dicari. Kesabaran sang bambu inilah yang seharusnya bisa kita pelajari dan hayati untuk dipraktikkan dalam kehidupan. Meski tak terlihat orang, ia konsisten mencari dan menyerap yang terbaik di dalam tanah sehingga akarnya sangat kuat menghujam ke tanah. Begitu pula kita sebagai insan luar biasa. Meski tak terlihat, belum tampak memberikan hasil yang diharapkan, kita harus konsisten untuk memperjuangkan

apa yang pantas kita raih. Konsistensi dan integritas terhadap bidang yang kita jalani, serta apa yang kita perjuangkan inilah yang akan menjadi akar kuat sehingga saat sukses didapat, ia tak kan mudah digoyang dan digoncang badai kehidupan. Proses layaknya bambu inilah yang harus kita pegang dalam setiap hal yang kita perjuangkan. Jangan pernah menyerah dengan hasil yang belum tampak di depan mata. Tapi, jika yakin dan sadar dengan apa yang diperjuangkan, serta terus fokus, sedikit demi sedikit, akar yang terbentuk akan menguatkan sukses kita. Mari, syukuri apa pun hasil yang telah kita capai saat ini. Dan, dengan syukur itu, mari kita terus berjuang untuk mencapai hasil yang lebih baik dan lebih baik lagi. Sehingga, kita pun akan tumbuh pesat layaknya sang bambu yang kokoh karena fondasi akarnya yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai