Anda di halaman 1dari 42

PEMBUATAN LINK MENGGUNAKAN MEDIA WIRELESS LAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Instalasi

WAN

Disusun Oleh: Inge Yulensa Putri Pahlevi Ridwan Putra Rifaldi Ramadhan P. Rismanto

XII TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN A

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 KOTA CIMAHI TAHUN AJARAN 2011-2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memudahkan kami melakukan praktek ini. Serta berkat karunia-Nya lah saya dapat menyelesaikan laporan ini. Laporan yang berjudul PEMBUATAN LINK MENGGUNAKAN MEDIA WIRELESS LAN ini mengacu kepada tugas mata pelajaran Instalasi WAN, sebagai pelengkap tugas atau untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Instalasi WAN. Sehingga diharapkan akan memberikan referensi pembelajaran. Laporan ini diharapkan pula dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pembelajaran dengan maksud siswa-siswi dapat memperoleh wawasan secara komprensif dan fungsional tentang Instalasi WAN. Kami selaku penyusun dan penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa, guru pembimbing, teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu kelancaran percobaan dan penyusunan laporan ini hingga dapat terselesaikan dengan cukup baik. Upaya peningkatan kualitas terus dilakukan, oleh karena itu kami selaku penyusun dan penulis berharap bentuk partisipasi berbagai pihak terkait untuk menyampaikan saran dan kritik membangun tentang kekurangan karya tulis ini, terutama para pembaca. Akhirnya kami ucapkan sekali lagi terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu kelancaran penyusunan laporan ini. Mohon maaf apabila ada kesalahan.

Cimahi, Mei 2011 Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...........................................................................................2 DAFTAR ISI .........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................5 1.1.Latar Belakang .......................................................................................................5 1.2.Tujuan ....................................................................................................................5 1.3.Batasan Masalah .....................................................................................................5 1.4.Sistematika Penyusunan Karya Tulis ......................................................................6

BAB II TINJAUAN TEORI .................................................................................8 2.1.Jaringan Komputer .................................................................................................8 2.1.1. Pengertian Jaringan Komputer .....................................................................8 2.1.2. Manfaat Jaringan Komputer ........................................................................8 2.1.3. Klasifikasi Jaringan Komputer.....................................................................9 2.1.4. Topologi Jaringan Komputer ..................................................................... 11 2.1.5. Model Referensi OSI dan Standarisasi ....................................................... 16 2.2.Signal ................................................................................................................... 22 2.2.1. Pengertian Signal....................................................................................... 22 2.2.2. Persyaratan Signaling ................................................................................ 22 2.3.Frekuensi ............................................................................................................. 22

BAB III PEMBUATAN LINK MENGGUNAKAN MEDIA WIRELESS LAN 3.1.Over View ........................................................................................................... .23 3.1. Rencana pekerjaan .................................................................................. ...23 3.2. Link dan identitas SMAN 2 Cimahi dan SMP 7 Cimahi .................................23 3.2.1. SMAN 2CIMAHI............................................................................23 3.2.1. SMPN 7 CIMAHI...........................................................24 3.3. Media............25 3.3.1 Pemetaan Koneksi ...................................................................26 3.2. Survey Site .......................................................................................................... 27 3.2.1 Informasi Peta Lokasi Pengamatan......27 3.2.2 Informasi Ketinggian Berdasarkan Data..........28
3

3.2.3 Gambaran bearing dari titik pusat SMKN 1 CIMAHI........29 3.2.4 Kemungkinan Penggambaran Los dan Fresnel Zone..............................30 3.2.5 Gambaran komunikasi berdasarkan pengembangan dari kondisi Dilapangan................................................................................................31 3.2.6 Insfrastruktur yang diperlukan.........32 3.3.Instalasi......................................................................................................................37 3.3.1 Gambaran topologi yang akan diinstalasi.................................................37 3.3.2 Pengujian tahap infrastruktur dan koneksi...............................................38 3.4. Uji Koneksi..............................................................................................................39 3.4.1 Pengujian link menggunakan ping...........................................................39 3.4.2 Pengujian tahap aplikasi...........................................................................40

BAB IV PENUTUP 4.1.Kesimpulan .......................................................................................................... 41 4.2.Saran .................................................................................................................... 41

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 42

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Seiring berkembangnya teknologi setiap tahunnya, semakin membuat manusia berfikir kreatif untuk memenuhi keinginannnya untuk melengkapi kebutuhan manusia yang tak terbatas. Salah satunya dengan makin berkembang dan terkenalnya jaringan internet di semua kalangan, baik tua maupun muda. Dengan adanya perkembangan seperti ini, mudah bagi kita intuk mendapatkan informasi maupun ilmu pengetahuan yang terus meluas melalui jaringan internet, sehingga membantu kita untuk berkreasi sesuai dengan yang kita inginkan. Selain itu, perkembangan teknologi ini begitu banyak dimanfaatkan oleh sejumlah orang dari berbagai kalangan. Dengan tujuan untuk mencari keuntungan, membantu orang dalam proses pembelajaran dan sebagainya. Ini merupakan dampak positif bagi kita, asal kita dapat memanfaatkannya sebaik mungkin. Adapun salah satu bentuk perkembangan teknologi, yakni infrastuktur jaringan computer dengan menggunakan tresterial. Dimana kita belajar untuk mencari bearing, jarak kordinat dan keterangan perangkat jaringan yang kita inginkan untuk membantu kelancaran aktivitas/pekerjaan kita. Teknologi ini sering digunakan dalam ruang lingkup pekerjaan di sebuah instansi..

1.2.Tujuan Dalam pembuatan laporan ini, penulis memiliki beberapa tujuan yaitu: 1.2.1. Tujuan Khusus, yaitu melaksanakan salah satu tuga mata pelajaran Instalasi WAN semester Genap. 1.2.2. Tujuan Umum, yaitu agar siswa dapat mengimplementasikan semua materi pelajaran, dimulai dari site survey, dapat menerapkan kemampuan infrastuktur dalam pengimplementasinkan di lapangan.

1.3.Batasan Masalah Dari berbagai identifikasi yang ada, supaya pembuatan laporan lebih terfokus dan mendetil, permasalahan penulis batasi pada Pembuatan link menggunakan media LAN.

1.4.Sistematika Penyusunan Karya Tulis Dalam pembuatan karya tulis ini, penulis menggunakan beberapa metode, yaitu: 1.4.1. Metode Observasi atau Penelitian

Metode Observasi adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melaksanakan pengamtan dan pelaksanaan langsung pada suatu pekerjaan. Dengan melakukan penelitian, penulis dapat mengetahui tahap-tahap suatu pekerjaan dimulai dari persiapan sampai pekerjaan tersebut selesai.

1.4.2. Metode Interview

Metode Interview merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara kepada narasumber. Metode Interview ini penulis lakukan dengan melakukan wawancara kepada guru di SMAN 2 Cimahi, SMPN 7 Cimahi dan teman-teman.

1.4.3. Metode Pustaka

Metode Pustaka merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan mencari sumber-sumber referensi melalui media cetak maupun elektronik dna juga media online. Dengan melakukan metode pustaka ini penulis dapat mengetahui berbagai informasi tambahan yang akan membantu dalam proses pembuatan karya tulis ini. Dengan melakukan ketiga metode tersebut, maka penyusunan karya tulis ini dapat semakin dimantapkan sehingga nantinya tidak akan terjadi permasalahan kesalahan konsep dan hal-hal lainnya.

Sistematika laporan yang penulis susun adalah sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Berisi latar belakang, tujuan dan batasan masalah dari pelaksanaan praktek implementasi jaringan menggunakan tresterial. 2. BAB II TINJAUAN TEORI

Berisi teori-teori sebagai penunjang keberhasilan dalam proses implementasi jaringan menggunakan tresterial. Selain itu menjelaskan hal-hal yang bersangkutan dengan jaringan komputer dan server sebagai dasarnya. 3. BAB III IMPLEMENTASI JARINGAN MENGGUNAKAN TRESTERIAL Berisi langkah kerja dan hasil praktek dari semua tahap-tahap implementasi jaringan menggunakan tresterial. 4. BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Berisi tentang kesimpulan dan saran dari pembuatan laporan ini

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1.Jaringan Komputer

2.1.1. Pengertian Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah sekelompok komputer otonom yang saling berhubungan antara satu dengan lainnya menggunakan protokol komunikasi program

melalui media komunikasi sehingga dapat saling berbagi informasi,

program, penggunaan bersama perangkat keras seperti printer, harddisk, dan sebagainya. Selainitu jaringan komputer bisa diartikan sebagai kumpulan sejumlah

terminal komunikasi yang berada diberbagai lokasi yang terdiri dari lebih satu komputer yang saling berhubungan.

2.1.2. Manfaat Jaringan Komputer Manfaat yang didapat dalam membangun jaringan komputer, yaitu : 1. Sharing resources Sharing resources bertujuan agar seluruh program, peralatan atau peripheral lainnya dapatdimanfaatkan oleh setiap orang yang ada pada jaringan komputer tanpa terpengaruh oleh lokasi maupun pengaruh dari pemakai. 2. Media Komunikasi Jaringan komputer memungkinkan terjadinya komunikasi antar pengguna, baik untuk teleconference maupun untuk mengirim pesan atau informasi yang penting lainnya. 3. Integrasi Data Jaringan komputer dapat mencegah ketergantungan pada komputer pusat, karena setiap proses data tidak harus dilakukan pada satu komputer saja, melainkan dapat didistribusikan ke tempat lainnya. Oleh sebab inilah maka dapat terbentuk data yang terintegrasi yang memudahkan pemakai untuk memperoleh dan mengolah informasi setiap saat. 4. Pengembangan dan Pemeliharaan Pengembangan peralatan dapat dilakukan dengan mudah dan menghemat biaya, karena setiap pembelian komponen seperti printer, maka tidak perlu membeli printer sejumlah komputer yang ada tetapi cukup satu buah karena printer itu dapat digunakan secara bersama sama. Jaringan komputer juga

memudahkan pemakai dalam merawat harddisk dan peralatan lainnya, misalnya untuk
8

memberikan

perlindungan

terhadap

serangan

virus

maka

pemakai cukup memusatkan perhatian padaharddisk yang ada pada komputer pusat. 5. Keamanan Data Sistem Jaringan Komputer dapat memberikan perlindungan terhadap data. Karena pemberian dan pengaturan hak akses kepada para pemakai, serta

teknik perlindungan terhadap harddisk sehinggadata mendapatkan perlindungan yang efektif. 6. Sumber Daya Lebih Efisien dan Informasi Terkini Dengan pemakaian sumber daya secara bersama sama, akan mendapatkan hasil yang maksimal dan kualitas yang tinggi. Selain itu data atau informasi yang diakses selalu terbaru, karena setiap ada perubahan yang terjadi dapat segera langsung diketahui oleh setiap pemakai.

2.1.3. Klasifikasi Jaringan Komputer 1. Local Area Network (LAN) Local Area Network (LAN) merupakan rancangan mendasar dalam jaringan komputer, secara fisik LAN dapat berupa dua komputer atau lebih yang dihubungkan melalui perantara / media bisa berupa kabel jaringan, komunikasi wireless atau nir kabel dan lain-lain, sehingga setiap titik komputer dapat saling berhubungan. LAN memungkinkan pengguna teknologi komputer dapat melakukan pengunaan secara bersama-sama (share), atas item-item dan resource-resourse yang terdapat pada tempat yang berlainan seperti file-file, printer, berkomunikasi melalui email, forum diskusi online, website, atau service-servive lainnya. LAN didesain untuk kebutuhan dan kondisi berikut : Beroperasi dalam area geografis yang terbatas ( pada sebuah bangunan kantor, kampus atatu jaringan rumah ). Memberikan akses kepada pengguna melalui media dengan kecepatan yang tinggi. Menyajikan kontrol jaringan secara private di bawah kendali administrasi lokal. Menyajikan konektivitas full time untuk servis-servis lokal.

2. Metropolitan Area Network (MAN)

MAN merupakan jenis jaringan untuk mentransmisikan data yang tidak lagi bersifat pribadi/institusi, melainkan data/informasi yang bersifat semipublik. Misalnya untuk layanan Video on Demand, TV Kabel, komunitas pendidikan, dsb. Hak akses user terhadap informasi yang berada di dalamnya dibatasi oleh berbagai persyaratan. MAN biasanya tidak dimiliki oleh suatu institusi, kecuali infrastrukturnya. Berbagai institusi bisa mengelola data dan transmisinya secara independen sesuai konten yang dikelolanya. Oleh sebab itu MAN juga tidak dikelola oleh satu sistem admin jaringan. Pengguna akhir (end user) MAN tidak selalu trusted dan tertentu, namun juga tidak selalu massal dan unidentified sehingga tidak setiap orang bisa mengakses dengan bebas. Radius jangkauan MAN sekitar 5 and 50 km, atau seluas kota. Protokol dan teknologi pada MAN hampir sama dengan LAN. Perbedaan terbesar terletak pada ukurannya yang lebih besar sehingga dapat dikatakan MAN merupakan LAN yang berukuran besar (Tane,1997). 3. Wide Area Network (WAN) WAN merupakan jenis jaringan untuk mentransmisikan data yang bersifat publik, tidak bersifat pribadi/ institusi. Salah satu contoh jaringan ini adalah internet. Pengguna akhir (end user) tidak selalu trusted. Tidak ada batasan karakteristik user tertentu. Namun demi keamanan dan efektivitas pengelolaan dan pelayanan ke user beberapa penyedia layanan/informasi di jaringan global ini memerlukan identitas pengguna. WAN tidak dimiliki oleh suatu institusi. Berbagai institusi bisa mengelola data dan transmisinya secara independen sesuai konten yang dikelolanya. Oleh sebab itu WAN juga tidak dikelola oleh satu sistem admin jaringan. Namun demi ketertiban, ada organisasi publik/ asosiasi yang mengaturnya bagi kepentingan bersama seperti IEEE, InterNIC, APJII, dsb. Jarak antar simpul yang terhubung antara 100 km 10.000 km (Tane 97). WAN sering dimanfaatkan oleh jenis jaringan lain untuk mentransmisikan data, al PAN, LAN, MAN, dan IPN. Dalam praktiknya terdapat dua LAN atau lebih milik satu perusahaan (yang saling mengkomunikasikan data perusahaan) dapat memanfaatkan jaringan global. Model seperti ini disebu Intranet. Selain itu banyak terminologi lain bagi jaringan- jaringan global seperti Outernet, Ekstranet, Internet Exchange, dsb.

10

2.1.4. Topologi Jaringan Komputer 1. Bus Topology Jenis pertama dalam topologi LAN adalah topologi Bus yang merupakan jenis pertama dalam teknologi jaringan Ethernet dan terdiri dari cable coaxial yang terhubung ke semua komputer yang ada dalam jaringan dimana tiap komputer terhubung dengan sambungan konektor BNC jenis T. Gambar berikut menunjukkan jenis topologi Bus.

Gambar 2.1 Topologi Bus Semua komputer berkomunikasi melalui Bus yang sama makanya Bus juga merupakan topologi logical juga. Umumnya dalam topologi Bus ini memerlukan adanya algoritma pendeteksi collision (CD collision detection) atau penghindar collision (CA collision avoidance) karena sifat dari Bus ini adalah broadcast ke semua komputer sehingga rentan terjadinya tabrakan packet. Pro: Topologi Bus ini sangat sederhana dan gampang di implementasikan dengan jalan menyambung ke semua computer dengan hanya satu backbone kabel BNC. Cons: Topologi Bus ini memerlukan terminator yang bagus dan sempurna pada kedua ujung kabel Bus. Yang paling sering terjadi adalah short circuit antara data dan ground jika sambungan terminator tidak bagus. Terminator yang tidak bagus bahkan bisa menyebabkan jaringan tidak berfungsi. Dengan satu kabel trunk tunggal menjadi satu titik tunggal kegagalan, satu titik bermasalah maka akan menyebabkan kegagalan total semua jaringan.

11

Susah dalam troubleshooting masalah jika terjadi kegagalan fungsi kabel. Anda harus memeriksa segmen per segmen untuk mengidentifikasikan titik kesalahan. Jenis topologi Bus ini sudah tidak popular lagi sekarang ini bahkan sudah susah untuk mencari Ethernet jenis BNC. 2. LAN Star Topology Topologi LAN kedua adalah topologi Star. Star seperti halnya anda menarik satu kabel jaringan setiap komputer menuju ke pusat kosentrasi seperti Switch, itulah konsep dasar topologi Star. Switch menangani Switching traffic keluar ke node lainnya dalam jaringan. Gambar diagram berikut ini menunjukkan gambaran topologi Star.

Gambar 2.2 Topologi Star Pro: Manajemen jaringan mudah melalui per port Switch. Manajemen dan administrasi bisa dilakukan secara remote oleh administrator yang authorized. Setiap kegagalan di salah satu port tidak akan menyebabkan kegagalan total jaringan. Instalasi kabel jaringan ke setiap port tidak akan mengganggu layanan jaringan seperti halnya pada topologi Bus. Tidak diperlukan terminator. Anda bisa perhatikan sekarang ini bahwa hampir semua implementasi jaringan menggunakan topologi Star dalam implementasi fisiknya.

12

3. Ring Topology Topologi LAN ketiga adalah topologi Ring. Dibanding topologi Bus dan Star, topologi Ring ini lebih complex akan tetapi menawarkan feature yang menarik. Node berkomunikasi dengan formasi Ring, dengan setiap node berkomunikasi langsung hanya dengan upstream dan downstream tetangganya saja. Gambar berikut menunjukkan topologi Ring. Sebenarnya topologi Ring ini di implementasikan secara fisik seperti topologi Star.

Gambar 2.3 Topologi Ring Pada topologi Ring, akses kepada jaringan dikendalikan melalui sebuah Token yang melewati dari node ke node dengan mekanisme arbitrasi (juri). Setiap node mengambil gilirannya dengan mengklaim Token saat Token melewati dari tetangga ke tetangganya, dan saat node mengambil Token, mengambil gilirannya dan mengirim Token kedalam ring. Sebuah data packet di kirim dari node ke node berikutnya sampai ke node tujuan. Setelah node tujuan menerima packet, ia memodifikasi paket untuk menstempel bahwa paket diterima dan dikirim kembali ke dalam ring. Akhirnya paket menyelesaikan berkeliling kedalam ring dan node yang mengirim menerima kembali Token tersebut dan memberikan catatan kalau paket sudah terkirim sempurna. Jika node pengirim sudah selesai, kemudian ia akan melepas Token ke tetangganya dan proses berulang lagi. Topologi Ring ini khususnya dipakai pada jaringan Token-ring Pro: Tidak diperlukan mekanisme collision detection, sehingga Topologi ring memberikan bandwidth maksimal.

13

Troubleshooting lebih mudah karena setia node hanya mengetahui dan berinteraksi dari kedua sisi tetangganya saja. Cons: Firmware untuk memelihara Ring adalah sangat complex dan harus ada pada setiap Card jaringan yang ikut berpartisipasi dalam jaringan Implementasi Ring adalah sangat mahal dan hampir semua jaringan LAN sekarang ini hampir semuanya memakai jaringan Ethernet karena lebih murah dan gampang didapat dipasaran. 4. Mesh Topology Topologi LAN lainnya adalah topologi Mesh yang merupakan suatu hubungan satu sama lain diantara beberapa node. Umumnya, suatu topologi mesh dimaksudkan untuk keperluan redundancy. Setiap jaringan kampus harus menerapkan suatu topologi mesh untuk mencapai tingkat redundancy dan fault tolerance yang merupakan tuntutan bisnis dari jaringan data mereka.Ada dua jenis mesh yaitu full mesh dan partial mesh topologi. Full mesh setiap node saling berhubungan satu sama lain dengan dedikasi line tersendiri sementara partial seperti namanya hanya sebagian saja mempunyai jalur menurut kebutuhan. Gambar berikut menunjukkan topologi Mesh secara umum, setiap piranti / node mempunyai koneksi ke setiap piranti lainnya pada jaringan.

Gambar 2.4 Topologi Mesh Pros: Partial mesh dirancang untuk memberikan redundancy dimana memang diperlukan saja.

14

Cons: Full mesh adalah sangat tidak praktis terkecuali untuk jaringan yang skalanya kecil saja. Biaya implementasi full mesh adalah sangat mahal sekali karena bersifat redundancy untuk keperluan fault tolerance. 5. Hybrid Topologies Pada environment yang besar, anda bisa mengimplementasikan banyak switches satu sama lain untuk membuat jaringan LAN yang besar agar bisa mendukung banyak node. Topologi hybrid ini menggabungkan topologi-topologi diatas bersama untuk membentuk tiga topologi hybrid yang popular: Tree, Hyrarchical star, dan star wireless. a. Tree Hybrid Topology Gambar dibawah menunjukkan kombinasi topologi: Star topologi dikombinasikan dengan topologi bus.

Gambar 2.5 Topologi Tree Pro: Suatu komputer yang gagal tidak akan menyebabkan kegagalan semua system jaringan. Jika satu switch tidak berfungsi, ia akan hanya tidak berfungsi pada jaringan pada switch itu saja, sementara komputer lainnya pada switch yang lain masih bisa berkomunikasi secara normal.

15

Cons: Jika ada masalah pada backbone, maka setiap group switch hanya bisa berkomunikasi pada segmen-segmen switch saja. b. Hierarchical Star Topology Untuk jaringan yang besar anda bisa melakukan konfigurasi dalam topologi hierarchical star seperti tampak dari gambar berikut ini.

Gambar 2.6 Topologi Hierarchical Star Pros: Bisa diimplementasikan pada jaringan yang luas. Switches bisa dikonfigurasikan secara redundancy untuk menghindari satu kegagalan tunggal uplink. Cons: Ada batasan ukuran besarnya jaringan seperti design IP address dan juga issue masalah timing jika tanpa memperkenalkan technologi routing.

2.1.5. Model Referensi OSI dan Standarisasi Untuk menyelenggarakan komunikasi berbagai macam vendor komputer diperlukan sebuah aturan baku yang standar dan disetejui berbagai fihak. Seperti halnya dua orang yang berlainan bangsa, maka untuk berkomunikasi memerlukan penerjemah/interpreter atau satu bahasa yang dimengerti kedua belah fihak. Dalam dunia komputer dan telekomunikasi interpreter identik dengan protokol. Untuk itu maka badan dunia yang menangani masalah standarisasi ISO (International Standardization Organization) membuat aturan baku yang dikenal dengan nama
16

model referensi OSI (Open System Interconnection). Dengan demikian diharapkan semua vendor perangkat telekomunikasi haruslah berpedoman dengan model referensi ini dalam mengembangkan protokolnya. Model referensi OSI terdiri dari 7 lapisan, mulai dari lapisan fisik sampai dengan aplikasi. Model referensi ini tidak hanya berguna untuk produk-produk LAN saja, tetapi dalam membangung jaringan Internet sekalipun sangat diperlukan. Hubungan antara model referensi OSI dengan protokol Internet bisa dilihat dalam Tabel 2.1. MODEL OSI N O. TCP/IP LAPISAN PROTOKOL TCP/IP NAMA PROTOKO L DHCP (Dynamic Host Configurati on Protocol) DNS (Domain Name 7 Aplikasi Aplikas i Server) FTP (File Transfer Protocol) HTTP (HyperText Transfer Protocol) MIME (Multipurpo se Internet KEGUNAA N Protokol untuk distribusi IP pada jaringan dengan jumlah IP yang terbatas Data base nama domain mesin dan nomer IP Protokol untuk transfer file Protokol untuk transfer file HTML dan Web Protokol untuk mengirim file

17

Mail Extention) NNTP (Networ News Transfer Protocol)

binary dalam bentuk teks Protokol untuk menerima dan mengirim newsgroup Protokol

POP (Post Office Protocol)

untuk mengambil mail dari server Protokol

SMB (Server Message Block)

untuk transfer berbagai server file DOS dan Windows

SMTP (Simple Mail Transfer Protocol) SNMP (Simple 6 Presentasi Network Manageme nt Protocol)

Protokol untuk pertukaran mail

Protokol untuk manejemen jaringan Protokol

Telnet

untuk akses dari jarak jauh

TFTP

Protokol

18

(Trivial FTP) NETBIOS (Network Basic Input Output System) RPC 5 Sessi (Remote Procedure Call)

untuk transfer file

BIOS jaringan standar

Prosedur pemanggilan jarak jauh Input Output

SOCKET

untuk network jenis BSD-UNIX Protokol

TCP (Transmissi on Control Protocol) 4 Transport Transp ort UDP (User Datagram Protocol)

pertukaran data berorientasi (connection oriented) Protokol pertukaran data nonorientasi (connectionle ss) Protokol

IP (Internet 3 Network Internet Protocol)

untuk menetapkan routing

RIP (Routing

Protokol untuk

19

Information Protocol)

memilih routing Protokol

ARP (Address Resolution Protocol)

untuk mendapatkan informasi hardware dari nomer IP Protokol

RARP (Reverse ARP)

untuk mendapatkan informasi nomer IP dari hardware

PPP (Point to Point Protocol) LL 2 Datali nk C Networ k Interfac e MA C 1 Fisik SLIP (Serial Line Internet Protocol)

Protokol untuk point ke point Protokol dengan menggunakan sambungan serial

Ethernet, FDDI, ISDN, ATM

Tabel 2.1 Hubungan referensi model OSI dengan protokol Internet Standarisasi masalah jaringan tidak hanya dilakukan oleh ISO saja, tetapi juga diselenggarakan oleh badan dunia lainnya seperti ITU (International

Telecommunication Union), ANSI (American National Standard Institute), NCITS (National Committee for Information Technology Standardization), bahkan juga oleh lembaga asosiasi profesi IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers) dan ATM-Forum di Amerika. Pada prakteknya bahkan vendor-vendor produk LAN
20

bahkan memakai standar yang dihasilkan IEEE. Kita bisa lihat misalnya badan pekerja yang dibentuk oleh IEEE yang banyak membuat standarisasi peralatan telekomunikasi seperti yang tertera pada Tabel 2.2. WORKING GROUP

BENTUK KEGIATAN Standarisasi interface lapisan atas HILI (High Level

IEEE802.1

Interface) dan Data Link termasuk MAC (Medium Access Control) dan LLC (Logical Link Control)

IEEE802.2 IEEE802.3 IEEE802.4 IEEE802.5

Standarisasi lapisan LLC Standarisasi lapisan MAC untuk CSMA/CD (10Base5, 10Base2, 10BaseT, dll.) Standarisasi lapisan MAC untuk Token Bus Standarisasi lapisan MAC untuk Token Ring Standarisasi lapisan MAC untuk MAN-DQDB

IEEE802.6

(Metropolitan Area Network-Distributed Queue Dual Bus.)

IEEE802.7

Grup pendukung BTAG (Broadband Technical Advisory Group) pada LAN Grup pendukung FOTAG (Fiber Optic Technical Advisory Group.) Standarisasi ISDN (Integrated Services Digital Network) dan IS (Integrated Services ) LAN Standarisasi masalah pengamanan jaringan (LAN Security.) Standarisasi masalah wireless LAN dan CSMA/CD bersama IEEE802.3 Standarisasi masalah 100VG-AnyLAN Standarisasi masalah protocol CATV Tabel 2.2 Badan pekerja di IEEE

IEEE802.8

IEEE802.9

IEEE802.10

IEEE802.11 IEEE802.12 IEEE802.14

21

2.2.Signal

2.2.1. Pengertian Signal Proses pertukaran sinyal antar komponen jaringan telekomunikasi di dalam rangka pembentukan koneksi, maintenance koneksi, dan pemutusan koneksi.

2.2.2. Persyaratan Signaling Dari sudut pandang pelanggan Transfer informasi harus andal Contoh: pelanggan yang ditujulah yang ringing Call set up yang cepat Tidak ada noise akibat adanya signalling Pengaruh signalling system terutama pada waktu set-up Waktu tunggu mendapat dial tone setelah off-hook Waktu mendial (pulse dial atau DTMF) Waktu untuk mentransfer informasi digit antar sentral dan pembentukan koneksi

2.2.3. Frekuensi Frekuensi adalah ukuran jumlah putaran ulang per peristiwa dalam selang waktu yang diberikan. Untuk memperhitungkan frekuensi, seseorang menetapkan jarak waktu, menghitung jumlah kejadian peristiwa, dan membagi hitungan ini dengan panjang jarak waktu. Hasil perhitungan ini dinyatakan dalam satuan hertz (Hz) yaitu nama pakar fisika Jerman Heinrich Rudolf Hertz yang menemukan fenomena ini pertama kali. Frekuensi sebesar 1 Hz menyatakan peristiwa yang terjadi satu kali per detik.

22

BAB III PEMBUATAN LINK MENGGUNAKAN MEDIA WIRELESS LAN

Kelompok perencanaan instalasi dan pekerja lapangan Inge Yulensa Putri Pahlevi Ridwan Putra Rifaldi Ramadhan Prasetya Rismanto 3.1 OVERVIEW

3.1.1 Rencana Pekerjaan

1. Membuat link antara SMAN 2 Cimahi dan SMPN 7 Cimahi 2. Media yang digunakan Wireless denan frekuensi 2,4 Ghz dengan karakteristik jaraknya cocok untuk komuniaksi menengah dan pendek cocok untuk komunikasi jarkom LAN dan yang karakteristiknya sama.

3.2 Link dan identitas SMAN 2 Cimahi dan SMP 7 Cimahi 3.2.1 SMAN 2 CIMAHI pembimbing= Pak Joni (085659907316) Di sman 2 cimahi terdapat 2 koneksi internet yang terpisah yaitu dengan menggunakan speedy dengan bandwidth 2 mb dan wastamba untuk wireless dengan menggunakan bandwidth 2 mb. Untuk hostpot di sman 2 cimahi terdapat hostpot untuk guru dan siswa 1. guru = menggunakan koneksi dari speedy dengan bandwidth dibebaskan (unlimited) 2. siswa = menggunakan koneksi dari wastamba dengan bandwidth terbatas Di sman 2 cimahi menggunakan topologi star. Dengan menggunakan switch 8 port sampai 16 port, dan 1 router dari wastamba. Sayangnya untuk jadwal maintenance di sman 2 cimahi, tidak ada jadwal khusus, tidak terdapat tower dan data masih terpisah (1 ruangan 1 server).

Di sman 2 terdapat 5 ruangan yang memakai jaringan yaitu 1 ruangan untuk guru, 2 ruangan untuk siswa, 1 ruangan untuk TU dan 1 ruangan untuk data center.
23

Pengarsipan sudah sangat baik dengan implementasi database pada pelaksanaan pembelajarannya. Absensi siswa guru dan perpustakaan sudah terintegrasi database dan berjalan dengan baik. Tidak terdapat Tower komunikasi Lab 1 (siswa) terdapat 1 server, 32 client, 1 router, 2 hub 16 port dan 1 access point. Lab 2 (siswa) terdapat 1 server, 32 client, 1 router, 2 hub 16 port dan 1 access point.

3.2.1 SMPN 7 CIMAHI pembimbing= Pak Dudun (08112265220) Di smpn 7 cimahi dibangun jaringan LAN sejak tahun 2007, internet 2008 dan hostpot jaringan 2009. dengan menggunakan topologi start. Di smpn 7 cimahi terdapat 2 lab yaitu 1. lab komputer: di bridge ke lab bahasa 2. lab bahasa: terdapat 18 PC Untuk akses internet smpn 7 cimahi menggunakan ADSL Speedy dengan bandwidth 1 Mbps. Untuk bandwidth guru disamakan dengan bandwidth untuk siswa. Sayangnya di smpn 7 cimahi belum terdapat server utama, belum terdapat tower dan banyak kerusakan yang terjadi karena OS.

24

3.3 Media PETA LOKASI SMAN 2 DAN SMPN 7 CIMAHI DARI GOOGLE EARTH (survei site)

SMPN 7 CIMAHI Jl. Kebon Jeruk Cibeureum Cimahi Selatan S O6 54. 116' E 1070 31. 382' 705 m DPL

SMAN 2 CIMAHI Jl. Komp. KPAD Sriwijaya IX NO. 45 A Cimahi Tengah 40524 S 06 52.590' E 107 31.594' 740 m DPL

25

3.3.1 Pemetaan Koneksi

Komunikasi yang memungkinkan untuk membuat link tersebut. dapat dicapai dengan berdasarkan informasi :

1. 2. 3. 4.

lokasi titik pengamatan ketinggian titik pengamatan kondisi lingkungan (bangunan diantara link yang akan dibuat). kondisi jaringa sebelumnya

maka rekomendari link yang akan dibangun adalah

INFORMASI PETA LOKASI PENGAMATAN

SMAN 2 CIMAHI dan SMPN 7 CIMAHI dihubungkan dengan media wireless 2,4 Ghz melaui 2 NOC yaitu di SMKN 1 CIMAHI dan SMPN 2 CIMAHI

ALASAN : 1. kondisi area pembuatan link paling bagus (kurang terdapat bangunan tinggi)

26

2. SMKN 1 CIMAHI sangat memungkinkan untuk dijadikan NOC karena keberadaan teknologi komunikasi sudah cukup, serta terdapat tower komunikasi yang cukup tinggi. 3. SMPN 2 sudah membuat link sebelumnya dengan SMPN 2 dengan Bandwidth yang cukup besar. Untuk dibagi lagi.

3.2 Survey Site

3.2.1 Informasi Peta Lokasi Pengamatan

Informasi terkait :

SMAN 2 CIMAHI Jl. Komp. KPAD Sriwijaya IX NO. 45 A Cimahi Tengah 40524 S 06 52.590' E 107 31.594' 740 m DPL

SMPN 7 CIMAHI Jl. Kebon Jeruk Cibeureum Cimahi Selatan S O6 54. 116' E 1070 31. 382' 705 m DPL

SMPN 2 CIMAHI Jl. Sudirman No. 152 Cimahi Tengah


27

S 0653.402 E 107 32.048

735 m DPL

SMK NEGERI 1 CIMAHI Jl. Mahar Martanegara No.48 Cimahi Selatan S 0654.076 E 10732.335 724 m DPL

2,548 Km 1,325 Km 728 m

3.2.2 Informasi Ketinggian Berdasarkan Data

Ketinggian dari 5 titik diatas

750

740

730 720

710

sman 2 740 m

smpn 2 735 m

smkn 1 724 m

smpn 7 705 m

Dari pusat SMKN 1 CIMAHI. Yang ketinggiannya 724 m DPL Ada selisih 16 meter untuk titik tertinggi Dan ada selisih 19 meter untuk titik terendah.

28

3.2.3 Gambaran bearing dari titik pusat SMKN 1 CIMAHI = 1000 = 2800 = 3400 = 1600 = 3450 = 1700

SMKN 1 CIMAHI ke SMPN 7 CIMAHI SMPN 7 CIMAHI ke SMKN 1 CIMAHI

SMKN 1 CIMAHI ke SMPN 2 CIMAHI SMPN 2 CIMAHI ke SMKN 1 CIMAHI

SMKN 1 CIMAHI ke SMAN 2 CIMAHI SMAN 2 CIMAHI ke SMKN 1 CIMAHI

Dari data diatas dan keadaan langsung dilapangan semua titik sudah memiliki network LAN maupun koneksi internet sendiri. Dengan bandwidth dan kepentingan masingmasing termasuk SMKN 1 CIMAHI. Pada kesempatan ini kami mencoba membuat titik titik tersebut menjadi 1 network dalam 1 AS di SMKN 1 CIMAHI

Degnan gambaran topologi dasar.

SMPN 3 CIMAHI

29

Komunikasi yang diharapkan adalah: 1. SMKN SERVER UTAMA penyedia layanan ke SMPN 2 CIMAHI dan SMPN 7 CIMAHI 2. SMAN 2 CIMAHI mendapat layanan koneksi dari SMPN 2 CIMAHI 3. Begitupun SMPN 3 yang mendapatkannya dari SMAN 2 CIMAHI

3.2.4 Kemungkinan Penggambaran Los dan Fresnel Zone

LINE OF SIDE dan FERSNAL ZONE 1. Dari SMKN 1 ke SMP 7 jaraknya cukup jauh dengan berbagai halangan diantara ke 2 titiknya diantaranya keberadaan pabrik-pabrik yang ketinggian bangunannya cukup tinggi dan lain-lain. Ditambah keadaan SMP 7 yang ketinggiannya -19 m dari SMKN 1 Dan disana tidak ada tower khusus untuk komunikasi jaringan komputer. Berdasarkan keadannya nyata dilapangan, tidak mudah untuk melakukan Penerapan

infrastruktur trestrial diantara 2 titik tersebut. kecuali jika di smp 7 ada tower komunikasi yang memungkinkan min 5 stage / 25 meter. Yang kemudian diantara 2 node tersebut dihubungkan dengan antena.

30

2. Dari SMKN 1 ke SMPN 2 jaraknya tidak sejauh ke SMPN 7 keadaan dilapangan tidak menunjukan adanya halangan yg berarti. Hanya tampak 1 bagunan yg mengganggu yaitu The Edge. Untuk membangaun komunikasi melalui penerapan infrastruktur komunikasi terestrial perlu ada tower komunikasi di SMPN 2 min 4 stage / 20 meter 3. Link dari SMPN 2 ke SMAN 2 cimahi di ke 2 titik ini dalam keadaanya nyata dilapangan tidak ada tower komunikasi untuk membangun infrastruktur komunikasi terestrial. Mengingat perbedaan tinggi ke2nya hanya 5 meter dan tidak ada bangunan yang menghalangi tercapainya Fzone dan LOS, min dimasing-masing titik terdapat 1 tower komunikasi dengan ketinggian 4 stage /20 meter

3.2.5 Gambaran komunikasi berdasarkan pengembangan dari kondisi dilapangan

31

PEMBAGIAN BANWIDTH

SMPN 3 CIMAHI

Smkn 1 ke smpn 7 = 1 MBps Smkn 1 ke smpn 2 = 3 MBps Smpn 2 ke sman 2 = 2 MBps

3.2.6 Insfrastruktur yang diperlukan

ALAT BANTU (TOOLS) 1. Harkness 2. Obeng + dan 3. Kabel ethernet (UTP) 4. Laptop (konfigurasi) 5. Lantester 6. ALAT ALAT UTAMA

1. 4 Tower Triangle dengan ketinggian 25 m, 40 m, 20 m, 20 m di Smpn 7, Smkn 1, Smpn 2, dan Sman 2 cimahi 2. Antena yang digunakan :
32

a. b. c. d. 3. 4. 5. 6.

Interkoneksi antara SMKN 1 dan SMPN 7 menggunakan antena Grid Horizontal Interkoneksi antara SMKN 1 dan SMPN 2 menggunakan antena Grid Horizontal Interkoneksi antara SMPN 2 dan SMAN 2 menggunakan antena Grid Horizontal Interkoneksi antara SMAN 2 dan SMPN 8 menggunakan antena Patch Pannel

Mengunakan 6 AP TP-Link TL-WA5210G 600mW Kabel POE untuk AP 200 m Router gateway board MIKROTIK dimasing masing sekolah 4 buah Antena Grid 6 buah

33

Tp-Link TL-WA5210G 600mW TP-Link WA5210G Outdoor Access Point dengan output power 600mW. Antena internal 12dBi dengan dual-polarisasi vertical & horizontal, outdoor weatherproof dan include antipetir. Chipset Atheros. Mode AP, AP Router/AP Client, WISP Client Router/Bridge/Repeater.

Software Specification Standards Wireless Signal Rates With Automatic Fallback Frequency Range Wireless Transmit Power (MAX) IEEE 802.11g, IEEE 802.11b 11g: 54/48/36/24/18/12/9/6M(dynamic) 11b: 11/5.5/2/1M(dynamic) 2.4-2.4835GHz 27dBm (MAX Power, For FCC)

34

Modulation Technology

IEEE 802.11b: DQPSK, DBPSK, DSSS, and CCK IEEE 802.11g: BPSK, QPSK, 16QAM, 64QAM, OFDM 802.11g 54M: -76dBm 48M: -78dBm 36M: -82dBm

Receiver Sensitivity

12M: -91dBm 9M:-92dBm 802.11b 11M:-90dBm 5.5M:92dBm 1M:-98dBm

Wireless Mode

AP Router Mode AP Client Router Mode (WISP Clent) AP/Client/WDS Bridge/Repeater mode 15km with Integrated Antenna 50km Maximum (High gain directional antenna required) SSID Enable/Disable MAC Address Filter 64/128/152-bit

Wireless Range

Wireless Security

WEP Encryption WPA/WPA2/WPA-PSK/WPA2-PSK (AES/TKIP) Encryption

Hardware Specification One 10/100M Auto-Sensing RJ45 Port(Auto MDI/MDIX, Interface PoE) One external Reverse SMA Connector One Grounding Terminal Antenna Antenna Beamwidth Power Supply Unit Operating Temperature Relative Humidity Storage Humidity Dimensions 12dBi Dual-Polarized Directional Antenna Horizontal: 60 Vertical: 30 Input: Localized to Country of Sale Output: 12VDC / 1.0A Linear PSU -30C~70C (-22~158) 10% ~ 90%, Non Condensation 5%~95% Non-Condensing 10.4 4.7 3.2 in. (265120x83mm)

35

Antena Grid kenbotong 24 dbi 2.4 Ghz

TDJ-2400A High-Performance Reflector Grid Wi-Fi Antenna provides 24 dBi gain with an 8 degree beam-width for long-range highly directional applications. Applications include point to point systems, point to multi-point and wireless bridges in the 2.4GHz ISM band as well as IEEE 802.11b and 802.11g wireless LAN systems. It can be installed for either vertical or horizontal polarization. Applications :
36

2.4 GHz ISM Band IEEE 802.11b and 802.11g Wireless LAN WiFi Systems Long-range Directional Applications Point to Point Systems Point to Multi-point Systems Wireless Bridges Backhaul Applications Wireless Video Systems Features : Superior performance Cast aluminum construction UV stable light gray powder coat finish All weather operation 8 beam-width 12 inch coax lead Easy to assemble

3.3 Instalasi

3.3.1 Gambaran topologi yang akan diinstalasi

37

Sudut pembukaan antena

SMAN 2 CIMAHI Antena di sman 2 dengan smpn2 elevasi 89,60 SMPN 2 CIMAHI Antena di smpn 2 dengan smpn 1 elevasi 89,60 Antena di smpn 2 dengan smkn 1 elevasi 0,10 SMKN 1 CIMAHI Antena di smkn 1 dengan smpn 2 elevasi 89,90 Antena di smkn 1 dengan smpn 7 elevasi 89,990 SMPN 7 CIMAHI Antena di smpn 7 dengan smkn 1 elevasi 0,010

3.3.2 Pengujian tahap infrastruktur dan koneksi

1.

Tahap instalasi dan pointing antena

38

3.4 Uji Koneksi

3.4.1 Pengujian link menggunakan ping Dengan standard interfal 20 kali dengan min paket transmision 20000byte

39

3.4.2 Pengujian tahap aplikasi

40

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan Dari hasil praktek tersebut dapat di simpulkan bahwa untuk membuat link harus menentukan titik kordinat, bearing, keinggian DPL, infrastruktur yang diperlukan, melakukan survey site dll dan barulah dilakukan uji koneksi berupa ping standard, uji aplikasi dan pointing.

4.2 Saran Kepada para pembaca yang akan membangun link menggunakan wireless LAN harap berhati-hati terutama dalam pengerjaan di lapangan karena jika tidak hatihati dan mengikuti prosedur keselamatan kerja maka akan dikhawatirkan terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

41

DAFTAR PUSTAKA

Prima.(2009).Pengertian Jaringan Komputer dan Manfaatnya,[online]. Tersedia: http://prima.kurniawan.students-blog.undip.ac.id/2009/07/13/pengertian-jaringankomputer-dan-manfaatnya/[13 Jul 2009]

_____.(2010).Klasifikasi Jaringan Komputer,[online]. Tersedia:

http://virtualgamelan.com/index.php?option=com_content&view=article&id= 69&Itemid=90[4 Jan 2010]

_____.(2009).Topologi Local Area Network,[online]. Tersedia: http://www.sysneta.com/topologi-local-area-network[29 Des 2009]

_____.(2011).Jaringan,[online]. Tersedia: http://fadel05.tripod.com/network/jaringan.html[24 Nov 2011]

42

Anda mungkin juga menyukai