Anda di halaman 1dari 5

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Cedera kepala adalah cedera yang meliputi trauma kulit kepala, tengkorak dan otak. Cedera kepala paling sering dan penyakit neurologik yang serius diantara penyakit neurologik dan merupakan proporsi epidemic sebagai hasil kecelakaan jalan raya (Smeltzer & Bare 2001). Resiko utama pasien yang mengalami cidera kepala adalah kerusakan otak akibat atau pembekakan otak sebagai respons terhadap cidera dan menyebabkan peningkatan tekanan inbakranial, berdasarkan standar asuhan keperawatan penyakit bedah ( bidang keperawatan Bp. RSUD Djojonegoro Temanggung, 2005), cidera kepala sendiri didefinisikan dengan suatu gangguan traumatic dari fungsi otak yang disertai atau tanpa disertai pendarahan interslities dalam rubstansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak.

2. Tujuan Penulisan 1) Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang anatomi fisiologi, patologi, dan manifestasi klinis pada pasien yang mengalami Penyakit Jantung bawaan.

2) Tujuan Instruksional Khusus a. Menetapkan masalah keperawatan yang terjadi pada kasus yang diberikan b. Menentukan tujuan dan criteria hasil dari setiap masalah keperawatan yang muncul c. Menentukan rencana tindakan untuk meyelesaikan masalah keperawatan yang muncul.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI Cedera kepala merupakan adanya pukulan benturan mendadak pada kepala dengan atau tanpa kehilangan kesadaran (Susan Nartin, 1996). B. KLASIFIKASI CEDERA KEPALA Menurut Jenis Cedera Cedera kepala terbuka : dapat menyebabkan fraktur tulang tengkorak dan laserasi duameter. Trauma yang menembus tengkorak dan jaringan otak. Besarnya cedera pada tipe ini ditentukan oleh massa dan bentuk dari benturan. Cedera kepala tertutup : dapat disamakan pada pasien dengan geger otak ringan dengan cedera serebral yang luas. Menurut berat ringannya berdasarkan GCS (glasgown coma scale) Cedera Kepala Ringan/Minor GCS 13-15 Dapat terjadi kehilangan kesadaran, amnesia, tetapi kurang dari 30 menit Tidak ada fraktur tengkorak Tidak ada kontusia serebral, hemotoma GCS 9 12 Kehilangan kesadaran dan asam anamnesa lebih dari 30 m tetapi kurang dari

Cedera Kepala Sedang

24 jam Dapat mengalami fraktur tengkorak Diikuti contusia serebral, laserasi dan hematoma intrakranial GCS 3 8 Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 jam Juga meliputi kontusia serebral, laserasi atau hematoma intra kranial.

Cedera Kepala Berat

C. ETIOLOGI Trauma oleh Benda Tajam Menyebabkan cedera setempat dan menimbulkan cedera lokal. Trauma oleh benda tumpul Kerusakan terjadi ketika energi/kekuatan diteruskan ke substansi otak energi diserap lapisan pelindung yaitu rambut kulit kepala dan tengkorak.

D. MANIFESTASI KLINIS Nyeri Kepala Nyeri kepala biasanya terlokalisir, tapi bisa juga menyeluruh. Biasanya muncul pada pagi hari setelah bangun tidur dan berlangsung beberapa waktu, datang pergi (rekuren) dengan interval tak teratur beberapa menit sampai beberapa jam. Serangan semakin lama semakin sering dengan interval semakin pendek. Nyeri kepala ini bertambah hebat pada waktu penderita batuk, bersin atau mengejan (misalnya waktu buang air besar atau koitus). Nyeri kepala juga bertambah berat waktu posisi berbaring, dan berkurang bila duduk. Penyebab nyeri kepala ini diduga akibat tarikan (traksi) pada pain sensitive structure seperti dura, pembuluh darah atau serabut saraf. Nyeri kepala merupakan gejala permulaan dari adanya cedera pada otak. Muntah Lebih jarang dibanding dengan nyeri kepala. Muntah biasanya proyektil (menyemprot) tanpa didahului rasa mual, dan jarang terjadi tanpa disertai nyeri kepala. Edema Papil Keadaan ini bisa terlihat dengan pemeriksaan funduskopi menggunakan

oftalmoskop. Gambarannya berupa kaburnya batas papil, warna papil berubah menjadi lebih kemerahan dan pucat, pembuluh darah melebar atau kadang-kadang tampak terputus-putus. Untuk mengetahui gambaran edema papil seharusnya kita

sudah mengetahui gambaran papil normal terlebih dahulu. Penyebab edema papil ini masih diperdebatkan, tapi diduga akibat penekanan terhadap vena sentralis retinae. Kejang Kejang yang sifatnya lokal sukar dibedakan dengan kejang akibat lesi otak lainnya, sedang kejang yang sifatnya umum atau general sukar dibedakan dengan kejang karena epilepsi. Kejang pada cedera kepala disebabkan karena adanya peningkatan tekanan intrakranial di otak. Peningkatan Tekanan Intrakranial Peningkatan tekanan intrakranial disebabkan karena adanya perubahan volume di dalam otak, baik karena tumor, perdarahan maupun edema. Sehingga volume dalam otak meningkat dan terjadi peningkatan tekanan intrakranial.

PATOFISIOLOGI
Trauma langsung Trauma tidak langsung Kondisi patologis

Fraktur

Diskouintutitas tulang

Pergeseran frakmen tulang

Perubahan jaringan sekitar Pergeseran fragtur tuulang Laserasi kulit Spasme otot

Kerusakan frakmen tulang Tekanan sumsum tulang > tinggi dari kapiler

Putus vena/arteri Deformitas Perdarahan

Peningkatan tekanan kapiler

Reaksi stres klien Gangguan fungsi Kehilangan volume cairan Pelepasan histamin Melepaskan katekolamin Protein plasma hilang Memobilisasi asam lemak Edema Bergabung dengan trombosit

Penekanan pembuluh darah

Emboli

Penurunan perfusi jaringan

Menyumbat pembuluh darah

Anda mungkin juga menyukai