Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan

menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia.

I.2 Tujuan Dan Manfaat Tujuan dari diadakannya Praktikum Produksi Ternak Unggas ini adalah mahasiswa menjadi lebih mengetahui dan memahami bagian bagian dari tubuh ayam, cara pemeliharaan dan tentang cara hidup dari ayam itu sendiri. Manfaat yang didapat dari praktikum Produksi Ternak Unggas adalah mahasiswa memiliki pengetahuan dan pengalaman tentang merawat ayam broiler dari DOC sampai panen.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Berliana (2002) menyatakan bahwa Ayam adalah hewan berdarah panas dengan tubuh ditutupi bulu. Ayam mempunyai badan yang kompak, rangka ringan, sayap dan kaki tumbuh dengan baik yang disesuaikan untuk terbang atau lari. Susunan syaraf tumbuh edngan baik, pancaindera penglihatan dan pendengaran baik sekali Tri Yuwanta (2004) menyatakan bahwa Alat kopulasi pada ayam berupa papila (penis) yang mengalami rudimenter, kecuali pada itik berbentuk spiral yang panjangnya 12-18 cm. Pada papila ini juga diproduksi cairan transparan yang bercampur dengan sperma saat terjadinya kopulasi. Galuh Adi Insani (2007) menyatakan bahwa Oviduk merupakan tempat menerima kuning telur masak, sekresi putih telur, dan pembentukan kerabang telur. Pada unggas umumnya dan pada ayam khususnya, hanya ovarium kiri yang berkembang dan berfungsi, sedangkan yang bagian kanan mengalami rudimenter. Bambang Cahyono (1995) menyatakan bahwa Pemberian Pakan dan Minuman, Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu). Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut: - kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal. - kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. Mukhammad Abdul Fatah (2008) menyatakan bahwa Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum

III. MATERI DAN METODA

3.1.Waktu dan Tempat Praktikum Produksi Ternak Unggas ini dimulai dari tanggal 20 mei 2012 sampai tanggal 17 mei 2012 bertempat di laboratorium unggas kandang percobaan Fakultas Peternakan Universitas Jambi.

3.2 Materi Selama Praktikum Produksi Ternak Unggas berlangsung materi yang digunakan adalah DOC, pakan ayam, kandang ayam, lampu, terpal, terapi, antibiotik, vaksin tetes mata, dan koran,

3.2 Metoda Pada praktikum sanitasi kandang dilakukan metoda yakni membersihkan kandang lalu memgoleskan kandang dengan kapur sebagai desinfektan. Pada praktikum pemelihaaan ayam broiler dilakukan metoda yakni memelihara ayam broiler dari DOC sampai ayam tersebut siap panen. Yang mana pada hari ketiga ayam tersebut diberikan vaksinasi berbentuk tetes mata, dan pada umur sekitar 1 bulan ayam diberikan terapi agar dapat meningkatkan daya tahan tubuh ayam tersebut, dan pada umur ayam 5 minggu ayam telah memasuki umur panen dan ayampun dipanen.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemeliharaan Ayam Broiler

Ayam ras pedaging disebut juga broiler, yang merupakan jenis ras unggulan hasil persilangan dari bangsa-bangsa ayam yang memiliki daya produktivitas tinggi, terutama dalam memproduksi daging ayam. Sebenarnya ayam broiler ini baru populer di Indonesia sejak tahun 1980-an dimana pemegang kekuasaan mencanangkan panggalakan konsumsi daging ruminansia yang pada saat itu semakin sulit keberadaannya. Hingga kini ayam broiler telah dikenal masyarakat Indonesia dengan berbagai kelebihannya. Hanya 5-6 minggu sudah bisa dipanen. Dengan waktu pemeliharaan yang relatif singkat dan

menguntungkan, maka banyak peternak baru serta peternak musiman yang bermunculan diberbagai wilayah Indonesia. Broiler mempunyai peranan yang penting sebagai sumber protein hewani asal ternak Manfaat memelihara ayam ras pedaging antara lain, meliputi penyediaan kebutuhan protein hewani, pengisi waktu luang dimasa pensiun, pendidikan dan latihan (diklat) keterampilan dikalangan remaja, tabungan di hari tua dan mencukupi kebutuhan keluarga (profit motif). Sebelum pemeliharaan, mahasiswa wajib memahami 3 (tiga) unsur produksi yaitu: manajemen (pengelolaan usaha peternakan), breeding (pembibitan) dan feeding (makanan ternak/pakan)

Penyiapan Sarana dan Peralatan

Perkandangan Sistem perkandangan yang ideal untuk usaha ternak ayam ras meliputi: persyaratan temperatur berkisar antara 32,2-35 derajat C, kelembaban berkisar antara 60-70%, penerangan/pemanasan kandang sesuai dengan aturan yang ada, tata letak kandang agar mendapat sinar matahari pagi dan tidak melawan arah mata angin kencang, model kandang disesuaikan dengan umur ayam, untuk anakan sampai umur 2 minggu atau 1 bulan memakai kandang box, untuk ayam

remaja 1 bulan sampai 2 atau 3 bulan memakai kandang box yang dibesarkan dan untuk ayam dewasa bisa dengan kandang postal atapun kandang bateray. Untuk kontruksi kandang tidak harus dengan bahan yang mahal, yang penting kuat, bersih dan tahan lama.

Peralatan a. Alas lantai Alas lantai/litter harus dalam keadaan kering, maka tidak ada atap yang bocor dan air hujan tidak ada yang masuk walau angin kencang. Alas lantai digunakan dari koran. b. Indukan atau brooder Alat ini berbentuk bundar atau persegi empat dengan areal jangkauan 1-3 m dengan alat pemanas di tengah. Fungsinya seperti induk ayam yang menghangatkan anak ayamnya ketika baru menetas. c. Tempat bertengger (bila perlu) Tempat bertengger untuk tempat istirahat/tidur, dibuat dekat dinding dan diusahakan kotoran jatuh ke lantai yang mudah dibersihkan dari luar. Dibuat tertutup agar terhindar dari angin dan letaknya lebih rendah dari tempat bertelur. d. Tempat makan, minum dan tempat grit Tempat makan dan minum harus tersedia cukup, bahannya dari bambu, almunium atau apa saja yang kuat dan tidak bocor juga tidak berkarat. Untuk tempat grit dengan kotak khusus e. Alat-alat rutin Alat-alat rutin termasuk alat kesehatan ayam seperti: suntikan, gunting operasi, pisau potong operasi kecil, dan lain-lain.

Pembibitan Ternak yang dipelihara haruslah memenuhi persyaratan sebagai berikut; ternak sehat dan tidak cacat pada fisiknya, pertumbuhan dan perkembangannya normal, ternak berasal dari pembibitan yang dikenal keunggulannya. tidak ada lekatan tinja di duburnya.

Ada beberapa pedoman teknis untuk memilih bibit/DOC (Day Old Chicken)/ayam umur sehari: Anak ayam (DOC ) berasal dari induk yang sehat, Bulu tampak halus dan penuh serta baik pertumbuhannya, Tidak terdapat kecacatan pada tubuhnya, Anak ayam mempunyak nafsu makan yang baik, Ukuran badan normal, ukuran berat badan antara 35-40 gram, Tidak ada letakan tinja diduburnya. Pada saat umur DOC sekitar 4 hari diberikan vaksinasi yang mana Vaksinasi adalah pemasukan bibit penyakit yang dilemahkan ke tubuh ayam untuk menimbulkan kekebalan alami. Vaksinasi penting yaitu vaksinasi ND/tetelo. Dilaksanakan pada umur 4 hari dengan metode tetes mata, dengan vaksin ND strain B1 dan pada umur 21 hari dengan vaksin ND Lasotta melalui suntikan atau air minum. Tabel bobot badan Bobot badan (gr) pada Minggu keKode Ayam Bobot Awal (gr) Kepala Sayap Kanan Sayap kiri Punggung Ekor 72 70 63 80 68 1 266 284 171 300 254 2 566 673 610 596 3 930 1217 1213 1041

PBB = bobot akhir bobot awal 1. Ayam A3 1 PBB = bobot akhir - bobot awal = 266gr - 72gr = 194 gram 2. Ayam .A3 2 PBB = bobot akhir - bobot awal = 284gr - 70gr = 214 gram 3. Ayam .A3 3 PBB = bobot akhir - bobot awal = 1716gr - 63gr = 108gram 4. Ayam .A3 4 PBB = bobot akhir - bobot awal = 300gr - 80gr = 220 gram

5. Ayam.A35 PBB = bobot akhir - bobot awal = 254gr - 68gr = 186 gram Maka, Rataan bobot badan minggu II = ( minggu 1) PBB = bobot akhir bobot awal 1. Ayam A3 1 PBB = bobot akhir - bobot awal = 566gr - 266gr = 300 gram 2. Ayam .A3 2 PBB = bobot akhir - bobot awal = 673gr -284 gr = 389 gram 3. Ayam .A3 3 PBB = bobot akhir - bobot awal = 4. Ayam .A3 4 PBB = bobot akhir - bobot awal =610 gr -300 gr = 310 gram 5. Ayam.A3 5 PBB = bobot akhir - bobot awal = 596gr - 254gr = 342 gram Maka, Rataan bobot badan minggu II = (minggu 11) PBB = bobot akhir bobot awal 1. Ayam A3 1 PBB = bobot akhir - bobot awal = 930gr - 566gr = 364 gram 2. Ayam .A3 2 PBB = bobot akhir - bobot awal = 1217gr 673gr 3. Ayam .A3 3 PBB = bobot akhir - bobot awal = 4. Ayam .A3 4 PBB = bobot akhir - bobot awal =1213 gr - 610 gr = 603 gram 5. Ayam.A3 5 PBB = bobot akhir - bobot awal = 1041gr - 596gr = 445 gram = 544 gram 184,4 gram

Maka, Rataan bobot badan minggu II = (minggu 11I)

Konsumsi Ransum Keseluruhan Pakan konsumsi: 1200 Sisa = 20 gr Rata-rata Konsumsi pakan per ekor = 1180 gr

Berikut adalah perhitungan untu memperoleh PBB dari setiap ayam: Konversi ransum /ekor (FCR) = rataan konsumsi PBB/ekor 1. A3 1= Rataan Konsumsi = 236 gr = 3,27 PBB/ ekor 364 gr 2. A3 2 = Rataan Konsumsi = 236 gr = 3,37 PBB/ ekor 70 gr

3. A3 = Rataan Konsumsi = 236 gr = 3,74 PBB/ ekor 63 gr 4. A3 = Rataan Konsumsi = 236 gr = 2,95 PBB/ ekor 80 gr 5. A3 = Rataan Konsumsi = 236 gr = 3,47 PBB/ ekor 68 gr Maka, Konversi pakan keseluruhan = jumlah pakan yang dikonsumsi Total PBB = 1180 gr 353 gr = 3,34 (Konversi Pakan Minggu 1) Berikut adalah perhitungan untu memperoleh PBB dari setiap ayam:

Konversi ransum /ekor (FCR) = rataan konsumsi PBB/ekor 1. A3 1= Rataan Konsumsi = 694 gr = 2,60 PBB/ ekor 266 gr 2. A3 2= Rataan Konsumsi = 694 gr = 2,44 PBB/ ekor 284 gr

3. A3 3= Rataan Konsumsi = 694 gr = 4,05 PBB/ ekor 171 gr 4. A3 4= Rataan Konsumsi = 694 gr = 2,31 PBB/ ekor 300 gr 5. A3 5 = Rataan Konsumsi = 694 gr = 2,73 PBB/ ekor 254 gr Maka, Konversi pakan keseluruhan = jumlah pakan yang dikonsumsi Total PBB = 3500 gr 1275 gr = 2,74 (Konversi Pakan Minggu II)

Konsumsi Ransum Keseluruhan Tersedia 3500 gr Sisa = 30 gr Rata-rata Konsumsi pakan per ekor = 3470 gr A3 1= Rataan Konsumsi = 1023 gr = 2,80 PBB/ ekor 364 gr 2. A3 2= Rataan Konsumsi = 1023 gr = 1,88 PBB/ ekor 544 gr

3. A3 3= Rataan Konsumsi = 694 gr = 4,05 PBB/ ekor 171 gr

4. A3 4= Rataan Konsumsi = 1023 gr = 1,6 PBB/ ekor 603 gr 5. A3 5 = Rataan Konsumsi = 1023 gr = 2,29 PBB/ ekor 445 gr

Konsumsi Ransum Keseluruhan Tersedia 4500 gr Sisa = 408 gr Rata-rata Konsumsi pakan per ekor = 1023 gr

Pemberian Pakan dan Minuman, Untuk pemberian pakan ayam ras broiler ada 2 (dua) fase yaitu fase starter (umur 0-4 minggu) dan fase finisher (umur 4-6 minggu). Kualitas dan kuantitas pakan fase starter adalah sebagai berikut: - kualitas atau kandungan zat gizi pakan terdiri dari protein 22-24%, lemak 2,5%, serat kasar 4%, Kalsium (Ca) 1%, Phospor (P) 0,7-0,9%, ME 2800-3500 Kcal. - kuantitas pakan terbagi/digolongkan menjadi 4 (empat) golongan yaitu minggu pertama (umur 1-7 hari) 17 gram/hari/ekor, minggu kedua (umur 8-14 hari) 43 gram/hari/ekor, minggu ke-3 (umur 15-21 hari) 66 gram/hari/ekor dan minggu ke-4 (umur 22-29 hari) 91 gram/hari/ekor. ( Bambang Cahyono, 1995) Angka konversi ayam perekor. Pada pemeliharaan ayam broiler dilakukan Minggu Pertama (hari ke-1-7). Kutuk/DOC dipindahkan ke indukan atau pemanas, segera diberi air minum hangat yang ditambah POC NASA dengan dosis + 1 - 2 cc/liter air minum atau Viterna Plus dengan dosis + 1 cc/ liter air minum/ hari dan gula untuk mengganti energi yang hilang selama transportasi. Pakan dapat diberikan dengan kebutuhan per ekor 13 gr atau 1,3 kg untuk 100 ekor ayam. Jumlah tersebut adalah kebutuhan minimal, pada prakteknya pemberian tidak dibatasi. Pakan yang diberikan pada awal pemeliharaan berbentuk butiran-butiran kecil (crumbles). Mulai hari ke-2 hingga ayam dipanen air minum sudah berupa air dingin dengan penambahan POC NASA dengan dosis 1 - 2 cc/liter air minum atau

VITERNA Plus dengan dosis 1 cc/liter air minum/hari (diberikan saat pemberian air minum yang pertama). Vaksinasi yang pertama dilaksanakan pada hari ke-4. Minggu Kedua (hari ke 8 -14). Pemeliharaan minggu kedua masih memerlukan pengawasan seperti minggu pertama, meskipun lebih ringan. Pemanas sudah bisa dikurangi suhunya. Kebutuhan pakan untuk minggu kedua adalah 33 gr per ekor atau 3,3 kg untuk 100 ekor ayam. Minggu Ketiga (hari ke 15-21). Pemanas sudah dapat dimatikan terutama pada siang hari yang terik. Kebutuhan pakan adalah 48 gr per ekor atau 4,8 kg untuk 100 ekor. Minggu Keempat (hari ke 22-28). Pemanas sudah tidak diperlukan lagi pada siang hari karena bulu ayam sudah lebat. Pada umur 28 hari, dilakukan sampling berat badan untuk mengontrol tingkat pertumbuhan ayam. Pertumbuhan yang normal mempunyai berat badan minimal 1,25 kg. Kebutuhan pakan adalah 65 gr per ekor atau 6,5 kg untuk 100 ekor ayam. Kontrol terhadap ayam juga harus ditingkatkan karena pada umur ini ayam mulai rentan terhadap penyakit. Minggu Kelima (hari ke 29-35). Pada minggu ini, yang perlu diperhatikan adalah tatalaksana lantai kandang. Karena jumlah kotoran yang dikeluarkan sudah tinggi, perlu dilakukan pengadukan dan penambahan alas lantai untuk menjaga lantai tetap kering. Kebutuhan pakan adalah 88 gr per ekor atau 8,8 kg untuk 100 ekor ayam. Pada umur 35 hari juga dilakukan sampling penimbangan ayam. Bobot badan dengan pertumbuhan baik mencapai 1,8 - 2 kg. Dengan bobot tersebut, ayam sudah dapat dipanen. .

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Kesimpulan dari diadakaanya praktikum produksi Ternak Unggas ini adalah bahwasanya unggas tergolong hewan berdarah panas yang tubuh ditutupi bulu, pemeliharaan ayam broiler butuh ketelatenan khusus untuk menjaga kebersihan kandang agar ayam tidak stres, karena ayam broiler sangat rentan terhadap stres.

5.2 Saran Setelah terlaksananya praktikum Produksi Ternak Unggas ini sehendaknya para anggota dari setiap kelompok memiliki kekompakan dalam menjalankan tugas kelompok nya agar tidak ketidak adilan dalam menjalankan tugas kelompok nya.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang Cahyono. 1995. Budidaya Ayam Ras Pedaging. http://www.ristek.go.id. Diakses tanggal 15 juni 2010 Mukhammad Abdul Fatah. 2008. Teknis Pemeliharaan Ayam Pedaging. http://goorganik-2010.blogspot.com. Diakses tanggal 15 juni 2010 Toni Komara. 2008. Panduan Management Pemeliharaan Ayam . http://tonikomara.blogspot.com. Diakses tanggal 15 juni 2010 Toni komara. 2008. Pemeliharaaan Broiler Periode Brooding.

http://peternakan.unpad.ac.id . Diakses tanggal 15 juni 2010

Anda mungkin juga menyukai