1.1 Latar Belakang Perkembangan merupakan perubahan - perubahan psikologis / mental yang dialami individu dalam proses menuju dewasa.
Perkembangan bukanlah suatu proses yang terputus-putus dan terpisahpisah, melainkan suatu proses dinamik yang berlangsung terus-menerus (suatu kontinum).1 Perkembangan individu tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor di antaranya faktor bawaan (nature), faktor lingkungan (nurture), dan konvergensi. Konvergensi merupakan transaksi antara diri individu dengan lingkungannya. Di mana para ahli sepakat bahwa faktor bawaan dan lingkungan mempunyai pengaruh yang sama besarnya pada perkembangan individu.1 Perkembangan individu dipengaruhi juga oleh asupan gizi sang ibu ketika sedang mengandung. Di mana apa yang ibu makan akan memiliki dampak terhadap perkembangan otak serta kepribadian anak. Misalnya, berpengaruh terhadap perkembangan motorik anak seperti kemampuan berbahasa anak di masa mendatang maupun kemampuan sensorik serta kognitif anak. Kandungan nutrisi pada makanan yang dikonsumsi ibu hamil sangatlah memberi peranan penting dalam perkembangan janin hingga dewasa. Makanan mengandung berbagai macam zat gizi baik mineral maupun vitamin. Asupan vitamin yang kurang pada ibu hamil, salah satunya kekurangan konsumsi makanan yang mengandung vitamin D ternyata memiliki kemungkinan yang cukup besar dalam mempengaruhi proses belajar berbahasa atau berbicara anak.
1.2 Perumusan Masalah 1.2.1 Apakah yang dimaksud dengan vitamin D ? 1.2.2 Sumber pangan apa saja yang banyak mengandung vitamin D ?
1.3 Tujuan 1.3.1 Dapat mengetahui sumber bahan pangan yang mengandung vitamin D 1.3.2 Dapat mengetahui pengaruh vitamin D terhadap perkembangan bahasa anak.
1.4 Manfaat 1.4.1 Mengetahui berbagai macam bahan pangan yang mengandung vitamin D 1.4.2 Mengetahui dan memahami pengaruh vitamin D terhadap
Vitamin D merupakan salah satu dari vitamin yang dapat larut di dalam lemak prohormon. Vitamin ini sangat penting karena memiliki peran utama untuk membentuk struktur tulang dan gigi. Kita dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin D melalui beberapa sumber vitamin D berikut: 1. Sinar Matahari. Sekitar 80 persen vitamin D yang kita butuhkan berasal dari sinar matahari. Waktu yang disarankan untuk berjemur adalah pukul 06.00 - 09.00 ke seluruh bagian tubuh selama 10 menit. Untuk mencegah risiko kanker kulit, hindarilah paparan sinar matahari pada pukul 09.00 - 15.00. 2. Susu. Secara alami, susu sapi memiliki kandungan vitamin D dan berbagai nutrisi penting lainnya. Sebaiknya Anda memilih susu full lemak atau skim. Dalam segelas susu terdapat kandungan sekitar 100 IU vitamin D. 3. Minyak ikan. Minyak ikan terbukti mengandung vitamin D dan omega-3 dalam jumlah tinggi. Meskipun rasanya tidak enak, saat ini banyak produsen memproduksi suplemen minyak ikan dalam berbagai varian untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap vitamin D. 4. Telur. Dalam setiap kuning telur mengandung vitamin D sekitar 21 IU dan bagian putih telurnya, mengandung protein murni. Sehingga makanan ini termasuk makanan wajib untuk kita konsumsi. 5. Ikan salmon. Ikan ini merupakan ikan yang memiliki kandungan vitamin D 4x lebih banyak dari produk pertanian dan memiliki kandungan omega-3 dalam jumlah banyak. Ikan salmon banyak dijual dalam bentuk ikan beku atau kalengan, namun ada juga yang dijual dalam bentuk segar. 6. Jamur Menurut sebuah riset yang dimuat dalam Journal of the Federation of American Societies for Experimental Biology, jamur kancing putih yang
diekspos dengan sinar ultraviolet B selama beberapa jam memiliki kandungan vitamin D sekitar 400 persen lebih tinggi. 7. Udang Udang merupakan sumber omega-3 yang tinggi protein namun rendah lemak dan kalori. Udang yang disajikan dalam takaran 85 gram mengandung 129 IU vitamin D. Apabila kita kekurangan asupan vitamin D, akan timbul beberapa gejala defisiensi vitamin D antara lain : 1. rakhitis, yaitu suatu kelainan dari tulang akibat kekurangan kalsium dan/fosfor. Terjadi terutama pada bayi atau hewan muda. Hanya mamalia dan burung yang dapat terserang rakhitis. 2. Osteomalasia, suatu keadaan yang ditandai oleh dekalsifikasi sebagian tulang yang mengakibatkan tulang menjadi lunak dan rapuh. Hal ini terjadi pada orang dewasa dan hewan yang tulangnya sudah tumbuh sempurna. 3. Konsentrasi fosfor serum yang rendah 4. Penebalan dan pembengkakan persendian. Penyakit lain yang ditimbulkan akibat kekurangan vitamin D adalah gigi akan lebih mudah rusak, otot mengalami kejang-kejang, pertumbuhan tulang tidak normal yang biasanya betis kaki akan membentuk huruf O atau X. Defisiensi vitamin D primer, bisa terjadi apabila dalam diet kurang kalsium, kurang sinar matahari, yang terjadi pada ibu hamil pada iklim dingin. Defisiensi sekunder bisa terjadi karena beberapa hal, antara lain gangguan absorbsi lemak, kegagalan fungsi ginjal, hipoparatiroid, pemakaian obat antikonvulsi dalam waktu lama. Defisiensi vitamin D juga berpengaruh terhadap perkembangan bahasa anak. Di mana perkembangan bahasa sangat erat hubungannya dengan kematangan fisiologis dan perkembangan sistem saraf dalam otak. 1. Kematangan fisiologis ( physiological maturity ) Kematangan fisiologis tercapai dengan baik bila pertumbuhan organ-organ fisik berjalan secara normal tanpa ada gangguan-gangguan pada otak, sistem syaraf, tenggorokan, phorinck, lidah , mulut atau sistem pernafasan. Organ-organ tersebut sangat mendukung perkembnagan
kemampuan untuk berbahasa ataupun mengungkapkan pesan-pesan komunikasi secara jelas dan dapat dipahami oleh orang lain. 2. Perkembangan sistem syaraf dalam otak Sistem syaraf pada janin yang masih berkembang dalam kandungan semasa prenatal tergolong sangat sederhana. Bahakan dapat dikatakan perkembangan sistem syaraf terjadi bersamaan dengan pembentukan organ-organ eksternal janin pada masa triwulan pertama. Menginjak akhir triwulan kedua proses perkembangan diferensiasi organorgan tubuh internal maupun eksternal sudah cukup memadai sehingga organ tubuh otakpun telah terbentuk dengan baik. Menurut sebuah penelitian baru di Australia, para ibu yang memiliki kadar vitamin D yang rendah saat mereka hamil berkemungkinan besar untuk memiliki anak yang kesulitan berbahasa dibandingkan dengan para ibu yang kadar vitamin D-nya lebih tinggi. Wanita hamil dengan kadar vitamin D rendah selama trimester kedua berpeluang dua kali lipat memiliki anak dengan kesulitan bahasa. Sebuah studi baru dari Australia menunjukkan bahwa, wanita kulit putih yang memiliki kadar terendah vitamin D selama trimester kedua hampir dua kali lebih mungkin untuk memiliki anak dengan masalah bahasa. Memiliki kadar normal vitamin D di dalam darah selama hamil, terutama selama trimester kedua dan ketiga sangat diperlukan. Karena pada trimester tersebut, bagian-bagian tertentu dari otak janin yang terlibat dalam pembelajaran bahasa sedang berkembang. Pada trimester tersebut merupakan masa kritis bagi penciptaan jalur otak dan struktur yang berperan dalam perkembangan anak emosional dan perilaku. Wanita hamil banyak yang tidak memiliki cukup vitamin D dalam darah. Orang bisa mendapatkan vitamin D dari makanan seperti salmon, susu, telur, hati sapi dan keju, atau kulit dapat memproduksinya dari sinar matahari. Berdasarkan penelitian yang dilakukan Andrew Whitehouse,dkk dari University of Western Australia, pada kelompok Ibu yang mendapat asupan vitamin D lebih rendah ternyata anak yang mereka lahirkan memiliki kemampuan bahasa yang lebih rendah, dan kosakatanya tidak jelas. Sedangkan pada Ibu yang menerima asupan vitamin D lebih banyak, sang
anak dapat berbicara dengan lancar dan baik. Dan kosakatanya jelas dan mudah dimengerti. Kurangnya asupan vitamin D pada ibu hamil tidak berpengaruh pada perkembangan emosi dan perilaku anak, namun kekurangan vitamin D dapat mengganggu proses belajar anak dalam bahasa. Kemampuan berbahasa anak yang kekurangan asupan vitamin D lebih rendah bila dibandingkan dengan anak yamg cukup konsumsi vitamin D. Para ilmuwan menduga bahwa penurunan kadar vitamin D pada ibu selama waktu kritis dalam perkembangan otak tampaknya dikaitkan dengan masalah belajar bahasa ketika anak mencapai usia sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, para peneliti menyimpulkan bahwa suplemen vitamin D selama kehamilan dapat mengurangi risiko kesulitan perkembangan bahasa pada anak ketika mencapai usia sekolah.
disusun oleh : 1. Lailla Nurrin F 2. Ayu Nurjanah 3. Rahmawati 4. Rikhana Dwi R 5. Novita Ashariningsih (22030111120011) (22030111130027) ( 22030111130038) (22030111130068) (22030111130070)
PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2012
DAFTAR PUSTAKA