Anda di halaman 1dari 2

Global Campaign With Local Brand Execution

By Saritasutedja | Category : Manifesto | April 9, 2012 - Comment: 0

Source: http://www.sott.net/ Beberapa minggu yg lalu saya membeli sebuah AMDK, ketika itu saya melihat ada sebuah kemasan AMDK yang cukup catchy, krn tdk menggunakan warna biru, yg merupakan pakem perAMDKan Indonesia. Kemasan air minum tersebut menggunakan warna hijau, dan ketika saya coba lihat lagi dengan lebih teliti, ternyata air minum tersebut merupakan pemain lama di Indonesia, ADES. Tapi pada saat melihat kemasan ADES tersebut saya seperti deja vu pernah melihat kemasan serupa ketika berkunjung ke negeri Sakura, Jepang, ya, kemasan ADES tersebut sangat mirip sekali dengan salah satu brand AMDK yang saya temui di Jepang: I Lohas, bukan hanya nuansa dan warna nya yang sama, tapi logo kembang nya pun serupa.

Selidik punya selidik ternyata minuman tersebut memang memiliki induk company yang sama, yaitu The Coca Cola Company. Dan ternyata di Jepang sendiri The Coca Cola Company lewat salah satu kemasan air mineralnya memang sedang memiliki campaign meminimalkan penggunaan plastik dengan cara meluncurkan kemasan air mineral yang lebih tipis. Selain meminimalkan penggunaan plastik, I LOHAS juga mengcampaignkan cara menikmati kemasan tersebut setelah kita menggunakannya: http://www.youtube.com/watch?v=U-TvkUR3dpc Campaign serupa juga saat ini diterapkan oleh The Coca Cola Company untuk Indonesia, namun dengan pertimbangan yang lebih bijak menurut saya, yaitu tidak dengan mendatangkan brand I LOHAS ke Indonesia, tapi dengan mengadopsi konsep, desain, dan cara menikmati kemasan I LOHAS dengan penggunaan brand lokal Indonesia: ADES. Dari pengamatan saya ada beberapa pertimbangan untuk mengadopsi campaign global kedalam brand lokal seperti yang dilakukan oleh Coca-Cola Indonesia: 1. Karakteristik produk sejalan dengan tema campaign Karakteristik produk sebaiknya memiliki hubungan atau keterkaitan dengan campaign yang diusung, dalam kasus ini adalah air mineral yang memang memiliki asal dari alam, sehingga pada saat campaign yang diusung juga dekat dengan alam, maka campaign akan dengan sangat mudah di adopsi oleh produk atau brand. 2. Kesesuaian campaign dengan habit dan norma yang berlaku Setiap negara memiliki ketentuan sosial yang berbeda, maka campaign yang diusung di satu negara belum tentu cocok untuk diadopsi di semua negara, misal campaign cara menikmati beer belum tentu cocok untuk diadopsi untuk Indonesia, karena di Indonesia yang mayoritas penduduknya muslim tidak mengkonsumsi alkohol. 3. Campaign sesuai dengan cara berkomunikasi lokal Tema campaign yang sifatnya go green mungkin akan lebih dipahami oleh demografis yang lebih dewasa, maka mungkin cara penyampaian (komunikasi) yang dilakukan lebih baik menggunakan bahasa2 yang lebih dewasa 4. Kemudahan, karena brand nya sudah ada Dengan brand yang sudah dimiliki, minimal produsen tidak perlu mendevelop brand kembali, dalam kasus ini, The Coca Cola Company lebih baik menggunakan brand ADES yang memang sudah ada di Indonesia. Karena jika membawa brand I LOHAS ke Indonesia, maka The Coca Cola Company harus membangun dahulu brand I LOHAS, baru campaign nya.

Anda mungkin juga menyukai