Anda di halaman 1dari 10

PANDUAN PENYELENGGARAAN

PELATIHAN TEKNIS SPESIFIK LOKALITA

PUSAT PENGEMBANGAN PENYULUHAN PERTANIAN BADAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN DEPARTEMEN PERTANIAN 2009

ATAR BELAKANG

Penyuluhan Pertanian merupakan upaya pemberdayaan petani dan keluarganya, melalui kegiatan pendidikan non formal di bidang pertanian agar mereka mampu menolong dirinya sendiri baik di bidang ekonomi, sosial maupun politik sehingga peningkatan pendapatan dan kesejahteraan mereka dapat dicapai. Salah satu tujuan kegiatan penyuluhan melalui kegiatan penyuluhan yang dikelola oleh petani (Farmer Managed Extension Activities/FMA) adalah meningkatkan kualitas usaha pertaniannya yang berorientasi pasar dengan berbasiskan inovasi teknologi serta berwawasan lingkungan sesuai dengan potensi, kondisi dan peluang yang ada di masing-masing wilayah (spesifik lokasi). Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk memberikan pelayanan terbaik kepada petani dalam mengembangkan usaha agribisnis yang berbasis inovasi teknologi, penyuluh sebagai pendamping petani perlu meningkatkan kompetensinnya melalui pelatihan-pelatihan teknis. Agar penyelenggaraan pelatihan teknis bagi penyuluh mencapai sasarannya dengan baik, efektif dan efisien, maka perlu disusun panduan yang dapat memberikan arah dan persepsi yang sama akan penyelenggaraan pelatihan teknis tersebut.

UJUAN

Sebagai acuan bagi pengelola P3TIP di kabupaten/kota dalam menyelenggarakan pelatihan teknis spesifik lokalita bagi penyuluh.

S H

ASARAN

Pengelola P3TIP di Kabupaten

ASIL pelatihan teknis spesifik lokalita bagi penyuluh

Terselengaranya kegiatan pertanian.

LUR KEGIATAN PERENCANAAN PELATIHAN

I. Identifikasi proposal FMA tahun 2008

a. Mengidentifikasi dan mengevaluasi kegiatan FMA 2008 Lakukan identifikasi semua kegiatan FMA yang dilaksanakan di tahun 2008, kelompokkan ke dalam kategori metoda penyuluhan, materi, topik teknologi pembelajarannya

Identifikasi dan Evaluasi Kegiatan FMA


Provinsi Kabupaten Kecamatan : : : ................................................................. ................................................................. ...............................................................
Jumla h Pesert a Analisis Pembelajaran Proses Pembelajaran pesert a Fasili tator Metod e Mate ri Wakt u Tekno logi

Judul N o. Des a Pembe lajara n Biay a Pela ku Wak tu

a.

b.

c.

d.

a.

b.

c.

d.

b. Mengidentifikasi prioritas pengembangan teknologi/komoditi/usaha pertanian Lakukan identifikasi program prioritas/komoditi unggulan/usaha pertanian yang dilaksanakan oleh dinas-dinas sub sektor pada tahun 2009. Identifikasi Komoditi Unggulan Wilayah
Lokasi No 1. 2. 3. 4. 5. Komoditi unggulan Kecamatan Desa Target Produksi (Kg) Harga (Rp/Kg)

Telaah hasil-hasil FSA (Farming System Analysis) untuk kabupaten yang bersangkutan (koordinasi dengan BPTP apabila data tersebut tidak diperoleh di kabupaten).

c. Mengidentifikasi programa penyuluhan kabupaten Lakukan telaah terhadap programa penyuluhan kabupaten yang telah disusun. Lakukan identifikasi terhadap masalah dan kegiatan yang ada di kecamatan/desa-desa lokasi P3TIP.

Identifikasi Programa Penyuluhan Kabupaten


Sasaran Tujuan Masa lah Wani ta tani Taruna tani Petani dewasa Metode/ Kegiatan Penyuluhan Jenis Vol/ Frek

Lokasi

Wak tu

Biaya (Rp)

Sumber Biaya

PJ

Pelaku

Ket

II. Menganalisis masalah 1. Analisis kegitan pembelajaran FMA dengan memperhatikan aspek-aspek : kepesertaan, fasilitator, proses, metode, waktu dan teknologi. 2. Rumuskan masalah prioritas yang dihadapi dalam pelaksanaan FMA tahun 2008 yang menyangkut pengembangan teknologi/inovasi teknologi. 3. Bandingkan antara rumusan masalah prioritas FMA tahun 2008 dengan programa penyuluhan dan pengembangan komoditi/usaha pertanian wilayah dan hasil identifikasi kebutuhan teknologi melalui FSA. 4. Rumuskan kebutuhan teknologi yang berdasarkan dari hasil rumusan masalah prioritas FMA tahun 2008 dengan pengembangan komoditi/usaha pertanian di wilayah. Rumusan Kebutuhan Teknologi Lokal Spesifik
No Komoditi Unggulan/Sistem usahatani Kebutuhan teknologi Hasil FSA Lokasi Masalah Kecamatan Desa

5. Sepakati bersama teknologi spesifik lokalita yang akan dijadikan topik dalam pelatihan bagi penyuluh.

III. Mengidentifikasi dan Menganalisis Kebutuhan Pelatihan 1. Berdasarkan hasil rumusan kebutuhan teknologi spesifik lokalita yang telah disepakati, maka tim pelaksana kegiatan pelatihan menyiapkan rencana kegiatan identifikasi kebutuhan pelatihan. 2. Rumuskan bersama metode yang akan digunakan dalam kegiatan tersebut. Misalnya: wawancara, observasi lapangan ataupun survei dengan menggunakan kuesioner.

3. Buatlah instrumen yang akan digunakan dalam pengumpulan data baik berupa pedoman wawancara, pedoman observasi lapangan maupun kuesioner yang akan digunakan untuk survei lapangan termasuk cara menganalisisnya. Perhatian : Dalam perumusan rencana dan pelaksanaan kegiatan identifikasi kebutuhan pelatihan, tim pelaksana diharapkan dapat berkonsultasi dengan Balai Besar Pelatihan Pertanian terdekat. Dalam pembuatan pedoman wawancara, pedoman observasi maupun kuesioner perlu diperhatikan siapa yang akan menjadi responden dan latar belakangnya. Analisis hasil identifikasi kebutuhan pelatihan dapat dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Apabila menggunakan kuesioner, setiap unsur yang menentukan kemampuan kerja dapat diberi nilai dengan skor yang nantinya dapat dikompilasi untuk kemudian dianalisis.

4. Tentukan responden penyuluh sebagai sampel untuk mengetahui kemampuan kerja yang belum dikuasai dalam pelaksanaan pekerjaannya. 5. Lakukan pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner atau diskusi kelompok terarah dengan menggunakan bahan-bahan hasil analisis masalah dan prioritas topik-topik teknologi spesifik lokalita. 6. Bandingkan kemampuan penyuluh dalam memfasilitasi petani untuk teknologi yang direkomendasikan dengan kemampuan aktual/kerja nyata atau yang dimiliki saat ini
Analisis Kebutuhan Pelatihan
Komoditi Unggulan/Sistem Usahatani Komponen /Aspek Teknologi/Sistem Usahatani Kemampuan kerja yang diperlukan Kemampuan kerja yang dimiliki saat ini Prioritas yang perlu dilatihkan

7. Dari hasil analisa masalah, diperoleh kegiatan/pekerjaan prioritas untuk dimasukkan dalam analisa kebutuhan latihan, sebagai tugas pokok yang dijabarkan dalam uraian tugas atau kemampuan kerja standar yang harus dimiliki. 8. Rumuskan dan sepakati bersama topik teknologi spesifik lokalita yang akan dilatihkan kepada para penyuluh.

IV. Menyiapkan pelatihan 1. Penyusunan Kurikulum pelatihan a. Berdasarkan hasil analisis Kebutuhan Pelatihan, maka tetapkan materi pelatihan dan kelompokkan kedalam kelompok inti, kelompok dasar dan kelompok penunjang. Kelompok inti merupakan materi yang akan dilatihkan untuk meningkatkan kompetensi kerja berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan pelatihan. Waktu 80 % dari total jam berlatih. Kelompok dasar merupakan materi kebijakan yang berkaitan dengan topik utama pelatihan tersebut. Kelompok penunjang merupakan materi untuk menunjang penerapan hasil pelatihan. Kelompok dasar dan penunjang sebesar 20 % dari total jam berlatih.

Tabel Kurikulum Pelatihan


Kegiatan I. Kelompok Dasar 1. 2. II. Kelompok Inti 1. 2. 3. 4. 5. III. Kelompok Penunjang 1. 2. Total Mata latihan Waktu @ 45 menit

b. Untuk setiap materi pelatihan tetapkan pokok bahasan dan sub pokok bahasannya. Pokok bahasan terdiri dari beberapa sub pokok bahasan.
Pokok Bahasan Memuat materi pembelajaran yang diberikan dalam proses belajar mengajar yang harus mengacu pada TPU. Sub Pokok Bahasan

Sub pokok bahasan adalah bagian dari pokok bahasan yang mengacu pada TPK yang harus dikuasai peserta, dan merupakan sejumlah mata rantai pokok bahasan yang perlu dirangkai.

2. Merumuskan tujuan belajar a. Berdasarkan kurikulum yang telah disusun, rumuskan tujuan umum dan tujuan khusus pelatihan. Tujuan umum merupakan capaian yang akan diperoleh para peserta diakhir pelatihan. Tujuan khusus merupakan perilaku nyata yang harus ditunjukkan oleh peserta berdasarkan topik dan materi pelatihan.

b. Tujuan belajar hendaknya dirumuskan dalam bentuk perbuatan yang dapat diukur dan diamati. 3. Merumuskan metoda a. Metode pembelajaran harus bersifat partisipatif dengan menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogy). b. Kegiatan pembelajaran di kelas dan praktek dilapangan dengan proporsi 30% : 70%. 4. Bahan dan Alat Bantu Disesuaikan dengan topik dan materi pembelajaran 5. Waktu dan tempat Disesuaikan dengan jadwal pelatihan yang telah disepakati. 6. Peserta dan fasilitator a. b. Peserta : penyuluh dilokasi P3TIP

Fasilitator : Penyuluh kabupaten Penyuluh/peneliti BPTP Widyaiswara Praktisi/ahli pertanian sesuai dengan topik pelatihan.

Tabel Perencanaan Pelatihan


No. Mata Latihan Pokok Bahasan Sub Pokok Bahasan Tujuan pembelajaran Khusus Metode Alat Bantu Waktu

Secara ringkas pelaksanaan kegiatan pelatihan teknis spesifik lokalita bagi penyuluh dapat digambarkan dengan bagan berikut ini :

ONITORING, EVALUASI DAN BIMBINGAN LANJUTAN PELATIHAN

1. Monitoring dan evaluasi dilakukan pada setiap tahapan proses pelatihan dengan mengacu pada format monitoring dan evaluasi pelatihan yang telah ada (lihat Lampiran 1) 2. Bimbingan lanjutan pelatihan dilakukan oleh pengelola P3TIP, para fasilitator dengan memperhatikan indikator pencapaian hasil pelatihan.

EMBIAYAAN

Pembiayan kegiatan pelatihan bersumber dari anggaran P3TIP tahun 2009.

Anda mungkin juga menyukai