Ilmurijalal Hadits 110115065523 Phpapp01
Ilmurijalal Hadits 110115065523 Phpapp01
Ilmurijalal Hadits 110115065523 Phpapp01
Kata sanad secara sederhana diartikan mata rantai rawi yang merupakan transmisi yang digunakan dalam periwayatan matan. Sementara itu, kata isnad dimaknai mengangkat hadis (ucapan/informasi) sehingga sampai kepada pengucapnya (narasumber). Ahli hadis sering menggunakan kedua istilah tersebut untuk maksud yang sama, yakni silsilah al-rijal (rangkaian periwayat hadis) yang dapat menghubungkan kepada matan hadis.
Urgensitas sanad/isnad
Isnad memiliki kedudukan yang sangat penting dan agung dalam Islam dan umatnya. Hal demikian karena umat Islam menerima agama ini dari sahabat, sementara sahabat menerimanya dari Rasulullah saw, sedangkan beliau saw mendapatkannya dari Allah, Tuhan sarwa semesta. Abdullah Ibn Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
Artinya : Kalian mendengar lalu didengar dari kamu dan didengar dari yang mendengar dari kamu. (HR. Imam Ahmad dan Abu Daud, dinilai sahih).
Setelah terjadi fitnah yang dilakukan Abdullah Ibn Saba (di akhir masa kekhalifahan Usman Ibn Affan) isnad semakin banyak dan intens dipertanyakan dan penggunaan sanad terus berlangsung dan bertambah seiring dengan menyebarnya para Ashab al-Ahwa (pengikut hawa nafsu) di tengah-tengah kaum muslimin, juga banyaknya fitnah yang mengusung kebohongan sehingga orang-orang tidak mau menerima hadis tanpa isnad. Imam Muslim meriwayatkan dengan isnadnya dari Muhammad Ibn Sirin bahwasanya beliau berkata :
Dahulu orang-orang tidak pernah menanyakan isnad, akan tetapi setelah terjadi fitnah maka dilihat hadis Ahli Sunnah lalu diterima dan dilihat hadisnya ahli bid`ah lalu tidak diterima (ditolak).
Lanjutan
Kemunculan Ilmu al-Rijal merupakan buah dari berkembang dan menyebarnya penggunaan isnad serta banyaknya pertanyaan mengenainya, terlebih setelah meluasnya diskusi paham keagamaan yang dipandang baru (bidahbidah) dan dinilai dapat merusak kemurnian akidah umat Islam. Ilmu alRijal dipandang sebagai keistimewaan umat Islam yang tidak dimiliki oleh umat lainnya. Hanya saja Ilmu al-Rijal baru muncul setelah pertengahan abad ke-2 H. Karya tulis pertama dalam studi ini adalah kitab al-Tarikh karya al-Layts Ibn Saad (wafat 175 H) dan kitab al-Tarikh yang disusun oleh Imam Abdullah Ibn alMubarak (wafat 181 H). Imam al-Dzahabi menyebutkan bahwa al-Walid Ibn Muslim (wafat 195 H) juga memiliki sebuah kitab Tarikh al-Rijal. Setelah itu secara berkelanjutan lahir banyak karya tulis dalam ilmu ini, padahal sebelum masa kodifikasi rijal alhadits, pembahasan tentang rawi hadis dan penjelasan ihwal mereka sebatas musyafahah (lisan.
4.
5.
1. 2. 3.
4.
5. 6.
Kitab Marifat Man Nazala min al-Shahabah SairalBuldan, karya Imam Ali Ibn Abdillah al-Madini (wafat tahun 234 H). Kitab ini tidak sampai kepada kita. Kitab Tarikh al-Shahabah, karya Muhammad Ibn Ismail al-Bukhari (wafat tahun 245 H). Kitab ini juga tidak sampai kepada kita. Kitab al-Istiab fi Marifat al-Ashhab, karya Abu Umar Ibn Yusuf Ibn Abdillah yang masyhur dengan nama Ibnu Abd al-Barr al-Qurthubi (wafat tahun 463 H). Kitab ini telah dicetak berulang kali, di dalamnya terdapat 4.225 biografi sahabat pria maupun wanita. Kitab Ushuud al-Ghabah fi Marifat al-Shahabah, karya Izzuddin Abu al-Hasan Ali Ibn Muhammad Ibn Abd alKarim al-Jazari, dan dikenal Ibn al-Atsir (wafat tahun 630 H), dicetak, di dalamnya terdapat.7554 biografi. Kitab Tajrid Asma al-Shahabah, karya Al-Hafizh Syamsuddin Abu Abdillah Muhammad Ibn Ahmad alDzahabi (wafat tahun 748 H), dicetak di India. Kitab al-Ishabah Fi Tamyizi al-Shahabah, karya Syaikh alIslam al-Imam al-Hafizh Syihabuddin Ahmad Ibn Ali alKinani, yang masyhur dengan nama Ibnu Hajar alAsqalani (wafat tahun 852 H). Beliau adalah orang yang paling banyak melalukan pengumpulan dan penulisan. Jumlah kumpulan biografi yang terdapat dalam AlIshabah adalah 122.798, termasuk dengan pengulangan, karena ada perbedaan pada nama sahabat atau ketenarannya dengan kunyah-nya, gelar, atau semacamnya; dan termasuk pula mereka yang disebut sahabat , namun ternyata bukan.
2. 3. 4.
5.
6. 7. 8.
3.