Anda di halaman 1dari 3

Etiologi kusta Kusta adalah penyakit yang menahun dan disebabkan oleh kuman kusta (mikobakterium leprae) yang

menyerang syaraf tepi,kulit dan jaringan tubuh lainnya. Kusta juga merupakan penyakit kronik yang disebabkan oleh infeksi mikobakterium leprae. Mikobakterium leprae merupakan basil tahan asam (BTA) bersifat obligat intraseluler,menyerang syaraf perifer,kulit dan organ lain seperti mukosa saluran nafas bagian atas,hati,sumsum tulang kecuali susunan syaraf pusat. Masa membelah diri mikobakterium leprae 12-21 hari dan masa tunasnya antara 40 hari sampai dengan 40 tahun. Kuman kusta berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-8 micro,lebar 0,2-0,5 micro biasanya berkelompok da nada yang disebar satu-satu,hidup dalam satu sel dan BTA.

2. Patofisiologis

Setelah mikobakterium leprae masuk kedalam tubuh,perkembangan penyakit kusta bergantung pada kerentanan seseotang. Respon setelah masa tuntas dilampaui tergantung pada derajat system imunitas seluler (celuler midialet immune) pasien. Kalau system imunitas seluler tinggi,penyakit berkembang kearah tuberkoloid dan bila rendah berkembang kearah lepromatosa.Mikobakterium leprae berpredileksi didaerah-daerah yang relatif dingin, yaitu daerah akral dengan vaskularisasi yang sedikit.

Derajat penyakit tidak selalu sebanding dengan derajat infeksi karena imunpada tiap pasien berbeda. Gejala klinis lebih sebanding dengan tingkat reaksi seluler dari pada intensitas infeksi oleh karena itu penyakit kusta disebut penyakit imonologik.

3. Manifestasi klinis

Menurut WHO (1995) diagnose kusta ditegakan bila terdapat satu dari tanda cardinal berikut :

1. Adanya lesi kulit yang khas dan kehilangan sensibilitas Lesi kulit dapat tunggal atau multipel biasanya hipopigmentasi tetapi kadang-kadang lesi kemerahan atau bewarna tembaga biasanya berupa ;macula,papul,nodul. Kehilangan sensibilitas pada lesi kulit merupakan gambaran khas.kerusakan saraf terutama saraf tefi,bermanifestasi sebagai kehilangan sensibilitas kulit dan kelemahan otot. 1. Penebalan saraf tepi,nyeri tekan,parastesi. Lepra tuberkuloid ditandai dengan ruam kulit berupa 1 atau beberapa daerah putih yang datar. Daerah tersebut bebal terhadap sentuhan karena mikobakteri telah merusak saraf-sarafnya. Pada lepra lepromotosa muncul benjolan kecil atau ruam benjolan yang lebih besar dengan berbagai ukuran dan bentuk. Terjadi kerontokan rambut tubuh, termasuk alis dan bulu mata. Lepra berbatasan merupakan suatu keadaan yang tidak stabil,yang memiliki gambaran kedua bentuk lepra. Jika keadaanya membaik,maka akan menyerupai lepra tuberkuloid,jika keadaanya memburuk,maka akan menyerupai lepra lepromatosa.

4. Pencegahan

Tidak perlu dilakukan isolasi. Lepra hanya menular jika terdapat dalam bentuk lepromatosa yang tidak diobati dan itupun tidak mudah ditularkan kepada orang lain. Selain itu, sebagian besar secara alami memiliki kekebalan terhadap lepra dan hanya orang yang tinggal serumah dalam jangka waktu yang lama yang memiliki resiko tertular. Dokter dan perawat yang mengobati penderita lepra tampaknya tidak memiliki resiko tertular.

5. Pengobatan

Antibiotik dapat menahan perkembangan penyakit atau bahkan menyembuhkannya. Beberapa mikobakterium mungkin resisten terhadap obat tertentu, karena itu sebaiknya diberikan lebih dari 1 macam obat, terutama pada penderita lepra lepromatosa. Antibiotic yang paling banyak

digunakan untuk mengobati lepra adalah dapson,relatif tidak mahal dan iasanya aman. Kadang obat ini menyebabkan reaksi alergi berupa ruam kulit dan anemia. Rifampin adalah obat yang lebih mahal dan lebih kuat daripada dapson. Efek samping yang paling serius adalah kerusakan hati dan gejala-gejala dilenyapkan. Pengobatab bias dilanjutkan sampai 6 bulan atau lebih,tergantung pada beratnya infeksi dan penilaian dokter. Banyak penderita lepra lepromatosi yang mengkonsumsi dapson seumur hidupnya. Dalam pengobatannya ada dua jenis diantaranya : 1.Terapi Medik Tujuan utama terapi medik ini adalah penyembuhan pasien kusta dan mencegah timbulnya cacat serta memutuskan mata rantai penularan dari pasien kusta terutama tipe yang menular kepada orang lain untuk menurunkan insiden penyakit. Program Multi Drug Therapy (MDT) dengan kombinasi rifampisin,klofazimin,dan DDS dimulai tahun 1981. 2.Perawatan Umum Perawatan pada morbus Hansen umumnya untuk mencegah kecacatan.terjadinya cacat pada kusta disebabkan kerusakan fungsi saraf tepi.baik karena kuman kusta maupun karena peradangan sewaktu keadaan reaksi netral. Adapun diantaranya perawatan umum : 1. 2. 3. 4. Perawatan mata dengan lagophthalmos Perawatan tangan yang mati rasa Perawatan kaki yang mati rasa Perawatan luka

Anda mungkin juga menyukai