Anda di halaman 1dari 10

Qs.

20/Tho-Ha: 14 Artinya: Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada ilah selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat-Ku. Tafsir: Akulah yang memanggilmu. Aku adalah allah. Sembahlah Aku dan jangan menyembah tuhan yang lain, dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku. Shalat disebutkan secara khusus, karena shalat adalah ketaatan yang paling mulia dan paling utama. Qs. 4/An-Nisa: 59 Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kalian. Kemudian, jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunnah), jika kalian beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu akan lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Tafsir: Wahai kaum mukminin, taatilah Allah atas apa yang diturunkan dalam al-Quran dan taatilah Rasul-Nya atas apa yang termaktub dalam as-Sunnah yang sangat jelas. Taatilah para ulama yang memerintahkan untuk berpegang kepada kebenaran. Dan, taatilah para pemimpin dan pemegang kekuasaan yang memerintahkan untuk selalu taat kepada Allah dan mewujudkan kemaslahatan umum. Kemudian, jika kalian berbeda pendapat tentang masalah agama dan masalah dunia, kembalikanlah persoalan itu dengan merujuk al-Quran dan as-Sunnah. Jika kalian beriman kepada Allah dan Hari Kemudian (ini berkaitan dengan sifat orang-orang yang beriman), maka kembali kepada al-Quran dan as-Sunnah itu lebih utama bagi kalian menurut Rabb, dan rujukan tersebut lebih baik daripada merujuk pada hawa nafsu kalian. Asbabun Nuzul Ayat: Ayat ini turun berkenaan dengan Abu Hudzafah yang telah diutus dalam sebuah ekspedisi oleh Rasulullah. Qs. 3/Ali Imran: 19-20 Artinya: 19. Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam. Tidaklah berselisih orang-orang yang telah diberi Alkitab kecuali setelah mereka memperoleh ilmu, karena kedengkian di antara mereka. Barang siapa ingkar terhadap ayat-ayat Allah, maka sungguh, Allah sangat cepat perhitungan-Nya. 20. Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Alkitab dan kepada orang-orang buta huruf, Sudahkah kalian masuk Islam? Jika masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika

mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. Tafsir: 19. Sesungguhnya agama yang diterima di sisi Allah adalah Islam yang memuat keimanan. Kaum Yahudi dan Nasrani berselisih tidak lain setelah mereka menerima pengetahuan dari Taurat dan Injil tentang kewajiban beriman, beribadah kepada Allah dan menaati-Nya, sebab mereka dengki. Siapa saja yang mengingkari ayat-ayat Allah, sungguh, hisab Allah sangat cepat. 20. Wahai Nabi, jika mereka membantahmu dengan kebatilan, perkataan menyimpang, dan keraguan yang menyesatkan tentang tauhid dan agama, katakanlah kepada mereka, Aku ikhlaskan agama dan ibadahku demi Allah, aku benar-benar tunduk kepada-Nya, dan aku tidak menyekutukan-Nya dengan yang lain. Demikian pula kaum muslimin yang mengikutiku. Katakanlah kepada kaum Yahudi dan Nasrani serta orang-orang yang buta huruf (kaum musyrikin Arab), Apakah kalian sudah menerima Islam dan melaksanakan tuntunannya, atau kalian masih tetap kafir? Jika masuk Islam berarti mereka telah mendapat petunjuk kebenaran dan telah meninggalkan kesesatan. Akan tetapi, jika mereka berpaling dari Islam dan memilih kekufuran, kewajibanmu hanyalah menyampaikan apa yang diturunkan kepadamu (risalah). Allah Maha melihat tingkah laku hamba-Nya dan akan membalas seluruh perbuatan merreka. Qs. 2/Al-Baqarah 213 Artinya: Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para Nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan Dia turunkan bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus. Tafsir: Manusia mulai masa Adam sampai masa Nuh, memeluk satu agama. Namun, mereka berselisih. Selanjutnya Allah mengutus para Nabi untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia. Mereka menyampaikan kabar gembira berupa surga kepada orang yang taat, dan menyampaikan peringatan berupa neraka kepada pelaku maksiat. Selain itu, Allah juga menurunkan beberapa kitab suci dengan kebenaran yang nyata untuk menjelaskan syariat Allah dan memberi keputusan tentang masalah agama yang mereka perselisihkan. Hanya kaum Yahudi dan kaum Nasrani yang memperselisihkan kitab suci, setelah menerima bukti nyata tentang kitab dan Nabi Allah. Itu dilakukan karena mereka dengki dan sangat mencintai dunia, atau karena zhalim. Atas kehendak dan perintah-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman (umat Nabi) tentang kebenaran yang diperselisihkan

oleh umat sebelumnya. Allah memberi taufik kepada hamba yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus. Qs. 2/Al-Baqarah 208 Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah setan. Sungguh dia musuh yang nyata bagi kalian. Tafsir: Wahai orang-orang yang beriman, masuklah dalam Islam secara keseluruhan, atau berserah dirilah tidak setengah-setengah. Laksanakanlah seluruh hukum Islam dan jangan munafik. Waspadalah terhadap godaan setan, jangan ikuti perintahnya. Sungguh, setan adalah musuh kalian yang nyata. Asbabun Nuzul Ayat: Ath-Thabari meriwayatkan bahwa ayat di atas turun berkaitan dengan Abdullah bin Sallam dan beberapa orang temannya dari kalangan Yahudi. Setelah masuk Islam, mereka mengagungkan hari Sabtu dan membenci unta. Akibatnya kaum muslimin mengingkari perbuatan mereka. Qs. 72/Al-Jin: 26-27 Artinya: 26. Dia Mengetahui yang ghaib, tetapi Dia tidak memperlihatkan kepada siapa pun tentang yang ghaib itu. 27. Kecuali kepada rasul yang diridhai-Nya maka sesungguhnya Dia mengadakan penjagapenjaga (malaikat) di depan dan di belakangnya. Tafsir: 25, 26. Wahai Rasul, Katakanlah kepada orang-orang musyrik, Aku tidak mengetahui apakah adzab yang diancamkan kepada kalian itu sudah dekat, ataukah Rabbku menjadikan batasan waktu untuknya yang hanya diketahui oleh-Nya? Al-amad ialah waktu yang jauh. Allah mengetahui segala perkara ghaib yang tidak diketahui oleh manusia, dan Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun dari makhluk-Nya. 27. Dia tidak memperlihat kepada seorang pun tentang sebagian perkara ghaib, kecuali kepada seseorang yang diplih-Nya untuk mengemban risalah. Sebab, dari depan dan belakangnya, Dia mengadakan dan mengutus para penjaga dari kalangan malaikat yang memeliharanya dari gangguan setan, ketika menyampaikan risalah dan menyampaikan wahyu kepada manusia. Qs. 21/Al-Anbiya: 7 Artinya: Dan Kami tidak mengutus (rasul-rasul) sebelum engkau (Muhammad), melainkan beberapa orang laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah kepada orang yang berilmu, jika kalian tidak mengetahui.

Tafsir: Allah menjawab mereka dengan firman-Nya, Wahai Nabi, sebelummu, Kami hanya mengutus para rasul laki-laki yang Kami wahyukan ayat-ayat Kami kepada mereka. Jika kalian tidak mengetahuinya, tanyakanlah kepada orang yang memiliki pengetahuan tentang kitab samawi terdahulu. Maksudnya, jika kalian tidak mengetahui bahwa semua nabi dan rasul berasal dari golongan manusia.

Mata Kuliah Seminar Pendidikan Agama Islam (KU300) yang diampu oleh DR. Munawar Rahmat, M.Pd. (1026) Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur Kelompok 1 (Makna Islam) Anggota: Adlia Vidya R 0905574 Azhari Amarulloh 0908136 Fitra Hasane 1105496 Irma Damayanti 0905788 o Apa makna Islam, apa cukup dengan merasa beragama Islam, ataukah harus tunduk/patuh secara total kepada Allah? - Menurut surat Al-Baqarah 208 yang berbunyi

dimana artinya adalah Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian ikuti langkah-langkah setan. Sungguh dia musuh yang nyata bagi kalian. Menunjukan bahwa seseorang yang masuk agama islam, tidak cukup dengan merasa bahwa dirinya beragama Islam, tetapi harus masuk Islam secara keseluruhan. Berseserah diri dan tidak setengahsetengah. Dengan kata lain tunduk/patuh secara total kepada Allah. Perintah untuk menyembah Allah juga terdapat dalam Quran surat Tho-Ha ayat 14 yang berbunyi

dimana artinya adalah Sungguh, Aku ini Allah, tidak ada ilah selain Aku, maka sembahlah Aku dan laksanakanlah shalat untuk mengingat-Ku. o Apa ukuran bagi Tuhan bahwa seseorang dapat disebut sebagai penganut Islam? Rasulullah bersabda:

Islam dibangun di atas lima (tiang): syahadat Laa ilaaha illa Alloh dan syahadat Muhammad Rosululloh; menegakkan sholat; membayar zakat; haji; dan puasa Romadhon. [Hadits Shohih Riwayat Bukhori, no: 8; Muslim, no: 16; dll]

Dari hadist di atas disimpulkan bahwa ukuran bagi Tuhan bahwa seseorang dapat disebut sebagai penganut Islam adalah penganut yang mampu membangun Islam dengan lima tiang. Dimana tiang ini disebut sebagai rukun Islam sekarang. Rukun Islam yang terdiri dari: (1) pengucapan syahadat; (2) menegakan sholat; (3) membayar zakat; (4) haji (bagi yang mampu); dan (5) puasa di bulan Romadhon. o Apa makna syahadat: apa cukup dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, ataukah harus menyaksikan Allah dan Rasullullah (sebagaimana isi kalimat syahadat itu Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan ... )? - Syahadat (Bahasa Arab: asy-syahdah) (dari kata syahida, "(ia telah) menyaksikan") adalah pernyataan kepercayaan dalam keesaan Tuhan (Allah) dan Nabi Muhammad sebagai RasulNya. Syahadatain merupakan rukun Islam yang pertama. Seperti disabdakan oleh Rasululloh berikut:

Islam dibangun di atas lima (tiang): syahadat Laa ilaaha illa Alloh dan syahadat Muhammad Rosululloh; menegakkan sholat; membayar zakat; haji; dan puasa Romadhon. [Hadits Shohih Riwayat Bukhori, no: 8; Muslim, no: 16; dll] Selain itu makna syahadatain yang lain dijelaskan dalam sabda Nabi Muhammad lainnya:


Barangsiapa bersyahadat (bersak-si) Laa ilaaha illa Alloh, dia pasti akan masuk sorga. [Hadits Shohih Riwayat Al-Bazzar dari Ibnu Umar. Lihat: Ash-Shohihah no: 2344; Shohihul Jami no: 6318+ Beliau juga bersabda:

,
Barangsiapa bersyahadat (bersak-si) Laa ilaaha illa Alloh, dan bahwa Muhammad adalah Rasul Alloh, niscaya Alloh haramkan neraka atasnya. *Hadits Shohih Riwayat Ahmad, Muslim, Tirmidzi, dari Ubadah. Shohih AlJamiush Shoghir, no: 6319 Syahadat juga merupakan pintu masuk Islam. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (wafat th: 728 H) berkata: Tiap-tiap orang kafir (wajib) diajak kepada syahadatain, baik orang kafir itu adalah seorang muaththil (orang yang tidak percaya adanya Alloh), atau musyrik (orang yang menyekutukan Alloh), atau

Kitabi (orang Yahudi atau Nashrani). Dengan syahadatain itulah orang kafir menjadi orang Islam, dan dia tidak menjadi orang Islam kecuali dengan itu. *Darut Taarudh, juz: 8, hlm: 7+ Dalam QS. Al-Araf 172 yang memiliki dijelaskan bagaimana manusia bersaksi bahwa Allah adalah tuhan mereka. Ayat tersebut berbunyi:

memiliki arti Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan dari sulbi (tulang belakang) anak cucu Adam keturunan mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap roh mereka (seraya berfirman), bukanlah Aku ini Tuhanmu? Mereka menjawab, Betul (Engkau Tuhan kami), kami bersaksi. (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari Kiamat kamu tidak mengatakan, sesungguhnya ketika itu kamu lengah terhadap ini, o Di zaman ketika Nabi Muhammad SAW berada di tengah-tengah umat semua orang Islam (yang taat) menjadikan beliau sebagai satu-satunya Guru, sehingga saat itu hanya ada SATU Islam. Tetapi sekarang Islam dipahami berbeda-beda (ada Islam Suni, ada Islam Syiah, ada NU, ada Muhammadiyah, ada Persis dll. Bahkan diantara ulama satu mazhab pun terdapat perbedaan-perbedaan): (1) Mengapa terjadi perbedaan-perbedaan? (2) apakah perbedaan-perbedaan ini memang dikehendaki oleh Allah dan Rasulullah? (1) Mengapa terjadi perbedaan-perbedaan? Dari sahabat Irbadh bin As Sariyyah rodhiallahuanhu ia berkata: Pada suatu hari Rasulullah shollallahualaihiwasallam shalat berjamaah bersama kami, kemudian beliau menghadap kepada kami, lalu beliau memberi kami nasehat dengan nasehat yang sangat mengesan, sehingga air mata berlinang, dan hati tergetar. Kemudian ada seorang sahabat yang berkata: Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat seorang yang hendak berpisah, maka apakah yang akan engkau wasiatkan (pesankan) kepada kami? Beliau menjawab: Aku berpesan kepada kalian agar senantiasa bertaqwa kepada Allah, dan senantiasa setia mendengar dan taat ( pada pemimpin/penguasa , walaupun ia adalah seorang budak ethiopia, karena barang siapa yang berumur panjang setelah aku wafat, niscaya ia akan menemui banyak perselisihan. Maka hendaknya kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa Ar rasyidin yang telah mendapat petunjuk lagi bijak. Berpegang eratlah kalian dengannya, dan gigitlah dengan geraham kalian. Jauhilah oleh kalian urusan-urusan yang diada-adakan, karena setiap urusan yang diada-adakan ialah bidah, dan setiap bidah ialah sesat. (Riwayat Ahmad 4/126, Abu Dawud, 4/200,

hadits no: 4607, At Tirmizy 5/44, hadits no: 2676, Ibnu Majah 1/15, hadits no:42, Al Hakim 1/37, hadits no: 4, dll) Qs. 4/An-Nisa: 59

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kalian. Kemudian, jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunnah), jika kalian beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu akan lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. Berdasarkan hadist dan QS. An-Nisa 59 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadinya perbedaan-perbedaan golongan tersebut diakibatkan oleh perbedaan pemahaman, karena perbedaan pendapat itu merupakan hal yang wajar. Manusia tempatnya lupa dan salah. Oleh karena itu seharusnya jika terjadi perbedaan pendapat sebaiknya kita kembalikan kepada Allah (Al-Quran) dan rasul (as-sunnah) karena hal ini lebih baik. Jika tidak kembali kepada Allah dan rasul, bisa jadi ada urusan-urusan yang di ada-adakan di antara golongan-golongan dimana urusan yang diada-adakan itu adalah bidah, dan setiap bidah itu sesat.

(2) apakah perbedaan-perbedaan ini memang oleh Allah dan Rasulullah? Bahwasannya bani Israel telah berfirqah sebanyak 72 firqah dan akan berfirqah umatku sebanyak 73 firqah, semuanya akan masuk Neraka kecuali satu. Sahabat-sahabat yang mendengar ucapan ini bertanya: Siapakah yang satu itu Ya Rasulullah? Nabi menjawab: Yang satu itu ialah orang yang berpegang sebagai peganganku dan pegangan sahabat-sahabatku. HR Imam Tirmizi. Berdasarkan hadist tersebut dapat disimpulkan bahwa Allah dan Rasulullah sudah mengetahui perbedaan-perbedaan itu akan terjadi diantara kaum Nabi Muhammad. Namun Allah dan Rasulullah tidak mengkehendaki adanya perbedaan-perbedaan tersebut. Karena hanya terdapat satu firqah saja yang dikehendaki dan masuk surga. Yaitu orang-orang yang berpegang kepada pegangan Rasulullah dan sahabatsahabatnya.

o Ada hadist yang menyebutkan hanya satu dari 73 golongan yang selamat (masuk surga), sedangkan 72 golongan masuk neraka. Apa kriteria yang satu golongan itu? Anas bin Malik meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw bersabda: Orang-orang Bani Israil akan terpecah menjadi 71 golongan dan umatku akan terpecah kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, kecuali satu, yaitu Al-Jamaaah. HR. Sunan Ibnu Majah. Menurut QS. Ali-Imran:20 Kemudian jika mereka membantah engkau (Muhammad) katakanlah, Aku berserah diri kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku. Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Alkitab dan kepada orang-orang buta huruf, Sudahkah kalian masuk Islam? Jika masuk Islam, berarti mereka telah mendapat petunjuk, tetapi jika mereka berpaling, maka kewajibanmu hanyalah menyampaikan. Dan Allah Maha Melihat hamba-hamba-Nya. Dari Ayat tersebut diasampaikan bahwa orang-orang yang selamat masuk surga adalah orang-orang yang mengikuti Rasulullah SAW, dimana rasulullah telah menyampaikan risalah dari Allah kepada manusia untuk memeluk islam.

Kriteria golongan Al-Jamaaah (yang selamat) diantaranya sebagai berikut: 1. Mereka kembalikan segala bentuk perselisihan yang terjadi di kalangan mereka kepada Al Quran dan As Sunnah dan siap menerima apa-apa yang telah diputuskan oleh Allah dan Rasulullah. Firman Allah: Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Muhammad), dan ulil amri (pemegang kekuasaan) di antara kalian. Kemudian, jika kalian berbeda pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah kepada Allah (al-Quran) dan Rasul (as-Sunnah), jika kalian beriman kepada Allah dan Hari Kemudian. Yang demikian itu akan lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An Nisa: 59) Tidak pantas bagi seorang mukmin dan mukminat apabila Allah dan Rasul-Nya memutuskan suatu perkara untuk mereka, akan ada bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya sungguh dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata. (QS. Al Ahzab: 36) 2. Mereka mendahulukan ucapan Allah dan Rasul daripada ucapan selain keduanya. Firman Allah:

Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian mendahulukan (ucapan selain Allah dan Rasul ) terhadap ucapan Allah dan Rasul dan bertaqwalah kalian kepada Allah sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS. Al Hujurat: 1) 3. Menghidupkan sunnah Rasulullah baik dalam ibadah mereka, akhlak mereka, dan dalam semua sendi kehidupan, sehigga mereka menjadi orang asing di tengah kaumnya. Rasulullah bersabda tetang mereka: Sesungguhnya Islam datang dalam keadaan asing dan akan kembali pula dalam keadaan asing, maka berbahagialah orang-orang dikatakan asing. (HR. Muslim dari hadits Abu Hurairah dan Ibnu Umar radhiallahu anhuma) 4. Mereka adalah orang-orang yang sangat jauh dari sifat fanatisme golongan. Dan mereka tidak fanatisme kecuali kepada Kalamullah dan Sunnah Rasulullah. Imam Malik mengatakan: Tidak ada seorangpun setelah Rasulullah yang ucapannya bisa diambil dan ditolak kecuali ucapan beliau. 5. Mereka adalah orang-orang yang menyeru segenap kaum muslimin agar bepegang dengan sunnah Rasulullah dan sunnah para shahabatnya. 6. Mereka adalah orang-oang yang memikul amanat amar maruf dan nahi munkar sesuai dengan apa yang dimaukan Allah dan Rasul-Nya. Dan mereka mengingkari segala jalan bidah (lawannya sunnah) dan kelompok-kelompok yang akan mencabikcabik barisan kaum muslimin. 7. Mereka adalah orang-orang yang mengingkari undang-undang yang dibuat oleh manusia yang menyelisihi undang-undang Allah dan Rasulullah. 10. Mereka adalah orang-orang yang siap memikul amanat jihad fi sabilillah apabila agama menghendaki yang demikian itu. Syaikh Rabi dalam kitab beliau Makanatu Ahli Al Hadits hal. 3-4 berkata: Mereka adalah orang-orang yang menempuh manhaj (metodologi)-nya para sahabat dan tabiin dalam berpegang terhadap kitabullah dan sunnah Rasulullah dan menggigitnya dengan gigi geraham mereka. Mendahulukan keduanya atas setiap ucapan dan petunjuk, kaitannya dengan aqidah, ibadah, muamalat, akhlaq, politik, maupun, persatuan. Mereka adalah orang-orang yang kokoh di atas prinsip-prinsip agama dan cabang-cabangnya sesuai dengan apa yang diturunkah Allah kepada hamba dan Rasul-Nya Muhammad shallallahu alahi wasallam. Mereka adalah orangorang yang tampil untuk berdakwah dengan penuh semangat dan kesungguhsungguhan. Mereka adalah para pembawa ilmu nabawi yang melumatkan segala bentuk penyelewengan orang-orang yang melampaui batas, kerancuan para penyesat dan takwil jahilin. Mereka adalah orang-orang yang selalu mengintai setiap kelompok yang menyeleweng dari manhaj Islam seperti Jahmiyah, Mutazilah, Khawarij, Rafidah (Syiah), Murjiah, Qadariyah, dan setiap orang yang menyeleweng dari manhaj Allah, mengikuti hawa nafsu pada setiap waktu dan tempat, dan mereka tidak pernah mundur karena cercaan orang yang mencerca.

Anda mungkin juga menyukai