Anda di halaman 1dari 6

4.

STA 4 a.Lokasi Pengamatan 1 Stasiun pengamatan keempat ini terletak di daerah Kali Garang, Sukorejo. STA 4 LP1 ini memiliki dimensi 30x10 m dengan bentuk lahan sungai serta bentang alam fluvial. Pada stasiun pengamatan kali ini, litologi yang ditemukan berupa batulanau, batulempung, batupasir dan konglomerat yang memiliki kandungan CaCO3 karena berbuih ketika disemprotkan oleh HCl. Strukturstruktur yang dimiliki berupa struktur primer dan sekunder. Struktur primernya adalah perlapisan dengan litologi yang telah disebutkan. Sedangkan struktur sekundernya berupa kekar tarik serta penurunan secara tiba-tiba di tengah sungai dapat menjadi indikasi sesar.

kekar

Gambar Kekar Tarik

Proses terbentuknya lokasi ini semula berupa proses sedimentasi dari masing-masing litologi tersebut. Dari salah satu litologi diketahui berupa konglomerat karbonatan, hal ini berarti dapat diketahui bahwa lapisanlapisan ini mengendap pada lingkungan laut dangkal. Namun untuk urutan stratigrafi dari lapisan batuan tersebut sulit diketahui karena sudah mengalam deformasi sehingga perlapisan nampak tidak lurus atau miring. Hal tersebut kemungkinan terjadi pada saat proses pengangkatan daerah laut dangkal ke daratan oleh proses endogen yang terjadi berjuta-juta tahun yang lalu dalam pembentukan Pulau Jawa.

Kemudian setelah terjadinya pengangkatan, daerah yang sebagian besar mengandung litologi batuan soft rock yaitu batuan sedimen membuat air permukaan mudah menembus lapisan-lapisan batuan. Sehingga lamakelamaan terbentuklah aliran sungai yang juga berasal dari hulu di Gunung Ungaran. Sungai pada daerah ini mengalam erosi secara vertikal dan lateral. Erosi vertikal sendiri dilihat dari terdapatnya pendalaman sungai di tengah sungai sedangkan erosi lateral erosi ini cenderung membuat sungai menjadi bertambah lebar. Intensitas erosi pada suatu sungai berbanding lurus dengan kecepatan aliran sungai. Arus sungai yang sedang memiliki energi transportasi yang kecil sehingga mempengaruh sedimentasi di daerah sungai ini. Transportasi yang terjadi berupa suspensi dimana yang terangkut hanya berupa material yang kecil dan dapat terangkut oleh air. Sehingga materialmaterial eksitu yang besar-besar tidak terangkut dan mengendap di sungai. Pada daerah ini, sungai memiliki kecepatan arus sedang, mulai terdapat meander, erosi vertikal dan lateral, mulai terbentuk dataran banjir, dan gradien sungai sedang. Hal tersebut menunjukkan bahwa sungai ini memiliki stadia sungai muda-dewasa. Tenaga-tenaga geomorfik yang berpengaruh berupa endogen dan eksogen. Tenaga endogen sendiri merupakan pembentukan lokasi pengamatan ini. Sedangkan tenaga eksogen ini berupa erosi vertikal dan lateral yang terjadi di lokasi ini. Potensi negatif daerah ini adalah banjir dan tanah longsor. Vegetasi yang dimiliki berupa rumput, ilalang dan lumut. Sedangkan daerah ini memili tata guna lahan sebagai lahan MCK dan irigasi. b.Lokasi Pengamatan 2 Stasiun pengamatan keempat ini terletak di daerah Kali Garang, Sukorejo. STA 4 LP2 ini memiliki dimensi 20x7 m dengan bentuk lahan sungai serta bentang alam fluvial. Pada lokasi pengamatan dua ini memiliki litologi konglomerat yang mengandung karbonatan serta material eksitu berupa endapan pasir. Struktur

yang terdapat pada lokasi ini adalah struktur primer yaitu terdapatnya perlapisan.

Endapan pasir

Gambar Endapan Pasir di tepi sungai

Proses terbentuknya lokasi ini semula berupa proses sedimentasi dari masing-masing litologi tersebut. Dari salah satu litologi diketahui berupa konglomerat karbonatan, hal ini berarti dapat diketahui bahwa lapisanlapisan ini mengendap pada lingkungan laut dangkal. Namun untuk urutan stratigrafi dari lapisan batuan tersebut sulit diketahui karena sudah mengalam deformasi sehingga perlapisan nampak tidak lurus atau tidak tersingkap jelas. Hal tersebut kemungkinan terjadi pada saat proses pengangkatan daerah laut dangkal ke daratan oleh proses endogen yang terjadi berjuta-juta tahun yang lalu dalam proses pembentukan Pulau Jawa. Kemudian setelah terjadinya pengangkatan, daerah yang sebagian besar mengandung litologi batuan sedimen membuat air permukaan mudah menembus lapisan-lapisan batuan. Sehingga terbentuklah aliran sungai yang juga berasal dari hulu di Gunung Ungaran. Sungai pada daerah ini mengalam erosi secara vertikal dan lateral. Erosi vertikal sendiri dilihat dari terdapatnya pendalaman sungai di tengah sungai sedangkan erosi lateral ini cenderung membuat sungai menjadi bertambah lebar. Intensitas erosi pada suatu sungai berbanding lurus dengan kecepatan aliran sungai. Arus sungai yang sedang memiliki energi transportasi yang kecil sehingga mempengaruh sedimentasi di daerah sungai ini. Transportasi

yang terjadi berupa suspensi dimana yang terangkut hanya berupa material yang kecil dan dapat terangkut oleh air. Sehingga material-material eksitu yang besar-besar tidak terangkut dan mengendap di sungai. Selain itu terdapat pasir-pasir dasar sungai yang mengendap di dasar sungai. Pasir ini tersingkap dikarenakan aliran sungai yang surut karena sedang kering. Tenaga-tenaga geomorfik yang berpengaruh berupa endogen dan eksogen. Tenaga endogen sendiri merupakan pembentukan lokasi pengamatan ini. Sedangkan tenaga eksogen ini berupa erosi vertikal dan lateral yang terjadi di lokasi ini. Potensi negatif daerah ini adalah banjir dan tanah longsor. Vegetasi yang dimiliki berupa rumput, ilalang dan lumut. Sedangkan daerah ini memili tata guna lahan sebagai lahan MCK, irigasi dan tambang pasir. 4.5 STA 5 Stasiun pengamatan keempat ini terletak di daerah Kali Alang, Sukorejo. STA 4 LP2 ini memiliki dimensi 50x20 m dengan bentuk lahan sungai serta bentang alam fluvial. Lokasi ini memiliki litologi batuan sedimen yaitu konglomerat yang mengandung karbonatan. Selain itu pada lokasi ini terdapat material-material eksitu hasil pengangkutan aliran sungai yang selanjutnya mengendap di dasar sungai secara berkala. Pada lokasi ini juga ditemukan struktur primer dan sekunder. Struktur primer yang dimiliki berupa perlapisan sedangkan struktur sekunder yang dimiliki berupa kekar gerus. Kekar gerus terbentuk oleh proses yang dipengaruhi oleh tenaga endogen yaitu gaya tekan atau kompresi. Hal tersebut membuat bentuk kekar dengan arah lurus yang serba sejajar. Proses terbentuknya daerah ini, semula daerah sungai ini berupa dataran yang berada di dasar laut dangkal. Hal tersebut diketahui dari litologi yang mengandung karbonatan. Kemudian mengalami pengangkatan ke daratan yang dipengaruhi oleh tenaga tektonik pada saat pembentukan Pulau Jawa. Kemudian, setelah itu daerah yang semula daerah yang dataran biasa terintrusi oleh air permukaan yang menembus lapisan batuan sedimen. Hal ini juga

dipengaruhi oleh letak sungai yang berada di bawah di sekitar daerah berbukit. Sehingga air cenderung mengalir ke bawah yang berujung ke daerah yang akan menjadi daerah sungai. Akhirnya air keluar melalui celah-celah lapisan batuan sehingga air terakumulasi dan terus mengalir ke bawah dengan membentuk daerah tempat mengalir dengan mengerosi daerah yang dilaluinya. Sehingga terbentuklah sebuah sungai yang mengalir terus ke utara Jawa. Sungai pada daerah ini memiliki kecepatan arus yang sedang sehingga energi tranportasi yang kecil ini mempengaruhi tingkat pengendapan yang terjadi di wilayah ini. Tingkat pengendapan yang terjadi pada wilayah ini cukup besar karena letaknya di hilir sungai. Hal tersebut dapat dilihat dari terdapatnya channel bar dan point bar di sungai. Channel bar terbentuk oleh sedimentasi material-material yang tidak terangkut oleh aliran sungai di tengah sungai. Material-material ini terus mengalami sedimentasi secara berkala sehingga menimbulkan suatu daratan di tengah sungai. Sedangkan erosi yang terjadi berupa erosi lateral. Erosi ini menyebabkan bertambah lebarnya aliran sungai. Hal itu dikarenakan oleh aliran air yang dapat mempengaruhi pelapukan yang terjadi pada tepian sungai dengan cara solution. Dimana solution dalam proses erosi berjalan lambat namun efektif dalam pelapukan sehingga mudah tererosi.

Channel bar

Tenaga geomorfik yang mempengaruhi bentuk lahan ini antara lain endogen Gambar channel bar sungai dan eksogen. Endogen sendiri mempengaruhi bagaimana dataran sungai ini bisa muncul ke daratan. Sedangkan eksogen ini berperan dalam tingkat erosi dan pelapukan di daerah tersebut. Tingkat erosi ini secara langsung

mempengaruhi pelapukan dari litologi batuan yang dilalui oleh air. Tingkat erosi yang cukup tinggi membuat pelapukan juga semakin tinggi. Sehingga terjadilah pelebaran sungai secara alami oleh aliran sungai. Potensi positif yang dimiliki daerah ini adalah bahan galian C dan potensi negatifnya dapat terjadi banjir dan tanah longsor. Vegetasi daerah ini adalah rumput, ilalang dan lumut. Sedangkan tata guna lahan daerah ini sebagai irigasi daerah perkebunan dan persawahan di sekitar sungai.

Anda mungkin juga menyukai