Anda di halaman 1dari 6

PARAGRAF EFEKTIF Pengertian Paragraf Efekti Paragraf merupakan bagian dari sebuah tulisan yang berisi kumpulan kalimat.

Ada banyak pengertian paragraf. Salah satunya, dari sebuah situs di internet paragraf adalah sekumpulan kalimat yang saling berhubungan dan semua kalimat tersebut memiliki hubungan dengan sebuah topik yang sama. Kemudian menurut Lunsford dan Connors, paragraf adalah sekelompok kalimat atau sebuah kalimat tunggal yang membentuk satu kesatuan. Jadi sebuah paragraf bukanlah sekedar sekelompok kalimat saja, tetapi sekelompok kalimat yang saling berhubungan dan memiliki sebuah inti yang disebut ide. Paragraf terdiri dari tiga bagian. Yang pertama adalah kalimat utama (kalimat topik). Bagian yang kedua adalah kalimat-kalimat pendukung. Dan yang terakhir adalah kalimat kesimpulan. Ketiga bagian tersebut memiliki keterkaitan. Bagian yang kedua

menerangkan apa yang ada di dalam bagian pertama. Kemudian kalimat topik biasanya berada di awal paragraf. Tapi kalimat juga bisa berada di akhir paragraf bahkan di tengah paragraf. Kalimat topik yang berada di awal paragraf bersifat umum dan akan diikuti oleh kalimat-kalimat pendukung yang sifatnya lebih khusus atau spesifik. Tidak hanya kalimat topik yang berada di awal paragraf, tetapi, yang lebih penting, itu adalah kalimat yang paling umum dari sebuah paragraf.
1

Syarat Paragraf Yang Baik Dalam pembentukan dan pengembangan paragraf perlu diperhatikan Syarat-syarat berikut: 1. Kesatuan (Unity) Bagaimana telah dipaparkan di depan, bahwa tiap paragraf hanya mengandung satu gagasan pokok. Fungsi paragraf adalah untuk mengembangkan gagasan pokok tersebut. Untuk itu, di dalam pengembangannya, uraian-uraian dalam sebuah paragraf tidak boleh menyimpang dari gagasan pokok tersebut. Dengan kata lain, uraian-uraian dalam sebuah paragraf diikat oleh satu gagasan pokok dan merupakan satu kesatuan. Semua kalimat yang terdapat dalam sebuah paragraf harus terfokus pada gagasan pokok.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini: Kebutuhan hidup sehari-hari setiap keluarga dalam

masyarakat tidaklah sama. Hal ini sangat tergantung pada besarnya penghasilan setiap keluarga. Keluarga yang

berpenghasilan sangat rendah, mungkin kebutuhan pokok pun sulit terpenuhi. Lain tinggi. halnya Mereka dengan dapat keluarga yang

berpenghasilan

menyumbangkan

sebagian penghasilannya untuk membangun tempat-tempat beribadah, atau untuk kegiatan sosial lainnya. Tempat ibadah memang perlu bagi masyarakat. Pada umumnya tempattempat ibadah ini dibangun secara bergotong royong dan
2

sangat mengandalkan sumbangan para dermawan. Perbedaan penghasilan yang besar dalam masyarakat telah menimbulkan jurang pemisah antara Si kaya dan Si miskin. Contoh paragraf di atas adalah contoh paragraf yang tidak memiliki prinsip kesatuan. Gagasan pokok tentang

penghasilan suatu keluarga dalam pengembangannya kita jumpai gagasan pokok lain tentang tempat beribadah. Hubungan antara kalimat yang satu dengan kalimat yang lain tidak merupakan satu kesatuan yang bulat untuk menunjang gagasan utama. 2. Kepaduan (Koherensi) Syarat kedua yang harus dipenuhi oleh suatu paragraf ialah koherensi atau kepaduan. Sebuah paragraf bukanlah sekedar kumpulan atau tumpukan kalimat-kalimat yang masing-masing berdiri sendiri-sendiri, tetapi dibangun oleh kalimat-kalimat yang mempunyai hubungan timbal balik. Urutan pikiran yang teratur akan memperlihatkan adanya kepaduan, dan pembaca pun dapat dengan mudah memahami/mengikuti jalan pikiran penulis tanpa

hambatan karena adanya perloncatan pikiran yang membingungkan. Kata atau frase transisi yang dapat dipakai dalam karangan ilmiah sekaligus sebagai penanda hubungan dapat dirinci sebagai berikut:
3

Hubungan yang menandakan tambahan kepada sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya, misalnya: lebih-lebih lagi, tambahan, selanjutnya, di samping itu, lalu, seperti halnya, juga, lagi pula, berikutnya, kedua, ketiga, akhirnya, tambahan pula, demikian juga.

Hubungan yang menyatakan perbandingan, misalnya: lain halnya, seperti, dalam hal yang sama, dalam hal yang demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun.

Hubungan yang menyatakan pertentangan dengan sesuatu yang sudah disebutkan sebelumnya; misalnya: tetapi, namun,

bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, sama sekali tidak, biarpun, meskipun. Hubungan yang menyatakan akibat/hasil; misal: sebab itu, oleh sebab itu, karena itu, jadi, maka, akibatnya. Hubungan yang menyatakan tujuan, misalnya: sementara itu, segera, beberapa saat kemudian, sesudah itu, kemudian. Hubungan yang menyatakan singkatan, misal: pendeknya, ringkasnya, secara singkat, pada umumnya, seperti sudah dikatakan, dengan kata lain, misalnya, yakni, sesungguhnya. Hubungan yang menyatakan tempat, misalnya: di sini, di sana, dekat, di seberang, berdekatan, berdampingan dengan. Kalimat efektif adalah kalimat yang secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya di dalam pikiran
4

pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis. SYARAT KALIMAT EFEKTIF : a. Bentukan kata harus sesuai EYD b. Struktur kalimat tepat c. Kesejajaran d. Kontaminasi e. Pleonasme f. Menggunakan kata baku g. Kelogisan h. Selalu menggunakan EYD

A. Bentukan kata Salah satu penyebab kalimat tidak efektif adalah penggunaan bentukan kata berimbuhan yang tidak tepat. Contoh: 1. Anak-anak melempari batu ke dalam sungai. 2. Guru menugaskan siswanya membuat karangan. Kalimat-kalimat tersebut tidak efektif karena menggunakan kata berimbuhan yang tidak tepat. Akhiran i pada kata melempari pada kalimat 1 membutuhkan objek yang bergerak, sedangkan akhiran kan pada kata menugaskan membutuhkan objek yang diam. Perbaikannya :
5

1. Anak-anak melemparkan batu ke dalam sungai. 2. Guru menugasi siswanya membuat karangan. B. Struktur kalimat Penyebab lain ketidakefektifan kalimat adalah pemakaian struktur kalimat yang tidak tepat. Misalnya, penempatan subjek dan predikat yang tidak jelas. Contoh: 1. Di antara ketiga anaknya memiliki perbedaan sifat. 2. Kalau lulus ujian, maka saya akan mengadakan syukuran. Kalimat 1 tersebut tidak efektif karena tidak ada subjeknya. Subjek kalimat tersebut terganggu oleh adanya preposisi di. Sementara pada kalimat 2 induk kalimat saya akan mengadakan . C. Kontaminasi Dalam bidang bahasa, kontaminasi berarti kerancuan atau kekacauan penggunaan kata, frasa, maupun kalimat. Contoh: 1. Di yayasan itu dipelajarkan berbagai keterampilan wanita. 2. Kita harus mengeyampingkan urusan pribadi kita. 3. Buku itu sudah dibaca oleh sayasyukuran terganggu oleh munculnya konjungsi

Anda mungkin juga menyukai