Anda di halaman 1dari 9

1. Berikan contoh Penerapan Prinsip-Prinsip NPM atau Reinventing Government dalam praktek Manajemen Pelayanan Publik di Indonesia 2.

Jelaskan prinsip NPM atau Reinventing Government apa saja yang telah diterapkan ! 3. Analisis faktor apa saja yang menghambat penerapan prinsip-prinsip NPM/Reinventing Government di Indonesia ?

1. New Publik Management adalah Bentuk dari ketidakpuasan terhadap kinerja sektor public. Model manajemen publik modern yang berkembang di negara Inggris era 1980an sebagai bentuk reformasi terhadap negara tradisional. Disini birokrasi lah yang memainkan peranan utama dalam pembangunan dan semakin kuat menunjukkan kecenderungan yang kurang baik. Sentralistis, Top down; dan Hierarki sangat panjang bahkan sulit ditembus. Birokrasi justru menyebabkan kelambanan, terlalu bertele-tele dan mematikan kreativitas. Birokrasi dianggap mengganggu mekanisme pasar, karena menciptakan distorsi ekonomi dan pada akhirnya menyebabkan inefisiensi organisasi. Deregulasi dan debirokratisasi di Indonesia sudah mulai dilakukan sejak tahun 1983, namun baru menyentuh sektor riil dan moneter, sementara debirokratisasi belum menyentuh sisi kelembagaan. Krisis sejak pertengahan 1997 telah menyebabkan: Jumah orang miskin meningkat; Pengangguran meningkat; Kriminalitas meningkat; dan Kualitas kesehatan menurun. Praktik Manajemen dan Administrasi Publik di Indonesia ditandai oleh Public service yang buruk; Ekonomi sangat birokratis; Kebocoran anggaran; dan Budaya KKN. Rethinking the government merupakan upaya untuk menjadikan pemerintah lebih bertorientasi pada strategic thinking, strategic vision, and strategic management. Salah satu bentuk New Public Management adalah model pemerintahan Osborne and Gaebler (1992) yang tertuang di dalam konsep Reinventing Government. Prinsip-prinsip Reinventing Government 1. public. 2. 3. 4. Pemerintah adalah Milik Masyarakat : Memberdayakan Pemerintah yang kompetitif : Menyuntikkan persaingan dalam Pemerintah Digerakkan oleh Misi : Mengubah organisasi yang Ketimbang Melayani (Empowering raher than Serving ). pemberian pelayanan (Injecting Competition into service Delivery) digerakkan oleh peraturan (Transforming Rule-Driven Organizations) menjadi digerakkan oleh misi (mission-driven). Mengarahkan Ketimbang Mengayuh (Steering Rather Than Rowing) Berfokus pada pengarahan, bukan pada produksi pelayanan model administrasi

5. 6.

Pemerintah yang berorientasi hasil: Membiayai hasil bukan Pemerintah berorientasi pada pelanggan: Memenuhi kebutuhan

masukan (Funding outcomes, Not input. pelanggan, bukan birokrasi (Meeting the Needs of Customer, not be Bureaucracy). 7. 8. 9. Pemerintah wirausaha: Menghasilkan ketimbang membelanjakan Pemerintah antisipatif (anticipatory government): Mencegah Pemerintah desentralisasi (decentralized government): Dari (Earning Rather than Spending). ketimbang Mengobati (Preventon Rather than Cure). hierarki menuju partisipasi dan tim kerja (From Hierarchy to Participation and Teamwork). 10. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar (market oriented government) : Mendongkrak perubahan melalui pasar (Leveraging change throught the Market). Contoh penerapan prinsip-prinsip NPM atau Reinventing Government dalam praktek Manajemen Pelayanan Publik di Indonesia Masyarakat perkotaan dengan non perkotaan (daerah yang luas dengan persebaran penduduk yang tidak merata) berbeda kebutuhannya untuk mengurus Akte Kelahiran atau KTP. Untuk daerah perkotaan sangat dibutuhkan, tetapi untuk masyarakat di desa yang terpencil, atau di kepulauan yang jarang berhubungan dengan kegiatan keluar desa, mereka merasa tidak memerlukan dan/atau tidak merasakan manfaatnya. Di perkotaan mengurus surat-surat tersebut memerlukan waktu yang singkat dikarenakan segala kegiatan birokrasi di perkotaan membutuhkan identitas yang jelas.

2. Prinsip-prinsip Prinsip-prinsip Reinventing Government 1. Mengarahkan Ketimbang Mengayuh (Steering Rather Than Rowing) Berfokus pada pengarahan, bukan pada produksi pelayanan public.

Memisahkan fungsi mengarahkan (kebijaksanaan dan regulasi) dari fungsi mengayuh (pemberian layanan dan compliance). Peranan pemerintah lebih sebagai fasilitator dari pada langsung melakukan semua kegiatan operasional; Metode-metode yang digunakan antara lain : privatisasi, lisensi, konsesi, kerjasama operasional, kontrak, voucher, insentif pajak, dll. Pemerintah harus menyediakan (providing) beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing). Pemerintah memfokuskan pada pemberian arahan, sedangkan produksi pelayanan publik diserahkan kepada swasta atau pihak ketiga. Produksi pelayanan publik oleh Pemerintah harus dijadikan sebagai perkecualian, bukan suatu keharusan. Pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan pihak non publik.

2. Pemerintah adalah Milik Masyarakat : Memberdayakan Ketimbang Melayani (Empowering raher than Serving ). Mendorong mekanisme control atas pelayanan lepas dari birokrasi dan diserahkan kepada masyarakat; Masyarakat dapat membangkitkan komitmen mereka yang lebih kuat, perhatian lebih baik dan lebih kreatif dalam memecahkan masalah; Mengurangi ketergantungan masyarakat kepada pemerintah. Dengan adanya prinsip ini, Pemerintah sebaiknya memberi wewenang kepada masyarakat, sehingga menjadi masyarakat yang mampu menolong dirinya sendiri (community self-help). 3. Pemerintah yang kompetitif : Menyuntikkan persaingan dalam pemberian pelayanan (Injecting Competition into service Delivery) Pemberian jasa/layanan harus bersaing dalam usaha berdasarkan kinerja dan harga Persaingan public; adalah kekuatan yang fundamental yang tidak memberikan pilihan lain yang harus dilakukan oleh organisasi

Pelayanan public yang dilaksanakan oleh Pemerintah tidak bersifat monopoli tetapi harus bersaing Masyarakat dapat memilih pelayanan yang disukainya.Oleh sebab itu pelayanan sebaiknya mempunyai alternative. Kompetisi merupakan satu-satunya cara untuk menghemat biaya sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya. 4. Pemerintah Digerakkan oleh Misi : Mengubah organisasi yang digerakkan oleh peraturan (Transforming Rule-Driven Organizations) menjadi digerakkan oleh misi (mission-driven). Secara internal, dapat dimulai dengan mengeliminasi peraturan internal dan secara radikal menyederhanakan system administrasi. Perlu ditinjau kembali visi tentang apa yang harus dilakukan oleh pemerintah Misi pemerintah harus jelas dan peraturan perundangan tidak boleh bertentangan dengan misi tersebut. Apa yang dapat dan tidak dapat dilakukan oleh Pemerintah diatur dalam mandatnya. Tujuan Pemerintah bukan mandatnya, tetapi misinya. Contoh: Cara penyusunan APBD. APBD memang harus disusun berdasarkan suatu prosedur yang benar dan baku, tetapi pemenuhan prosedur bukanlah tujuan. Tujuan APBD adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. 5. Pemerintah yang berorientasi hasil: Membiayai hasil bukan masukan (Funding outcomes, Not input). Berusaha mengubah bentuk penghargaan dan insentif: membiayai hasil dan bukan masukan. Mengembangkan standar kerja, yang mengukur seberapa baik mampu memecahkan masalah. Semakin baik kinerja, semakin banyak dana yang dialokasikan untuk mengganti dana yang dikeluarkan unit kerja. 6. Pemerintah berorientasi pada pelanggan: Memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan birokrasi (Meeting the Needs of Customer, not be Bureaucracy)

Mengidentifikasi

pelanggan

yang

sesungguhnya.

Pelayanan

masyarakat harus berdasarkan pada kebutuhan riil, dalam arti apa yang diminta masyarakat Instansi pemerintah harus responsif terhadap perubahan kebutuhan dan selera konsumen; Perlu dilakukan penelitian untuk mendengarkan pelanggan mereka, Perlu penetapan standar pelayanan kepada pelanggan Pemerintah perlu meredesain organisasi mereka untuk memberikan nilai maksimum kepada para pelanggannya. Menciptakan dual accountability (masyarakat dan bisnis, serta DPRD dan pejabat). 7. Pemerintah wirausaha: Menghasilkan ketimbang membelanjakan (Earning Rather than Spending) Pemerintah wirausaha memfokuskan energinya bukan hanya membelanjakan uang (melakukan pengeluaran uang) melainkan memperolehnya. Dapat diperoleh dari biaya yang dibayarkan pengguna dan biaya dampaknya (impact fees); pendapatan atas investasinya dan dapat menggunakan insentif seperti dana usaha (swadana) Partisipasi pihak swasta perlu ditingkatkan sehingga dapat meringankan beban pemerintah. Contoh pelaksanaan : Dapat mengembangkan beberapa pusat pendapatan, misal : BPS dan Bappeda dapat menjual informasi tentang daerahnya kepada pusat-pusat penelitian. BUMD menjual barang maupun jasa Memberi hak guna usaha, menyertakan modal dan lain-lain.

8. Pemerintah antisipatif (anticipatory government): Mencegah ketimbang Mengobati (Preventon Rather than Cure) Bersikap proaktif Menggunakan perencanaan strategis untuk menciptakan visi daerah. Visi membantu meraih peluang tidak terduga, menghadapi krisis tidak terduga, tanpa menunggu perintah.

9. Pemerintah desentralisasi (decentralized government): Dari hierarki menuju partisipasi dan tim kerja (From Hierarchy to Participation and Teamwork) Dengan melihat beberapa tantangan dari masyarakat, diantaranya : Perkembangan teknologi sudah sangat maju. Kebutuhan masyarakat dan bisnis semakin kompleks. Staf banyak yang berpendidikan tinggi Maka pemerintah perlu untuk Menurunkan wewenang melalui organisasi, dengan mendorong mereka yang berurusan langsung dengan pelanggan untuk lebih banyak membuat keputusan (Pengambilan keputusan bergeser kepada masyarakat, asosiasi, pelanggan, LSM.). Tujuannya Untuk memudahkan partisipasi masyarakat, serta terciptanya suasana kerja Tim. Pejabat yang langsung berhubungan dengan masyarakat (fromline workers) harus diberi kewenangan yang sesuai. Karena dengan kewenangan yang diberikan akan memeungkikan terjadinya koordinasi cross functional antar semua instansi yang terkait. 10. Pemerintah berorientasi pada mekanisme pasar (market oriented government) : Mendongkrak perubahan melalui pasar (Leveraging change throught the Market) Mengadakan perubahan dengan mekanisme pasar ( sistem insentif ) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem prosedur dan pemaksaan). Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar dan mekanisme administratif. Mekanisme pasar terbukti yang terbaik di dalam mengalokasi sumberdaya. 3. Faktor yang menghambat penerapan prinsip-prinsip NPM/Reinventing Government di Indonesia antara lain: Kebijakan dan keputusan yang cenderung menguntungkan para elit politik dan sama sekali tidak pro rakyat. Kelembagaan yang dibangun selalu menekankan sekedar teknis-mekanis saja dan bukan pedekatan pe-martabat-an kemanusiaan. Kecenderungan masyarakat yang mempertahankan sikap nrima (pasrah) apa adanya yang telah diberikan oleh pemerintah sehingga berdampak pada sikap kritis masyarakat yang tumpul.

Adanya sikap-sikap pemerintah yang berkecenderungan mengedepankan informality birokrasi dan mengalahkan proses formalnya dengan asas mendapatkan keuntungan pribadi.

MANAJEMEN PUBLIK

Oleh Elga Esti Prasetyo NIM D0110038

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA JURUSAN ILMU ADMINISTRASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Daftar pustaka: http://dinoyudha.wordpress.com/2009/05/14/penerapan-new-publicmanagement-di-indonesia-sebuah-opini/ http://setabasri01.blogspot.com/2009/05/new-public-management.html http://www.wawanblog.com/pdf/hambatan-penerapan-new-publicmanagement.html http://courses.blog.mb.ipb.ac.id/files/2010/06/Arief_DaryantoPENGANTAR_MANAJEMEN_PUBLIK.pdf http://map.unsoed.ac.id/2011/12/22/pengelolaan-potensi-daerah-berdasarprinsip-good-governance-demi-mencegah-praktek-korupsi-di-daerah/

Anda mungkin juga menyukai