Anda di halaman 1dari 4

BAB I PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang Karies gigi merupakan sebuah penyakit infeksi yang merusak struktur dan jaringan gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi menjadi berlubang. Jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, gigi tanggal, infeksi, berbagai kasus berbahaya, dan bahkan kematian. Penyakit ini merupakan permasalahan yang paling banyak dijumpai pada berbagai umur, dari anak-anak hingga dewasa dan juga merupakan penyakit yang telah tersebar diseluruh dunia. Kasus karies ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Bahkan berdasarkan penelitian yang dilakukan di Eropa dan Asia, dapat disimpulkan 90-100 % anak-anak di bawah usia 18 tahun terserang karies gigi (Suaramerdeka 2010). Sedangkan di Indonesia sendiri berdasarkan data Departemen

Kesehatan Republik Indonesia disebutkan 89% anak Indonesia di bawah 12 tahun menderita penyakit gigi dan mulut. Penyakit gigi dan mulut yang ditemukan yaitu penyakit karies dan penyakit periodontal. Hal ini diketahui dari hasil survey kesehatan gigi masyarakat dengan menggunakan indeks karies DMF-T atau def-t (Herijulianti,2001). Karies gigi adalah lubang yang terbentuk pada gigi, yang terjadi akibat suatu proses yang secara bertahap melarutkan enamel (permukaan gigi sebelah luar yang keras) dan terus berkembang ke bagian dalam gigi. Timbulnya karies gigi antara lain disebabkan karena kurangnya perhatian

akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut serta didorong pola konsumsi bahan makanan yang dapat memicu timbulnya serangan karies gigi (Suaramerdeka,2010). Karies gigi bersifat kronis dan perkembangannya membutuhkan waktu yang lama, sehingga penderita memiliki potensi yang besar mengalami gangguan seumur hidup. Namun penyakit ini sering tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan perencanaan program kesehatan, karena jarang membahayakan jiwa (Tampubolon,2005). Karies gigi dipengaruhi berbagai macam faktor yang saling berkaitan (multifaktorial). Faktor-faktor tersebut antara lain adalah permukaan gigi yang rentan, plak gigi, karbohidrat dan waktu. Karies gigi umumnya memiliki gejala-gejala seperti terjadi diskolorisasi pada gigi (coklat atau hitam), terdapat kavitas, terasa ada lubang dalam gigi dengan sentuhan lidah serta rasa nyeri (Amilia,2009). Pendidikan kesehatan gigi dan mulut merupakan upaya atau aktivitas yang mempengaruhi orang-orang untuk bertingkah laku yang baik bagi kesehatan dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Melalui pendidikan diharapkan adanya perubahan sikap dan tingkah laku dari anak didik yang disesuaikan dengan tujuan pendidikan. Usaha-usaha dalam meningkatkan kesehatan gigi dan mulut masih belum optimal, seperti melakukan penyuluhan dan pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut serta perawatannya secara rutin untuk anak-anak sekolah masih jarang dilakukan (Budiharto, 2010),oleh karena itu, penulis melakukan penelitian mengenai frekuensi karies

(termasuk prevalensi karies, rata-rata karies, jumlah gigi yang sudah dirawat dan jumlah gigi yang belum dirawat). Penelitian ini dilakukan di SD 6 Saraswati Denpasar karena letak dari sekolah dasar tersebut tidak terlalu jauh sehingga mudah dijangkau. Penulis melakukan penelitian tentang frekuensi karies (termasuk prevalensi karies, rata-rata karies, jumlah gigi yang sudah dirawat dan jumlah gigi yang belum dirawat) kemudian menyusun program kesehatan gigi untuk anak-anak sekolah dasar di SD 6 Saraswati. 1.2Rumusan Masalah Bertitik tolak dari latar belakang masalah diatas, maka

permasalahan yang akan dibahas pada bab selanjutnya adalah berapakah frekuensi karies (termasuk prevalensi karies, rata-rata karies, RTI dan PTI) siswa kelas IIIA dan IIIB di SD 6 Saraswati Denpasar. 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah mengetahui frekuensi karies (termasuk prevalensi karies, rata-rata karies, RTI dan PTI) siswa kelas IIIA dan IIIB di SD 6 Saraswati Denpasar. 1.4 Manfaat Penulisan Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya :
1.

Memberikan informasi tentang kesehatan gigi siswa kelas III 6 Saraswati Denpasar sehingga pihak sekolah lebih

SD

memperhatikan kesehatan gigi dan mulut siswanya, menambah

kesadaran para siswa kelas III SD 6 Saraswati Denpasar tentang pentingnya pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut.
2.

Menghilangkan kebiasaan buruk siswa kelas III SD 6

Saraswati Denpasar yang menimbulkan masalah pada kesehatan gigi dan mulut.
3.

Melalui perencanaan kegiatan (POA) yang dibuat diharapkan

dapat mengatasi permasalahan kesehatan gigi dan mulut yang ditemukan pada siswa kelas III SD 6 Saraswati Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai