Anda di halaman 1dari 37

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna tetap tidak luput dari kekurangan, artinya segala kemampuan masih dibatasi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut bisa datang dari dirinya sendiri (intern) atau mungkin bisa dari luar (ekstern). Salah satu faktornya berasal dari lingkungan kerja, dimana semua keadaan yang terdapat disekitar tempat bekerja seperti temperatur suhu, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau-bauan, warna, dan lain-lain. Hal ini sangat mempengaruhi kinerja secara signifikan terhadap hasil kerja. Seorang karyawan tidak hanya menuntut gaji harus besar, tetapi kenyamanan dalam bekerja pun harus dijaga atau di perhatikan. Karena tuntutan itulah sebuah perusahaan harus memperhatikan kenyamanan lingkungan kerja dengan melihat faktorfaktor yang dapat mempengaruhi lingkungan kerja. Perusahaan juga harus memberikan fasilitas kerja yang memadai, agar karyawan dalam bekerja merasa nyaman dan produktivitas akan meningkat. Lingkungan kerja yang baik akan memberikan kenyamanan pribadi maupun dalam membangkitkan semangat kerja karyawan sehingga dapat mengerjakan tugasnya dengan baik. Faktor lingkungan kerja yang lainnya juga perlu diperhatikan. Disamping itu karyawan akan lebih senang dan nyaman dalam bekerja apabila fasilitas yang tersedia memadai karena sangat membantu kerja karyawan tersebut dan produktivitas pun akan meningkat.

1.2.Rumusan Masalah Rumusan masalah pada kegiatan praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana hasil kerja? 2. Bagaimana menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dengan memberikan kesalahan (error) yang lebih kecil? 1.3.Tujuan Praktikum Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hubungan antara intensitas cahaya dengan output yang dihasilkan atau produktivitas dalam melakukan kerja. 2. Untuk mengetahui dan memahami tentang kondisi lingkungan kerja dalam hal ini kebisingan yang dapat mempengaruhi hasil (output) suatu pekerjaan. 3. Untuk mengetahui pengaruh getaran mekanis terhadap produktivitas kerja manusia. 4. Menganalisis dan mampu membuat suatu rancangan kerja dengan lingkungan kerja yang ergonomis. 1.4.Manfaat Praktikum Adapun manfaat dari praktikum ini adalah sebagai berikut: 1. Praktikan dapat mengetahui dan memahami tentang kondisi lingkungan kerja (kebisingan) yang dapat mempengaruhi suatu pekerjaan. 2. Praktikan dapat mengetahui hubungan antara pencahayaan dengan output yang dihasilkan. 3. Praktikan dapat mengetahui pengaruh getaran mekanis terhadap produktivitas kerja manusia. 4. Praktikan dapat menganalisis dan membuat suatu rancangan kerja dengan lingkungan kerja yang ergonomis.
2

cara

untuk

mengetahui

pengaruh

kebisingan,

pencahayaan, dan getaran mekanis yang dapat mempengaruhi

1.5.Batasan Masalah Dan Asumsi 1.5.1.Batasan Masalah Batasan masalah yang digunakan dalam praktikum perancangan lingkungan kerja ini antara lain : 1. Pengolahan data dilakukan untuk data tingkat kesalahan (error) yang terjadi. 2. Kecepatan getaran yang diberikan berkisar antara speed 3, 6, dan 9. 3. Pencahayaan antara 20 Lux, 40 Lux, dan 60 Lux. 4. Tingkat kebisingan antara 60 dB, 80 dB, dan 100 dB. 5. Pengolahan data dilakukan dengan Microsoft Excel. 6. Pengolahan data menyangkut Uji Normalitas Data, Uji ANOVA, Uji Kecukupan Data, dan Uji Keseragaman Data. 1.5.2. Asumsi Adapun asumsi yang digunakan dalam praktikum perancangan lingkungan kerja ini antara lain : 1. Pengambilan data dan praktikum dilakukan di laboratorium Ergonomi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Kemampuan dan keterampilan operator di atas rata-rata. 3. Peralatan dan bahan yang disediakan sudah memenuhi standar. 4. Operator pelaksana adalah praktikan mahasiswa Teknik Industri UIN Sunan Kalijaga yang mengambil mata kuliah Praktikum Analisis Perancangan Kerja. 5. Tingkat kesalahan (s) = 5% (0,05) dengan tingkat kepercayaan (k) = 2.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Perancangan Lingkungan Kerja Manusia sebagai makhluk sempurna tetap tidak luput dari kekurangan, dalam arti kata segala kemampuannya masih dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktorfakor tersebut bisa datang dari dirinya sendiri (intern) atau mungkin dari pengaruh luar (ekstern). Salah satu faktor yang berasal dari luar adalah kondisi lingkungan kerja, yaitu semua keadaan yang terdapat disekitar tempat kerja seperti temperature, kelembaban udara, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, baubauan, warna, dan lainlain yang berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusia tersebut. Untuk dapat menghasilkan produktivitas kerja yang maksimal maka diperlukan perancangan lingkungan kerja yang baik. Perancangan lingkungan kerja adalah bagaimana cara menyusun layout tempat kerja dengan dasar prinsip-prinsip ergonomi. (Tim Asisten APK. 2012) 2.2.Ergonomi Ergonomi merupakan ilmu pengetahuan yang terkait dengan kecocokan atau kesesuaian antara manusia dengan pekerjaannya. Ilmu ergonomi menempatkan manusia titik sentral dan memperhatikan kemampuan dan keterbatasan manusia dalam pekerjaannya. Ergonomi memastikan bahwa tugastugas, peralatan, informasi, dan lingkungan harus menyesuaikan terhadap pekerja bukan sebaliknya. Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life). Aspek kualitas kehidupan kerja merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi rasa kepercayaan dan rasa kepemilikan pekerja kepada perusahaan, yang
4

berujung kepada produktivitas dan kualitas kerja. Artinya, pekerja akan mempunyai motivasi yang tinggi dalam bekerja (lebih produktif dan berkualitas) ketika aspek keselamatan, kesehatan, dan kenyamanan mereka lebih terperhatikan. Ergonomi berasal dari bahasa Yunani, Ergon yang berarti kerja dan Nomos yang berarti aturan atau hukum. Jadi ergonomi secara singkat juga dapat diartikan aturan atau hukum dalam bekerja. Secara umum ergonomi didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kesesuaian pekerjaan, alat kerja, dan atau tempat atau lingkungan kerja dengan pekerjanya. Semboyan yang digunakan adalah Sesuaikan pekerjaan dengan pekerjanya dan sesuaikan pekerja dengan pekerjaannya (Fitting the Task to the Person and Fitting The Person To The Task). Ilmu ergonomi adalah manusia itu sendiri dalam arti dengan kaca mata ergonomi, sistem kerja yang terdiri atas mesin, peralatan, lingkungan, dan bahan harus disesuaikan dengan sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia tetapi bukan manusia yang harus menyesuaikan dengan mesin, alat dan lingkungan dan bahan. Ilmu ergonomi mempelajari beberapa hal yang meliputi: 1. Lingkungan kerja meliputi kebersihan, tata letak, suhu, pencahayaan, sirkulasi udara , desain peralatan, dan lainnya. 2. Persyaratan fisik dan psikologis (mental) pekerja untuk melakukan sebuah pekerjaan: pendidikan,postur badan, pengalaman kerja, umur dan lainnya. 3. Bahanbahan/peralatan kerja yang berisiko menimbulkan kecelakaan kerja: pisau, palu, barang pecah belah, zat kimia dan lainnya. 4. Interaksi antara pekerja dengan peralatan kerja: kenyamanan kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, kesesuaian ukuran alat kerja dengan pekerja, standar operasional prosedur, dan lainnya. Sasaran dari ilmu
5

ergonomi adalah meningkatkan prestasi kerja yang tinggi dalam kondisi aman, sehat, nyaman, dan tenteram. Aplikasi ilmu ergonomi digunakan kesehatan untuk dan perancangan produk, serta meningkatkan keselamatan kerja

meningkatkan produktivitas kerja. Dengan

mempelajari

tentang ergonomic, maka kita dapat mengurangi resiko penyakit, meminimalkan biaya kesehatan, nyaman saat bekerja dan meningkatkan produktivitas dan kinerja serta memperoleh banyak keuntungan. Peran ergonomi sangat besar dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat. Kondisi berikut menunjukkan beberapa tandatanda suatu sistem kerja yang tidak ergonomik: 1. Hasil kerja (kualitas dan kuantitas) yang tidak memuaskan. 2. Sering terjadi kecelakaan kerja atau kejadian yang hampir berupa kecelakaan. 3. Pekerja sering melakukan kesalahan (human error). 4. Pekerja mengeluhkan adanya nyeri atau sakit pada leher, bahu, punggung, atau pinggang. 5. Alat kerja atau mesin yang tidak sesuai dengan karakteristik fisik pekerja. 6. Pekerja terlalu cepat lelah dan butuh istirahat yang panjang. 7. Postur kerja yang buruk, misalnya sering membungkuk, menjangkau, atau jongkok. 8. Lingkungan kerja yang tidak teratur, bising, pengap, atau redup. 9. Pekerja mengeluhkan beban kerja (fisik dan mental) yang berlebihan.

10. Komitmen kerja yang rendah. 11. Rendahnya partisipasi pekerja dalam sistem sumbang saran atau hilangnya sikap kepedulian terhadap pekerjaan bahkan keapatisan. Agar tenaga kerja berada dalam kondisi nyaman dalam pekerjaan adalah yang perlu dikendalikan adalah tempat lingkungan kerja fisik yang mempengaruhi sirkulasi aktifitas udara, manusia, yaitu semua keadaan yang yang terdapat disekitar seperti temperatur, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, baubauan, kelembaban udara, warna dan lainlain yang dalam hal ini akan berpengaruh secara signifikan terhadap hasil kerja manusis tersebut. (Tim Asisten APK. 2012) 2.3.Kebisingan Pengertian Bunyi dan Ukuran Bunyi adalah fenomena fisis berbentuk gelombang longitudinal yang merambat melalui media udara sehingga dapat sampai ke telinga garis lurus kecuali mendapat peredam ataupun dialihkan arahnya karena adanya penghalang. Di dalam udara, gelombang bunyi itu bergerak dengan kecepatan 760 mil per jam. Kecepatan rambatan melalui air akan empat kali lebih cepat daripada kalau melalui udara. Di dalam hampa, gelombang bunyi tidak dapat bergerak karena tidak ada media kenyalnya. Ada dua hal yang menentukan kualitas suatu bunyi, yaitu : 1. Frekuensi Frekuensi menentukan keras lemahnya suara. Frekuensi didefinisikan sebagai jumlah dari gelombanggelombang yang sampai telinga dalam satu detik dan dinyatakan dalam cycle per detik (Cataudt) atau Hertz atau jumlah gelombang per detik. Maka suatu sumber bunyi yang menghasilkan 2.000 gelombang per detik dikatakan mempunyai frekuensi 2.000 Hz. Bunyi yang dapat didengar manusia disebut Audiosonik dengan frekuensi 20 20.000
7

Hz. Kurang dari 20 cataudt suara itu akan lemah sekali dan akan kita rasakan hanya sebagai getaran saja (infra suara), mungkin bisa didengar oleh telinga binatang. Frekuensi di atas 20.000 Hz (melebihi sound barrier) termasuk sebagai ultrasuara dan dipergunakan untuk bidang pengobatan.

Gambar 2.2 Garis Bentuk Kenyaringan

2. Amplitudo atau Intensitas bunyi Amplitudo menentukan kuat lemahnya atau intensitas bunyi. Intensitas bunyi adalah daya melalui suatu unit luasan dalam ruang dan sebanding dengan kuadrat tekanan suara. Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan : I : intensitas P : tekanan A : luasan Makin besar amplitudo dari gelombang suara itu, semakin kuat pula tekanan suaranya. Satuan ukuran bagi tekanan suara adalah

Bel (B), tetapi ukuran tersebut sebenarnya terlalu besar untuk dipergunakan pada kejadian yang biasa, karena itu satuan desibel (dB) lebih dilazim dipergunakan (1 dB = 0,1 B). 1 dB = 0,002 dyne/cm2 merupakan besarnya tekanan suara ditingkat ambang pendengaran pada frekuensi 1.000 Hz yaitu tekanan minimal yang masih dapat kita dengarkan sebagai bisikan lembut (ambang pendengaran = hearing treshold). Kebisingan Kemajuan teknologi ternyata banyak menimbulkan masalahmasalah seperti diantaranya yang dikatakan sebagai polusi. Salah satu bentuk dari polusi di sini ialah kebisingan (noise) bunyibunyian yang tidak dikehendaki oleh telinga kita. Dikatakan tidak dikehendaki, karena dalam jangka panjang bunyibunyian tersebut akan dapat mengganggu ketenangan kerja, merusak pendengaran dan dapat menimbulkan kesalahan dalam berkomunikasi. Kebisingan memiliki efek yang berbeda terhadap kinerja seorang karyawan. Definisi ini dapat meliputi variasi yang luas dari situasi bunyi yang dapat merusak pendengaran. Suara radio tetangga bisa anda anggap sebagai bising atau mengganggu, karena musik yang mereka senangi itu mungkin tidak cocok dengan kesukaan anda. Bising juga berasal dari dunia sekitar yang bisa benar benar merusak indra pendengaran.

Tabel Pengaruh atau Akibatakibat dari Kebisingan

Tabel Kondisi Suara dan Batas Tingkat Kebisingan

10

tabel berikut akan menunjukan skala intensitas yang dapat terjadi akibat alat atau keadaan: Tabel Ambang Batas Kebisingan Ruangan

Tabel Batas Kebisingan Yang Diperkenankan Sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja

11

Pengaruh tingkat kebisingan pada produktivitas : 1. Pada kebisingan dengan frekuensi rendah (suara diesel generator) produktivitas kerja seseorang tidak berpengaruh oleh tingkat kebisingan (dB) yang berbedabeda, bila pekerjaan sederhana dan tidak memerlukan konsentrasi tinggi. Pada pekerjaan yang rumit dan membutuhkan konsentrasi yang tinggi produktivitas terpengaruh oleh tingkat kebisingan. Pada tingkat kebisingan 80 dB produktivitas kerja tertinggi karena pada kondisi ini kebisingan menjadi simultan bagi pekerja dan menjadi pembangkit kesadaran. 2. Pada kebisingan dengan frekuensi tinggi (misal suara gergaji listrik, gerinda) produktivitas kerja terpengaruh oleh tingkat kebisingan (dB ) yang berbedabeda baik untuk pekerjaan sederhana maupun rumit. Adapun siklus udara ventilasi sebagaimana kita ketahui bahwa udara sekitar kita mengandung sekitar 21% oksigen, 0.03% karbondioksida, dan 0.9% gas lainnya. Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan untuk makhluk hidup terutama untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Kotornya udara di sekitar kita dapat dirasakan dengan sesaknya pernafasan kita dan hal ini tidak boleh dibiarkan berlangsung lama, karena mengganggu kesehatan tubuh dan mempercepat proses kelelahan. Ventilasi yang cukup akan mampu membantu memberi akan kebutuhan oksigen yang cukup.

12

2.4.Pencahayaan Pencahayaan sangat mempengaruhi manusia untuk melihat obyekobyek secara jelas, cepat tanpa menimbulkan kesalahan. Pencahayaan yang kurang mengakibatkan mata pekerja menjadi cepat lelah karena mata akan berusaha melihat dengan cara membuka lebarlebar. Pencahayaan merupakan faktor yang penting untuk menciptakan lingkungan kerja yang baik. Lingkungan kerja yang baik akan dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan produktivitas pekerja. Efisiensi kerja seorang pekerja ditentukan pada ketepatan dan kecermatan saat melihat dalam bekerja, sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja, serta keamanan kerja yang lebih besar. Ciriciri penerangan yang baik adalah : 1. Sinar atau cahaya yang cukup. Sinar atau cahaya yang cukup akan mempengaruhi dan menetukan kemampuan melihat secara tepat. Selain cahaya yang cukup variabel untuk dapat melihat secara tepat adalah ukuran obyek yang dilihat, jarak mata ke obyek, kecepatan obyek dan waktu lamanya penerangan. Untuk dapat melihat barangbarang (obyek) yang kecil diperlukan tambahan penerangan yang cukup dan waktu yang agak lama. Peranan waktu yang dibutuhkan dalam melihat, akan bertambah penting bila obyek yang dilihat dalam keadaan bergerak. 2. Sinar atau cahaya yang tidak berkilau atau menyilaukan. Sinar atau cahaya yang menyilaukan terjadi bila ada cahaya yang berlebihan diterima oleh mata. Ada dua kategori cahaya yang menyilaukan (glare) : a. Discomfort glare yaitu cahaya yang tidak menyenangkan tetapi tidak begitu mengganggu kegiatan visual. Efek yang ditimbulkan diantaranya sakit kepala dan dapat meningkatkan kelelahan.

13

b. Disability glare yaitu cahaya yang sangat mengganggu karena mata langsung menerima silau cahaya yang dipancarkan. Contohnya menatap matahari. Efek yang ditimbulkan adalah merusak mata mungkin juga dapat mengakibatkan kebutaan. Dilihat dari objeknya glare digolongkan ke dalam dua macam direct dan indirect glare zone. Sumbersumber glare : a. Lampu yang dipasang terlalu rendah tanpa pelindung. b. Jendela atau ventilasi cahaya yang langsung berhadapan dengan mata. c. Cahaya dengan terang yang berlebihan. d. Pantulan dari permukaan terang. Untuk menghindari glare dapat dipasang penyerap cahaya atau warna yang dapat menyerap cahaya, memasang pelindung pada sumber cahaya, dan menghindari atau menjauhkan sumber cahaya yang berlebihan.

Gambar 2.3 DirectGlare Zone dan IndirectGlare Zone

3. Kontras yang tepat Untuk dapat melihat objek dengan jelas maka perlu kekontrasan. Kontras yang kurang berakibat kesulitan untuk melihat benda tersebut, kontras yang berlebihan pun akan mengakibatkan kesalahan dan kesulitan untuk melihat objek.

14

4. Kualitas Pencahayaan (brightness) yang tepat Menunjukkan jangkauan dari luminansi dalam daerah penglihatan. Perbandingan terang cahaya dalam daerah kerja utama, difokuskan sebaiknya tidak lebih dari 3 sampai 1. Brightness yang tepat akan memberikan efek produktivitas yang tinggi pada pekerja. 5. Bayangan (shadow) dan distribusi cahaya yang baik Bayangbayang yang tajam adalah akibat dari sumber cahaya buatan yang kecil atau cahaya matahari. Secara umum shadow digunakan untuk inspeksi menunjukkan cacat pada permukaan suatu barang. Dengan distribusi cahaya yang baik maka akan dapat mengurangi kelelahan pada mata kita karena harus selalu fokus kepada objek yang dilihat. 6. Pemilihan Warna yang tepat Pengaruh adanya warna akan dapat dirasakan dalam kemudahan melihat. Warna dapat meminimalisir kelelahan pada mata. Warnawarna gelap. Tingkat pencahayaan biasanya diukur dalam istilah Illuminance atau penerangan, yaitu fluxflux yang berpendar dari suatu sumber cahaya yang dipancarkan pada suatu permukaan per luas permukaan. (Sritomo. 2003)

15

Kuat Cahaya (Illuminance) = 2 mindousfluxLu (lux) Tabel Reflektivitas dari cat tertentu dan bahanbahan kayu

2.5.Getaran Getaran dapat didefinisikan dalam beberapa arti, seperti : osilasi mekanik, gerakan partikel di sekitar equilibrium (salah satu bagian otak) yang memberikan efek pada kesehatan, kenyamanan, dan performans dari sesorang. Getaran dipengaruhi oleh frekuensi dan intensitas getaran itu sendiri. Frekuensi diukur dengan hertz (Hz) dan intensitas getaran dapat diukur dengan berbagai cara misalnya : tinggi amplitudo, akselerasi, kecepatan, dan tinggi penempatan getaran. 1. Getaran berdasarkan komponen orthogonal : X : dari depan ke belakang. Y : sampng ke samping. Z : atas ke bawah. Dua area dimana efek dari getaran mekanis pada tubuh manusia memberikan perhatian yang lebih besar

16

adalah getaran mekanis lengan tangan dan getaran mekanis seluruh tubuh. 2. Getaran berdasarkan keteraturannya : a. sinusoidal : dipengaruhi oleh getaran yang teratur b. random : dipengaruhi oleh ketidakaturan dan tidak dapat diprediksi getarannya, biasanya dari getaran alatalat yang ada di dunia nyata. c. Getaran berdasarkan lokasi yang dikenai terdiri dari : a. getaran seluruh badan : terdapat tiga macam yaitu getaran vertikal, getaran horizontal dan getaran lateral. b. getaran pada lokasi tertentu (lokal) : biasanya pada bagian pundak dan jari tangan yang diakibatkan oleh hand tools. (Hartono.2008)

17

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 3.1. Pengumpulan Data Praktikum Perancangan Kerja (PLK) dilaksanakan di Laboratorium Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi pada hari Selasa 13 Maret 2012. Dalam praktikum ini dilakukan pengambilan data yang dilakukan oleh 5 orang operator dengan 27 kali pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan cara mengetik sebuah kalimat dengan menggunakan keyboard yang dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti kebisingan, pencahayaan, dan juga getaran yang berbeda-beda untuk mengukur produktivitas kerja. Dari praktikum yang telah dilakukan, maka didapat data sebagai berikut:
Tabel 3.1. Tabel Hasil Pengamatan

20 Lux 60 dB Speed 3 Speed 6 Speed 9 11 8 10 80 dB 7 12 13 100 dB 12 8 12 60 Db 7 4 10

40 Lux 80 dB 8 6 6 100 dB 11 10 14 60 dB 5 5 7

60 Lux 80 dB 13 13 14 100 dB 11 9 13

18

3.2.Pengolahan Data Pengolahan data pada praktikum kali ini menggunakan berbagai metode dan diantaranya adalah sebagai berikut: 3.2.1.Uji Normalitas
Tabel 3.2. Uji Normalitas

Uji Normalitas 0,67961818 0,195009171 0,063918 0,298739176 0,031852008 0,063918 0,553724701 0,553724701 0,195009 0,195009171 0,298739176 0,870707 0,787618499 0,116799713 0,870707 0,870706913 0,116799713 0,928032 0,787618499 0,67961818 0,679618 0,298739176 0,553724701 0,422119 0,787618499 0,928032471 0,870707 Rata-rata Signifikansi Dalam Uji Normalitas 0,507349 diatas, diperoleh nilai

signifikasi variabel error dengan menggunakan Microsoft Excel adalah sebesar 0,507349. Dengan demikian, data berasal dari populasi yang berdistribusi normal pada signifikasi 0.05. 3.2.2. Descriptive Statistics 3.2.2.1. Pencahayaan
Tabel 3.3. Descriptive Statistics Pencahayaan

20 lux Mean Standard Error Median Mode 10,33333 0,726483 11 12

40 lux 8,444444 1,028903 8 10

60 lux 10 1,201850 11 13

19

Standard Deviation Sample Variance Kurtosis Skewness Range Minimum Maximum Sum Count Confidence Level(95,0%)

2,179449 4,75

3,086709 9,527778

3,605551 13 -1,667794 -0,452599 9 5 14 90 9 2,771472

-1,524337 -0,225256 -0,455382 0,413024 6 7 13 93 9 1,675273 10 4 14 76 9 2,372655

Pada tabel Pencahayaan 20 Lux diperoleh nilai Mean sebesar 10.33, Standar Error sebesar 0.72, Standard deviation sebesar 2.18, Sample variance sebesar 4.75, Kurtosis sebesar 1.52, Skewness sebesar -0.46, dan Confidence Level sebesar 1.68. Pada tabel Pencahayaan 40 Lux diperoleh nilai Mean sebesar 8.44, Standar Error sebesar 1.03, Standard deviation sebesar 3.09, Sample variance sebesar 9.53, Kurtosis sebesar 0.23, Skewness sebesar 0.41, dan Confidence Level sebesar 2.37. Pada tabel Pencahayaan 60 Lux diperoleh nilai Mean sebesar 10, Standar Error sebesar 1.20, Standard deviation sebesar 3.61, Sample variance sebesar 13, Kurtosis sebesar 1.67, Skewness sebesar -0.45, dan Confidence Level sebesar 2.77.

20

3.2.2.2.Getaran
Tabel 3.4. Descriptive Statistics Getaran

Speed 3 PMean aStandard Error dMedian aMode Standard t Deviation aSample bVariance Kurtosis Skewness PRange aMinimum dMaximum aSum Count tConfidence aLevel(95,0%) 2,743679 7,527777 -1,328903 -0,366395 8 5 13 85 9 2,108978 9,444444 0,914559 11 11

Speed 6 8,333333 1,013793 8 8 3,041381 9,25 -0,912866 0,1409138 9 4 13 75 9 2,337812

Speed 9 12 1,312334 13 13 3,937004 15,5 0,302958 0,031604 13 6 19 108 9 3,026249

Pada table Getaran speed 3 diperoleh nilai Mean sebesar 9.44, Standar Error sebesar 0.91, Standard deviation sebesar 2.74, Sample variance sebesar 7.53, Kurtosis sebesar -1.33, Skewness sebesar -0.37, dan Confidence Level sebesar 2.11. Pada tabel Getaran Speed 6 diperoleh nilai Mean sebesar 8.33, Standar Error sebesar 1.01, Standard deviation sebesar 3.04, Sample variance sebesar 9.25,

21

Kurtosis sebesar -0.91, Skewness sebesar 0.14, dan Confidence Level sebesar 2.34. Pada tabel Getaran Speed 9 diperoleh nilai Mean sebesar 12, Standar Error sebesar 1.31, Standard deviation sebesar 3.94, Sample variance sebesar 15.5, Kurtosis sebesar 0.30, Skewness sebesar 0.03, dan Confidence Level sebesar 3.03. 3.2.2.3. Kebisingan
Tabel 3.5. Descriptive Statistics Kebisingan

60 db Mean Standard Error Median Mode Standard Deviation Sample Variance Kurtosis Skewness Range Minimum Maximum Sum Count Confidence Level(95,0%)

80 db

100 db

8,333333333 10,22222 11,11111 0,849836586 1,127655 0,633431 8 10 6,5 -1,401522 -0,012931 7 5 12 75 9 12 13 11 12

2,549509757 3,382964 1,900292 11,44444 3,611111 -2,19895 -0,29529 8 6 14 92 9 -0,48994 -0,2024 6 8 14 100 9

1,959726679 2,600376 1,460694

Pada tabel Kebisingan 60 dB diperoleh nilai Mean sebesar 8.33, Standar Error sebesar 0.85, Standard deviation sebesar 2.55, Sample variance sebesar 6.5,

22

Kurtosis

sebesar

-1.4,

Skewness

sebesar

0.01,

dan

Confidence Level sebesar 1.96. Pada tabel Kebisingan 80 dB diperoleh nilai Mean sebesar 10.22, Standar Error sebesar 1.18, Standard deviation sebesar 3.38, Sample variance sebesar 11.44, Kurtosis sebesar -2.2, Skewness sebesar -0.3, dan Confidence Level sebesar 2.6. Pada tabel Kebisingan 100 dB diperoleh nilai Mean sebesar 11.11, Standar Error sebesar 0.63, Standard deviation sebesar 1.90, Sample variance sebesar 3.61, Kurtosis sebesar -0.49, Skewness sebesar -0.20, dan Confidence Level sebesar 1.46. 3.2.3. Uji Anova 3.2.3.1. Pencahayaan
Tabel 3.6. Tabel Anova Pencahayaan

ANOVA PENCAHAYAAN Source of Variation Within Groups Total SS df 2 MS 9,148148 9,092593 F 1,00611 P-value 0,380545 Between Groups 18,2963

218,2222 24 236,5185 26

Berdasarkan Uji Anova Pencahayaan diatas, telah diperoleh nilai F sebesar 1,00611 dan nilai P-Value sebesar 0,380545.

23

3.2.3.2. Getaran
Tabel 3.7. Tabel Anova Getaran

ANOVA GETARAN Source of Variation Within Groups Total SS df MS 31,81481 F P-value Between Groups 63,62963 2 2,956971 0,07113

258,2222 24 10,75926 321,8519 26

Berdasarkan Uji Anova Getran diatas, telah diperoleh nilai F sebesar 2,956971 dan nilai P-Value sebesar 0,07113. 3.2.3.3. Kebisingan
Tabel 3.8. Tabel Anova Kebisingan

ANOVA KEBISINGAN Source of Variation Within Groups Total SS df MS 18,11111 7,185185 F P-value Between Groups 36,22222 2 172,4444 24 208,6667 26 Berdasarkan Uji Anova Kebisingan diatas, telah diperoleh nilai F sebesar 2,520619 dan nilai P-Value sebesar 0,101474. 2,520619 0,101474

24

3.2.4. Uji Kecukupan Data


Tabel 3.9. Tabel kecukupan data

No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 11 8 10 7 12 13 12 8 12 7 4 10 8 6 6 11 10 14 5 5 7 13 13 14 11 9 13

X 64

X2 121 100 49 144 169 144 64 144 49 16 100 64 36 36 121 100 196 25 25 49 169 169 196 121 81 169 2721

9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593 9,593

(Xi- )2 1,981 2,538 0,166 6,724 5,794 11,608 5,794 2,538 5,794 6,724 31,282 0,166 2,538 12,910 12,910 1,980 0,166 19,422 21,096 21,096 6,724 11,608 11,608 19,422 1,980 0,352 11,608 236,520 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016 3,016

259

25

Perhitungan Uji Kecukupan Data

N = [

N = 152,3 = 152 3.2.5. Uji Keseragaman data

= =

= 3,016 BKA = 9,593 + 2 (3,016) = 15,63 BKB = 9,593 - 2 (3,016) = 3.56 GRAFIK KESERAGAMAN DATA
20 nilai 15 10 5 0 1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 Data Grafik 3.1. Grafik Keseragaman Data Error BKA BKB

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai error berada diantara BKA dan BKB berarti dari grafik diatas dapat diambil kesiimpulan bahwa data yang digunakan untuk praktikum ini seragam. Atau tidak ada yang terlalu ekstrim
26

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1.Analisis Data Dari beberapa hasil pengolahan data yaitu uji Normalitas, Descriptive, dan Uji Anova dengan menggunakan Microsoft Excel dapat dianalisis sebagai berikut : 4.1.1.Uji Normalitas Hipotesis : H0 = Data berdistribusi normal. H1 = Data tidak berdistribusi normal. Pengambilan Keputusan Jika Signifikansi > 0.05 maka H0 diterima. Jika Signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak. Analisa : Pada Uji Normalitas yang telah dilakukan dan berdasarkan tabel Uji Normalitas, didapat nilai signifikansi variabel error 0.507349. Bedasarkan analisis diatas, didapat nilai signifikansi pada tingkat kesalahan (error) adalah > (lebih besar) dari 0.05, maka H0 diterima dan data berdistribusi normal. 4.1.2.Uji Anova 4.1.2.1.Pencahayaan Hipotesis : Ho : Tidak ada perbedaaan secara signifikan. H1 : Ada perbedaan secara signifikan. Pengambilan Keputusan Jika Signifikansi > 0.05 maka H0 diterima. Jika Signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak.

27

Analisa : Dari data yang telah diolah menggunakan anova untuk faktor Pencahayaan diatas, maka diperoleh nilai sum of squares untuk between groups adalah 18.29, sedangkan within groups adalah 218.2222, dan totalnya adalah 236.52. Mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.38. Berdasarkan analisis diatas, dapat dikatakan nilai signifikansi pada faktor Pencahayaan adalah > (lebih besar) dari 0.05, maka Ho diterima dan data tidak ada perbedaan secara signifikan. 4.1.2.2.Kebisingan Hipotesis : Ho : Tidak ada perbedaaan secara signifikan. H1 : Ada perbedaan secara signifikan. Pengambilan Keputusan Jika Signifikansi > 0.05 maka H0 diterima. Jika Signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak. Analisa : Dari data yang telah diolah menggunakan anova untuk faktor Kebisingan diatas, maka diperoleh nilai sum of squares untuk between groups adalah 36.22, sedangkan within groups adalah 172.44, dan totalnya adalah 208.67. Mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.10. Berdasarkan analisis diatas, dapat dikatakan nilai signifikansi pada faktor Kebisingan adalah > (lebih besar) dari 0.05, maka Ho diterima dan data tidak ada perbedaan secara signifikan.

28

4.1.2.3.Getaran Hipotesis : Ho : Tidak ada perbedaaan secara signifikan. H1 : Ada perbedaan secara signifikan. Pengambilan Keputusan Jika Signifikansi > 0.05 maka H0 diterima. Jika Signifikansi < 0.05 maka H0 ditolak. Analisa : Dari data yang telah diolah menggunakan anova untuk faktor Getaran diatas, maka diperoleh nilai sum of squares untuk between groups adalah 63.63, sedangkan within groups adalah 258.22, dan totalnya adalah 321.8519. Mempunyai nilai signifikansi sebesar 0.07. Berdasarkan analisis diatas, dapat dikatakan nilai signifikansi pada faktor Getaran adalah > (lebih besar) dari 0.05, maka Ho diterima dan data tidak ada perbedaan secara signifikan. 4.1.3.Uji Kecukupan Data Dari hasil perhitungan didapat nilai Kecukupan Data sebesar 152. Karenan N < N agar data tersebut valid atau tercukupi harus adanya tambahan data, dimana data sebelumnya adalah 27. 4.1.4.Uji Keseragaman Data Dilihat dari grafik dapat disimpulkan bahwa data dinyatakan seragam, karena semua data berada dalam batas keseragaman data. Dimana nilai batas keseragaman atas (BKA) 15.63 dan nilai batas bawah (BKB) 3.56.

29

4.2. Pembahasan Berdasarkan analisis-analisis diatas, maka dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : Untuk menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif perlu diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi ketenangan dalam bekerja, baik pengaruh dari lingkungan kerja (ekstern) maupun kenyamanan dan ketenangan dari pribadi pekerja sendiri (intern) agar kondisi tersebut dapat sesuai yang diinginkan. Salah satu faktor yang dari luar antara lain Temperatur, Kelembaban Udara, pencahayaan, Kebisingan, Getaran, Sirkulasi udara, bau-bauan, warna, dan lain-lain. Dari praktikum yang telah dilakukan, lingkungan kerja yang kondusif adalah kondisi dimana keadaan suara yang baik berkisar 60 db, untuk 80 db, dan 100 db sudah tidak kondusif dan kebisingan 100 db sudah sangat menggangu pekerja melakukan kerjaannya. Untuk uji getaran menggunakan speed 3, 6, dan 9 sudah sangat mengganggu pekerja atau praktikan dalam mengetik. Dan uji cahaya tidak terlalu signifikan dalam lingkungan kerja dimana digunakan sebesar 20 lux, 40 lux, dan 60 lux. Jadi faktor-faktor tersebut sangat signifikan dalam produktivitas perkerja, namun cahaya tidak terlalu signifikan. Dari Uji Normalitas didapat nilai signifikansi variabel error 0.507349. Karena nilai signifikansi > 0.05 maka H0 diterima dan data berdistribusi normal. Dan dari Uji Anova didapat nilai signifikansi Pencahayaan 0.38, Kebisingan 0.10, Getaran 0.07. Berdasarkan nilai signifikansi tersebut diatas, dapat dikatakan nilai signifikansi adalah > (lebih besar) dari 0,05, maka Ho diterima dan data tidak ada perbedaan secara signifikan. Dari praktikum PLK diambil tiga faktor yang mempengaruhi lingkungan kerja yaitu Pencahayaan, Getaran, dan Kebisingan. faktor Kebisingan (60 db, 80 db, 100 db), Pencahayaan (20 lux, 40
30

lux, 60 lux) dan getaran (speed : 3,6,9). Dalam hal ini dan setelah dilakukan pengujian, didapat nilai error seperti pada Tabel Hasil Pengamatan. Dari tabel dapat dilihat bahwa dari tiga faktor tersebut yang paling berpengaruh terhadap produktivitas adalah Getaran, walaupun sebenarnya ketiganya berpengaruh. Hal ini bisa terjadi karena getaran berhubungan langsung dengan tindakan praktikan dalam proses pengetikan. Untuk mengurangi tingkat error pada masalah getaran adalah mengurangi langsung proses getaran yang terjadi, dengan cara mengurangui Speed. Jika hal itu tidak memungkinkan maka solusi lain adalah memperlambat kerja dengan menambah konsentrasi. Dan yang paling dibutuhkan untuk yang meningkatkan produktivitas adalah faktor-faktor

mempengaruhi harus sesuai. Dari hasil Uji Kecukupan data diperoleh nilai sebesar 152, karena syarat kecukupan data N > N. Maka pada praktikum ini data yang digunakan tidak mencukupi karena hanya menggunakan sampel data 27. Agar data yang digunakan mencukupi maka sampel data harus ditambah minimal sebesar 125. Dilihat dari grafik dapat disimpulkan bahwa data dinyatakan seragam, karena semua data berada dalam batas keseragaman data. Dimana nilai batas keseragaman atas (BKA) 15.63 dan nilai batas bawah (BKB) 3.56. Produktivitas dan mutu kerja karyawan dipengaruhi faktorfaktor yang terkait dengan lingkungan kerja; antara lain beban kerja berlebihan yang tidak dapat diperkirakan, perubahanperubahan di akhir waktu yang dirancang, kurangnya peralatan yang sempurna, dan tidak efisiennya alir kerja. Dengan demikian, penting untuk menjamin bahwa kerja itu dirancang untuk mencapai produktivitas dan mutu maksimum. Beberapa strategi untuk merancang lingkungan kerja dalam memenuhi tujuan organisasi yaitu tercapainya mutu dan produktivitas tinggi. Strategi yang
31

dimaksud adalah Perancangan Lingkungan Kerja atau ergonomik. Strategi Perancangan Kerja Kembali: 1. Perbaikan alur kerja yang jelas. 2. Pengurangan gerak fisik yang berulang-ulang yang menyebabkan mudah lelah. 3. Menyesuaikan sinar lampu dengan kondisi ruangan kerja. 4. Meminimalisis kebisingan dalam lingkungan kerja. 5. Pengaturan Temperatur dan Kelembaban lingkungan kerja yang sesuai. 6. Membolehkan karyawan untuk melakukan kegiatan pribadi di sekitar tempat kerja. 7. Menggunakan warna ruangan kerja yang menyenangkan. 8. Menyediakan kantor privat dan ruang kerja nyaman. 9. Menyediakan tempat atau ruang istirahat. 10. Penyusunan, penyesuaian dan pemindahan peralatan, bagianbagian pokok dan ruang kerja. 11. Menempatkan sesama para anggota tim secara berdekatan sehingga mereka dapat berinteraksi dengan mudah. 12. Menyediakan peralatan kursi, meja dan lemari kantor yang sesuai dengan kondisi tubuh dan kegiatan kerja karyawan. Jika semua kondisi-kondisi diatas terpenuhi kemungkinan besar lingkungan kerja akan terasa nyaman dan kondusif.

32

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan Dari pengamatan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapa kesimpulan diantaranya : 1. Untuk menciptakan lingkungan yang kerja yang nyaman perlu diperhatikan faktor-faktor mempengaruhi ketenangan

dalam berkerja, baik

pengaruh dari lingkungan kerja maupun

kenyamanan dan ketenangan dari pribadi pekerja sendiri agar kondisi tersebut dapat sesuai yang diinginkan. 2. Untuk mengetahui pengaruh Kebisingan, Pencahayaan, dan Getaran yang dapat mempengaruhi hasil kerja, dapat dilakukan dengan melakukan penelitian dan pengamatan terhadap faktor tersebut, agar wilayah yang menjadi faktor penghambat itu dapat diatasi dan menjadi pertimbangan untuk penempatan suatu lokasi kerja yang baik. Berdasarkan hasil pengujian (praktikum) yang dilakukan, maka didapat bahwa tingkat kesalahan (error) terkecil ketika kecepatan (speed) yang diberikan adalah 6, pencahayaan 40 Lux, dan tingkat kebisingan 60 dB adalah 4, hal ini dipengaruhi juga oleh konsentrasi dari praktikan sendiri walaupun ada pengaruh faktor diatas yang signifikan. 3. Dampak getaran mekanis yang ditimbulkan bagi manusia jika semakin besar getaran yang diberikan, maka keefektifan seorang dalam bekerja semakin tidak optimal karena faktor getaran sangat mengganggu seseorang dalam bekerja.

33

5.2.Saran Setelah dilakuakn praktikum Perancangan Lingkungan Kerja (PLK) maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut : 1. Tinggi dan jarak dari lantai vibrasi/penggetar hendaknya disesuaikan dengan tinggi dan jarak jangkauan tangan operator pada tempat pengetikan godam komputer. 2. Untuk mengambil data yang banyak dan sesuai, hendaknya dilakukan percobaan dengan jumlah sampel operator yang sesuai juga. 3. Waktu yang diberikan untuk melakukan percobaan hendaknya lebih lama untuk pengambilan data yang cukup. 4. Karena praktikum dilakukan oleh banyak orang seharusnya ruanganya pun harus sesuai (lebih luas).

34

DAFTAR PUSTAKA Hartono. 2008. Analisa Data Statistik dan Penelitian. Pustaka Pelajar. Yogyakarta Tim Asisten APK. 2012. Panduan Praktikum APK. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga. Wignjosoebroto, Sritomo. 2003. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu. Surabaya: Guna Widya.

35

LAMPIRAN A. LEMBAR REVISI Nama NIM Praktikum No. Revisi : Purnomo : 10660011 : Perancangan Lingkungan Kerja (PLK) Keterangan

Yogyakarta, maret 2012 Asisten Perancangan Lingkungan Kerja

Tiaston Taufiq NIM. 09660020

36

B. Gambar Layout Layout Ruangan Manager

37

Anda mungkin juga menyukai