Anda di halaman 1dari 13

KOROSI GALVANIK

Laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Praktikum Pengendalian Korosi

Nama Pembimbing : Ir. Retno Indarti, MT Disusun oleh : Atwinda Sukma Putri Ayu Wulansari Dian Risti Purwanti 091411038 091411039 091411040

KELOMPOK 2 Kelas : 3 B Tanggal Praktikum : 14 Oktober 2011 Tanggal Penyerahan Laporan : 28 Oktober 2011

JURUSAN TEKNIK KIMIA POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2011

I.

PENDAHULUAN

1.1.Latar belakang Peristiwa korosi dapat terjadi dengan penyebab yang berbeda sehingga timbul bentuk-bentuk korosi sesuai faktor yang menyebabkan terjadinya korosi. Untuk penggunaan kontruksi logam yang berbeda jenis dalam industri menimbulkan korosi galvanik akibat perbedaan potensial dari kedua logam tersebut. Dengan mempelajari korosi galvanik dapat memahami proses anodik dan katodiknya serta memprediksi logam yang lebih korosif. 1.2.Tujuan Dapat menjelaskan prinsip korosi galvanik. Dapat menentukan logam yang berperan sebagai katodik dan anodik pada peristiwa galvanik. Dapat menghitung laju korosi logam dalam lingkungan yang berbeda.

II.

LANDASAN TEORI Korosi galvanik dapat didefinisikan adanya reaksi atau kontak listrik antara dua

logam yang berbeda dalam larutan elektrolit. Dalam korosi galvanik logam yang potensialnya lebih positif akan lebih bersifat katodik, sedangkan logam yang potensialnya lebih negatif akan bersifat lebih anodik. Bila mencelupkan dua logam dengan kecenderungan ionisasi yang berbeda dalam larutan elektrolit (larutan elektrolit), dan menghubungkan kedua elektroda dengan kawat, sebuah sel akan tersusun (Gambar. 1). Pertama, logam dengan kecenderungan lebih besar terionisasi akan teroksidasi, menghasilkan kation, dan terlarut dalam larutan elektrolit. Kemudian elektron yang dihasilkan akan bermigrasi ke logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah melalui kawat. Pada logam dengan kecenderungan ionisasi lebih rendah, kation akan direduksi dengan menerima elektron yang mengalir ke elektroda.

Gambar 1. Diagram skematik sel Logam dengan kecenderungan ionisasi lebih besar disebut elektroda negatif dan elektroda dengan kecenderungan ionisasi rendah disebut elektroda positif Apabila dua buah logam yang berbeda yang saling kontak dan terbuka ke media yang korosif, laju korosi akan berbeda satu dengan yang lainnya. Contoh logam besi yang berkontak dengan seng dan logam besi yang berkontak dengan logam Cu, dalam lingkungan yang sama akan terkorosi dengan laju yang berbeda. Untuk laju korosi besi yang berkontak dengan seng akan lebih rendah dibandingkan dengan laju korosi besi yang berkontak dengan tembaga karena sifat seng lebih anodik dibandingkan dengan besi. Sehingga seng akan lebih parah terkorosi dibandingkan dengan besi. Sedangkan untuk besi yang dikontakan dengan tembaga, laju korosinya lebih besar daripada laju korosi logam tembaga. Laju korosi dapat dihitung dengan rumus: Laju korosi (r) : m: berat yang hilang (gr) A: luas permukaan (cm2) t: waktu (jam) : densitas logam (gr/cm2) r: laju korosi (mpy)

III.

PROSEDUR PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan 3.1.1. Alat Gelas kimia 1 L 6 buah Multimeter pH meter Spatula Timbangan elektronik Elektroda acuan SCE Batang pengaduk Penggaris / jangka sorong

3.1.2. Bahan Logam baja (Fe) ukuran 2.10 cm, 6 buah Logam seng ukuran 2x10 cm, 3 buah Logam Cu ukuran 2x10, 3 buah Kertas abrasive Isolasi Larutan NaCl 3,56 gp sebanyak @ 1 L, 2 buah Larutan HCl 1 M sebanyak @ 1 L, 2 buah Air keran sebanyak @ 1 L, 2 buah

3.3. Diagram Alir Percobaan Mengukur luas permukaan dan menimbang berat logam Fe dan Cu

Logam Fe

Lar. NaCl 3,56 gpl

Logam Cu

Mengukur potensial masing-masing logam dan pH larutan

Logam Fe Lar. NaCl 3,56 gpl

Logam Cu

Mengukur potensial sel dan pH larutan

Perendaman logam Fe dan Cu dalam larutan NaCl selama 7 hari

Penimbangan dan pengukuran potensial sel

Menghitung laju korosi

IV. Hasil Percobaan


Larut an Loga m Fe Zn NaCl 6 Fe Cu Fe Zn HCl 1 Fe Cu Fe Zn 7 Fe Cu E logam (V/Cu) -0,440 -1,056 -0,457 -0,181 -0,552 -1,139 -0,589 -0,340 -0,234 -1,033 -0,454 -0,088 Panjang (mm) 52 34,5 50,5 50 56 36 57,5 41,5 56,5 43 50 45 Lebar (mm) 19,5 20 21 24 20 20 20 23,5 20 21 23 21 E sel (V/Cu) Awal 0,604 Akhir -0,071 Awal 3,52 0,44 7,3 4,12 3,01 0,45 3,29 3,65 3,39 0,57 4,84 3,13 Berat (gr) Akhir 3,40 0,42 6,99 3,89 3,00 0,20 2,82 3,54 3,37 0,56 4,72 3,08 w 0,12 0,02 0,31 0,23 0,01 0,25 0,47 0,11 0,02 0,01 0,12 0,05 Laju Korosi (mpy) 2,49 x10-9 7,29x10-10 6,43x 10-9 3,54x 10-9 1,88x10-10 8,74 x10-9 8,60 x10-9 2,62 x10-9 3,72x10-10 2,79x10-10 2,19 x10-9 9,77x10-10

pH

0,258

1,531

0,572

0,058

0,282

1,345

0,755

-0,004

Air Keran

0,220

0,950

V. Pengolahan Data 1. Reaksi a. Logam Fe-Zn dalam NaCl Anodik Katodik Sel : Zn(s) : Fe
2+

Zn2+ + 2e+ 2e
-

Eawal = 1,056 V/Cu Eawal = -0,440 V/Cu + Eawal = 0,616 V Eawal = 0,457 V/Cu Eawal = -0,181 V/Cu Eawal = 0,276 V Eawal = 1,139 V/Cu Eawal = -0,552 V/Cu + Eawal = 0,587 V Eawal = 0,589 V/Cu Eawal = -0,340 V/Cu Eawal = 0,249 V + +

Fe(s)

: Zn(s) + Fe2+ Zn2+ + Fe(s) : Fe(s) Fe2+ + 2e-

b. Logam Fe-Cu dalam NaCl Anodik Katodik Sel : Cu2+ + 2e- Cu(s) : Fe(s) + Cu2+ Fe2+ + Zn(s) : Zn(s) : Fe2+ + 2e Zn2+ + 2e Fe(s)

c. Logam Fe-Zn dalam HCl Anodik Katodik Sel

: Zn(s) + Fe2+ Zn2+ + Fe(s) : Fe(s) : Cu


2+

d. Logam Fe-Cu dalam HCl Anodik Katodik Sel Fe2+ + 2e+ 2e


-

Cu(s)

: Fe(s) + Cu2+ Fe2+ + Zn(s)

e. Logam Fe-Zn dalam air keran Anodik Katodik Sel : Zn(s) : Fe2+ + 2e: Zn(s) + Fe : Fe(s)
2+

Zn2+ + 2e Fe(s) Zn
2+

Eawal = 1,033 V/Cu Eawal = -0,234 V/Cu + Eawal = 0,799 V Eawal = 0,454 V/Cu Eawal = -0,088 V/Cu Eawal = 0,366 V +

+ Fe(s)

f. Logam Fe-Cu dalam air keran Anodik Katodik Sel Fe2+ + 2e: Cu2+ + 2e- Cu(s) : Fe(s) + Cu2+ Fe2+ + Zn(s)

2. Menghitung laju korosi logam a. Logam Fe-Zn dalam NaCl i. Laju korosi logam besi (Fe) w Fe A Fe t besi r= = = 2,49 x 10-9 mpy

= 0,12 gr = 10,14 cm2 = 7 hari = 7 hari x = 7,86 gr/cm3 = 604800 jam

ii. Laju korosi Logam seng (Zn) w Zn = 0,02 gr A Zn t Zn r= = = 7,29 x 10-10 mpy

= 6,9 cm2 = 7 hari = 6,57 gr/cm3

b. Logam Fe-Cu dalam NaCl i. Laju korosi Logam besi (Fe) w Fe A Fe t besi r= = = 6,43 x 10-9 mpy ii. Laju korosi logam tembaga (Cu) w Cu = 0,23 gr A Cu t Cu = 12 cm2 = 7 hari = 8,95 gr/cm3

= 0,31 gr = 10,61 cm2 = 7 hari = 7,86 gr/cm3

r= = = 3,54 x 10-9 mpy

c. Logam Fe-Zn dalam HCl i. Laju korosi logam besi (Fe) w Fe A Fe t besi

= 0,01 gr = 11,2 cm2 = 7 hari = 7 hari x = 7,86 gr/cm3 = 604800 jam

r= = = 1,88 x 10-10 mpy

ii. Laju korosi logam seng (Zn) w Zn = 0,25 gr A Zn t Zn = 7,2 cm2 = 7 hari = 7 hari x = 6,57 gr/cm3 = 604800 jam

r= = = 8,74 x 10-9 mpy

d. Logam Fe-Cu dalam HCl i. Laju korosi logam besi (Fe) w Fe A Fe t besi = 0,47 gr = 11,5 cm2 = 7 hari = 7 hari x = 7,86 gr/cm3 = 604800 jam

r= = = 8,60 x 10-9 mpy

ii. Laju korosi logam tembaga (Cu) w Cu = 0,11 gr A Cu t Cu r= = = 2,62 x 10-9 mpy

= 7,75 cm2 = 7 hari = 7 hari x = 8,95 gr/cm3 = 604800 jam

e. Logam Fe-Zn dalam air keran i. Laju korosi logam besi (Fe) w Fe A Fe t besi = 0,02 gr = 11,3 cm2 = 7 hari = 7 hari x = = 604800 jam

r= = = 3,72 x 10-10 mpy

ii. Laju korosi logam seng w Zn = 0,01 gr A Zn t Zn = 9,03 cm2 = 7 hari = 7 hari x = 6,57 gr/cm3 = 604800 jam

r= = = 2,79 x 10-10 mpy

f. Logam Fe-Cu dalam air keran i. Laju korosi logam besi (Fe) w Fe A Fe t besi = 0,12 gr = 11,5 cm2 = 7 hari = 7 hari x = 7,86 gr/cm3 = 604800 jam

r= = = 2,19 x 10-9 mpy

ii. Laju korosi logam tembaga (Cu) w Cu = 0,05 gr A Cu t Cu = 9,45 cm2 = 7 hari = 7 hari x = 8,95 gr/cm3 = 604800 jam

r= = = 9,77 x 10-10 mpy

Lampiran 1. Keadaan awal logam dan larutan a. Larutan NaCl dan logamnya

b. Larutan HCl dan logamnya

c. Air keran

2. Keadaan akhir logam dan larutan setelah 1 minggu

Anda mungkin juga menyukai