Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 1I

HUKUM OHM












Oleh :

Nama : Ida Bagus Roni Adi Saputra
NIM : 1008105043
Dosen : I Ketut Sukarasa, S.Si., M.Si.
Kelompok : 2
Asisten Dosen : I Gusti Agung Rahadi P.P
Johanes Umbu
I Nyoman Sudi Parwata
Tanggal Praktikum : 6 April 2011





JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2010
HUKUM OHM
(RL. 1)
I. TUJUAN
- Memahami rangkaian listrik seri dan paralel
- Menentukan hambatan ekuivalen untuk rangkaian seri dan paralel

II. DASAR TEORI
Pada tahun 1826 George Simon Ohm menemukan suatu tetapan
pembanding yang menyatakan hubungan antara beda potensial pada ujung-ujung
konduktor dengan arus yang melalui konduktor itu. Tetapan pembanding ini
disebut sebagai hambatan konduktor, dan hubungan ini dikenal sebagai Hukum
Ohm. Dalam bentuk persamaan hukum Ohm dapat ditulis sebagai :
) tetapan ( hambatan
potensial beda
=
arus

R
i
V
=
Dalam satuan SI :
V = Beda Potensial ( V )
i = Kuat Arus ( A )
R = Hambatan ( )
Rumusan Ohm menyatakan :
Hambatan suatu konduktor berbanding lurus dengan panjangnya, berbanding
terbalik dengan luas penampang dan bergantung pada jenis bahan konduktor.
Persamaannya:

A
R

=
Dalam satuan SI untuk hambatan ( R ) adalah Ohm dengan lambang ( )
= panjang konduktor dalam satuan meter ( m )
A = luas penampang konduktor dalam satuan meter kuadrat ( m
2
)
= restifitas bahan ( hambatan jenis ) yang mencirikan sifat bahan dalam
satuan Ohm meter ( - m ).
Bila dinyatakan dengan hambatan, persamaanya adalah :

R
Vab
R
Vb Va
i =

=
Resistor atau hambatan adalah komponen elektronika yang digunakan
untuk menghambat arus listrik dalam suatu rangkaian. Dapat dikatakan bahwa
hambatan memiliki fungsi sebagai pengatur atau pengatur dan pembagi
tegangan. Kemampuan hambatan dalam menghambat arus disebut dengan
resistansi. Jika diklasifikasikan berdasarkan hambatannya, dikenal tiga jenis
resistor, yaitu :
1. Resistor tetap, yakni resistor yang nilai hambatannya tetap
2. Resistor otomatis, yakni resistor yang nilai hambatannya dapat
berubah dengan sendirinya.
3. Resistor variable, yakni resistor yang nilai hambatannya dapat
diubah-ubah.
Besar kuat arus sebanding dengan beda potensial. Selanjutnya, oleh ohm,
ahli fisika-berkebangsaan Jerman, dinyatakan bahwa Kuat arus yang mengalir
melalui suatu penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujung-ujung
penghantar, asal suhu penghantar tersebut tidak berubah. Pernyataan tersebut
dikenal dengan hukum ohm.
Selanjutnya dari grafik tersebut juga dapat dilihat bahwa:
o tan R atau = =
I
V
R
Perbandingan tegangan (V) dan kuat arus (I) disebut hambatan atau resistensi
(R). Secara umum, hukum ohm dinyatakan dengan rumus:
V = I.R
Keterangan:
V = beda potensial (V)
I = kuat arus (A)
R = tahanan/hambatan (ohm)
Satuan hambatan dalam SI adalah volt per ampere (V/A) atau disebut
ohm (O) jadi, 1 ohm = 1 volt per ampere (V/A). Hambatan sebuah kawat
penghantar ditentukan oleh jenis bahan kawat, luas penampang kawat serta
panjang kawat. Dari hasil pengamatan diperoleh:
a. Kawat yang panjang mempunyai hambatan lebih besar dari kawat yang
pendek.
b. Kawat yang tipis mempunyai hambatan lebih besar dari kawat yang tebal
c. Untuk bahan kawat berbeda, walaupun panjang dan luas penampangnya
sama, dapat mempunyai hambatan yang sama.
d. Kawat yang panas atau suhunya tinggi mempunyai hambatan yang lebih
besar dari kawat yang dingin.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk
membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian. Resistor bersifat
resistif dan umumnya terbuat dari bahan karbon. Satuan resistansi dari suatu
resistor disebut Ohm atau dilambangkan dengan simbol (Omega). Bentuk
resistor yang umum adalah seperti tabung dengan dua kaki di kiri dan kanan.
Pada badannya terdapat lingkaran membentuk cincin kode warna untuk
mengetahui besar resistansi tanpa mengukur besarnya dengan Ohmmeter. Kode
warna tersebut adalah standar manufaktur yang dikeluarkan oleh EIA
(Electronic Industries Association) seperti yang ditunjukkan pada tabel di bawah

Warna Cincin Cincin I
Angka
ke-1
Cincin II
Angka
ke-2
Cincin III
Angka
ke-3
Cincin IV
pengali
Cincin V
toleransi
Hitam 0 0 0 x 10
0

Cokelat 1 1 1 x 10
1
1 %
Merah 2 2 2 x 10
2
2 %
Jingga 3 3 3 x 10
3

Kuning 4 4 4 x 10
4

Hijau 5 5 5 x 10
5

Biru 6 6 6 x 10
6

Ungu 7 7 7 x 10
7

abu-abu 8 8 8 x 10
8

Putih 9 9 9 x 10
9

Emas x 10
-1
5 %
Perak x 10
-2
10 %
Tanpa warna 20 %

Besarnya ukuran resistor sangat tergantung watt atau daya maksimum yang mampu
ditahan oleh resistor. Umumnya di pasar tersedia ukuran 1/8, 1/4, 1, 2, 5, 10 dan 20
watt. Resistor yang memiliki daya maksimum 5, 10 dan 20 watt umumnya berbentuk
balok berwarna putih dan nilai resistansinya dicetak langsung dibadannya, misalnya
1K5W.
Contoh: Urutan cincin warna (resistor 4 cincin warna): merah Ungu biru emas.
merah Ungu Biru emas Hasilnya
2 7 x10
6
5 % = 27M 5 %

Ada dua buah Rangkaian yang kita ketahui yaitu :
1. Rangkaian Seri
Kesimpulan untuk hambatan yang dihubungkan seri :
- Arus yang melalui rangkaian adalah sama pada setiap bagian dari
rangkaian
- Potensial yang bekerja pada sekelompok hambatan yang dihubungkan
seri = jumlah potensial yang melalui masing- masing hambatan
- Hambatan total sekelompok hambatan yang dihubungkan seri = jumlah
masing-masing hambatan
2. Rangkaian Pararel
Kesimpulan untuk rangkaian pararel adalah :
- Arus total yang mengalir pada sekelompok hambatan yang
dihubungkan secara pararel sama dengan jumlah arus yang mengalir
melalui masing-masing hambatan
- Tegangan yang bekerja pada masing-masing hmbatan adalah sama
dengan total yang bekerja pada gabungan hambatan.
- Kebalikan hambatan yang dihubungkan secara pararel sama dengan
jumlah kebalikan dari masing-masing hambatan.

III. ALAT
Satu set peralatan untuk percobaan rangkaian listrik sederhana

IV. CARA KERJA
Rangkaian Seri
1. Rangkaian peralatan sebagaimana Gambar 1
Catat hambatan/resistansi yang digunakan
2. Hubungkan rangkaian dengan sumber arus
3. Atur alat pengukur arus pada skala current DC
4. Atur alat pengukur tegangan pada skala voltage DC
5. Hidupkan sumber arus, atur sedemikian rupa arus I = 2,5 A
6. Catat tegangan yang dihasilkan
7. Lakukan langkah 5 dan 6 untuk arus I yang lain



Gambar 1

Rangkaian paralel
1. Rangkaian peralatan sebagaimana gambar 2
Catat hambatan/resistansi yang digunakan
2. Hubungkan rangkaian dengan sumber arus
3. Atur alat pengukur arus pada skala current DC
4. Atur alat pengukur tegangan pada skala voltage DC
5. Hidupkan sumber arus, atur sedemikian rupa arus I = 0,25 A
6. Catat tegangan yang dihasilkan
7. Lakukan langkah 5 dan 6 untuk arus I yang lain


Gambar 2



V. DATA PENGAMATAN
Untuk rangkaian seri
No Arus ( mAmpere) Tegangan (Volt)
1 0,12 1,25
2 0,22 2,5
3 0,3 3,5
4 0,42 5
5 0,52 6
Ket. Skala terkecil arus = 0,02
Skala terkecil tegangan = 0,5
Untuk rangkaian paralel
No Arus (mAmpere) Tegangan (Volt)
1 0,025 1,5
2 0,05 3
3 0,07 4,5
4 0,095 6
5 0,12 8
Ket. Skala terkecil arus = 0,01
Skala terkecil tegangan = 0,5



VI. PERHITUNGAN
Untuk rangkaian seri
Arus rata-rata =


Tegangan rata-rata =


R =


3
ohm
- Hambatan 1 =


3
ohm
- Hambatan 2 =


3
ohm
- Hambatan 3 =


3
ohm
- Hambatan 4 =


3
ohm
- Hambatan 5 =


3
ohm
R seri = R1+R2+R3+R4+R5
= (10,42+11,36+11,67+11,91+11,54) x 10
3
= 56,9 x 10
3
ohm
Regresi linier
No I I
2
V I.V
1 0,12 0,0144 1,25 0,15
2 0,22 0,0484 2,5 0,55
3 0,3 0,09 3,5 1,05
4 0,42 0,1764 5 2,1
5 0,52 0,2704 6 3,12

1,58 0,5996 18,25 6,97

a=

= -

= - 0,173

b =

=55,598

Regresi Linear = - 0,173 + 55,598x
i

Untuk rangkaian paralel
Arus rata-rata =


Tegangan rata-rata =


R =

63,89 x 10
3
ohm
- Hambatan 1 =

60 x 10
3
ohm
- Hambatan 2 =

60 x 10
3
ohm
- Hambatan 3 =

64,29 x 10
3
ohm
- Hambatan 4 =

63,16 x 10
3
ohm
- Hambatan 5=

66,67 x 10
3
ohm

) x 10
-3
= (0,017+0,017+0,016+0,016+0,015) x 10
-3
= 0,081 x 10
-3

R
paralel
=

x 10
3
= 12,34 x 10
3
ohm
Regresi linier
No I I
2
V I.V
1 0,025 0,0625 1,5 0,0375
2 0,05 0,0025 3 0,15
3 0,07 0,0049 4,5 0,315
4 0,095 0,009 6 0,57
5 0,12 0,0144 8 0,96

0,36 0,0933 23 2,0325

a=

= 4,196

b =

= 24,13

Regresi Linear = 4,196 + 24,13x
i

0
1
2
3
4
5
6
7
0.12 0.22 0.3 0.42 0.52
T
e
g
a
n
g
a
n

(
V
o
l
t
)

Arus (mAmpere)
Grafik Rangkaian Seri
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
0.025 0.05 0.07 0.095 0.12
T
e
g
a
n
g
a
n

(
V
o
l
t
)

Arus (Ampere)
Grafik Rangkaian Paralel


Grafik
Rangkaian seri














Gradien =


Rangkaian parallel












Gradien =



VII. RALAT KERAGUAN
A. Rangkaian Seri
1. Ralat untuk V

= 3,65 volt
Skala terkecil tegangan = 0,5





=93,151%
2. Ralat untuk I

= 0,316 mAmpere
Skala terkecil tegangan = 0,02





= 96,84%




3. Ralat untuk R

No ()

()

()

()
1
10,42
11,38
0,96
0,9216
2
11,36
0,02
0,0004
3
11,67
-0,29
0,0841
4
11,91
-0,53
0,2809
5
11,54
-0,16
0,0256




1,3126





=97,75%


B. Rangkaian Paralel
1. Ralat untuk V
No (volt)

(volt)

(volt)

(volt)
1
15
14,9 0,01
0,0001
2
15
14,9
0,01
0,0001
3
15
14,9
0,01
0,0001
4
14,5
14,9
-0,04
0,16
5
15
14,9
0,01
0,0001




0,1604





=99,403%

2. Ralat untuk I
No (A)

(A)

(A)

(A)
1
0,37
0,375 -0,005
2,5 x 10
-5

2
0,38
0,375
0,005
2,5 x 10
-5

3
0,38
0,375
0,005
2,5 x 10
-5

4
0,375
0,375
0
2,5 x 10
-5

5
0,37
0,375
-0,005
2,5 x 10
-5





2,5 x 10
-4






=99, 057 %

3. Ralat untuk R








VIII. PEMBAHASAN
Percobaan hambatan rangkaian seri dan pararel masing-masing
dilakukan sebanyak lima kali. Hal yang diamati dalam praktikum kali ini
adalah besarnya tegangan yang dihasilkan dengan menggunakan voltameter.
Dari data yang diperoleh selanjutnya kita dapat menentukan besarnya
hambatan.
Besarnya nilai hambatan dapat dicari dengan cara melakukan percobaan
seperti di atas. Untuk rangkaian seri dari percobaan mendapat hambatan
sebesar 2,5 ohm, sedangkan untuk rangkaian paralel didapat 100 ohm. Jika kita
menghitung hambatan dari nilai hambatan ekuivalen, mungkin nilai
hambatannya akan menyimpang jauh dari percobaan di atas. Perbedaan
besarnya hambatan ini mungkin dikarenakan oleh:
a. Resistor yang kita gunakan agak rusak sehingga tidak bekerja baik pada
saat percobaan yang menyebabkan nilai hambatan yang tertera pada
resistor tidak sama dengan hambatan yang dihasilkan pada saat
percobaan.
b. Kekurangtelitian dan ketidak cermatan dalam membaca angka yang
tertera pada voltameter, sehingga nilai hambatannya bergeser.
Pada percobaan ini digunakan resisror yang berwarna-warna yaitu:
R
1
warna merah, biru, kuning, emas
R
2
warna kuning, hitam, merah, emas
R
3
warna biru, merah, hitam, emas
R
4
warna hijau, cokelat, cokelat, emas



Dan dari tabel nilai warna pada resistor R
1
, R
2
, R
3
, dan R
4
, dapat dicari
dengan menggunakan tabel tersebut

.
R
1
= 26 x 10
4
5% = 260K 5%
R
2
= 40 x 10
2
5% = 4K 5%
R
3
= 62 x 10
0
5% = 62 5%
R
4
= 51 x 10
1
5% = 51 5%

IX. KESIMPULAN
1. Suatu rangkaian listrik umumnya dicirikan oleh adanya satu atau lebih sumber
yang dihubungkan dengan satu atau lebih beban sebagai penerima tegangan
listrik.
2. hukum Ohm menyatakan bahwa tegangan V pada ujung-ujung sebuah
komponen ohmik (komponen yang memenuhi hukum Ohm) adalah sebanding
dengan kuat arus listrik I yang melalui komponen itu asalkan suhu komponen
dijaga tetap.
V = I x R
3. Besarnya hambatan suatu penghantar dipengaruhi oleh panjang (L) luas
penampang (A), dan hambatan jenis ) ( penghantar
A
L
R =
4. Nilai hambatan jenis suatu penghantar bergantung pada jenis penghantar dan
suhu. Penghantar logam, hambatan jenisnya akan naik jika suhunya
bertambah.
) 1 ( T t A + =
5. Pada hambatan susunan seri berlaku empat prinsip yaitu :
- Susunan seri bertujuan untuk memperoleh hambatan suatu rangkaian.
- Kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen sama yaitu sama dengan kuat
arus yang melalui hambatan pengahantar serinya.
I
1
= I
2
= I
3
= ..= I
seri

- Tegagan pada ujung-ujung hambatan pengganti seri sama dengan jumlah
tegangan pada ujung-ujung tiap komponen
V
seri
= V
1
+ V
2
+ V
3
+ ..
- Susunan seri berfungsi sebagai pengganti tegangan dimana tegangan pada
ujung-ujung tiap komponen sebanding dengan hambatannya.
V
1
: V
2
: V
3
: ..= R
1
: R
2
: R
3
: ..
6. Hambatan untuk pengganti seri adalah
R
seri
= R
1
+ R
2
+ R
3
+ .+ R
n

7. Hambatan pengganti yang disusun secara pararel dapat dihubungkan dengan
persamaan:
2 1
2 1
xR R
xR R
R
p
= atau

=
+ + + =
n
i i p
R R R R
....
1 1 1 1
3 2 1

8. Pada hambatan susuna pararel berlaku empat prinsip yaitu:
- Susunan paralel bertujuan untuk memperkecil hambatan suatu rangkaian.
- Tegangan pada ujung-ujung tiap komponen sama, yaitu sama dengan
tegangan pada ujung-ujung hambatan pengganti pararelnya.
V
1
= V
2
= V
3
.. = V
pararel
- Kuat arus yang melalui hambatan pengganti pararel sama dengan jumlah
kuat arus yang melalui tiap-tiap komponen
I
pararel
= I
1
+ I
2
+ I
3
+
- Susunan pararel berfungsi sebagai pengganti arus diamana kuat arus yang
melalui tiap-tiap kompnen sebanding dengan kebalikan hambatannya.
I
1
: I
2
: I
3
=
3 2 1
1
:
1
:
1
R R R

DAFTAR PUSTAKA

1. Markus.S.Drs.dkk.Konsep-konsep Fisika dasar, 1996 : Klaten
2. Fisika untuk universitas Seans Zemansk penerbit Bina Cipta
3. Sumisjakartono.1999. Elektronika praktis.Jakarta : Elek Media Komputindo
4. Wibawa,I Made Satriya.2009.penuntun Praktikum Fisika Dasar II.Bukit
Jimbaran,Bali:FMIPA Universitas Udayana
5. Paramita, Ida Bagus Alit. 2004. Diktat Kuliah Fisika Dasar II. Bali:
Universitas Udayana.

Anda mungkin juga menyukai