Anda di halaman 1dari 5

1. Jagung (Zea mays L.) Jagung (Zea mays L.

) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama diAmerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya diMadura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga ditanam sebagai pakanternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai penghasil bahan farmasi. Kerajaan: Plantae

(tidak termasuk) Monocots (tidak termasuk) Commelinids Ordo: Famili: Genus: Spesies: Poales Poaceae Zea Z. mays

Zea mays ssp. mays

Kandungan gizi Biji jagung kaya akan karbohidrat. Sebagian besar berada pada endospermium. Kandungan karbohidrat dapat mencapai 80% dari seluruh bahan kering biji. Karbohidrat dalam bentuk pati umumnya berupa campuran amilosa dan amilopektin. Pada jagung ketan, sebagian besar atau seluruh patinya merupakan amilopektin. Perbedaan ini tidak banyak berpengaruh pada kandungan gizi, tetapi lebih berarti dalam pengolahan sebagai bahan pangan. Jagung manis diketahui mengandung amilopektin lebih rendah tetapi mengalami peningkatan fitoglikogen dan sukrosa.

Kandungan gizi Jagung per 100 gram bahan adalah: 1. Kalori : 355 Kalori 2. Protein : 9,2 gr 3. Lemak : 3,9 gr 4. Karbohidrat : 73,7 gr 5. Kalsium : 10 mg 6. Fosfor : 256 mg 7. Ferrum : 2,4 mg 8. Vitamin A : 510 SI 9. Vitamin B1 : 0,38 mg 10. Air : 12 gr Dan bagian yang dapat dimakan 90 %. Untuk ukuran yang sama, meski jagung mempunyai kandungan karbohidrat yang lebih rendah, namum mempunyai kandungan protein yang lebih banyak. Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150 hari. Pemanfaatan Selain sebagai bahan pangan dan bahan baku pakan, saat ini jagung juga dijadikan sebagai sumber energi alternatif. Lebih dari itu, saripati jagung dapat diubah menjadi polimer sebagai bahan campuran pengganti fungsi utama plastik. Salah satu perusahaan di Jepang telah mencampur polimer jagung dan plastik menjadi bahan baku casing komputer yang siap dipasarkan. Produksi jagung dan perdagangan dunia Provinsi penghasil jagung di Indonesia : Jawa Timur : 5 jt ton; Jawa Tengah : 3,3 jt ton; Lampung : 2 jt ton; Sulawesi Selatan: 1,3 jt ton; Sumatera Utara : 1,2 jt ton; Jawa Barat : 700 800 rb ton, sisa lainnya (NTT, NTB, Jambi dan Gorontalo) dengan rata-rata produksi jagung nasional 16 jt ton per tahun Produsen jagung terbesar saat ini adalah Amerika Serikat (38,85% dari total produksi dunia), diikuti China 20,97%; Brazil 6,45%; Mexico 3,16%; India 2,34%; Afrika Selatan 1,61%; Ukraina 1,44% dan Canada 1,34%. Sedangkan untuk negaranegara Uni Eropa sebanyak 7,92% dan negara-negara lainnya 14,34%. Total produksi jagung pada tahun 2008/2009 adalah sebesar 791,3 juta MT

2. Pinus Pinus adalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang semuanya tergabung dalam marga Pinus. Di Indonesia penyebutan tusam atau pinus biasanya ditujukan pada tusam Sumatera (Pinus merkusii Jungh. et deVries). Pinus kebanyakan bersifat berumah satu (monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina namun terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (sub-dioecious).

Kerajaan: Divisi: Kelas: Ordo: Famili: Genus:

Plantae Pinophyta Pinopsida Pinales Pinaceae Pinus L

3. Labu Kuning (Cucurbitae Moschata)

Klasifikasi Tanaman Divisi Sub divisi Kelas Ordo Familia Genus Spesies : Spermatophyta : Angiospermae : Dicotyledonae : Cucurbitales : Cucurbitaceae : Cucurbita : Cucurbita moschata Durch (Hutapea, J.R, et al., 1994)

Labu kuning atau waluh (Cucurbita moschata Durch.), yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai pumpkin, termasuk komoditas pangan yang telah banyak dikenal masyarakat. Olahan berupa kolak waluh sangat manis dan memiliki warna kuning orange sehingga menarik untuk dinikmati di samping rasa dan penampilannya yang menarik, labu kuning merupakan bahan pangan yang kaya vitamin A dan C, mineral, serta karbohidrat dan daging buahnyapun mengandung antioksidan yang bermanfaat sebagai anti kanker. Umumnya labu kuning diolah menjadi kolak ataupun sayur, di samping untuk pembuatan kue tradisional, karena bahan pangan lokal tersebut memiliki potensi gizi dan komponen bioaktif yang baik, dan belum termanfaatkan secara optimum. Salah satu penyebabnya adalah keterbatasan pengetahuan masyarakat akan manfaat komoditas pangan tersebut. Sesuai namanya, labu kuning mempunyai warna kuning atau jingga akibat kandungan karotenoidnya yang sangat tinggi, di samping kaya akan karoten (salah satu jenis karotenoid). Karoten (betakaroten) merupakan sumber vitamin A. Di dalam tubuh karoten diubah menjadi vitamin A yang penting untuk tubuh terutama pada masa pertumbuhan. Labu kuning yang kaya betakaroten dapat menjadi bahan biofortifikasi pada produk pangan olahan. Fortifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan labu kuning segar yang ditambahkan pada pembuatan roti, es krim dan produk pangan lain yang disukai anak-anak. Fortifikasi juga dapat dilakukan dengan terlebih dahulu mengolah labu kuning menjadi tepung yang selanjutnya diaplikasikan pada pengolahan pangan. Produk olahan yang ditambah dengan tepung labu kuning mempunyai warna dan rasa yang spesifik, sehingga diharapkan Iebih disukai anakanak. Tepung merupakan alternatif produk setengah jadi yang dianjurkan karena lebih tahan disimpan, mudah dicampur (dibuat komposit), dibentuk, diperkaya zat gizi, dan Iebih cepat dimasak sesuai tuntutan kehidupan modern yang serba praktis. Dari segi proses, pembuatan tepung hanya membutuhkan air relatif sedikit dan ramah Iingkungan dibandingkan dengan pembuatan pati. Menurut Prof. Dr. Made Astawan, Dosen di Departemen Teknologi Pangan dan Gizi IPB, tahapan pembuatan tepung dari buah labu kuning sebagai berikut: Labu kuning harus dipilih yang mengkal, yaitu buah sudah tua tetapi belum masak

optimum. Buah dipanen kira-kira 5-10 hari Iebih awal dari umur panen semestinya. Buah yang masak optimum tidak sesuai dibuat tepung karena kadar airnya tinggi, daging buahnya lembek, serta kadar patinya rendah. Setelah dikupas kulitnya, labu dibelah-belah dan dilakukan pemblansiran, yaitu perlakuan dengan uap panas selama 5-10 menit. Dalam skala rumah tangga, tahapan ini dapat dilakukan seperti mengukus nasi tetapi tidak perlu ditutup. Selanjutnya labu dirajang dengan ketebalan 0,1-0,3 cm yang hasilnya dinamakan sawut. Sawut dikeringkan sampai diperoleh kadar air sekitar 14 persen, selanjutnya ditepungkan Agar Iebih efisien, penepungan sawut dilakukan dalam dua tahapan, yaitu penghancuran sawut untuk menghasilkan butiran kecil (lolos 20 mesh) dan penggilingan/penepungan menggunakan saringan Iebih halus (80 mesh). Hasil penelitian Departemen Food Science, Rajamangkala University of Technology, Thailand, tepung labu kuning juga dapat dibuat dengan cara sebagai berikut, yakni labu kuning matang dipotong dengan ukuran 2 x 3 inch dikupas dan direndam dalam larutan asam sitrat 0,1% selama 15 menit dan ditiriskan. Selanjutnya potongan labu kuning dihancurkan dan cairannya dipisahkan. Bubur labu kuning yang diperoleh dikeringkan pada suhu 65 selama 8 jam lalu digiling dan diayak dengan ayakan 80 mesh. Tepung labu kuning yang dihasilkan mengandung karbohidrat 78,77%; protein 3,74%; lemak 1,34%; serat kasar 2,90%; betakaroten 7,29 mg/100 g. Dengan kandungan gizi yang dimilikinya, terutama betakaroten (provitamin A) nya yang tinggi, tepung labu kuning baik digunakan untuk bahan fortifikasi pangan terutama makanan anak-anak sehingga dapat meningkatkan nilai gizinya.

Anda mungkin juga menyukai