Anda di halaman 1dari 77

Operasi ini merupakan standar untuk penanganan

pasien dengan batu empedu simtomatik. Indikasi yang paling

umum untuk kolesistekto mi adalah kolik biliaris

rekuren, diikuti oleh kolesistitis akut. Komplikasi yang berat

jarang terjadi, meliputi trauma CBD, perdarahan

, dan infeksi. Data barubaru ini menunjukka n mortalitas

pada pasien yang menjalani kolesistekto mi terbuka pada

tahun 1989, angka kematian secara keseluruhan 0,17 %,

pada pasien kurang dari 65 tahun angka kematian 0,03 %

sedangkan pada penderita diatas 65 tahun angka kematian

mencapai 0,5 %
4

. b). Kolesistekto

mi laparoskopi k Kelebihan tindakan ini meliputi

nyeri pasca operasi lebih minimal, pemulihan lebih cepat,

hasil kosmetik lebih baik, menyingkat kan perawatan

di rumah sakit dan biaya yang lebih murah. Indikasi

tersering adalah nyeri bilier yang berulang. Kontra

indikasi absolut serupa dengan tindakan terbuka

yaitu tidak dapat mentoleran si tindakan anestesi umum dan

koagulopati yang tidak dapat dikoreksi. Komplikasi yang terjadi

berupa perdarahan, pankreatitis, bocor stump duktus sistikus dan

trauma duktus biliaris. Resiko trauma duktus

biliaris sering dibicarakan , namun umumnya berkisar

antara 0,5 1%. Dengan menggunak an teknik

laparoskopi kualitas pemulihan lebih baik, tidak terdapat

nyeri, kembali menjalanka n aktifitas normal dalam 10

hari, cepat bekerja kembali, dan semua otot abdomen

utuh sehingga dapat digunakan untuk aktifitas

olahraga
16

. c). Kolesistekto mi

minilaparat omi. Modifikasi dari tindakan kolesistekto

mi terbuka dengan insisi lebih kecil dengan efek nyeri paska

operasi lebih rendah.


17

DAFTAR PUSTAKA
1.

Lesmana L. Batu

Empedu dalam Buku Ajar Penyakit Dalam Jilid 1. Edisi 3.

Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. 2000.3804.
2.

Schwartz S, Shires G,

Spencer F. Prinsipprinsip Ilmu Bedah (Principles of

Surgery . Edisi 6. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 2000.45964.
18

3.

Sjamsuhida yat R, de Jong W. Buku Ajar

Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 2005. 570-9.


4.

Brunicardi FC et al

. Schwartzs principles of surgery. 8


th

edition.

United States America : McGraw Hill, 2005.826-

42. 5.Price SA, Wilson LM. Kolelitiasis dan

Kolesistisis dalam : Patofisiolo gi. Konsep Klinis

ProsesProses Penyakit, edisi 4. Jakarta : EGC. 1995.

430-44.
6.

Guyton AC, Hall JE. Sistem Saluran

Empedu dalam: Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi ke-9.

Jakarta: EGC, 1997. 1028-1029. 7.Reeves CJ. Penyakit

Kandung Empedu dalam : Keperawata n Medika Bedah.

Edisi Ke-1. Jakarta : Salemba Medika, 2001. 14951.

8.

6 Clinic Staff. Gallstones .

Availabl e from: http:/www.6 clinic.com/h ealth/digetiv esystyem/D

G9999.htm. Last update 25 Juli 2007 [diakses pada

tanggal 16 April 2008]


9.

7. Cholelithias is

. A v a i l a b l e f r o m : http:/www.7 .com/health

managemen t/Managing YourHealth/ HealthRefer ence/ Disease/InD

epth.htm. Last update April 2007 [diakses tanggal 16 April 200].

10.Sarr MG, Cameron JL. Sistem empedu dalam :

Buku Ajar Bedah. Esentials of Surgery, edisis ke-2. Jakarta:

EGC, 1996. 121-123


11.

Garden Jet et al . Gallstone

dalam: Principle and Practice of Surgery. China:

Elseiver, 2007. 23.


12.

Bateson M. Batu Empedu

dan Penyakit Hati. Jakarta: Arcan, 1991. 35-41.

13.Latchie M. Cholelitiasi s dalam : Oxford Handbook

of Clinical Surgery. Oxford University. 1996. 162


14.

Bhangu AA et al . Cholelitiasi s and Cholesistiti

s dalam: Flesh and Bones of Surgery. China: Elseiver,

2007. 123.
15.

Kasper DL et al . Cholelitiasis

, Cholesistitis , and Cholangitis dalam: Harrisons

Manual of Medicine, McGraw Hill, 2005, 751. 16.Nealon

TF. Kolesistekt omi Laparoskop i dalam : Ketrampila

n Pokok Ilmu Bedah. Jakarta : EGC, 1996. 394

Anda mungkin juga menyukai