Anda di halaman 1dari 4

A. Latar Belakang Kimia analitik terbagi atas dua yaitu analisis kualitatif dan analisiskuantitatif.

Analisi kualitatif didasarkan pada identikasi zat yangterkandung dalam sampel yang hendak dianalisis. Sedangkan analisiskuantitatif didasarkan pada penentuan jumlah zat yang terkandung dalamsuatu sampel analit.Dalam menentukan jumlah zat dari sampel analisis, dapatdigunakan beberapa metode diantaranya adalah metode volumetric,gravimetric, potensiometri, kalorimetri, dan metode-metode lainnya.Metode volumetric didasarkan pada pengukuran volume titran, sehinggadisebut juga titrimetri. Metode ini dapat diklasifikasikan kedalam 4 kelas,yaitu: titrasi asam basa, tirasi redoks, titrasi pengendapan, dan titrasipembentukan kompleks.Titrasi asam basa adalah titrasi yang melibatkan reaksi asam danbasa, baik kuat maupun lemah. Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir titrasi yang tajam dengan pengamatan pada perubahan warnaindicator, sehingga titik ekivalen titrasi pun dapat ditentukan. Dalamtitrasi asam basa jika volume yang dihitung adalah volume dari larutanasam maka disebut metode acidimetri, dan jika volume yang dihitungadalah volume dari larutan basa maka disebut metode alkalimetri. Larutanstandar yang sering digunakan dalam titrasi ini adalah HCl dan NaOHdengan indicator diantaranya adalah fenoftalein dan metil merah.Dalam dunia farmasi, titrasi asam basa sangat berguna dalammenentukan kadar suatu obat yang bersifat asam atau basa. Misalnyauntuk obat-obat sakit mag. Oleh karena itu, percobaan ini sangat pentinguntuk dilakukan karna dapat menambah pengetahuan seorang farmasis. B. Maksud Dan Tujuan 1. Maksud PercobaanMengetahui dan memahami cara penetapan kadar suatu senyawadengan menggunakan metode volumetri atau titrimetri.2. Tujuan Percobaana. Menentukan kadar Asam Salisilat menggunakan metodealkalimetri.b. Menentukan kadar Natrium Bikarbonat menggunakan metodeasidimetri. C. Prinsip Percobaan Penetuan kadar kadar Asam Salisilat menggunakan metodealkalimeri berdasarkan reaksi netralisasi dimana sampel bersifat asamdititrasi dengan larutan baku yang bersifat basa, dengan penambahanindicator Fenolftalein dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahanwarna dari tidak berwarna menjadi merah muda.Penentuan kadar Natrium Bikarbonat dengan menggunakanmetode asidimetri berdasaekan reaksi netralisasi dimana sampel bersifatbasa dititrasi dengan larutan baku asamdengan penambahan indicatorMetil

Merah dimana titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan warnadari kuning menjadi merah

Teori Umum. Kimia analisis bisa di bagi menjadi bidang-bidang yang bisebutanalisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif berkaitandengan identifikasi zat-zat kimia: mengenali unsur atau senyawa apa yangada di dalam suatu sampel. Analisis kuantitatif berkaitan denganpenetapan berapa banyak suatu zat tertentu yang terkandung dalam suatusampel. Zat yang ditetapkan tersebut,yang sering kali dinyatakan sebagaikonstituen atau analitik, menyusun entah sebagian kecil ataupun sebagaianbesar sampel yang dianalisis. Jika zat yang di analisa tersebut menyusunlebih dari sekitar 1% dari sampel, maka analitik dianggap sebagaikonstituen utama. Zat itu di anggap konstituen minor jika jumlahnyaberkisar antara 0,01% hingga 1% dari sampel, dan jika suatu zat yang adahingga kurang dari 0,01% dianggap sebagai konstituen perunut (trace)Klasifikasi lain dari analisis kuantitatif bisa didasarkan padaukuran dari sampel yang tersedia untuk dianalisis. Jika sampel memilikibobot lebih dari 0,1 gram maka analisisnnya tercakup dalam analisismakro, jika sampel memiliki bobot sekitar 10 sampai 100 mg, makaanalisisnnya di anggap sebagai analisis semimikro, analisis mikro di pakaiuntuk sampel dengan bobot di antara 1 sampai 10 mg, dan analisis ultramikro meliputi sampel dalam mikogram (Underwood. 2002; 2).Dalam menentukan jumlah zat dari sampel analisis, dapatdigunakan beberapa metode. Metode yang sering di gunakan adalahvolumetri, gravimetri, potensiometri dan kalorimetri. Metode volumetricdi dasarkan pada pengukuran volume larutan titran. Analisis ini dikenal juga sebagai titrimetri, dimana zat yang akan di analisis di biarkanbereaksi dengan zat lain ( titran ) yang konsentrasinnya telah di ketahuidan dialirkan dari dalam buret. Konsentrasi larutan yang tidak diketahui (analit ) kemudian dihitung. Syaratnnya adalah reaksi harus berjalan cepat reaksi berlangsung kuantitatif dan tidak ada reaksi samping. Selain itu jikareagen penitrasi yang diberikan berlebih , maka harus dapat diketahuidengan suatu indicator. Metode titrimetri bergantung pada larutan standaryang mengandung sejumlah reagen persatuan volum larutan denganketetapan yang tinggi.Metode volumetric atau titrimetri secara garis besar dapat diklasifikasi dalam empat kategori, yaitu:1. Titrasi asam basa yang melibatkan reaksi asam dan basa baik kuatmaupun lemah2. Titrasi redoks adalah titrasi yang meliputi hamper semua reaksi oksidasireduksi.3. Titrasi pengendapan, adalah yang meliputi pemberitakan endapan,seperti titrasi Ag + dengan K 4 Fe(CN)6 dengan indicator pengabsorbsi.4. Titrasi kompleksiometri, sebagian besar meliputi titrasi EDTA sepertititrasi spesifik dan juga dapat digunakan untuk melihat perbedaan pHpada pengkompleksan (Khopkar. 1990; 36-37).Sejauh ini, relative sedikit reaksi kimia yang dapat digunakansebagai basis untuk reaksi. Sebuah reaksi harus

memenuhi beberapapersyaratan sebelum reaksi tersebut dapat dipergunakan:1. Reaksi tersebut harus diproses sesuai dengan persamaan kimia tertentu,seharusnya tidak ada reaksi sampingan.2. Reaksi tersebut harus diproses sampai benar-benar selesai pada titik ekuivalensi. Cara lain untuk menyatakannya adalah bahwa konstantakesetimbangan reaksi tersebut haruslah amat besar.3. Harus tersedia beberapa metode untuk menentukan kapan titik ekivalentercapai. Harus tersedia indicator atau metode instrumental.4. Di harapkan reaksi tersebut berjalan cepat, sehingga titrasi dapatdiselesaikan dengan beberapa menit (Underwood.2002;45).TITRASI ASAM BASAAsam dan basah kuat terurai sempurna dalam air. Oleh karena itu,pH pada berbagai titik selama titrasi dapat dihitung langsung dari jumlah stoikiometri asam dan basa yang dibiarkan bereaksi. Pada titik ekivalen,pH ditentukan ole tingkat terurainya air. Pada suhu 25 0 C pH air murniadalah 7,00 (Underwood.2002;129).Titrasi asam basa dapat memberikan titik akhir yang cukup tajamdan untuk itu digunakan pengamatan dengan indicator bila pH pada titik ekivalen antara 4-10. Demikian juga titik akhir titrasi, akan tajam padatitik akhir titrasi asam atau basa lemah jika penitriasian adalah basa atauasam kuat dengan perbandingan tetapan disosiasi asam lebih berkisar dari10 4 . Selama titrasi asam basa, pH lrutan berubah secara khas. pH berubahsecara drastis bila volume titrannya mencapai titik ekivalen.Pada reaksi asam basa, proton ditransfer dari suatu molekul kemolekul lain. Dalam air, proton biasanya tersolvasi sebagai H 3+ O. Reaksiasam basa bersifat reversible, reaksi dapat digambarkan sebagai berikut:HA + H 2 O H3+O + A (air sebagai basa)B + H2O BH+ + OH- (air sebagai asam)Disini [A ] adalah basa konjugasinya, BH + adalah asam konjugasinyaberarti secara umum :Asam + basa basa konjugasi + asam konjugasiCH3COOH + H2O CH3COO + H3O + (basa)CH3COO + H2O CH3COOH + OH (asam)(Khopkar.1990; 38).Dalam memilih suatu asam yang digunakan dalam larutan standar,hendaknya diperhatikan faktor-fakotr sebagai berikut:1. Asam itu harus kuat, yakni terionisasi secara sempurna2. Asam tersebut tidak mudah menguap3.

Larutan asam harus stabil4. Garam dari asam tersebut harus mudah larut5. Asam tersebut harus pengoksidasi yang kuat untuk menghancurkansenyawa-senyawa organic yang digunakan sebagai indicator.Asam klorida dan sam sulfat paling banyak digunakan untuk larutanstandar, walaupun tidak satupun keduanya yang memenuhi syarat tersebut http://www.scribd.com/doc/85451222/asam-basa-perbaikan

Anda mungkin juga menyukai