Anda di halaman 1dari 2

BAB III PEMASARAN

Haliotis asinina Linnaeus 1758 merupakan spesies abalon tropis yang dapat ditemui di Indonesia Bagian Timur (Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi, Maluku, dan Papua). Kegiatan budidaya untuk menghasilkan benih abalon merupakan komponen produksi yang sangat penting karena ketersediaan benih di alam yang sangat terbatas tidak dapat diandalkan untuk pengembangan budidaya maupun konsumsi. Data SEAFDEC tahun 2007 menunjukkan bahwa pasar tidak dapat memenuhi 7.000 ton permintaan dunia akan abalon (Susanto dkk, 2009). Nilai ekonomis abalon yang tinggi memberi pengaruh prestis bagi yang mengkonsumsinya. Di luar negeri abalon bisa menjadi makanan eksotik yang harganya mahal. Salah satu restoran di Hongkong memajang produk menunya di internet bernama Abalone with Congee dijual seharga US$82 (lebih dari Rp 700.000,00) (Bonang, 2008). Di samping itu, cangkangnya mempunyai nilai estetika yang berpotensi untuk dikembangkan dalam berbagai bentuk kerajinan tangan. Kerang abalon yang ditangkap dikapalkan ke luar Bali dalam bentuk produk beku, dengan keadaan masih bercangkang. Pengelompokan ukuran kerang-kerang yang dipasarkan adalah besar (8-10 cm), menengah (5-7 cm), dan kecil (4 cm). Harga kerang abalon pada tahun 1987 adalah Rp1.000/kg tetapi pada saat ini (2007) harga kerang abalon telah mencapai sekitar Rp150.000/kg. Bapak Sharoni mengakui bahwa mereka memperoleh keuntungan lebih besar pada saat ini daripada sebelumnya. Pedagang kerang abalon umumnya memberikan pinjaman kepada para pengumpul kerang, dan hasil tangkapannya akan dibeli oleh para pedagang. Seringkali para pengumpul Kerang tidak berhasil memperoleh tangkapan yang senilai dengan besar pinjaman yang telah diterimanya, sehingga mereka kemudian memutuskan untuk berhenti melakukan pengumpulan kerang abalon. Ketika ditanya tentang apakah Beliau akan berhenti untuk mengumpulkan kerang abalon karena jumlah yang terus menerus berkurang atau berminat untuk beralih ke jenis tangkapan lainnya, misalnya lobster yang pada saat ini menjadi semakin menguntungkan karena tingginya tingkat permintaan, Bapak Sharoni menjawab tidak. Beliau memilih untuk tetap melanjutkan kegiatan menyelam untuk mengumpulkan kerang abalon dan berharap hasil tangkapan akan dapat meningkat.

Daftar pustaka Anonim 2012, Budidaya kerang Abalon (Haliotis asinina)

http://cesteraurora.blogspot.com/(diakses pada tanggal 12 maret 2012)

Anda mungkin juga menyukai