Anda di halaman 1dari 17

TERAPI KECIL

( Terapi Hipertiroid dengan Iodium Radioaktif )

Oleh : Nur Hamizah Nasaruddin (1301-1008-2001)

Keterangan Umum
Nama : Nn. O Perempuan Jenis kelamin:

Usia
Alamat Agama

:
: :

21 tahun
Lampung Islam : Belum menikah

Status marital

Tanggal pemeriksaan : 9 April 2012

Anamnesis
Keluhan Utama : Batuk dan berkeringat Anamnesa Khusus : Pasien datang dengan keluhan batuk-batuk dan berkeringat yang dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan perasaan berdebar-debar dan tangan yang selalu tremor. Pasien mengeluhkan nafasnya yang sentiasa terganggu dan tidurnya yang menjadi tidak nyaman. Nafsu makan pasien menurun dan telah mengalami kehilngan berat badan sebanyak 10 kilo dalam tempoh sebulan. Pasien sering berkeringat dan lebih enak berada di tempat yang dingin. Mata pasien tampak agak melotot, tetapi penglihatan masih tidak terganggu. Tidak ada riwayat anggota keluarga dengan gejala serupa.

Pasien sudah pernah berobat di rumah sakit daerah Lampung sebulan yang lalu. Pasien telah didiagnosa mengalami pembesaran kelenjar tiroid dan diberikan obat PTU.
Pasien datang ke Bahagian Nuklir RSHS karena keluhan-keluhan batukbatuk, berkeringat, serta keluhan-keluhan lain masih tidak sembuh lagi.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Compos mentis Tanda Vital :

T = 100/60 mm Hg
R = 24 x / menit Berat Badan Status Generalis : 40 kg

N = 84 x / menit
S = afebris

Kepala : Konjungtiva tidak anemis Sklera tidak ikterik Eksoftalmus (ringan)

Pemeriksaan Fisik
Leher : KGB tidak membesar Kelenjar tiroid membesar bilateral simetris pada bagian anterior leher Thorax : Bentuk dan gerak simetris Pulmo : rh (-), wh (+) Abdomen : Hepar/Lien : tidak membesar Ekstremitas : Palmar : telapak tangan lembab, tremor (+)

Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium : T3 : 1.0 nmol/L fT4 : 2.4 ng/dL TSHs : <0,01 uIU/mL ( N:1.0-3.3 nmol/L) ( N:0.8-1.7ng/dL) ( N:0.3-3.8 uIU/mL)

Deskripsi : Kadar hormon T3 normal, kadar T4 bebas tinggi, sedangkan kadar TSH sensitif rendah. Dari pencitraan, tampak kedua lobi membesar dengan distribusi radioaktivitas rata. Nilai uji tangkap Tc-99m Pertechnetate : 40.2% (Normal 0.5%-5%).

Sidik Kelenjar Gondok : Dari pencitraan, tampak kedua lobus membesar dengan distribusi radioaktivitas merata.

Diagnosis
Struma difusa toksik Penatalaksanaan Th/ Radioaktif - I 131 8mCi Prognosis Quo ad vitam : ad bonam Quo ad functionam : ad bonam

Tinjauan Ilmu Kedokteran Nuklir


Pengobatan dengan iodium radioaktif telah dikenal sejak lebih dari 60 tahun.

Cara pengobatan ini aman, mudah, dan tidak memberikan efek samping yang berarti bagi penderita, keturunannya, lingkungan.
Namun demikian, prinsip kehati-hatian tetap perlu diterapkan agar radiasi yang berasal dari (diberikan hanya di lingkungan rumah sakit berlisensi). Pengobatan dengan iodium radioaktif diutamakan pada pasien yang resisten dengan obat antitiroid atau yang residif pascaoperasi tiroidektomi.

CARA PENGOBATAN HIPERTIROIDI


Pengobatan Cara Kerja Obat Anti Tiroid Menghambat Pembentukan Hormon Immunosupresi Iodium Radioaktif Ablasi kelenjar tiroid dengan radiasi beta Reaksi Imun Operasi Ablasi Kelenjar tiroid melalui operasi

Indikasi & Kontraindikasi

Dapat diberikan pada semua penderita, kecuali bila alergi obat atau ada gangguan faal hati berat

Dapat diberikan pada semua penderita, kecuali ibu hamil dan ibu menyusui

Indikasi: kelenjar tiroid yang besar Pra operasi : fungsi tiroid harus normal dulu

Lama Pengobatan dan 1-2 tahun, bisa lebih lama Respons


Sembuh dan Kambuh -Angka kesembuhan rendah -Kambuh sekitar 25-90% -Alergi obat - Agranulositosis (jarang)

Respons setelah 2-4 bulan (tergantung dosis yang diberikan)


Hampir tidak pernah kambuh

Cepat

Kambuh, tergantung besarnya jaringan tiroid yang disisakan

Efek Samping

- Gangguan faal hati (jarang)

-Hipotiroidi permanen (efek -Hipoparatiroidi jangka panjang) -Kelumpuhan pita -Oftalmopati aktif memburuk suara -Hipotiroidi permanen (tergantung jaringan tiroid yang disisakan) Relatif murah, tidak perlu perawatan di rumah sakit Mahal, perlu perawatan di rumah sakit.

Biaya Perawatan

Murah, tidak perlu perawatan di rumah sakit

Radiofarmaka
Na- I 131 dengan dosis rendah (80-150 uCi/g), sedang (150-200 uCi/g), tinggi (>200 uCi/g), per oral. Dosis ditentukan menggunakan rumus berikut :

Dosis (uCi) = berat kelenjar (gram) x dosis (uCi/g) % iodium uptake 24 jam

Pengobatan hipertiroid dengan radioaktif (I 131) merupakan pengobatan definitif penyakit tersebut. Radiasi beta dari I 131 akan mengablasi sel-sel folikel tiroid sehingga produksi hormon tiroid yang berlebihan dihentikan.

Sebelum Minum Iodium Radioaktif


Wanita pastikan tidak sedang hamil (tes-pack) Hindari seafood, obat/vitamin/suplemen, jamu/ramuan tradisional/herbal yang mengandung iodium atau diduga mengandung iodium paling kurang 2 minggu sebelumnya. Bagi penderita hipertiroid : hentikan obat antitiroid (seperti PTU, carbimazole, methimazole) paling kurang 5 hari sebelumnya.

Efek Samping

Eksaserbsi tirotoksikosis (jarang terjadi, biasanya dalam 1 minggu pasca-pengobatan) Rasa pembengkakan di daerah tiroid dan mulut kering (biasanya hilang sendiri) Hipotiroid selintas (biasanya 3-6 bulan pasca-pengobatan)

Hipotiroid menetap (diapantau dengan rneggunakan kadar TSHs secara periodik selama 3-6 bulan sekali)

Sesudah Minum Iodium Radioaktif (1)


Banyak minum, dan setelah menggunakan toilet siram dengan air sebanyak mungkin.

Wanita jangan hamil selama minimal 6 bulan setelahnya.


Pria istrinya tidak boleh hamil minimal 6 bulan setelahnya (gunakan alat kontrasepsi selama masa tersebut). Makanan laut dan obat/vitamin dll. yang mengandung iodium boleh diminum kembali 2 minggu setelahnya. Bagi penderita hipertiroid : Jangan dekat anak <13 tahun / wanita hamil (3 hari) Obat antitiroid boleh diminum kembali (1 minggu) sesuai petunjuk dokter Obat-obat lain yang biasa diminum (jantung, hipertensi, lambung) dll. sepanjang tidak mengandung iodium, boleh terus diminum.

Sesudah Minum Iodium Radioaktif (2)


Bagi penderita struma : Bila dianggap perlu, bisa dirawat di kamar isolasi tergantung pada dosis iodium radioaktif yang diberikan, Jangan dekat dengan anak <13 tahun / wanita hamil (3 hari) Dalam jangka panjang -sejalan dengan mengecilnya struma- dapat terjadi hipotiroid (kekurangan fungsi tiroid), oleh karena itu setelah minum iodium radioaktif perlu diperiksakan kadar hormon tiroid secara berkala setiap 6-12 bulan sekali.

Pengawasan Pasca-Pengobatan
Bagi penderita hipertiroid: Efek maksimum baru akan terlihat 2-3 bulan setelahnya; bila setelah 3 bulan fungsi tiroid masih belum baik, iodium radioaktif dapat diberikan lagi, Pasca-pengobatan dapat terjadi kondisi hipotiroid (kekurangan hormon tiroid) karena kelenjar tiroid sudah tidak berfungsi lagi,

Oleh karena itu setelah dinyatakan sembuh, periksa kadar hormon tiroid setiap 6 bulan; bila terjadi hipotiroid, berikan suplemen tiroid sebagai pengganti sesuai dengan kebutuhan selama seumur hidup.

Tinjauan Kepustakaan

Anda mungkin juga menyukai