Anda di halaman 1dari 2

7. Manajemen SDM Sumber Daya Manusia (SDM) adalah faktor paling penting dalam suatu organisasi.

Keberjalanan suatu organisasi bergantung pada SDM, begitu pula di Rumah Sakit. Dalam melaksanakan tujuan Rumah Sakit serta senantiasa memberikan pelayanan terbaik untuk pasien, Rumah Sakit Muhammadiyah Bandung membutuhkan SDM yang tepat. Berikut adalah penjabaran mengenai manajemen SDM di RSMB. 7.1 Sistem Perekrutan Pegawai Sistem perekrutan pegawai di RSMB dilakukan berdasarkan kebutuhan dari tiap unit yang ada. Misalnya, IFRS mengajukan permintaan penambahan sejumlah pegawai ke RS, kemudian RS akan mengadakan perekrutan berdasarkan kebutuhan IFRS tersebut. Berikut adalah tahapan perekrutan pegawai di RSMB: 1) 2) 3) 4) 5) Tes tertulis dan psikotes; Tes kemampuan membaca Al-Quran; Tes lisan/wawancara; Tes praktek; Tes kesehatan

Tahapan tersebut dilakukan pada waktu yang berbeda. Jika lulus tahapan pertama, maka calon pegawai akan melanjutkan ke tahapan selanjutnya, begitu seterusnya hingga tahapan kelima. Selain itu, 1 tahun setelah masa adaptasi, pegawai kembali diberikan psikotes untuk mengetahui perkembangan pegawai kedepannya. Jika psikotes terakhir ini dapat dilewati dan memenuhi syarat kelulusan, pegawai akan diterima menjadi pegawai tetap.

7.2 Sistem Karir dan Pengembangan Seiring berkembangnya ilmu pengetahuan yang terus menerus, pegawai juga harus turut dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang dibutuhkan. Baik untuk karir individu pegawai, maupun untuk keberlangsungan pekerjaan suatu unit yang semakin baik lagi. Untuk itu pegawai di unit IFRS setidaknya mengikuti seminar kesehatan minimal sekali dalam setahun. Seminar yang diikuti setiap pegawai berbeda-beda, tergantung tingkat pendidikan dan kebutuhan.

7.3 Evaluasi Kinerja Pekerjaan dari pegawai sudah sewajarnya dinilai dan dievaluasi secara berkala, tentunya untuk kemajuan RS itu sendiri. Evaluasi kinerja dari pegawai di IFRS RSMB dilakukan oleh kepala IFRS. Secara berkala minimal sekali dalam satu bulan dilakukan briefing, membahas mengenai kendala dan hambatan yang dihadapi pegawai. Untuk evaluasi kerja secara keseluruhan, kepala IFRS melakukan rapat bulanan.

Konseling Terapi obat yang aman dan efektif adalah tujuan dari setiap pengobatan. Hal ini akan dicapai dengan cukupnya informasi mengenai obat dan penggunaannya yang didapat oleh pasien. Pasien yang memiliki pengetahuan tentang obat menunjukkan peningkatan ketaatan pada regimen yang tertulis dan mengakibatkan hasil terapi sesuai dengan yang diharapkan. Disinilah salah satu tugas apoteker, bertanggung jawab dalam memberi informasi yang tepat mengenai obat kepada pasien. Konseling adalah kepanjangan tangan dari pemberian informasi obat oleh apoteker kepada pasien. Dalam hal ini apoteker bekerja sama dengan praktisi kesehatan lain, jika perlu, menyediakan informasi tentang obat dan konseling yang dibutuhkan pasien. Tujuannya untuk meningkatkan hasil terapi dengan memaksimalkan penggunaan obat-obatan yang tepat. Konseling ini merupakan komunikasi dua arah, tidak hanya seorang apoteker menjelaskan tentang obat saja, tetapi juga pasien perlu menjelaskan beberapa pertanyaan dari apoteker. Awali dengan perkenalkan diri sebagai seorang apoteker. Kemudian konfirmasi identitas pasien, pastikan lawan bicara adalah pasien atau keluarga dari pasien, bila perlu konfirmasi dengan alamat dan asal dokter yang memeriksa. Permintaan izin waktu konseling sekitar 5-10 menit. Tanyakan kepada pasien apakah mempunyai riwayat alergi obat; apakah pasien sedang menggunakan obat atau suplemen herbal; apakah pasien memiliki riwayat medis seperti hipertensi, diabetes melitus; apakah pasien meminum alkohol atau kafein. Konfirmasi apakah dokter menjelaskan obat untuk apa, apakah dokter menjelaskan mengenai cara menggunakan obat, dan apakah dokter menjelaskan mengenai hasil yang didapat setelah menggunakan obat ini. Jika dokter tidak menjelaskan sama sekali, maka lanjutkan konseling; jika dokter menjelaskan cukup memberikan informasi yang dibutuhkan dan konfirmasi apa yang diberitahukan oleh dokter. Selanjutnya penjelasan mengenai obat yang diresepkan dokter kepada pasien; nama obat, bentuk sediaan, jumlah obat, regimen dosis, lama penggunaan, indikasi, cara penggunaan dan diskusikan waktu penggunaan disesuaikan dengan hidup pasien, ES yang paling mungkin timbul, tata cara penyimpanan. Penjelasan tersebut diberikan untuk setiap obat. Selanjutnya minta pasien untuk mengulangi penjelasan, untuk mengetahui bahwa pasien mengerti cara menggunakan obat dan untuk apa obatnya, selain itu untuk apoteker berguna apakah ada informasi yang terlewat atau kurang. Lalu berikan kesempatan untuk bertanya; sarankan pasien untuk menghubungi apoteker bila ada yang ingin ditanyakan perihal obat. Terakhir, ucapkan terimakasih atas waktunya.

Anda mungkin juga menyukai