Anda di halaman 1dari 68

Rotasi-Rotasi Kumpulan Cerita Pendek dan tulisan-tulisan

Ada kadar rindu yang mendidih menjadi uap yang menghilang di udara, terbang entah kemana. Tapi di rintiknya hujan aku mencium bau kenanganmu didalamnya

Pdf File Disusun, Ditulis oleh Robby Satria

Thanks to: Tuhan sang Pencipta, Semua ilustrasi, semua fantasi, frustasi, kopi arabica & Robusta, Lenovo yang luar biasa, jakarta, surabaya, bandung, KL, bangkok dan semua kota tempat aku alirkan kata menjadi kalimat dan bercumbu sehingga melahirkan tulisan, dan tentu secangkir doa yang kau titip kepadaku setiap malam ..kekasih

Chapter: Petrichor Garis batas Secangkir Rasa Pahit Bandung Sore itu Cangkir Kopiku Dewi.. Gelombang yang kembali? Bremen menuju desember. Renta Cinta Mungkin sepatunya masih kotor Cola FloatThe Day After Tommorow. Larung #1 Seandainya persepsi kita sama Kala Rumah Siput (Bagian 1) Rumah Siput (Bagian 2) Rumah Siput (Bagian 3) Ananda Perempuan kemarin sore Antara sirocco, bangsa moor dan hembusan angin andalusia.. Fiksi di stutgard mu Sarasvati, Oh I never Know.. Perempuan Itu (Bagian Novel Genta) Peri Cintaku Mengupas Topengku Kosmik Ibu Penghabisan Cintaku Lelakon #3 Lelakon #2 Mencurimu Rindu di pinggir pinggir Hati 3 Floppy Yang bervirus Didua Arah Lorong-lorong Tentang Memilih Cinta yang kandas di Paris Jakarta kesepian Uap Rindu Bulan kemarin Malam Penghabisan Rindu dan Alkohol Rasamu Jembatan Masa Lalu Nona yang tak datang..

Petrichor aku suka hujan, yang turun pelan pelan di sore jakarta biasanya aku melihat derainya nya dari jendela kantorku, perlahan satu persatu butir butir yang menghantam kaca jendela yang bening lalu pecah menjadi butir yang lebih kecil. bila dulu dirumah, aku suka mendengar mereka beradu seperti bernada nada dengan genteng atau seng yang menghasilkan shymponi choir sendiri. tapi yang paling menarik bagiku adalah mencium wangi hujan yang baru turun, menyegarkan. If I could bottled the smell of the wet land after the rain Id make it a perfume and send it to your house kata adithya sofyan di salah satu lirik lagunya, lalu aku mencari tahu di wikipedia, kata apa yang tepat untuk memaknai wanginya itu Petrichor. petrichor itu wangi hujan pertama. Sebutlah itu adalah aroma hujan, yang bercampur dengan tanah setelah menghantam debu dan meninggakan uap yang wangi yang bisa dicium. bunyi mereka yang berdentang di seng atau genteng, dengan harmonisasi sendiri seperti mengkalibrasi lalu mengingatkanku pada masa kecilku, dari kecil aku suka sekali bermain hujan, seperti bertemu sahabat lama yang sudah lama kangen-nya, bermain, basah tanpa mengkuatirkan apa-apa, tanpa menakutkan apa apa, mungkin hal yang paling aku takutkan adalah ibu yang akan marah karena bajuku akan basah dan kotor semua, atau malamnya aku akan demam karena terlalu lama di bawah hujan. tapi seingatku-aku bahagia. itu saja. seringnya ketika dewasa aku menolak untuk menyenangi masa kecil, menjauhi hujan karena takut basah, takut sakit, takut ini takut itu, menurutku mungkin hujan seperti tanda bahwa setelah kering akan ada basah, setelah panas akan ada dingin, seperti tanda bahwa semua akan berganti-berubah pada masanya. kehilangan-pertemuan-kedatangan-kepergian. atau mungkin bunyi rintiknya di kaca seperti sedang berbisik untuk terus berjalan dan bermain tanpa mengkuatirkan ini itu, atau malah sedang berdetak detak bercerita tentang romantisme cinta. basahnya itu seperti menyadarkan kita yang terjerembab lama tentang Cerita cinta lalu terbangun dan akhirnya berdiri dari kering yang akhirnya berakhir. lalu percaya bahwa semua kesedihan dan kekeringan pasti berakhir. petrichor-secangkir kopi dan jakarta sore selalu memiliki ceritanya sendiri. sambil menyeruput kopiku lalu handphoneku berbunyi

new message, Pacar: sayang, aku terjebak hujan. kita tidak akan pernah terjebak didalam sesuatu yang kita cintai sayang.gumamku Garis batas apa kamu kira memori ku seperti sd card yang bisa dihapus begitu saja? tinggal didelete dan menghilang? apa kamu kira jadi kalau kamu sudah pergi, lalu urusanmu denganku sudah selesai? trus? sekarang wanita mana lagi yang sudah jalan sama kamu? why you so heartless? kamu tau? kamu bisa pergi kemana saja, tapi kamu tidak bisa sembunyi dari ku..! menjawab runtutan kalimat dengan nada meninggi seperti klimaks dari satu orkestra yang membawa simfony dari karangan karangan bethooven diatas aku hanya diam, tidak membalas. aku tidak ingin ada konflik lagi antara dia dan aku, tidak ingin, sama sekali tidak ingin. Penyaluran amarah yang tidak tepat talinya, aku disini, aku tidak lari darimu apa lagi sembunyi, aku tempat penonton disini membiarkanmu yang malah berlari-lari di trek sendiri, aku juga tidak ingin mengganggumu dengan kata-kata atau memprosakanmu dalam nada-nada seperti yang kukirim padamu tempo hari dari email. aku tau ini akan terjadi, dan tidak kutakuti juga. hei manisku, aku tidak mencoba menyingkirkanmu dariku, bukannya kamu yang mengingini aku menjauh? logismenya, seperti kamu membelah sebagian hatiku lalu membawanya pergi berlari, dan sayangnya aku hanya bisa diam dengan potongan hati yang masih terpotong. masih terkejut. bila aku cukup diam, mungkin karena aku laki-laki yang tidak bisa mengakomondasi rasa sedih menjadi tangis air mata tiap malam, aku pria yang akan menjadi tulang baja dan otot kawat bagi wanita ku. bagaimana bisa aku lebih lemah dari mereka? bagaimana bisa aku turut menangis bila wanitaku menangis? aku sedih, kamu tau sebagaimana kesedihanku, tapi kenapa kamu hanya berfikir lalu melihat dari mata dadumu saja? tidakkah kamu ingin melihat dari mata daduku? aku tau kamu sedih, tapi apa kesedihanmu akan hilang bila aku akan kembali? sama seperti saat kaca yang sudah pecah, kadang tidak perlulah menyimpan pecahannya sebagai kenangan, karena itu dapat melukaimu suatu saat. aku masih disini, berdansa pada kesenangan dan kesibukanku, kamu? ada disisi hatiku satunya, kusimpan sangat rapi. kadang bila malam kutemui kamu dari doa-doa dan rona-rona di kesendirian, atau taukah lagu yang kumainkan dari gitar tempo hari kupost di blog? itu hanya untuk memberi tanda bahwa aku merindukanmu walau tanpa perlu menyentuhmu tapi tetap meninggalkan jejak-jejak langkah. suatu pagi dikota bandung, beberapa bulan yang lalu.

seperti merasa ada sepenggal-penggal cerita yang tersisa di jari jemari ku saat tuts tuts ini membentuk kalimat. Maafkan aku. kita seperti warna-warna pada ribuan megapixel yang terkontaminasi hitam putih bergelut-gelut pada sinkronisasi yang terbuat oleh pola fikir manusia hidup itu berkonsep!katamu, dan aku mengamininya sayang konsep kita berbeda, jauh.

Secangkir Rasa Pahit Ada caf la palette di jalanan pinggiran kota paris, tempat manusia beradu kasih kasihan. Ada yang saling memegang serasa kapal yang baru berlabuh pulang, ada juga kesepian yang kandas ditabrak karang. Hidup ini berliku sana sini, dimulai dari secangkir bijih robusta, sesendok gula dan air panas yang menelusupkan aroma ke pori pori penciuman. Di sini, kenangan tentangmu adalah menu paling utamanya. Sambil mengecup rindu yang menghilang di pahit robusta yang tenggelam seperti kita. kamu tau? jika ada satu cara yang bisa aku lakukan, aku ingin mengulang sekali lagi cerita-cerita denganmu. berdua-dua berbagi tawa bersama, lalu ketika kamu datang betenya aku cukup memelukmu dari belakang dan kamu pasti tertawa tawa. ketika aku terlihat sibuk mengurusi pekerjaan dan proyek-proyekku, kamu adalah mahluk paling atraktif yang bisa membuat fikiran ku terpecah. lalu kita akan bercerita dari a sampai z, dari kuliah mu sampai rasa cintaku, dari aktor holywood sampai indonesia. ah kamu cerewet sekali memang. atau ketika kamu sakit, aku memberi jaketku dan sepanjang jalan ketika aku mengantarmu kerumah sakit kamu tertidur sambil memegang tanganmu. ketika kamu kelelahan dan mengambil spot tidurku sampai malam, lalu meninggalkan aku dalam mimpi mimpimu paling dalam. kenangan yang menggebu-gebu yang terpojok di hantam waktu dan jarak. yang lebam dihajar oleh kaca yang meternya lebih jauh dari pada kemampuan ku mengusap kepalamu.

bila waktu bisa berputar, aku mungkin sesederhana memintamu berada disampingku sekarang, berdua dua. dan ketika sore, hujan turun, kita memutar lagi maliq & dessensial sambil berciuman mesra.Aku mengidolakanmu seperti gundahan lagu dalam lantunan syair per syair yang kau ceritakan dari mulut manismu, seperti sedang menawan pada satu rentetan yang berbalik balik arahnya terkadang, didepan kaca aku berdiri lalu berbicara pada diri meyakinkan bahwa benar aku sedang mengagumimu, tidak sekali, ada dua atau tiga sampai empat kali aku meyakinkan bahwa pernyataan itu adalah benar adanya. Cintaku padamu adalah roh yang mendadak merasuk- rasuk ke urat saraf lalu menggeliat di nadi minta dinomor satukan, bercerita tentang lampion lampion harapan yang terbang lalu hilang dihembus angin, bercerita tentang kisah yang tak kunjung satu per satu berhenti pada satu kondisi yang beragam-ragam satuannya. Aku seperti sedang merasuk pada pemikiran paling dalam, sentosa diri paling serius. Seperti sedang menggambarkan diriku sama seperti para pujangga yang patah cintanya ditinggal kekasih dan menjadikan cerita kekasihnya tulisan romansa paling indah dataran tanah derita sama seperti aku berada di tengah hutan kering, kesepian kehilangan bagian hatiku setengahnya

Cangkir Kopiku secangkir kopi yang masih panas baru saja kuaduk, dan kuletakkan didepan laptopku, disamping speaker altec yang sedang memutar lagu-lagu akuistik. baru saja terbangun dari tidur 11 jam-an ku, membuka beberapa draft tulisan dan pekerjaan. kadang aku merasakan sentosa dari setiap tegukan dari cangkir kopi yang kuaduk. atau sesederhana kadang aku percaya bahwa pahit itu manis yang berbentuk lain.. dan merayakan persamaan yang tidak pernah ada dinegri ini aku bersenandung pada nada yang parau di lembah lembah kengerian dan kelaparan anak anak kecil ini di gang gang sempit bau amis kesedihan kau bisa cerita apa? lambat yang menjadi laun meracuni otak dengan keinginan semu? aku titip padamu tentang ringis lapar mereka, tentang lantunan melodi buta huruf mereka, tentang kemiskinan yang bergerak gerak seperti singa kelaparan yang siap menerkammereka yang adalah kita..

Bandung Sore itu ada yang tertinggal di hujan gerimis sore itu dibandung. rintik yang serasa sedang bercerita tentang banyak tentang kita yang entah ada dimana sekarang ceritanya. pernah aku bertanya pada diriku, dimana aku letakkan rasa yang dulu terpendam? dan menemukan jawabannya aku rasa meletakkannya dari tetes hujan turun yang perlahan-lahan membasahi rambutku Kita berdua dua, aku melaju diatas sepeda motorku dan kamu melaju didalam mobilmu, pulang kantor menuju rumahmu, kelelahan menghabiskan 8-9 jam di pekerjaan lalu menghabiskan sisanya dengan memikirkan satu sama lain. Aku tidak mengerti arti diammu, kamu tidak mengerti arti perbuatanku. Kita seperti dua orang yang sedang memandang sisi dadu yang berbeda, tidak ada yang salah, hanya saja seringnya salah mengartikan cara pandang saja .aku-dan-kamu. Kemarin kamu menangis, lagi. Entah aku seperti seorang yang defaultnya hebat sekali memainkan hatimu, kadang kamu menangis lalu tertawa, lalu kesal dan berakhir marah marah atau menangis dengan alasan aku. Aku menungguimu di depan rumahmu, memarkirkan sepeda motorku. Lalu menungguimu, sejam-dua jamdua jam lima belas menit. Akhirnya mobilmu sampai juga didepan rumah, lalu kamu turun, menutup pagar, aku tahu kalau kamu tau aku sudah di teras menungguimu.. kamu Cuma diam, menganggap aku tidak ada di teras itu, seperti apa perasaanku. Kamu langsung masuk kedalam rumah, dengan muka masih sembab, sepertinya baru juga menangis ketika pulang kantor ke rumah, lalu aku menarik tanganmu pelan tunggu Kamu diam, seperti lelah, lelah dengan aku, lelah dengan dirimu tapi kuharapkan kamu tidak lelah dengan kita. Dengan adanya kita. maafin aku Kamu melihat mataku, tajam seakan sedang memporak porandakan semua isi hatiku dengan tatapan mu yang sudah kuporakporandakan hatinya. Lalu mendekatiku, sambil memelukku dan berkata. kamu jangan begitu lagi, aku sedih.. *hening*

Kau tau aku terluka saat buatmu menangis-buatmu bersedih, ingin aku memelukmu dan ucapkan maaf Maafkan aku..maafkan aku. *np Jikuistik Maaf* setidaknya sekarang aku semakin sadar yang memaafkan ku adalah.cintam Dewi Aku diiring-iring oleh nada yang bernuansa lalu perlahan mendayu masuk kejiwa dan berhenti di bagian paling jauh dari sudut hati. Aku tidak pernah sadar itu menusuk-nusuk sampai dalam diri, membiarkannya perlahan-lahan terbuka lalu tersadar semua mendadak dijernihkan oleh fikiran tentang-mu. Lalu Fikiranku meloncat-loncat jauh pada memori-memori yang terbangun dahulu. Dewi.. Wanita itu duduk di sebelahku, menengadahkan tangannya di tanganku, lalu bermanja-manja karena kelelahan bekerja dari siang sampai sore. Perlahan tanganku memegang erat tangannya, lembut dan memainkan jari-jemarinya pelan-pelan. Puncak bukit, 23.30 Aku memang duduk diatas gundukan bukit ini, tapi hatiku sedang berdiri-diri di balik luapan-luapan yang menjadikan sesuatu yang tidak nyata tampak nyata. Berharap-harap akan berhasil melawan angkara yang tumbuh lalu berkembang bahkan menjamur dalam jiwa. Kadang disampingmu membuatku bertanya siapakah yang paling bertanggung jawab dalam alunan-alunan gong yang bergema-gema dalam malam yang kelelahan ditinggal bulan. Atau kadang ketika disampingmu aku berfikir tidak kebetulan bila matahari, bulan dan bintang berada di garis sejajar. Atau mungkin mereka sedang merindu satu sama lain? Disini, gelap membentang dari utara ke selatan, lalu ada bintang kecil yang pelan-pelan muncul dari persembunyiannya, seakan-akan sedang berdrama bercerita sedih tentang kesepiannya yang ditinggal oleh bulan. Lalu aku melihat ada cahaya lampu yang bergerak-gerak diatas langit, ah aku rasa itu cahaya pesawat dari timur ke barat. Mungkin ke sumatera, entah bagian apa. Setidaknya dengan menghafal arah mata angin aku bisa tahu bentuk perjalanan dan tujuannya kemana, lalu mengkalibrasi rasi-rasi bintang yang gilang gemilang diantara kita berdua. Puncak bukit, 23.50 Aku dan kau masih diam, masih menikmati cahaya lampu kota yang memberikan nuansa alami dari persinggahan diri, tanganmu masih memegang tanganku begitu erat. Kita memang sedang tidak bicara apa-apa, tapi aku tau hatimu dan hatiku sedang ber balas-balas cerita tentang kisah romansa cinta yang dulu tidak kesampaian. Mungkin hatiku sedang bercerita tentang kisah hayam wuruk yang tersakiti karena ditinggal dyah pitaloka atau hatimu yang bercerita sengit tentang

lambang cinta abadi Kaisar Shan Jahan untuk istrinya Mumtaz Mahal yang menghasilkan taj mahal yang agung. Kita berbelit-belit. Yang kutau jantungku berdetak kencang-sekali Semacam baru berlari-lari berkeliling lapangan sepak bola, ah mana mungkin aku bisa tidak percaya diri didepanmu. Puncak bukit, 00.00 Sambil merogoh kantongku, yang membuat kepalamu terganggu letaknya aku lalu menengadah, menghadapmu, memberi cincin dan berkata. sayang, kau bersedia menjadi ibu anak-anakku? Matamu berbinar-lalu berair menjawab..

Gelombang yang kembali? aku tersakiti olehnya dia mendekatiku, lalu kami berdua-duaan tapi esok harinya dia bersama wanita lain hari ini dia mencumbui aku lalu menggodai aku dengan bujuk rayunya tapi esoknya dia menyenggamahi wanita lain yang lebih cantik dariku hari ini dia mengantarku pulang, lalu mencuri hatiku yang terselip jauh-jauh didalam tapi besoknya dia pergi berlalu dengan wanita yang lebih kurus dariku aku mendengarnya, satu persatu perlahan lahan. Lingkaran kebenciannya terhadap pria itu sesekali diselipkannya bahasa-bahasa tidak layak seperti tanda seru ketidak sukaannya pada pria itu. anjing, bangsat, kurang ajar, liar dan lain sebagainya, ah sederhana sekali lah. aku masih mendengar curhatannya, sahabatku ini. seperti sedang terbakar api emosi setiap kali menceritakan pria ini. aku tau dia sangat mencintai pria ini, sebagaimana dia kecewa lalu melampiaskannya pada cerita-cerita menyakitkan yang mendalam, sesekali dia mengisap rokok ditangan kanannya, sesekali dia meminum kopi robusta yang kami pesan, ada kesamaan antara aku dan dia dari dulu. sama-sama sering ngobrol berdua

dengan meminum kopi panas dengan gula brown, mengisap berbatang-batang rokok di satu cafe tempat kami ngobrol, oh ya satu kesamaan lagi kami sama-sama sering patah hati, tapi setidak banyaknya dia lebih banyak lah dariku. Temanku-wanita cantik, setidaknya akan membuat libido pria normal akan berangsur angsur naik, kalau aku sebut sex appeal nya tinggi sekali, berpendidikan, cantik, ah semualah, sisanya dia terlalu banyak patah hati itu mungkin poin yang membuatnya kurang dimataku. beberapa sahabatku menanyakan apa aku memacarinya, apa aku ada hubungan dengannya. dia bukan tipeku ini jawaban paling singkat akurat antara aku dan dia ketika kami sering ditanya tentang hubungan persahabatan ini. lalu aku menjawab semua cerocosannya itu, setidaknya ketika biasa cerita aku hanya mendengarnya saja, tidak menambahkan apa-apa. aku tau dia cukup dewasa untuk menyelesaikan masalah, dan ketika dia bercerita panjang lebar, dia berarti butuh teman cerita seorang pria dewasa, bukan teman-teman wanitanya yang menganggapnya adalah musuh paling utama untuk pacar-pacar mereka bukankah atas izinmu juga orang masuk kehatimu, lalu memporak porandakannya. lalu kenapa mesti menyalahkannya? salahkan izinmu yang dulu ta tanpa ijinmu dia tidak akan bisa mengambil barang yang kau simpan dan hanya kau yang tau dimana meletakkannya dia diam-aku diam-kami diam dua jam berikutnya aku mengancing baju kemejaku, didalam kamarnya, memakai jeansku dan permisi kepadanya yang masih kelelahan diatas tempat tidur menggunakan selimut. aku pergi dulu kau juga ingin mengecewakan aku lagi? kau yang mengijinkannya sambil tersenyum lalu aku berlalu keluar dari kamarnya *untukmu yang selalu merasa tersakiti* bukannya kau tersakiti karena kau mengijinkan hatimu untuk terus tersakiti?

Nobody can go back and start a new beginning, but anyone can start today and make a new ending.anynomous

Bremen menuju desember. aku duduk sendiri di taman kota. sambil membenarkan jaket yang melindungiku dari malam yang membuat badan menggigil, bahkan ujung jariku sudah mengeriput walau sudah dilindungi sarung tangan. membenarkan syal dan mengeraskan volume ipod untuk membantu membakar lemak dan menjauhi dingin yang sampai memilukan badan dan fikiran. 7.10 am hanya orang bodoh dan orang yang sedang berkepentingan yang sangat penting yang akan menghabiskan waktunya di taman kota, akhir november, salju, -5 derajat celcius dan bau air yang sudah mengeras menjadi batu es. lampu-lampu natal yang mulai dipasang dan bangku-bangku dingin yang kesepian. atau dia sedang beradu kesepian dengan aku yang duduk disini sendiri dan berhadapan dengan penjual sandwich di ujung jalan yang merasa aku adalah orang yang tidak waras yang nantinya entah jadi orang keberapa yang akan mati kedinginan kemudian dibawa ambulance tengah pagi seperti yang sudah sudah. sepi08.00 am lima menit lagi fikirku, aku menunggu 2 jam di kedinginan untuk waktu yang mungkin hanya 5 menit. 08.05 am. semakin sepi akhirnya dia keluar dari kelas ajarnya, wanita pengajar piano yang aku kagumi setahun terakhir, sesibuk apapun aku, kemudian kaki dan langkahku akan mudah sekali melangkah lalu berjalan menuju konsernya yang jaraknya puluhan mil dari apartemenku. atau setiap sabtu malam menunggu dengan setia dibangku taman ini memaku tubuhku hanya untuk melihatnya dari dekat. aku berjalan mengikutinya, membenarkan letak syal lagi dan memasukkan tangan ke dalam jaket yang tebal.aku tau kali ini dia pasti mengerti, sialnya aku tau kali ini dia pasti sadar kalau setahun belakangan aku pria yang setiap sabtu malam mengikutinya ketika dia pulang mengajar piano di kelasnya. aku pernah berfikir untuk mengenalkan diriku padanya, aku pernah menghabiskan 3.456 menit didalam toilet untuk berfikir keras, atau menghabiskan ribuan kali didepan kaca untuk menyempurnakan caraku berkenalan dengannya. aku bukan sedang terkendala masalah percaya diri. Seorang mahasiswa yang sering berhadapan dengan klien, dan pekerjaan yang menuntut untuk berdiskusi dan berfikir keras bersama orang lain. tapi sayangnya aku terlalu mencintainya, aku terlalu mengaguminya, celah rambutnya yang basah karena salju dan senyumnya yang membuat aku berhenti berfikir. untuk sementara waktu. dia melihat kearahku, matanya tajam, seperti elang yang membidik mangsanya tepat sasaran. Dan aku adalah mangsa yang hilang arah, berbalik badan dan nyatanya dia sedang memandangiku berusaha berbalik badan lagi dan menjauh. kemudian dia berbicara

Arnol leonard!!warum Sie immer Stalking auf mich? Ich kenne dich, ich wei, wo du gelebt, ich wei ur Arbeit, Ihr apartemen, ich wei alles ber dich, und ich wei du immer hinter mir jeden Samstagabend. (kenapa kamu mencari tahu tentang aku setahun belakangan ini, aku tau kamu, aku tahu kamu kerja dimana, aku tahu kamu tinggal dimana, bahkan aku tau kamu selalu menguntit aku tiap sabtu sore) aku diam, hening, bersekutu dengan salju yang membasahi pelipis, seperti dihantam pukulan oscar marquez dengan jab-jabnnya sampai susah bernafas,hasilnya? *menyakitkan* Es tut mir leid Mdchen (maafkan aku nona) mungkin kalau ada kata yang lebih dari itu aku pasti akan aku ucapkan ke bidadari yang berdiri didepanku, indah, cantik dan mengagumkan, terlalu mengagumkan untuk dimiliki. be gentle, grow up, if you wanna know me more, introduce your self!!nadanya meninggi. aku mati kutu, aku diam saja, tak berkutik. lalu berkata sorry for you inconvienence lady lalu pergi belalu.. mengeraskan ipod dan berucap.sudah, ini sudah berakhir! kadang kamu hanya perlu mengagumi tanpa perlu memiliki, karena memiliki hanya akan membuat kesempatanmu mengagumi itu hilang..

Renta Cinta Studio XXI aku lupa film apa yang aku tonton, seperti biasa, aku orang yang ingat akan suatu tempat tapi lupa nama jalannya, seperti hobiku tau arah dan bagaimana ke arah mana, tapi aku lupa nama jalannya, bahkan beberapa kali aku sering lupa di cafe mana aku duduk untuk barang hanya menulis atau menyelesaikan tesisku tempo hari. Haha, malu rasanya. Duduk ditempat yang paling tengah, spot yang paling sempurna untuk menikmati film, sendirian. berada di tengah layar, dengan audio yang tertata sempurna untuk telinga kiri dan telinga kanan, jauh dari orang yang pacaran di sudut-sudut bioskop yang beberapa kali mencuri-curi untuk berciuman, ah tapi siapa yang pernah seperti mereka, hampir semua yang dimadu cinta pernah. membawa makanan dari luar adalah hal haram yang paling sering aku lakukan di bioskop dengan memakai tas yang kecil dan terisi oleh beberapa chitato atau minuman yang dibeli dari luar. aku benci popcorn mau rasa manis atau asin, itu makanya aku tidak pernah atau malah jarang sekali membeli makanan dari bioskop. film dimulai, seperti realita cinta yang dimana-mana, ceritanya ya cenderung biasa atau malah terlalu dangkal, mungkin beberapa wanita akan mengagumi film ah bukan mereka akan mengaggumi aktor yang tampan itu, dan beberapa orang termasuk aku yang mengkritik jalan cerita yang biasa-biasa saja. Aku tidak mengerti. bukan tidak mengerti jalan ceritanya, aku tidak mengerti mereka mengeluarkan biaya besar untuk hal yang terlalu sederhana bila mereka bisa menghasilkan yang luar biasa. tidak ada yang berubah, sejam, satu setengah jam, lalu handphone bergetar ada ym darinya. aku tidak membalasnya, karena aku tidak suka membalas message, aku tidak suka ym an kalau tidak penting.. kalau ingin berkomunikasi bicara saja, bisa bertemu atau barang menelfon sepuluh atau dua puluh menit, dan aku tau dia mengerti sifat burukku yang satu itu. jam ke-2, film hampir berakhir. berakhir ketika aktor wanita mencium aktor pria dan mereka tertawa.. mereka penakut untuk memberi satu faktor ending yang kejam maka dibuatlah happy ending agar penonton tidak teriris-iris hatinya. lalu membaca smsnya aku masih menyayangimu ah, kamu seperti aktris yang akhirnya mengalah pada keadaan ketika kehilangan si aktor yang dicintainya. aku tidak membalas sms itu, karena bagiku titik bukanlah koma. aku masih menyayangimu juga, bukan kepalang, sampai-sampai aku masih menungguimu berbulan-bulan melihatmu yang pergi lalu datang dan menghilang, aku tau kau belajar dari siapa.

aku belajar dari ahlinya katamu ahlinya? elakku apa perlu aku membelikan kaca yang besar agar kamu bisa berkaca balasmu aku hanya tersenyum, kecut.. dan semoga kau tidak melihat seberapa kecut itu kamu belajar dariku yang seperti bertaktik geriliya kadang ya, kadang tidak, kadang ada kadang menghilang, kadang diam seribu bahasa.. tapi siapa yang salah, aku memang terlahir demikian.

ada penari cantik yang bergolek-golek ria diatas panggung mencederai hatiku yang merindukannya bukan kepalang kuberi dia bunga, lalu bunga itu dibuangnya dipinggir panggung kuberi dia cinta, lalu cinta itu diletakkannya di bawah kakinya yang melenggang menari kesana kemari lalu aku pergi, meninggalkan hati yang patah dan berbalik dikejar olehnya dengan tarian yang bermakna menginginkanku kembali.. ah aku rasa sudah..karena aku lupa dimana meletakkan hatiku yang tertendang kakinya entah dimana lalu perlahan aku membias dan terhempas cahaya dan bayangan sendiri. *malam ini, tanpa mu, tanpa kita.. apa masih ada kita? aku rasa tidak pernah ada, karena kita tidak pernah memulai apa-apa* ~untukmu wanita yang menghabiskan banyak waktu denganku tanpa ikatan dan status apa-apa I did then what I knew how to do. Now that I know better, I do better.

Mungkin sepatunya masih kotor semalam kamu bercerita tentang pacarnya mantan pacarmu yang seperti meneror keberadaanmu yang kembali satu kota dengan mereka, ah logisme itu seperti sulit sekali pacar-mantan-pacar, kamu seperti bermain rubrik tanpa membaca cara penyelesaiannya dahulu, hasilnya? Menghabiskan waktu saja untuk menyelesaikannya, atau di game yang baru kamu temui kamu seperti berlomba untuk masuk ke case yang baru tanpa membaca penjelasan didepannya terlebih dahulu. kamu marah, tapi bukannya kamu juga seperti itu, aku sedang tidak membela siapa-siapa kamu pernah mencemburui aku dan mantan pacarku ketika kita masih berpacaran, mantan pacarku juga pernah mencemburui aku dengan mantan pacarku yang lain- hal yang lumrah sekali bukannya semua punya emosi mungkin bentuk perlakuan emosi itu yang berbeda, dahulu kamu sebelnya hanya padaku, sedang dia sebelnya berani mengirimimu pesan yang bernada mengancam, terasa seperti kekanak-kanakan sebenarnya. ah kamu, sudahlah, itu masa lalu kamu yang pernah aku bantu kuburkan, sekarang hal yang sudah kamu kuburkan itu menyeruak minta perhatian, seperti anak kecil saja. aku tidak sedang membelamu, tidak sedang membela dia. cuma bukankah untuk berlari kita harus menyiapkan diri, fisik dan rute terlebih dahulu agar tidak tersesat, aku tau rute sudah kamu miliki, jadi mungkin sepatunya saja yang masih kotor sisa menginjak masa lalu.. bersihkanlah dulu *untukmu , perkara curhatanmu kemarin*

Cola Floataku membencimu! teriaknya, masih ingat sekali saat itu baru pulang makan pizza, kami berantem hebat. belum juga masuk mobil, kami seperti sedang bermain sinetron yang lalu dilihat oleh orang-orang sekitar, ah apa peduliku asal jangan terjadi apa-apa saja dengannya. sudah kamu masuk mobil dulu paksaku sambil memegang tangannya tidak, aku pulang sendiri saja ini senjata pertahanan paling dasar para wanita bila sedang marah. yang paling aku benci juga, mengancam pulang sendiri malam-malam. kamu masuk, aku masuk, kita bicara didalam bujukku dengan suara lebih rendah aku mendahuluinya masuk kedalam mobil, seperti menuntun anak kecil untuk melakukan apa yang kita lakukan. *PRANK* dia menendang dashbord depan mobilku, aku hanya tersenyum, dia sedang marah besar ternyata, lalu masuk dengan muka yang ah aku tidak mau menggambarkannya, aku diam, dia diam, lalu kunyalakan mobilku, kami- masih diam.. semenit, dua menit, lima menit, sepuluh menit lalu menangis, dari suara yang pelan-pelan sampai mengeluarkan semua air matanya dan uneg-unegnya. kamu itu ga setia, kamu jahat dia terisak menyebut kalimat itu, kata temenku dia melihatmu dengan cewe lain malam-malam, waktu aku sibuk ujian. kamu jahat, kamu jahat sama aku, mama bener, ga ada yang baik banget, ga ada yang bener-bener sayang kalau belum menikah aku tau kamu sudah tidak tahan lagi menahan air matamu. Biasanya kamu tidak begini, tidak ada marah yang berlebihan. menunggumu mereda aku hanya memegang tangan kananmu dengan tangan kiriku, erat sekali, aku tidak ingin kehilanganmu lagi dan sepertinya kamu juga tidak ingin kehilanganku lagi. aku ngak gitu tunggu, sebenarnya apa arti selingkuh? membagi hati? aku tidak pernah membagi hati kepada orang lain selain kepadamu, aku begitu mengagumi dan menyayangimu bagaimana bisa aku membagi apa yang sudah kuberikan padamu, apa arti selingkuh? membagi tubuh? aku tidak pernah menciumnya, memegang tangannya itupun karena dia hampir terjatuh, bila arti selingkuh adalah membagi waktu, apa itu bukan naif?

aku memang banyak membagi waktu dengannya, kami satu kampus, dia juniorku dia banyak belajar dariku, dia sering menungguiku pulang dari kelas untuk mengajarinya hal-hal engineering dan kontekstual, beberapa malam ketika kamu sedang sibuk atau sedang sibuk ngambek tidak mengangkat telfonku, aku mengangkat telfonnya yang bercerita tentang pria-pria satu kampus yang notabene adalah temanku yang mendekatinya secara detail, lalu kami tertawa-tawa. atau saat kamu tak membalas sms-smsku karena sedang marah, aku membalas sms darinya yang bertanya sudah makan apa belum atau sekedar mengajak makan siang bersama di kantin. atau kamu yang sibuk dengan ujian-ujianmu dan tidak ingin aku ganggu, aku sedang belajar di perpustakaan dan dia datang tanpa sepengetahuanku dan membawakan makanan lalu kami tertawa-tawa sampai sore, mungkin aku mengantarkannya pulang, tidak lebih. sesekali kami berdebat, sesekali dia bicara aku tidak menyanggah, aku bicara dia tidak menyanggah, lalu tanpa sadar kami sudah sampai didepan kosannya. cintaku? hatiku? masih padamu. utuh, tidak tersentuh, apa itu selingkuh? aku tidak mengerti jawaban singkat atas pertanyaan-pertanyaan mu. setelah aku berbicara panjang lebar lalu keluar dari mobil, dia memelukku di bawah kosannya. aku tau dia sedang kangen, setelah kami lama berjalan sendiri-sendiri dan itu juga atas permintaannya aku benci katanya dengan suara serak kalau aku tidak pernah benci? jawabku aku benci kalau harus bergantung padamu, kalau harus terus-terusan akan cemburu aku mengusap kepalanya pelan-pelan, seperti menekan tombol silent di hp. dia menjadi diam dan sangat damai. dia memang tampak lelah setelah ujian berturut beberapa hari ini, lalu menyuruhnya masuk kekamarnya. dia mengangguk, tidak ada perlawanan seperti biasanya, tampaknya dia mulai sadar posisiku di hidupnya, tampak nya dia sadar aku mulai menjajahnya, ah dari dulu juga kamu telah menjajahku wanitaku, menjajah jam tidurku dengan memikirkanmu, menjajah malam-malamku yang kesepian kalau kamu sedang marah dan tidak ingin dihubungi apalagi ditemui, atau aku yang harus bersabar di akhir bulan kalau kamu akan menjadi sangat menjengkelkan karena siklus PMS mu. aku lalu pulang meninggalkanmu yang sudah nyenyak tidurnya, meninggalkan kita yang sudah baik-baikan, yang sudah kembali seperti semula, yang sudah kembali ke jalurnya. aku pulang dulu. iya kamu tersenyum. aku tersenyum sambil masuk kemobilku. tunggu dulu

ya aku sayang kamuaku tau itu serius, karena kamu jarang sekali mengatakan hal-hal seperti itu aku tersenyum, lalu membalas mencium keningmu, masuk kemobil menghidupkannya dan berjalan pulang kekosan. sambil mendengar lagu cola-float dari radio kita. aku sayang sekali padamutegunku sambil berlalu menyetir di tengah malam sendirian, ah bukan, ada boneka mu yang tertinggal di jok sampingku. *menulis ini saat teringat kamu sambil mendengarkan lagu cola-float, aku (masih) sayang kamu atau malah sayang pada juniorku itu, ah entahlah* And the day came when the risk to remain tight in a bud was more painful than the risk it took to blossom.

The Day After Tommorow. perempuan itu tangan kanannya dipegang oleh lelaki itu, diatas altar. mereka tunduk dibawah kuasa Tuhan pencipta langit dan bumi. mengucapkan janji seia -sekata dalam suka-duka sampai maut memisahkan. lalu pria yang gagah itu mencium keningnya. yang aku lihat dia sangat bahagia, menggunakan gaun pengantin kebaya warna putih cream, dipegang oleh calon, ah bukan suaminya sekarang di sebelahnya. lalu perlahan lahan lagu menghentak-hentak pelan sekali dari piano didalam gereja. bercampur tawa dan suka, lalu di surga dicatat tugas malaikat kasih sudah selesai satu, memadanmadankan anak adam dan hawa menjadi satu daging dan satu tubuh di sudut kiri gereja itu, ada aku dengan baju kemeja panjang dan rapi. menyenyuminya dari jauh, mendengar tawa renyahnya yang lama hilang, menghitung gelinding duka menjadi suka, lalu aku pergi berlalu, merasa sudah menang, bukan menang karena telah memiliki mu, tapi aku sudah menang membuatmu mencintai orang lain, yang pasti aku tidak ingin ada air mata lagi padamu, bila pilihan itu bahagia maka aku akan pergi bagaimana pun caranya, agar kamu bahagia you look so perfect, perfect i just wish, segera menemukan bidadari dan rusukku yang masih entah dimana, aku tahu Tuhan menyediakannya, dan aku sudah berdoa untuk itusehingga dialtar nanti aku berjanji akan setia sampai mati.pada cintaku #suatusaatdipestapernikahanmu

Larung #1 minggu, tengah malam.. jamku bangun dan bekerja pekerja malam? apa, dimana, mengapa selain pelacur, penjual bubur atau indomie tengah malam, supir taxi, atau pedagang kaki lima yang membuka warung kopi tengah malam atau karyawan bar, club atau circle k yang buka sampai pagi? bukan.. aku cuma penulis..penulis novel, pengemis script, kuli tuts keyboard dan pecinta blog.. 11.00 pm menyeduh kopi panasku, lalu mengambil beberapa roti dari lemari, mengolesnya dengan beberapa selai jam kacang, dan menghidupkan musik lalu mendengarkan lagu dari headphone edifierku.. ini sudah malam, gila saja bila menghidupkan speaker. ini malam? pagi ? siang? ah aku sudah hilang arah, yang pasti kamar ini hanya berukuran 45 m, kamar mandi dalam, lalu ada dapur kecil yang tersusun berantakan. seberapa berantakan? seberantakan aku yang tidak punya masa depan! lalu membuka blog, mencheck beberapa email dan menghidupkan ym, lalu mengaktifkan hp yang setengah hidup dan setengah mati. 3 minggu lagi draft tulisan mu! tulisan tersebut dalam 3 email berturut dari redaksi dan editor. aku sudah menerima 10 % dari perjanjian bahkan uangnya pun sudah entah dimana, habis dibelikan roti dan kopi dan makan siang. aku sudah seperti di eropa, hanya makan roti, tapi sepertinya roti adalah cara bertahan hidup paling efektfif untuk orang-orang miskin penulis seperti ku. beberapa tumpukan indomie, telur dan beberapa oat untuk sarapan, ah bukan makan siang yang kuanggap sarapan. lalu ada sms dari from: natalie kita bisa ketemu? natalie? pacar? mantan pacar? ah entahlah, mungkin kami terlalu eksotis untuk berpisah dan terlalu gila untuk bersama-sama, ketika bersama-sama akan terjadi pertengkaran hebat antara aku dan dia, entah itu dari perkara kecil sampai perkara yang sangat besar, dari mulai a sampai c, dari membentak sampai

melemparkan hp, tapi aku tau ini cinta, karena apa? setelah bertengkar kami akan habis bercumbu saja lalu kembali seperti tidak ada apa-apa, aku tak membenci dia, begitu juga dia. besok pagi jam 9 ya, aku baru saja bangun aku membalasnya.. lalu membuka file skrip novelku gila, ini bulan ke-4 dan aku masih stuk di bab 4 pertengahan, bahkan aku lupa untuk menghitung hari perhari tenggat, lupa ini lupa itu. ah berantakan sekali. lalu aku menulis beberapa lembar lagi 04.00 am aku sudah menyelesaikannya sampai bab 5, tapi sepertinya ada yang kurang, tidak implisit, tidak menggedor-gedor hati dan nurani yang membacanya. kumasak satu indomie, menghabiskannya, bersimpuh duduk yoga selama 2 jam 07.00 am sudah pagi dan aku baru menyelesaikan bab 5 plus editannya, tidak lebih dan kurang, melihat social mediaku, facebook, twitter, tumblrtidak ada berita mengejutkan selain beberapa tokoh politik yang lari karena korupsi. lalu makan lagi 09.00 am sudah pagi, sudah waktunya tidur, ah bukan.. aku ada janji dengan lia, aku panggil dia lia, walau dia lebih senang disebut ata, tapi apa peduliku.. mandi? ah sudah 2 hari aku tidak mandi, bercuci muka saja, mengambil kemeja kotak-kota yang sudah seminggu tergantung dipintu kamar, memakasi sepatu kanvas, mengambil ikat rambut dan mengikat rambutku yang acak-acakan, anting di telinga sebelah kiri, dan mouthwash! cafe de grande 10.00 seorang wanita dengan blazer sudah duduk manis didalamnya, menggunakan blazer hitam, dengan sepatu berhak, cantik, dan pasti mudah ditebak, wanita karir, yang hidupnya penuh dengan visi misi dan kerapian dan masa depan dan bla bla bla bla..cukup aku mendeskripsikannya, yup dia natalie! selamat pagi, lia aku menyapanya lalu duduk didepannya..

secangkir kopi didepannya, dan secangkir kopi didepanku yang sudah dipesannya, lalu 2 slice roti bakar yang sudah siap dipesannya. aku ingin kita putus aku masih ingat itu kata-kata pertamanya dalam pertemuan kami,,, kita? bukannya sudah putus? jawabku tenang lalu diteguknya kopi didepannya, menyicil rotinya dan melihatku dengan amarah, dan emosi seperti biasa. kau tampak makin cantik kalau marah ucapku padanya berusaha memecah kekakuan kami dia hanya menggeram, karena tau aku tidak sedang menggombal kata perkata untuk menjilatnya menarik kata-katanya. aku tidak bisa begini terus dia berujar aku masih diam dengan meneguk secangkir kopiku, lalu memakan rotiku pelan-pelan. plisss..bim! oya lupa, aku mengenalkan namaku bhumi bima wirawan, anak bapak wirawan seorang pns dari sumatera, keluarga biasa yang tidak punya apa-apa, lalu membesarkan anaknya dengan mati-matian sampai menjadi insinyur dengan predikat cukup lumayan, lalu hampir struk saat mendengar anaknya malah ingin menjadi penulis dan sudah menjadi penulis dan tidak memakai gelar ke-insinyurannya setelah berakit-rakit, habis-habisan mendapatkannya selama 4 tahun lebih. bhumiitu aku, pria compang-camping yang bertindik ditelinga kanan, bertato di lengan kiri, jarang mandi, dan memiliki gelar insinyur dengan predikat cumlaude. gila! tapi tidak ada yang lebih gila dibanding kau harus menjadi orang lain, lalu bersandiwara mengerjakan sesuatu yang bukan panggilan dirimu selama seumur hidup, selama 4 tahun saja aku sudah mau mati, bukan mau mati menamatkan pendidikan ku, mau mati karena setiap hari aku menjalani hal yang bukan aku ingini. lihat kamu! kamu berantakan.. kamu kita sebenarnya aku ini apa? wanita gila yang percaya cinta lalu melupakan masa depannya? berantakan, pengangguran, tidak jelas, rambut gondrong, bertindik, bertato, ah gila saja! natalie berteriak padaku sambil menahan air matanya, aku tau dia bukan marah padaku, dia marah pada dirinya yang terlanjur jatuh cinta padaku, orang yang mungkin menghambat karirnya.

satu angkatan dengan predikat cumlaude yang sama, lalu dia menjadi arsitek terkenal di perusahaan aristek terkenal, bertemu banyak orang terkenal, merubah penampilan, lalu mengendarai honda jazz seri terbaru setelah 1 tahun bekerja, bolak balik jakarta-makassar-medan-riau kota-kota besar indonesia untuk tender yang dimenangkan perusahaannya, lalu mengambil kuliah s2nya di london 1,5 tahun dan kembali dengan predikat mahasiswa s2 yang punya masa depan cerah untuk bangsa, negara, anak dan suaminya nantinya. sudah kamu bandingkan saja dia denganku. dan aku bukan ibumu ucapnya sambil mengeluarkan pecahan 100 ribu dari dompetnya untuk membayar sarapan pagi kami. 100 ribu? itu makan ku satu minggu, bahkan sudah menaruh ayam ddidalamnya. terserah kamu lalu dia pergi meninggalkanku disana. taukah kau arti terserah pada wanita? itu senjata terakhir mereka yang mengartikan dia sudah tidak perduli apapun tentangku lagi, dia sudah lelah, sudah berantakan, sudah tidak menerima apapun alasan ku, bahkan mungkin sudah tidak menerimaku. ini kembaliannya mas ujar penjaga di cafe itu. aku kantongi uang itu untuk makan malamku nanti, lalu berlalu pergi, mengikat rambut. aku tau ini bukan salahnya, ini bukan salah siapa-siapa ini bukan salah ku juga, ini juga bukan salah orang tuaku yang menginginkan anaknya meneruskan jalannya menjadi insiyur bersahaja dan sukses dalam keluarga, aku berjalan gontai, perlahan, lemas.. aku tau ini perpisahan..perpisahan yang sebenarnya antara aku dan dia..perpisahan yang sebenar-benarnya, yang kulihat dia menyetir mobilnya dengan amarah, lalu pergi dan berlalu, ditinggal aku disini yang tertawa-tawa akan hidup nasib dan persaan. apartemenku.. 01.00 pm aku mengantuk. dan tertidur apartemenku..07.00 pm mencintainya adalah luka yang kusimpan, menahannya untuk pergi adalah borok lain yang berbeda mungkin benar. And until you finished it it will always be: unfinished... bersambung..

Seandainya persepsi kita sama masih ingatkah pada rentetan cerita yang tak berujung manis di awal tahun, ketika kau mulai bicara serius tentang kita, menelfonku tengah malam untuk membicarakan apa yang tak pernah kita bicarakan sebelumnya, konsep yang sepertinya salah kita coba menjadikan benar. akan banyak hal yang pernah kubagi padamu, akan banyak cerita yang pernah kita ungkap bersama, atau akan banyak lagu yang pernah kita rusak berdua, aku menyimpulkan 2 tali yang sama-sama berpisah pada ruang dan waktu berebeda kali ini. kamu setelah 1 tahun putus dengannya, begitu juga aku yang telah 1 tahun pisah dengannya, apa ini cukup normal untuk melakukan pembicaraan serius antara kita. terkadang ingin aku mengatakan sudah, semua biasa saja. atau masih ingat awal tahun ketika malam sebelumnya kau bilang sudah padaku, aku menabrakkan mobilku ke pagar yang nyata-nyata telah kulewati dengan aman dan nyaman beratahun-tahun, atau masih ingat ketika aku kesal dan mematikan handphone, kau menabrak batu di simpang dago. refleksi penolakan yang bodoh yang telah kulakukan dan kau lakukan selama berbulan-bulan ini. saat terakhir aku disampingmu menyetir sambil kau tidur karena kecapean, aku cuma memandangimu tanpa berniat kau tahu.. aku ingin ada disebelahmu, bukan untuk sekarang saja, tapi mungkin juga sampai berpuluh-puluh tahun nantinya, nantikan aku membereskan semua tentangku, tentangmu dan tentang kita untuk sama-sama kita hadapi apa yang namnya kontekstual berbeda. setahuku persepsi kita berbeda, yang buat tak sama hanya kau dan aku dan mungkin 1% masyarakat yang menerima kita berbeda jalani saja katamu.. dan aku tertawa mendengar kau berkata dalam bahasa singkat padaku as always

Kala tau rasanya menyetir 17 jam berdua dengan orang yang kerjanya tidur didalam mobil? menyebalkan!.. dari 17 jam perjalanan ini 12 jam aku yang menyetir, 5 jam lagi itu juga karena aku kelelahan dan perlu tidur. lalu di bagian mana indahnya melewati jalur luar kota fikirku, tidak ada.. hanya kebosanan yang masuk dari mata lalu merasuk kekepala ke saraf dan mengartikannya pada bentuk kata j e n u h. kuputar saja playlist mp3 di player ku, yang ada hanya aku, seorang saudara yang tidur disebelahku, mobilku yang melaju sampai 100km/jam dan beberapa kaleng kopi dan kratingdaeng yang distok dibelakang, oh ya beberapa pringles untuk cemilan juga tentunya. mengantar diri pada kecepatan, lampu cahaya yang melawan, ac dingin yang menghantam lalu mengantarkan ku pada kesepian. tapi bukankah kesepian adalah teman baikku? aku berhasil berdansa bersamanya, lalu menari berporakporanda dengannya, menghabiskan waktu ribuan jam dengannya, hanya untuk mengerti akan diri sendiri. sampai pada satu lagu..lagu kita, lagumu, laguku, lagu rindu yang tertuang-tuang dalam candu aku ingat aku ambil gitarku, lalu menemanimu memainkannya dari mini pianomu dirumahmu, lalu perlahan kau menyanyi menyendu lah kita pada nada-nada yang bermakna, sesekali tertawa, memberi warna, lalu berpaling menuju refrain kembali ke intro.. aku lupa bagaimana kita berduet memainkannya, tapi yang kutau.. ketika melihatmu saat itu, aku memegang tanganmu dan berkataaku sayang padamu..kamu diam, menyipu aku memilu gilanya kita masih kelas 2 smu, itu sudah 6 tahun berlalu. Denting yang berbunyi dari dinding kamarku Sadarkan diriku dari lamunan panjang Kan kurasa malam kini semakin larut Ku masih terjaga Sayang, kau di mana Aku ingin bersama Kan kuputus semua untuk tapiskan rindu Mungkinkah kau di sana merasa yang sama Seperti dinginku di malam ini Rintik gerimis mengundang Kekasih di malam ini

Kita menari dalam rindu yang indah Sepi kurasa hatiku Saat ini oh sayangku Jika kau di sini Aku tenang lalu aku terfikir tentangmu, apa kabar kamu, apa baik-baik saja, apa masih memainkan pianomu dengan lincah, apa masih ingin dimanja, apa masih susah makan, apa masih memakai baju california ukuran besar, apa masih suka mencorat-coret buku pelajaranku seperti dulu, atau kita yang telfon-telfonan dari jam 12 malam, saat semua orang sudah tidur, padahal besok juga kita bertemu di sekolah, atau kamu yang kaku saat di bioskop aku menciummu, ciuman pertamamu-ku dan kita ah sepertinya tidak, terakhir aku lihat di facebook kau sudah menjadi wanita karir cantik yang sangat dewasa.. tapi terimakasih memberiku cinta pertama

Rumah Siput (Bagian 1) Siapa yang bisa menebak hati, kau, aku atau mereka?.. siapa yang bisa menebak realita yang dalam dan tenggelam.. Atau aku ingin bertanya padamu, siapa yang tau masa- masa surut dibumi? Tentang cintaku yang tumbuh namun harus aku menahannya, tentang rasaku yang ada namun khusus aku memendamnya,untuk mu, untuk membiarkan mu sedikit bermain dengan ruang hidupmu..sebelum nantinya sekali lagi aku pertanyakan cintaku ini padamu. aku akan memberikan perasaan yang sama pada tingkat intimidasi otakku tentang mu seminggu setelah akhirnya kita bicara empat mata, pembicaraan ter-serius yang pernah kita jalani setelah pacaran satu bulan. aku ngak bisa diginiin terus-terusan katamu pelan Aku Cuma diam memandangimu yang merasa sangat kesusahan menghadapi aku yang berselisih tingkat kesefahaman atas suatu korelasi hubunganaku masih ingat sebulan lalu di Dkios, aku mengucapkan aku sayang kamu setelah seminggu berturut-turut kita menghabisakan waktu berjam-jam untuk saling bicara dari hand phone, dari jam 9 malam sampai jam 3 pagi dan dihentikan karena aku yang tertidur sendiri. Mencoba untuk mengakui apa sebenarnya yang bisa membuat kita berbicara tentang banyak hal berjamjam, politik, kekasih, makanan, kuliah, sampe akhirnya malam sebelumnya kamu bertanya padaku mau digimanain hubungan ini? aku Cuma diam, seperti membatu tanpa bisa menjawab apa-apa dari perkataanmu yang padat dan jelas menunggu mempertanyakan apalah arti cinta, apalah arti perjuangan, atau minimal apalah arti katanyambung dalam banyak hal yang sebenarnya menurutmu harus dikaji lebih dalam diakhiri jam 11 siang lewat 30 menit kita memutuskan untuk mencoba menyatukan kau, aku menjadi kita aku pengen kita pisah ujaarmu judes kalau itu yang terbaik kamu memang pengennya itu kan aku yasudahlah mana yang saja Matamu tajam seolah memperkarakan aku yang Cuma bisa diam melihatmu, apakah sebenarnya kau tahu bahwa hidupku ada tertulis nama kamu, atau kamu tahu bagaimana senangnya aku ketika bisa berdekatan denganmu, auraku dan auramu menimbulkan efek yang besar dalam konstituisi cinta kita, tapi memang tak cukup hanya sebuah kenyamanan, kau butuh lebih dari itu , kau butuh perhatian, kasih sayang yang aku sendiri tak tahu memulainya dari mana. Aku hanya seorang pria kaku tak romantis yang mencoba memperjuangkan hatinya, memperjuangkan kamu yang mulai bosan dengan tingkat ketidak pedulian mu.

Tahukah ketika kamu sakit aku sengaja mengantarkan makanan dan menungguimu di bawah sampai memastikan lampu kamarmu mati dan lalu aku pulang dengan tenang, (bersambung ke bagian II)

Rumah Siput (Bagian 2) dibalik mimpi-mimpiku yang terlalu besar dan terlalu sulit diraih aku masih tetap meletakkanmu utuh pada sisi satunya tak ingin lari, walau harus terhenti pada masa yang berakhir di bumi setahun setelah kita memutuskan mengganti huruf kita menjadi kau dan aku, mengganti bahasa lisan kita menjadi bahasa biasa, aku masih melihatmu dari jauh, masih sengaja memutar rute mobilku untuk hanya bisa lewat kosan mu siapa tahu bisa melihatmu malam diatas beranda kosanmu, dan mungkin hal yang paling sial mungkin aku akan melihat ruang kamera kompleks antara kamu dan pacarmu yang membagi makna cinta yang tidak sempat terbagi dengankunaifff akhir tahun ini semua masih dimulai dengan perkuliahan biasa, dengan kelas, praktikum dan tugas besar yang sama, cuma aku sepertinya bisa menghantam sedikit sks keatas untuk mengambil tugas akhir, sepertinya namamu juga keluar pada pembimbing yang sama denganku.. sudah setahun kita tak saling bicara, yang ada hanya diam, dan senyum kecil yang kecut dari kita berdua yang mungkin saling menyalahkan siapa yang bertanggung jawab pada kandasnya usaha yang sia-sia.. but well aku masih percaya apa yang kupercayai tidak akan terbuang sia-sisa selalu itu yang kusiapkan ketika aku mulai capek dengan kondisi ini.. bertahan dengan kediam-anmu, walau kita beradu pandang diloby, di perpustakaan atau terjerat ketika satu lift dengan mau menunju perpustakaan lantai empat, masih ingat sekali aku ketika itu hai, keperpustakaan juga tanyaku dengan bicara sangat sopan kepadamu iya kamu mengangguk diam hanya kita berdua berada dalam lift itu, tetapi kita seperti manusia tak saling kenal,berbeda bahasa tidak saling mau mengenal dan mungkin belum pernah kenal dari samping mu aku tertegun ingin aku diberi waktu untuk bersamamu, sedikit saja, tak menghentikan ruang2 waktu yang memang seperti rumah siput bagi nada-nada antara aku dan kamu.. bagaimana kabar kamu sekarang kau tiba-tiba bertanya, membuat kau terkejut masih kaku aku berdiri dan memegang sekumpulan jurnal ditanganku, aku bingung menjawab apa baik..

tak lama hanya membutuhkan waktu beberapa detik akhirnya terpisah kesempatan yang membuat kau bertahan pada waktu satu tahunanku untuk bicara denganmu :tahukah kamu,aku memperhatikanmu, diam jauh dan tak mau menggangu keseimbangan hidupmu, melihat mu dari kejauhan dengan kamera slr ku, menungguimu pulang dari lab dan memastikan kau pulang dengan aman, tahukan kau setahun belakangan aku sudah seperti paradigma manusia posesif yang menutup adanya kemungkinan lain dari hidupku, kemungkinan untuk berbagi dengan junior-junior dan teman seangkatan yang mencuri-curi perhatian ku sambil memberi perhatian lebih padaku, mulai dari menelfon setiap malam, membawakan ku makanan dilab, sampai menemuiku di kosan. aku tak ingin mereka,aku butuh kamu dengan wajah sayumu, dan wajahmu yang menetramkan hatiku, aku butuh seseorang yang ketika aku bicara padanya seperti menembus jam dinding yang selalu saja tak pernah setia.. atau menghabiskan waktu seharian untuk cerita ngolor-ngidul tentang kamu.. aku cuma ingin k.a.m.u semua kata-kata diatas seperti tertanam, unik dan pastiuntuk menjawab ketidak pastian yang ternyata real, aku membuat dunia sendiri. prepared for glory its so hard.. ucapku membatin ketika melihatmu dijemput oleh pacar mu di parkiran.. sebulan setelah tragedi lift aku melihatmu diam di ruangan lab mu, ada apa ini benakku matamu bengkak seperti baru menangis, berbicara ketika matamu dan mataku beradu pada argumen ruang 3 m jarak kita. aku butuh teman cerita sepertinya itu pernyataan yang menyangkut pada hatiku tentangmu.. dalam

Rumah Siput (Bagian 3) ada yang cerita tentang aku, kau, dan kita yang sedang berdiri dititian kali seberang kota bicara singkat pada rentetan meteor puisi yang tak terungkap karam aku pada sisimu, lenyap dan hilang pada filosofi yang mulai memudar tapi tintaku tak hilang walau dicerca cairan alkohol dan raksa padamu, karena bagiku kau lebih dari serum dan antibiotik apapun bagiku..

setelah tatapan beradu pada ruang 4 meteran kita aku menelfonmu malam ini, karena aku tahu kau sedang sedih, paling tidak biarlah aku menerka itu semua, bila salah implikasi terberatnya kau hanya akan marah dan memperburuk keadaan.. memberanikan diri, mengulang menulis nomormu sampai 13 kali sampai akhirnya menekan tanda panggil 085678897890 malam.. riza..? ya.., ini siapa? ini aku.. belum sempat aku memperkenalkan diri sepertinya satelitmu telah menunjukkan mahkluk sejauh 3 km dari kosanmu menelfonmu, memperhadapkan aku pada kisah cerita 3x 4 kita dahulu, yah air memang mengalir ketika digabung dengan air, aku mengalir ketika bicara tentangmu, padamu.. malam ini menelfonmu sampai 3 jaman, senang, membuatmu tertawa lagi seperti biasa.sepertinya ada rutinitas baru dimulai lagi aku menyeletuk dalam hati hari-hari terakhir kita bercerita tentang banyak hal, menungguimu diloby, mengantarmu pulang, atau sekedar kekosan mu hanya karena kau meminta tolong menemanimu makan malam, ngak sedih lagi kan entah sudah berapa kali ucapan itu aku tanyakan padamu ngak kamu semangat ya sambil memegang tanganku kau mengucapkan terimakasih padaku, haha, tapi aku tak ingin menerka-nerka hatimu teman, biarlah saja proses ini berjalan, komplit tanpa perlu melewatkan kombinasi unik. kita berjalan lagi seperti biasa, terkadang candaan melewatkan jam waktu yang semakin menipis padamu dan aku, tentang kau yang dulu menghujamku pada tatapan rasa marah dan mempertanyakan semua itu, tapi semua hilang, tentang mu yang menarik tanganku kasar, tatapan yang mempersalahkanku, itu berganti padamu yang membuatku selalu membatin tak salah aku menunggumu inti dari percakapan kita diatas singkat kita kembali dekat.

aku ingin membuat sesuatu yang khusus padamu malam ini, jam 7 malam aku menjemputmu didepan kosanmu, kemana kita sambil tersenyum aku berkata jalan-jalan berlagak bintang filem aku membukakan pintu untukku gadisku, istimewa untukmu kita melaju tanpa arah hari ini, untuk sekedar mengingatkan bahwa ada abu2 yang pernah terbit diantara kita 2 tahunan dulu, bahwa ada keterkaitan paradoks antara jiwa-jiwa kita yang akhirnya bertemu lagi, bukan dalam ruang jarak 34 m lagi tapi jarak antara hatiku dan hatimu yang sejauh kombinasi iya dan tidak ketika aku ungkapkan rasa sayangku ini. aku biru,dihantam kelabu, tapi memang aku masih berdiri pada angan2 harapan tentangmu, aku memberanikan berbicara seperti menghadapi tembok 3 meter didepanku, hadapkan aku pada aritmatika rumit, pada program sulit, pada desain yang tak membuatku tidur 4 harian tapi jangan hadapkan lagi aku denganmu dan berdiri didepanmu, aku pasti runtuh seperti beton diuji triaxial pada kombinasi 100 N, Failure-gagal uji. kapan ya aku punya pacar lagi ucapmu pelan aku seperti punah pada rantai makanan terakhir alur ini menerka, itu harapan, keinginan, atau cuma candaan :kuharap bukan yang terakhir: aku membathin. sambil melirikmu yang tersenyum aneh aku seperti bicara aku mau

Ananda Bicara tentang kepergian, saat kau berjibaku dengan rasamu sendiri Memilih memenangkan kewajaran dan kesepian dibanding hura-hura dan keriuhan Menjadi perkara mampu atau tidak mampu Malam dimana aku ketemu kamu terakhir kalinya untuk mengkopi file yang kamu minta, entahlah.. tapi aku sudah meminta kamu untuk turun dari mobil dan menyeruput kopi sama-sama, barang segelas saja.dan seperti biasa juga kamu menolak setiap ajakan ini, tapi entahlah, ada yang aneh rasanya malam ini ketika aku turun dari mobil kamu, ada suasana yang berbeda dan rasa hambar yang tidak enak. lalu malam berikutnya seperti biasa, aku dikamar duduk sambil menulis beberapa papper yang harus diselesaikan , beberapa tumpukan pekerjaan di meja dan laptop yang sudah memanas hidup tanpa berhenti selama 10 jam-an, menghabiskan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan di depan laptop, sedang dikejar deadline-deadline yang selalu tidak sewajar dengan kompensasi istirahat yang dibutuhkan, ini gelas kopi ketiga di sepuluh jam aku bekerja di depan laptop,tapi entah lah dari sepuluh jam itu sejam terakhir aku memikirkan mu, aku juga tidak mengerti kenapa ada kamu di fikiran-fikirankuku. Semakin aku mengesampingkanmu semakin besar rasa ingin tahuku tentangmu. selamat malam ummm kenapa Aku bingung tanpa ada nada suara balasan dari penelpon lalu aku lihat di telfon. Itu kamu, kamu yang sedang bicara di sisi satunya hei, nda kenapa kamu diam saja? tanyaku gapapa, aku pengen ketemu kamu.. iya, kamu mau ketemu dimana? Sekarang mau? Aku sudah dijalan menuju kosan kamu.. Oh iya..ya, kabari kalau sudah di bawah, atau kamu mau singgah dulu kekamarku? Dimobil saja ya, aku parkir di bawah saja. Aku tau ini pasti ada sesuatu sampai kau harus datang menemuiku tengah malam ini, entahlah tapi fikiran dan intuisiku merasakan ini tidak baik, sambil nge-save beberapa pekerjaan di laptop aku mematikan tivi, tanpa sempat berganti pakaian, handphone ku berbunyi.

sms dari ananda aku buka aku sudah dibawah.. Langsung menemuimu di basement dengan celana pendek dan baju dalam putih biasa yang aku pakai selama 10 jam terakhir. Aku membuka pintu mobil dari sisi kiri, lalu duduk di sebelahmu, kondisi parkiran basement yang gelap. Aku tau kamu sedang menangis, berkorelasi dengan warna lampu basement yang redup, berkorelasi dengan ac mobil mu yang sangat dingin, dan yang pasti berkorelasi dengan kita yang membisu seperti dimakan waktu. Aku bingung memulaidari mana untuk memecah kebisuan kita, menilik proses yang menjadikannya nyata, akhirnya satu kalimat pendek memcah keheningan kita. kamu kenapa? Kamu diam, membisu, aku juga tidak ingin mengganggu kebisuanmu, Tanpa alasan juga kamu mengajak kita bertemu, tanpa bicara banyak kamu juga mengajak kita berpisah, termakan pertanyaan besar, tapi aku tetaplah aku, takakan memprotes apapun tentang apapun yang kamu lakukan, aku tau dan aku cukup menghormati segala keputusan-keputusan mu. Aku naik lagi kekamar dari basement tanpa menghasilkan apapun, tanpa menghasilan diskusi apapun, tapi aku tau matamu bicara tentang kita, tentang rasa, tentang cinta dan bagiku kesimpulan percakapan diam semua ini adalah sudahi saja semua, aku tau itu fikiran mu, airmata mu yang berkali-kali jatuh, tapi malam ini aku tau air matamu jatuh karena aku, aku tau kai ini air matamu jatuh karena salahku. Aku tau kamu tidak mampu bicara karena kata-katamu akan menjadi airmata dan tangis yang sedu. Dan kamu pasti tau juga aku menjalin permusuhan dengan air mata berpuluh-puluh tahun, seingatku aku menangis ketika aku di bangku smp karena ibu sakit parah, setelah itu aku berjanji air mata hanya akan berguna ketika air mata mencuci mata, bukan untuk meluapkan sebuah perasaan entah gembira atau berbau kesedihan. Aku menunggu untuk terus stay dikota ini agar bisa sekedar bertemu dengan mu, aku selalu menyempatkan mengeber motor putihku untuk menemuimu walau hanya satu-dua jam saja. Aku cukup senang dengan semua ini , rekondisi dan kondisi yang entahlah benar atau salah, menjadi sebuah kebiasaan akut yang aku jalani setahun belakangan, aku tau, semua butuh usaha dan tanpa itu hasilnya hanyalah sia-sia Aku rasa cukup untuk memimpikanmu, membuat fikiranku membeku dan terkurung, memelihara pagar yang cukpu tinggi untuk orang lain yang kubangun walau tidak sempurna, aku rasa cukup rasa dan dasar perasaan yang tak salin gbergantung antara kau dan aku, tidak mungkin bukan engkau tapi aku, sudah lah. Akhirnya aku memutuskan untuk menerima tawaran beasiswa ku ke detroit, aku rasa ini jalan tengah terbaik untuk memperbaiki fikiran dan perasaan, membangun kehidpan ku yang mulai berantakan setahun belakangan, aku rasa ini juga jalan tengah untuk membahagiakan ayah dan ibu sehinhha pada suatu

rentetan saat dimana aku bisa memenuhi keinginan mereka untuk memberi cucu yang sangat mereka harapkan, ya. Aku ingin menikah, aku ingin berhenti dengan semua ketidak jelasan ini. Seminggu, dua minggu belakangan ini aku sibuk bolak-balik ke kantor keimigrasian, untuk mengurus surat izin, pasport dan visa belajar di detroit, sambil resign dari pekerjaan dan membekukan beberapa bisnis kecil yang mulai ku bangun, begitu juga membekukan hatiku terhadapmu, aku menyibukkan diri dengan membaca, membka peta, mengumpulkan semua uang dan aset yang kumiliki untuk membantu keuangan ku nanti ketika sekolah lagi di detroit, aku tau tak ada yang salah, kau? Tidak juga. Kita tak salah, yang salah mungkin keadaan, waktu yang taktepat,jagnan salahkan hatimu, tidak juga hatiku, ini cinta dan setidaknya aku bersyuku pernah merasakan pespektif objektif dengan objek yang sempurna.. Tidak ada sms, telfon, ym, bbm atau email darimu, yang ada hanya kita berdua berfikir dan berjuang bersama-sama dengan satu paradoks yang berbeda. 3 jam sebelum berangkat, handphone ini berbunyi sms singkat from: ananda message: aku hamil. aku disambar petir siang hari!

Perempuan kemarin sore perempuan itu duduk bersinggungan dengan meja yang satunya, tangannya memantik rokok kretek putih khas wanita, rambut yang tergurai, dan meninggalkan mata yang bengkak mungkin sehabis menangis kemarin. didepannya cangkir kopi panas- arabica tanpa gula. dengan beberapa draft tulisan yang belum selesai. perempuan itu menggunakan headset AKG, you know? percuma bicara dengan orang yang menggunakan soundsistem ciamik seperti itu, mereka sudah terburu menikah dengan musik dan pekerjaanya. satu batang, dua batang, tiga batang entah apa yang bisa menghentikan dia dan kreteknya, asap mengebul di antara poni dan dahinya, manis sekali perempuan itu memesan satu gelas air putih. mungkin dia perlu membersihkan diri dari hitamnya kopi yang memaknai perjalanan hari, perlu menyeruput bening dari gulitanya dunia bawah sadar. perempuan itu melirik sana-sini, mencari inspirasinya. lalu menikahinya dan beranak cuculah menjadi satu bentuk tulisan sastra pendek atau panjang tergantung seberapa lama mereka bercinta. menunggui fikiran yang beranak menjadi hal yang baik, lalu menjadikannya satu prioritas yang tidak berlebihan. perempuan itu muda, mungkin sebayaku, bajunya kotak-kotak..blondy. ini minggu ke-lima perempuan itu membuka headsetnya, menikmati petikan gitar-gitar akustik dari sudut cafe. mengangguk sambil membakar sepuntung rokok putihnya. menikmati nada yang dicipta untuk membunuh kesepian dan menjadikannya satu realita yang lebih nyata. siapa yang tidak mengenal pahit setelah mengenal manis, siapa yang tidak mengenal susunan nada setelah berjuang mencapai kesepian yang mendalam. lalu aku dari sudut satunya memainkan lirikan petikan gitarku yes you are beautifull I dont care if you dont wanna know what it is Cause the time just want stop to understand Im scared, too scared to believe what i want Im shy ,too shy to tell the truth

I wanna know what you feel when im with you ? Yes my heart beat can stop when im with you sambil memainkan lirikan ringan sarasvati yang ku-stel dari kunci C#m menggugah rasa lalu menggubahnya menjadi nada dan berharap nada-nada itu sampai di hatimu cantik, lalu bertahta dan memenangkannya.. bukan aku ingin memilih untuk jatuh.. tapi benar kata orang, gravitasi tidak bertanggung jawab untuk orang jatuh cinta, tidak pernah! saat menunggu konser sarasvati 14 april di Bandung. sepertinya aku jatuh cinta dengan nada yang bersua pada irama yang memergoki kata menjadi kalimat.~sarasvati..oh sarasvati

Antara sirocco, bangsa moor dan hembusan angin andalusia.. Every time I think of you I get a shot right through into a bolt of blue Its no problem of mine but its a problem I find Living a life that I cant leave behind Theres no sense in telling me Read More The wisdom of a fool wont set you free But thats the way that it goes And its what nobody knows And every day my confusion grows Every time I see you falling I get down on my knees and pray Im waiting for that final moment Youll say the words that I cant say setelah menyanyikan selirik lagu frente bizzare love , aku teringat pada masa-masa ketika masih di tanah air dahulu bangun pagi, kuliah, tertawa dengan teman-temanku, menjemput pacar ngobrol dan menghentikan waktu sebentar untuk sekedar mendengar tawa dan keluh kesahnya dihadapanku, hmm.. setahun sudah aku tak pulang kenegriku, tak melihat mati lampu dikampung halaman, tak melihat kemacetan dan disertai dengan makian yang membingungkan (ini katanya negara hukum), tak pernah kena tilang karena melanggar lampu merah.. haha

aku rindu dalam hatiku membathin *titititid* suara email masuk ke laptopku di meja kerja masih setengah sadar aku mengklik inbox dan membaca email yang masuk, semoga bukan spam yang merusak mood pagi-pagi hanya karena penawaran produk sampah. andromeda@gmail.com isinya: aku mengejarmu pada batas hidupku. wow, siapa lagi ini, maksudnya juga aku tidak mengerti, haha salah kirim email ini fikriku dalam hati malam ini seperti biasa setelah pulang dari kampus aku ingin berjalan ke kota, yup bukan karena ada acara apa, namun hanya karena ini adalah jumat sore dan ini jadwalku untuk berjalan keluar kota. dipinggir-pinggir kota paris ada seniman-seniman yang biasanya mengamen dalam tanda kutip, karena dinegaraku mereka adalah seniman bukan pengamen dipinggir jalan, tapi semua menghargai setiap usaha yang ada yang mereka lakukan. disebelah jalan aku mengetatkan syalku dan sweater tebalku sambil memandang menara eifel, entah sudah berapa kali aku melakukan hal ini, tapi aku sangat suka cara ini, menikmati seni dengan berdiam diri dan memandangi langit paris dari kejauhan dan berdiri di kaki eifell sepertinya ada anak-anak indonesia berkerumun di sebelah utara, haha percaya sekali aku itu anak indonesia, sekumpulan orang asia yang sibuk foto sana, foto sini sembari teriak-teriak kesenangan berada diparis, aku rindu bangsa aku..tegunku dalam hati sudah setahun lebih setelah aku mendapat beasiswa untuk menutut ilmu di paris, engineer yang rutin sibuk namun tetap saja kalah pada peradaban teknik bangsa jerman yang sempat menjadi kiblat engineer dunia, keparis saja seperti mimpi anak kecil yang minta ambilkan bintang-bintang yang terang dimalam hari sambil membersihkan ingusnya, seperti tidak mungkin, tapi itulah kenyataanya aku ada disini sekarang.. sambil memasukkan tangan ke dalam kantung jaket aku mendatangi mereka, ya seperti hanya sekedar menyapa sesama indonesia hai sapa ku hangat ditengah kerumunan mereka yang sedang asik dengan camera xlr mereka, seorang menghadapku sambil ternsenyum menjawab

hai aku dari indonesia juga aku memotongnya dengan menjulurkan tangan untuk bersalaman dengannya oh ya, aku dari indonesia juga mas dengan pembicaraan yang cukup hangat aku mulai berkenalan dengan mereka satu per satu, dokterdokter muda yang sedang menghabisakan waktu liburan malam, satu persatu berusaha menghangatkan persaudaraan aku berkenalan dengan mereka ramli, ramli, ramli, ramli..dan terakhir ramli ramliiiiii teriak salah seorang yang aku salam malam itu di kota paris, sambil memandangi dan berusaha mengenalinya ternyata JEB aku mengenalnya hai aku berusaha sangat kalem, bersalaman dengannya, teman kecil ,pacar tepatnya, lucunya bertemu dengan pacar waktu kelas 6 sd di paris, seperti cerita saja.. kemana saja selama ini apa kabarmu? kok semakin kurus saja haha aku hanya bisa tertawa menjawab semua pertanyaan-pertanyaan retorik darinya, aku baik, selama ini aku kuliah di jakarta dan well, seorang mahasiswa indonesia dengan beasiswa yang pas-pasan mendapat hidup di paris, pasti kurus lah dengan asupan makanan yang jauh dari kata mapan.haha setelah berbincang lama, seperti tanpa disadari kami berdua bercerita sambil tanpa sadar memisah dari kumpulan aku minta nomormu, mana tau ada perlu pasti bisa bertanya langsung pada expertnya iya jawabku sambil tersenyum.. beberapa kali aku berjalan berdua dengannya, bercerita banyak tentang kehidupan, jenjang pendidikan, alasannya melanjut kekedokteran dan nasib baik yang mengantarkan aku sampai ke paris, aku tidak mengerti ini de javu, atau nasib yang memang membuat aku berkali patah hati sebelum dipertemukan dengan seorang yang aku cintai dan mungkin saja itu dia, aku tak berani berargumen dan mereka-reka keadaan, cuma yang pasti tidak ada yang aslah sebelum

terima kasih banyak ucapnya pelan iyaaa, aku pulang dulu besok pagi-pagi ada kelas semangat ya sambil mengepalkan tangan kanan nya ia memberi aku semangat yang membuat aku sangat bersemangat haha alasan seorang pria kenapa dengan mudahnya mencapai hasil yang sulit bila dipertemukan dnegan wanita yang dicintainya. dia mendekat dan memberi ciuman di pipiku syet!!!!! aku patah arang, mungkin baginya hal yang wajar tidak bertemu dengan teman lama yang sudah menemaninya beberapa hari diparis, but for me.. anugerah!!!! nerd, yup mungkin kebanyakan bergaul di laboratorium dan penelitian akan membuat anda sangat nerd. aku diam, dan berlalu, seharian semalaman memikirkan tentang dia, dia, dia, dan dia, yang sedang tidur pulas tanpa berfikir apa-apa aku mulai mempertanyakan isi hatiku pada diri sendiri dan padanya, apa yang salah diantara kami, atau kah ini cuma efek sesaat karena sama2 jauh dinegri orang , atau seperti efek newton II, dan dopler yang membuat benda bergerak, ingin aku memberi momentum yang cukup untuk membuatnya goyah dan sadar aku benar-benar menyukainya. disebelah cafe tempat ia berkumpul aku berdiri dengan bunga mawar merah yang waktu SD juga pernah kuberi padanya, tapi kali ini asli bukan bunga dari pot ibu yang kucuri, mengirim message via telfonnya, dan menunggunya keluar dia keluar, sweater biru muda, syal biru, dan converse hitam, semua yang ada padanya mengisyaratkan aku tentang cerita bagaimana cupid memanah tepat sasaran atau bagaimana aktor film shooter menembak dari jarak 400 mil, dan membunuh tepat di jantung, aku benar-benar merasa menyukainyasangat ada apa tanyanya pelan aku diam, seribu bahasa, seperti anak yang baru dicabut giginya dan hanya menggerutu dalam hati ramli, ada yang penting..?? hmm, cuma ada yang mau dibicarakan ucapku perlahan. iyaa, apa

haha, aku tertawa didalam hati, dua individu berbeda yang dengan profesi berbeda saling mengadu ilmu siapa paling mampu bertahan dengan keegoisan dan kekeraskepalaannya, aku engineer, dia paramedik, biasa hidup susah, biasa tidak tidur berhari-hari tapi aku paham mereka diajar bagaimana menghadapi berbagai macam jenis manusia, aku? diajari menghadapi berbagai macam masalah teknik dan programing dan bukan manusia, kalah TELAK! aku menyukaimu ujarku paling tidak aku berani menghadapi dan mengalahkan diri aku sendiri untuk hal ini, maafkan aku, fikirku dalam hati, aku tak perlu jawaban sambil memberi mawar itu kepadanya kami saling melihat seperti saling beradu argumen iya atau tidak, kiri atau kanan, sekarang atau nanti, tidak atau tidak sama sekali bahkan hitler atau berlusconi mungkin lama bertatapan dan saling diam, aku mengalungkan syalku padanya didepan apartemen yang mulai membeku,berbalik arah dan sambil menutup dan mengetatkan jaketku aku berujar paris aku rasa aku jatuh cinta lagi. meninggalkan dia yang terkejut dan belum sempat menjawab apa-apa enough, enoughcukup aku menghilang di malam kota paris lewat seberang gang diseblah cafenya, terakhir disudut jalan masih kulihat ia masih terdiam tak bergerak. seperti angin andalusia yang menghantam bangsa moor di tanah sirocco.. membeku!

Fiksi di stutgard mu kemanakah kau pada lingkaran kebiasaan yang kita bangun apa pada lembah-lembah jejaring sosial maya, atau pada rasa yang tertanam perlahan menjadi adiktif.. jangan pernah ingatkan aku pada rentetan implusif hidupku aku tidak pernah ingin menciptakan jarak diantara kita, ruang-ruang yang tak bisa kita gali..entah kapan lagi untuk mu yang distutgard: tunggu aku 6 bulanan di dalam hidupku, ruang itu akan kuisi..pasti dan takkan mengulangi erorr yang sama pada metode braess paradox tidak ada yang berbeda pada saat pulang kuliah hari ini, dikos beristirahat dan menyisakan waktu yang tidak cukup panjang pada rentetanku ada yang namanya paradox pendekatan pada jarak yang cukup jauh, ketika dulu mengenalmu aku tertahan pada kontekstual hubungan pacaran dan begitu juga kau. hanya bisa menjadikanmu teman berbincang masalah arsitektural pada proyek-proyek kecilku, dan sambil menraktirmu makan, laptop, kopi, dan sebungkus rokok yang selalu tak bisa kunyalan apabila kita sedang berbincang aku benci rokok.jangan pernah merokok didepanku yaa itu kata-kata yang kamu ucapkan ketika kita pertama dipertemukan pada sebuah proyek awal aji.. widya awalnya saja kamu sudah menohokku dengan matamu, ketertarikan insting manusia standar.. tapi tetap kubangun tembok diantara kita..harus.. 6 bulanan setelah menyelesaikan kuliah di sipil aku ingin pindah kota, aku tak tau kau dimana sekarang bekerja, atau melanjutkan s2 mu, aku cukup tidak mengerti. 6 bulanan setelah menyelesaikan kuliah aku putus dengan pacarku, dan kudengar dari temanmu kau juga putus dengan pacarmu, sambil iseng-iseng mencarimu di jejaring sosialku, dan ternyata kutemukan, mengaddmu sebagai friend..and then.. zeeepp.. dalam waktu 2 menitan kita menjadi friend mencoba menyapamu dengan cara standar teman lama hai hai sedang dimana ini

dijakarta, kamu di bandung bla and bla and bla kamu menjadi prioritas rutinku sekarang, selalu bicara denganmu, chat, telfon, sms, webcam, videocam, dan semua fasilitas komunikasi yang ada.. sepertinya kamu mengisi ruang-ruang yang tertinggal, ketertarikan ku padamu muncul lagi, melakoni apa yang kuingin lakoni beberapa tahun yang lalu, semua memang ada tapal batasnya memang dan sekarang aku melampaui tapal batas fikiran untuk mengisi hatimu lagi beberapa kali aku tak kuliah, aku selalu kejakarta untuk bertemu denganmu. berangkat dengan kereta pagi kekotamu seperti sarapanku setiap awal bulan, atau kamu yang singgah di kosanku kalau kamu ada urusan kebandung, tak sadar kita telah berada prioritas yang sama, prioritas mencintai dan dicintai yang sama padamu, denganmu ,dan untukmu untuk sekedar menyarkanmu kalau aku takkan meninggalkanmu, sekalipun disetiap saat aku mencuri pandanganmu.. dalam dan tajam kita mencoba mengganti apa yang ada menjadi sama dan abu-abu menjadi putih, pesona eral kota lama menjadi venezia dan lembah-lembah jerman pada cita-citamu aku mencintaimu ujarku tanpa melihatmu sambil memegang tanganmu , cukup keras kamu hanya memandangiku, berusaha meyakinkan aku tak main-main, aku tak salah dan aku adalah pilihanmu, aku tak butuh jawabanmu sekarang, dengan senyummu dan matamu sudah cukup meyakinkanku pada kolaps hidupku selang beberapa kita menjalani hari seperti biasa, berbulan dan hampir bertahun.. tetap kita pada posisi yang tidak mengambang.. telfon aku sekarang, katamu mendadak.. aku mau ke german, melanjutkan sekolah.. iya aku berusaha menjawabmu sangat singkat, karena aku tak mau ikut berkompromi pada rutinitas permainan hati yang membuat pedih mendengar kau diterima di stutgard untuk perencanaan wilayah dan kota.. dari 10 menitan kita bicara aku hanya diam, seolah tak merelakan mimpi-mimpimu sedari dulu.. kamu mau kita gimana?tanyamu

aku tahu kau disana menahan tangis yang begitu pedih, akan kehilangan lagi setelah untuk sesaat kita bersama-sama membagi waktu dan fikiran logis.. aku diam, tak ingin aku membohongi hatiku mengatakan aku sayang padamu, tak ingin aku menyakiti hatimu yang akan berpisah jauh darimu aku menyayangi kamu ucapku dari jakarta terdengar kata-kata mu: aku juga nada suara yang lembut dan diaminkan dengan suara tangismu yang kamu tahan.. maafkan aku.. ujarku dalam hati beberapa minggu ini aku diam, maafkan aku yang benar-benar tak ingin membuat kesalahan pada jalan hidupku dan mu lagi, rentetan ini seperti duri dalam daging yang perlahan tapi pasti menyakitkan, tinggalkan aku pada konotasi barumu, pada perlindungamu atas privacy dan hatimu, aku ingin kamu berfikir, aku tahu kamu marah pada tingkah laku dan pola anomali ku, tapi biarkan jarak seminggu membuatmu terfikir dan tidak salah fikir.. hari ini pagi sekali kau mengirim email padaku hubungi aku secepatnya daari tadi aku menunggui handphone mu kau angkat telfonku berbunyi..... berharap banyak bunyinya dari no mu, tapi halo, kamu dimana nak? lagi ngapai ? ngak kuliah? aku diserobot pertanyaan beruntun dari ibu.. sekitar setengah jaman dengan panduan hidup yang baik dari ibu, baik-baik ya nak, jaga kesehatan, jangan seringsering lembur..blablabla iya bu, iya.. rangkaian jawaban pembelaan diri kepada seorang ibu yang sangat kuatir.. tiba-tiba terbaca sesuatu di layar setelah mati telfon dari ibu, 1 message received telfon aku sekarang smsmu singkat aku menelfonmu, dan ternyata nomormu sudah tidak aktif lagi, hanya berselang dari 5 menit kau mengirim sms terakhir padaku.. apa aku hanya diberi kesempatan 5 menittegunku

membuka facebook dari laptop dari jaringan dikosanku.. aku membaca statusmu.. at changi airport, dan dia tetap tak menghubungi ku aku ingin langsung mengkomen itu, tapi apa lah arti facebook pada lingkungan dunia nyata kita..lebih dari itu aku merasa bersalah dan bertanya yang salah ini aku, waktu, atau keadaan yang membuat aku terpisah jauh dengan mu di stutgard.. aku meragu sambil merebahkan diri ditempat tidur.. aku melihat kumpulan asistensi thesisku yang tinggal 2 bulan lagi untuk seminar pertama.. sepertinya bulan juli aku bisa menyusulmu tegunku, dan kali ini aku benar-benar tersenyum sendiri I think possibly maybe im falling for you- falling in ove at th coffee shop London Pigg

Sarasvati, Oh I never Know.. I dont care if you dont wanna know what it is Cause the time just want stop to understand Im scared, too scared to believe what i want Im shy ,too shy to tell the truth I wanna know your feeling to clear this mess I do believe theres no word to explain your heart Dont be scared, dont get scared to believe what you want Dont be shy, dont be shy to tell the truth I wanna know what you feel when im with you ? Yes my heart beat can stop when im with you Im shy, so shy, yes shy, so shy You never let me know what i wanna be You never show me love that i want from you Im scared, so scared, yes scared, so scared I wanna know our feeling to clear this mess I do believe theres no word to explain our heart Im scared, dont be scared to believe what we want Im shy, dont be shy to tell the truth I wanna know what you feel when im with you ? Yes my heart beat can stop when im with you Im shy, so shy, yes shy, so shy You never let me know what i wanna be You never show me love that i want from you Im scared, so scared, yes scared, so scared I wanna know what you feel when im with you ? Yes my heart beat can stop when im with you Im shy, so shy, yes shy, so shy You never let me know what i wanna be You never show me love that i want from you Im scared, so scared, yes scared, so scared Sarasvati Oh I Never Know, Story Of Peter EP (2010) wanita itu menggunakan gaun biru, menyanyikan lagu indah dengan suara sendu.. aku duduk di bagian paling belakang, masih ingat, satu tempat pelarian, lalu duduk di tempat yang asing, entah aku juga tidak tau apa namanya tempat itu, Bandung, lalu aku titip saja rindu pada lirik-lirik yang

menyentuh, pada wanita yang menyanyikannya dengan sendu, pada biru yang menjadikan nya semua kelabu. I wanna know what you feel when im with you ? Yes my heart beat can stop when im with you jantungku pernah berdetak kencang, atau malah berhenti saat duduk disebelah kekasihku, lalu fikiranku seperti teralir darah yang menderas dan membuatnya tak berfikir secara normal, yang ada hanyalah rindu yang tidak tertepi dari hujan yang turun rintik-rintik yang belajar menghantui keromantisan alam. sudah hancurkan aku dengan ketakutan akan nya , tapi semakin aku takut, semakin aku masuk kedalamnya, merindui suara perlahan yang menyesak di lingkaran kepercayaan bahwa cinta itu masih dan selalu akan ada. untukmu sarsvati dan lagu oh i never know.

Perempuan Itu (Bagian Novel Genta) perempuan itu mengisap rokoknya dalam-dalam. lalu menenggak segelas heineken sambil menahan rasa menggigit dari bir dingin itu. kantong matanya hitam mungkin pertanda tidak tidur semalaman atau entah menahan sakit, kantuk aku tidak mengerti perempuan itu rambutnya acak-acakan berbalut baju kotak-kotak yang juga tidak rapi, menengadah pada laptop nya, perempuan itu penulis. ada 3 kegiatan perempuan itu, menulis-mengisap rokok-dan menenggak segelas besar bir dingin. aku memandanginya, aku mencintai perempuan seperti ini, perempuan yang menjadi karakternya sendiri, perempuan yang tidak takut akan pandangan orang lain padanya, perempuan yang mencintai bahkan mengorbankan jiwanya sebelum tau akhirnya prianya lari dengan wanita yang melacur dari pintu kepintu, perempuan yang menahan rasa sakit tanpa merubah itu menjadi benci, perempuan yang setia pada otak warasnya. perempuan yang akan marah ketika harus marah, dan akan segera mereda ketika pria disebelahnya sekarang meminta maaf sambil mengusap kepalanya, perempuan yang berjuang untuk sesuap nasi tanpa menjual harga diri, perempuan pertempur dengan kata, memberi makan perut dengan kalimat. perempuan yang disebelahnya duduk pria baru yang mencintainya, apapun dia, bagaimanapun dia, perempuan yang ketika ketiduran bisa berjam-jam di pundak dan bahu pria yang baru saja merebut hatinya tanpa mengambil harga dirinya, pria biasa saja yang memiliki kemampuan diatasnya, pria yang membagi rokok, hidup dan cinta yang dimilikinya untuk itu. entahlah disebut beruntung atau tidak, tapi membagi waktu dengan wanita yang sepemikiran membuat waktu berjalan begitu cepat tanpa nelangsa yang begitu lama, ini cinta lalu apa? bukan faktor ini itu yang

membuat kita menangis karena aturan yang dibuat oleh sipembawa aturan, cukup pria-wanita dan saling mencintai, bukan faktor profesi yang membangkang atau agama yang menjadi kungkungan. perempuan itu membagi keluhan, perhatian, dan rasa yang dimilikinya, walau tertular pada emosi yang sempat teredam ketika bangun pagi dan teriak tanpa alasan. begitulah dia..apa adanya perempuan itu ada disebelahku, bersandar di bahuku. sambil aku menyelesaikan tulisanku, memeluk tanganku dan semakin lelap. tidurlah, aku tau tadi malam kita terlalu sibuk bertengkar tentang cinta gelap gulita dan tentang agama yang tidak menyurutkan hasil apa-apa. sekarang cuma kamu-aku itu saja.

Peri Cintaku ratna galih attaliya Di tengah hujan kembang api, hari itu jumat jam 6 sore, demonstran semakin tidak terkendali, kita semua berkumpul didepan gedung DPR, jalan gatot subroto, pusat kota Jakarta. mulai malam dan sebagian orang sudah berlari menjauh. Kami mulai ditembaki gas air mata oleh polisi, sebagian memang berlarian, sebagian melawan dengan keadaan, kami aktivis bukan penyamun yang bisa diusir dengan gas air mata, bila ingin diusir kita boleh berdebat dulu sepanjang malam. Sebagian di posisi depan beberapa rekan mahasiswa mulai mundur, karena mata yang mulai perih, dibaris kedua, ada golongan ibu ibu yang ketakutan, sebagian besar tanpa suami mereka, sebagian besar sudah renta. Dan di sisi akup kiri ada generasi masyarakat yang menembakkan kembang api, langit seperti membuncah dengan kembang api yang tidak putus putus, bukan sedang berbahagia bahwa kita akan lebaran, tapi berduka bahwa masyarakat ini sudah diperkosa hak hak standar hidupnya. Dalam beberapa menit ribuan aktivis menyingkir, begitu juga aku dan teman teman, lokasi yang tadinya dipenuhi oleh aktivis mulai kosong dan sepi, tersisa teriakan hidup rakyat, hidup rakyat yang menggelegar dan bernyanyi bersama sinar kembang api di langit Jakarta yang mengharu biru: kita mundur dulu! Seorang menepuk bahuku dari samping, Seno Ketua himpunan Teknik Mesin mengambil langkah untuk mengambi nafas dahulu jangan! kita disini saja , menunggu hingga sidang paripurna DPR itu selesai, dan tau hasil nya

teman teman mulai tersingkir mendadak agung teman dari BEM trisakti memberi pengarahan pada kami kita jauh jauh ke Jakarta bukan untuk menepi! teriakku, Keadaan sudah semakin tidak terkendali, pagar pagar gedung DPR sudah hancur oleh massa organisasi masyarakat, begitu juga pagar tol dalam kota di Gatot subroto. Pendemo merengksek masuk, teman teman mahasiswa mulai mundur di bagian kedua, sebagian mahasiswi dilindungi di lapis ke dua. Coverage semakin meluas. aryo Aku menoleh.. ga.lih Kita kumpul di alun utara, kondisi semakin tidak terkendali, masyarakat semakin anarkis, bisa bahaya kalau kita masuk dan mencontoh yang sama Dia menarik tanganku yang dingin tak mampu berkata, aku membeku, lalu membisu ditarik Wanita itu ratna galih attaliya, cinta pertama dan terakhirku. wanita cerdas yang cantik, sekali Mau mati saja rasanya bertemu dia lagi. aku mengingat Kisahku dengannya seperti Seperti cerita dewi sekartaji putri prabu brawijaya, yang lari menghilang karena akan dilamar raden kelono yang tidak disukai perangainya yang urakan. lalu prabu brawijaya mengadakan sayembara untuk menemukan dewi sekartaji. Hadiah bagi pemenang, jika pria akan menjadi suami dewi sekartaji, dan perempuan jadi saudaranya. Lalu seorang bernama joko kembang kuning berhasil menemukan sang dewi. meninggalkan raden kelono teridam menggagahi kekalahannya di persinggahannya. Sayangnya di pewayangan cinta itu aku seperti lakon raden kelono yang didepanmu seperti pemuda urakan, dengan ip pas pas-an, aku suka berorganisasi, suka kaderisasi, aku suka berbicara tentang politik dan kehidupan, dan jarang mandi, jangankan mandi pulang saja hampir tak pernah, tidur bagiku adalah kutukan karena tengah malam harus kuselesaikan tugas kuliah kita yang begitu banyaknya setidaknya aku masih mempertanggung jawabkan hidupku. tak ada masa depan ujar teman temanmu ketika aku menyatakan cinta padamu dulu, kau menolak cintaku dan pergi dengan pria yang sangat mapan hidupnya, anak orang kaya yang memakai CRV bapaknya kekampus. Meninggalkan aku yang mengunyah perih dimanisi pedih dihimpunan yang bau amis.

Mengupas Topengku Bagaimana aku bisa mendapatkanmu tanpa merubah diriku sendiri? ketika mencintaimu aku lalu memahat topeng arsiran demi arsiran hari perhari, senin aku memahat alis yang tebal lalu diberi gelap, selasa aku lalu memancungkan hidungku, rabu aku mengamplas permukaan topengku agar terlihat lebih halus, dikamis tunggu aku menggerus daguku sampai berbentuk sedikit runcing. Hari per hari, aku memahat topengku yang semakin kusadari malah berbentuk wajahmu, setidaknya bentuk keinginanmu, bukan malah berbentuk wajahku atau akar dan batang resolusi resolusiku. Lalu kadang ketika berkaca aku malah tak mengenal sosok didepanku, lupa bentuk asliku yang khas dan tersesat kedalam kesemuan ambisi memilikimu. tenggelam dan tetap kehilanganmu sebaik baiknya mencintailah dengan apa adanya, dengan menjadi diri sendiri. cinta selalu bertepuk tangan dengan caranya sendiri seperti rasa manis dan pahit yang menyatu di Caffe Latte 1/2 cangkir susu non-fat milk dan 1/3 cangkir kopi espresso panas. perpaduan hangat dan getir. Cisitu masih jauh dari tempat aku berdiri dengan lentingan rokok yang sudah hamper habis, seperti sedang bercerita tentang bayang di jalan kenangan di siliwangi yang basah kuyub tempo hari, bicara tentang rindu yang pernah melayap di malam malam dingin kota bandung, menarik kisah tentang cinta yang berat dikayuh ketika aku insomnia tapi bagiku kau tetap di zona fikiranku permanen

Kosmik kita terlahir dengan banyak perbedaan. kau dan aku terkadang malah seperti planet dan cincin-cincinnya, suatu partikel yang terbentuk dari debu kosmik yang mengorbit sejalan-sejajar tapi tidak akan pernah bersama. cintaku padamu malah seperti reruntuhan bulan yang hancur oleh tabrakan besar; seperti pecahanpecahan planet yang hancur akibat tekanan pasang-surut saat melewati batas Roche planet lain. yang tidak stabil dan hilang terhambur dalam hitungan ratusan juta tahun. menghilang dan menjadi hampa. kau tau? aku merindukanmu.. di malam malam kesepianku

IBU aku titip salam pada ibu, dimana di kakinya ada surga menunggu aku titip salam pada ibu, dimana tangisnya comullus nimbus yang menghancurkan fikiranku aku titip salam pada ibu, dimana cintanya setinggi gunung jayawijaya bahkan menjadi parsial tidak terhingga pada aritmatika aku titip salam pada ibupada rindu yang terdengar dari suara telfonmu sore ini ah sayang kita berjauh jauhan bu. Penghabisan Cintaku Every time I think of you I get a shot right through into a bolt of blue Its no problem of mine but its a problem I find Living a life that I cant leave behind Theres no sense in telling me The wisdom of a fool wont set you free Aku sedang di bandara, sambil mendengarkan lagu ipod..satu kumpulan lagu yang dulu kamu susun di folder laptopku. sekarang aku kembali ke kotamu, kota kita, kota tempat kita bersama berbagi cerita dulunya. Folder mp3 yang hampir tiap malam aku dengar ketika mengingatmu, atau apalagi sedang rindu berat padamu. sejarahnya skype dan ym memang bukan tipikalmu, aku tau.. kamu lebih suka kita yang berbincang kecil di meja kecil kosanmu sambil menunggu malam dan aku pulang menggunakan sepeda motorku dari kosanmu. sambil mengucapkan selamat malam dan menutup perbincangan dengan mengecup kening. Aku bermemori baik untuk saaat-saat itu seperti saat aku kehujanan dan kita baru saja berantem hebat, lalu aku singgah kekosanmu untuk meminta maaf, sambil kamu membawakan segelas coklat hangat, dan handuk kecil untukku lalu memberikan baju liverpoolmu untuk mengganti baju basahku. Atau kamu yang kecapean dan tertidur sambil bersandar di lenganku di sofa teras kosanmu sampai tengah malam.

Masih ingat ada baju arsenal yang dulu pernah kutitip padamu, atau aku yang baru pulang kantor bukannya pulang kerumah tetapi malah menyempatkan diri untuk sekedar melihat senyummu yang selalu menjadi doping paling canggihku. Aku di bandara changi menuju kotamu saat ini, setelah memberi jarak yang cukup lama untuk menuntut ilmu di negri orang tanpa komunikasi, 2 tahun. Dan sekarang aku kembali. Aku masih ingat kamu orang paling bersemangat mendukungku ketika tau aku akan berangkat untuk sekolah lagi waktu itu, kamu yang memaksaku belajar bahasa inggris dan toefl habishabisan,aku juga tau kamu sangat senang ketika aku bilang hari keberangkatan untuk mengambil master di luar negri. aku pulang, setelah menyelesaikan tanggung jawabku untuk masa depan yang pernah kujanjikan lebih baik denganmu, aku kembali setelah siap untuk membawamu kedalam hidupku. Tapi.. wed never see just what were meant to be Aku sudah telambat ternyata. membaca status mu di social network facebook tentang rencana pernikahanmu.. Saat itu aku sedang packing dikamar untuk segera pulang, dan ingin memberi kejutan padamu, sebuah ijazah, tambahan nama dan baju wisuda agar bisa berfoto dengan kebayamu seperti dulu. Aku hanya diam dan aku seperti kehilangan semangat yang membakarku untuk terus maju seperti biasa, lalu aku melihat di meja kerjaku masih ada fotomu yang memakai kebaya hijau gelap itu-cantik sekali. ah hidup memang bukan perkara adil atau tidak, bukan perkara bisa atau tidak. Tiga minggu setelah itu aku masih belum tenang, tidak gampang untuk menenangkan ombak yang berpotensi menjadi tsunami. butuh proses yang bernama waktu, aku seperti mati kutu menjalani hari-hari itu. Sambil mendengar lagu frente bizzare love, lagu kesukaanmu yang kita nyanyikan saat dimobil berdua menyetir ke jogja, tersesat di semarang dan kehabisan tenaga di surabaya. hallo..siapa ini? jawabmu dengan suara yang kurindukan 2 tahun terakhir kau tau? aku rindu berat

ini aku kamu diam, aku fikir kamu juga merasakan hal yang sama, mendadak orang yang menghilang sudah ada didepanmu, didepan rencana pernikahanmu tepatnya. selamat ya tanpa sempat kamu jawab lalu aku mematikan handphoneku, dan berjalan menuju terminal keberangkatan. Mengganti folder lagu-lagu pilihanmu dengan lagu simple plan-misery Selamat tinggal sayang, jarak memang tidak pernah ramah pada kita Waktu pun tidak pernah berpihak adil seperti hakim.. Aku dipercundangi dengan rasa sayang dan cinta yang berlebihan, tapi sudahlah Jalanku masih panjang. Mengambil ransel, membesarkan volume ipod, membenarkan letak topi dan berjalan menuju pesawat..sambil tersenyum Im moving on I get down on my knees and pray Im waiting for that final moment Youll say the words that I cant say *menulis saat mendengar lagu frente-Bizzare love saat makan siang di kantor* karena untuk setiap fenomena selalu ada ruang secara science yang menjelaskannya dengan masuk akal setiap masalah ada algortima pemecahnya setiap rumus ada himpunan dan komponen terdistribusinya

dan yang pasti untuk setiap tulang rusuk akan ada tulang rusuk satu lagi sebagai pasangannya dan tugasmu untuk menemukannya

Lelakon #3 Terminal 3, Sukarno-Hatta, cengkareng keberangkatan luar negri. *ting tong* panggilan terakhir untuk penumpang keberangkatan sydney, australia ia lalu mulai berjalan dari tempatnya berdiri saat ini, menundukkan kepalanya mendekati wanita yang sedari tadi memegang tisu dan melapkannya pada mata sembabnya dan berkata. sayang, sudahlah mungkin semakin cepat aku pergi mungkin semakin cepat juga aku akan kembali, dan menghidupkan api agar kita tak akan kegelapan lagi lalu mereka terdiam, membeku, sampai waktu berlalu meninggalkan wanita itu menyapu air matanya pelan-pelan dan memeluk kekasihnya. dan-juga memeluk kesepian dan-harapan yang tertinggal di bandara, di diktat, di kampus yang berbeda negara. setelah ini selesai, aku berjanji akan menikahimu bisik pria itu dan selama berjalan dari bandara ke parkiran, badai mendadak berlalu, mata sembab sekarang bercampur senyum-senyum sendiri. tak jelas.. ah sudah, memang wanita susah dimengerti. sore itu di bandara (masih) berakhir bahagia..

Lelakon #2 jakarta terik dengan keringat sedikit yang membasahi, ketika aku keluar dari pintu mobilku. serasa punya ikatan batin dengan seorang wanita di sudut circle-k, memarkir mobil di loundry sebelah circle-k. aku berusaha mendongak lalu melihatnya lagi dan memastikan.. benar.. apa memang bumi seringnya berkobar-kobar pada harapan yang tidak berpengharapan? tempo hari aku ingin sekali bertemu dengan mu bagaimanapun caranya,aku tidak tau. yang aku inginkan hanya memandangimu, melihatmu baik baik saja. dan menjadikan semacam candu yang meragu pada sengatan sinar matahari sore itu. aku tempo hari-dulu telah kalah, mengalah atau memang aku tidak pernah berjuang lalu kalah, sehingga kamu direbut hatinya olehnya. wanita cantik itu memakai batik coklat, dan celana jeans, menggendong anaknya yang masih bayi..siang itu, manis sekali. menggunakan kacamatanya. aku memandanginya, dari jarak 20 meteranku, meraguingin menyapa tapi tak ingin. ingin bertanya siapa nama anaknya tapi serasa tidak rela telah kalah. semenit-dua menit aku menahan diri, sendiri. meragu-ragu dengan keadaan yang penting dan tak penting dan menyapamu dan maju mengurai masa lalu. hai.. kamu, apa kabar? basa basiku kamu terperangah, sampai mulutmu menganga, bertemu hantu di siang bolong eh, ini si cantik siapa namanya masih berusaha mengurai basa basi baik baik.. kamu apa kabar wajahmu masih sangat terkejut. eh.. ayo kenalan dulu sama om ujarmu masih dengan muka shock. sambil menyium tangan anakmu, aku bertanya.. berapa bulan ta?

udah 5 bulan, mas giliranku terkejut, bibirku memutih, dan pucat pasi.. aku curiga.. aku om..atau.. sebegitu pewayangan harapan dalam ludruk cinta yang sudah berlalu.

Mencurimu Lampu lampu coffee shop mulai meredup, sabtu malam minggu tengah malam, ekspresso dan toast di depan meja, aku masih gelisah. Okey yang pertama gelisah karena masih tengah bulan, tapi gaji sudah hampir habis, gelisah karena akan site visit ke daerah namun desain juga belum siap, tapi kegelisahan paling besar. Berjanji pada ibu memberinya menantu tahun ini. Tegukan pertama-tegukan kedua, lagi lagi cafe ini mungkin kehabisan ide untuk menciptakan suasana romantis selain lampu remang remang dan lagu sabrina need you know, dan sehabis lagi ini ada never say never, aku hafal mati luar kepala, satu album di mobil dan lagu ini juga selalu di putar ketika masih tinggal di bandung, McD dago, Ciwalk menjadi pelanggan setia. Rite? Ekspresso tersisa setengah, dulu- ketika masih kuliah, hampir tiap malam aku minum kopi-kapal api, atau kalau sedang awal bulan- kopi aroma. Meja balkon ketiga dekat dengan colokan, sambil membuka laptopku, mengecek beberapa email dari kantor dan beberapa tawaran diskon di gmail. Sayang rasanya memindahkan mereka ke trash, herannya aku merasa sangat senang ketika ada email masuk dengan notifikasi di handphone.5 menit kemudian. Aku menunggui wanita yang sudah membuatku tidak nyaman, setidaknya dalam 7 bulan terakhir ini. Isi email atau whatsapp pasti dengan subject namanya. Sedang jatuh cinta? Go get it, kita bukan anak kemarin sore yang suka kepada seorang wanita lalu menembaknya, lalu jadi pacar, lalu pacaran-bahagia-lalu berantem dan putus, lalu kenalan dengan wanita lain dan mengikuti siklus selanjutnya. Kami berdua adalah pecinta kopi, hampir setiap hari 3-4 gelas kopi atau bila sedang sangat sibuk aku bisa mencapai gelas ke 6 setelahnya jantungku biasanya berdisko. Aku suka dengan kopi panas, sedangkan dia kopi dengan tambahan es. Aku suka kopi hitam pekat dengan gula classic tropicana, sedang dia lebih suka capucino-manis, dia suka kopi instant dan aku suka proses membuat kopi yang selalu dianggapnya terlalu riweh.

10 menit kemudian. Dia datang dari depan, dengan rambut acak acakan dan muka bangun tidur, dengan celana pendek dan Tshirt bergambar teknik industri ui- belel nya yang kebesaran, sabtu baginya adalah periode tidur yang tidak pernah boleh diganggu,-siapapun! ketika aku berhasil mengeluarkannya dari kandang aku rasa dia butuh penjelasan yang konkrit dan tidak bertele-tele, atau paling tidak aku akan siap dicereweti olehnya. But i dont know? i love it. hei.. hei, kenapa sih? Ada apa malam malam manggil gw kesini, jauh tauk, macet pula pegel nih gw nyetir, kenapa bukan elu yang kerumah gw sih, dan malah kenapa juga gw yang mau kesini duluan Cara mencairkan suasana paling konkrit, degan mendengar protesnya, yang panjang lebar ini. lo udah makan? makan dulu udah dirumah, mama masak Basa basi yang selalu bikin bingung, elemen yang tidak terdefenisi dalam algoritma pekerjaan yang biasa dilakukan oleh fikiran, aku keringat dingin, ingin bicara panjang lebar, tapi bingung untuk memulai dari mana. Pindah kesampingnya lalu berkata. lo mau nikah dengan gw tahun ini? Hey, slow it down whataya want From me Whataya want from me Yeah Im afraid whataya want from me Whataya want from me There might have been a time And I would give myself away Oooh once upon a time I didnt give a damn But now, here we are so whataya want from me Whataya want from me Sayup sayup lagu sabrina terdengar..dan Anggukan iya darimu

Rindu di pinggir pinggir Hati ada tetes-tetes rindu dari air yang bergantungan di atas atap kota paris, satu persatu turun-perlahan-lahan ada nada bergemuruh berisi keinginan bertemu yang lalu mendidih menjadi uap dan menghilang di udara panasnya musim semi seperti tegukan terakhir pada minumanku di pinggir-pinggir jalan di bar di French Bar Canyon pinggir jalan Fraser River . mengering dan meninggalkan sisa berat yang entah kemana. atau mungkinkah suatu saat kita bertemu dan diharuskan menjadi lakon-lakon dalam teatrikal commedia dellarte di italy. berdiri di depan panggung, menjadi patung, sepuluh, dua puluh menit sampai sejam. ah sudahlah aku titipkan saja salamku pada waktu, pada bungkusan rindu yang terkirim di email-email yang tidak terbalas, dan di doaku padamu aku diracuncintamu dariku-untuk-mu. yang entah dimana 3 Floppy Yang bervirus ENAM. Format 31/2 floppy memang sudah tidak laku lagi di sistem computer i3 atau i5 Tapi di PC ku selalu masih ada drive floppy untuk bagian-bagian lama itu bagiku floppy sangat menarik dengan pita film didalamnya, sampai aku lupa menggunakan data-drive 1 Teraku Jatuh cinta itu anugerah. kalimat pertama yang aku tuliskan setelah mendengar sayup sayup lagu jamie cullum dari speaker salah satu cafe di kota semarang. jatuh cinta..

logika dari penasaran yang disirkulasi oleh otak lalu di rangsang oleh saraf menjadi pengenalan akan keinginan untuk mengenal-lalu memiliki. Bila beruntung akan menjadi selamanya, bila kurang beruntung akan ada yang merenggut logika logika itu dan menggantinya dengan logika logika lain yang akan terus berotasi tidak ada habisnya. Demikian juga cinta yang dulu datang dan akan selalu pergi, seperti genderang yang bergemuruh menuju penantian yang panjang dari sebuah perperangan yang tidak akan ada habisnya. Manusia memang mahluk yang aneh, ketika kita kecil ingin rasanya cepat menjadi dewasa, ketika dewasa kita malah sering merindukan hal hal yang telah hilang. kadang kita mencari uang sampai habis habisan dan tak mengenal waktu, lalu sialnya uang itu juga habis di penyakit yang menggerogot karena bekerja terlalu lelah. Terkadang kita terlalu cemas memikirkan masa depan, sampai mengabaikan masa kini, atau malah sibuk mundur merangkai masa lalu sehingga tidak benar benar hidup dimasa sekarang. Ketika mempelajari beberapa artikel garis tangan dari tulisan tulisan di internet, aku mengenal ada yang disebut lembah perbedaan. Begini, Dalam filosofi jatuh cinta akan ada sosok yang tampil menjadi mimpi, sosok yang dimaknai sempurna untuk dijadikannya kenyataan, fatamorgana indah yang menerawang dan menjadikan kenyataan adalah fiktif yang sebenarnya atau malah sebaliknya menjadikan fiktif menjadi kenyataan yang tidak pernah ada. Seperti ada ilusi yang terbangun dari ketidak penerimaan masa lalu, tetang logika dan memori indah sesaat yang membuka rotasi dari tempat itu sendiri Di negri ini selalu akan ada suatu masa dimana matahari bersinar, terik menerangi, lalu mendadak ditutup awan gelap dan turun hujan Tapi ingatlah bahwa sebentar juga awan-awan pembawa hujan akan lenyap dibawa angin, namun matahari akan tetap sama tidak beranjak, tidak tertukar dengan matahari dari planet lain . Dalam masa masa sulit, masa masa saat tidur tak tenang, dalam masa masa cita cita tidak menjadi kenyataan atau cinta hanya menjadi kenangan atau gelisah seperti ikat pinggang yang melingkar percayalah bahwa ada ribuan orang dari berbagai bangsa juga pernah merasakan hal yang sama, tapi mereka tetap berdiri. Tetap percaya bahwa matahari akan tetap sama. Tidak berubah. Bila ada gelap di terik siang, aku rasa itu cahaya yang sedang tertutup awan. sering saat berkaca, aku sadar aku kadang usang dimakan masa lalu dan harus segera berhenti.

Didua Arah Kita semua sama, terpenjara dalam kesendirian. Hanya saja, ada yang terkurung di ruang gelap tanpa cahaya sementara yang lain menghuni kamar yang berjendela- Kahlil Gibran Di salah satu starbucks di bandara siap untuk liburan, setelah menghabiskan waktu setiap hari di site selama beberapa lama. Americano tall panas dengan 2 sachet gula merah, burger 1 pcs yang dibeli didepannya, laptop dan handphone yang sepertinya sedari dulu tidak lepas dari kabel kabel casnya, aku rasa hubungan mereka seperti roh dengan tubuh, bila salah satu melayang yang lain sepertinya tidak banyak berguna. Thats life, hidup memang akan selalu berubah. Kejutan akan selalu ada selama kita siap untuk menerima kejutan kejutan tersebut. ada gelombang yang disebut ketertarikan, sederhananya.. Rasa tertarik menimbulkan rasa penasaran, rasa penasaran menimbulkan keingintahuan. Dan setelah itu sudah. Seperti dalam suatu bagan algoritma akan muncul suatu segitiga pilihan, penasaran tersebut akan diteruskan atau tidak. Jadi jangan terkejut bila menemukan banyak stalker di dunia maya, itu tidak lebih karena dalam algoritma fikiran mereka pilihan yang keluar adalah pilihan diteruskan?-yes. Tidak kurang, tidak lebih. disatu sisi cinta juga begitu, yang muncul awalnya adalah rasa penasaran dari seorang kepada orang lain. Ketertarikan yang menggebu menjadi magnet paling mengesalkan sampai kita sadar bahwa kadang semua berjalan tidak sesuai yang kita harapkan. Ya demikian mungkin, ada semacam aliran kosmik yang berfungsi untuk merotasi hidup, semalam akan tetap menjadi semalam, lalu dilain pihak dia mampu menjadi lusa atau malah keterbalikan menjadi terlalu remang remang untuk diingat. Yang menjadi pengikat mungkin adalah tata krama, lem paling manjur yang terkadang terlalu meleleh atau malah mengikat terlalu kaku, sehingga merobek yang seharusnya dijaganya. Kebiasaan-kebiasaan akan muncul menjadi keperluan dan keperluan-keperluan somehow menjadi kebutuhan yang penting, begitu juga lika liku dari pemilihan untuk membagi percintaan. ah, intinya memilihlah. tetap di tempat yang sama asa membuatmu tidak kemana mana.

Lorong-Lorong lalu di lorong-lorong ini aku bercerita-cerita mengenai labirin berusaha untuk memeragai nasib yang sedang tak bertuan, berjalan menuju lembah-lembah garis tangan yang berubah-ubah. berganti layar terpal dengan kertas yang mudah basah lalu mengering, berganti hari dengan bulan lalu menuju tahun memerangi ketuaan dan keriput yang entah kapan akan sembuh, memerangi kekalahan tempo hari dan berkorelasi pada pengalaman baru benar kata mereka pengembara kadang keputusan yang terbaik itu tidak memiliki efek langsung, namun memberi efek perlahan dan pasti pasti membawa kehancuran atau malah lebih baik And I put all my heart to get to where you are, Maybe its time to move away I forget Jakarta, And all the empty promises will fall, This time, Im gone to where this journey ends -akustiknya adhitya sofyan dan segelas kopi. Tentang Memilih karena suatu saat kita, semua akan dihadapkan pada pilihan pilihan hidup untuk tetap bertahan, atau bergerak. untuk memilih a atau b, kiri atau dilain hal kanan. pilihan satu yang selalu akan mem-fasekan pilihan berikutnya, yang nantinya akan membentuk komponen pemilihan selanjutnya. kita misalkan pemilihan adalah suatu persamaan dengan 2 atau 3 penyebut maka hasil dari pemilihan tersebut disebut resiko atau keuntungan yang seringnya datang akan bersamaan. seperti ketika mengikat satu ujung tali pada satu tiang dan memegang ujung tali lainnya lalu menggetarkannya, maka yang terjadi adalah timbulnya distubance.. the disturbance always move somethings come back to me gelombang yang terlempar akan kembali pada kita.begitu juga pilihan, hasilnya juga akan kembali kepada kita.. itu kenapa kita harus berani untuk memilih, tidak memilih hanya akan membuat kita tidak kemana mana

Cinta yang kandas di Paris lalu dari paris aku berlari lari menuju cannes memuji-muji festival yang duniawi sambil mengeruh bersama deburan ombak pada pinggir-pinggir pantai yang disilaukan mercusuar berbicara dengan masyarakat di Alpes Maritim Cote dAzur Perancis menikmati mereka yang berbikini lalu bercerita dan akhirnya bercinta dengan penduduk di montecarlo meninggalkan dosa, sambil melihat malaikat yang menggeleng bukan kepalang lalu kesepian meneropong topografi lintas batas selatan Italia dan Perancis dengan pegunungan kapur. memecah diri pada gelombang dan resonansi sendiri ah tapi saja masih kuingini kamu disini bersamaku! dalam remang remang aku menemukanmu yang abu-abu lalu kita berdua bercinta menjadi gelap -masamu-masaku Jakarta kesepian daun mulai turun dari undak kayu kasa di atap rumah, lalu akan aku tundukkan kepala dan menjentikkan pemantik menghidupkan batang rokok yang disalin dari tembakau kering sisa kemarin sore. mengayun nyala api layaknya persembahan diri terhadap jiwa yang isinya kelam dan gulita. mungkin benar, semakin cepat aku pergi, nanti semakin cepat juga aku akan kembali. lalu melupakan nyala api yang redup kemarin pagi. perpisahan adalah sepenggal kecil dari perayaan pertemuan yang kadang penuh dengan air mata dan kekesalan. tapi perpisahan juga yang akan menciptakan pertemuan-pertemuan yang lain. kita memang tidak lagi berjalan dengan cara yang sama, seperti aku yang lupa cara memelukmu dari belakang di perjalanan kita yang semakin menjauh. kita akan terus saling melihat, tanpa menyapa menjadi orang asing yang tidak akan pernah asing

Uap Rindu jangan beri aku ruang sedikitpun sebelum itu yang akan menghancur luluhkan hidupmu, meluluh lantakkan perasaanmu kepadaku. sudah cukupkan saja dirimu sendiri, bila sempat berfikir untuk masuk kedalam rotasiku, buang jauh-jauh fikiranmu. itu hanya akan membuat kita menjadi magnet yang saling menolak, aku di utara dan kau akan tetap ada diselatan bila juga berfikir aku memikirkan mu maka aku minta buang juga fikiran-fikiran itu, kalaupun benar aku memikirkanmu mungkin itu hanya fikiran yang terbersit dari mimpi-mimpi yang harusnya sekedar menumpang lewat dalam hidupku. semua sudah habis dan tidak terbagi, sudah tidak pernah menjajah malam-malamku dengan senyum itu jadi pergilah, entah bersama siapa, karena aku juga tidak perduli pada pola gelombang yang diciptakan nasib pada garis tangan. bila simpul itu adalah senyum bahkan aku tidak merindukan simpul apa-apa sekarang, hanya perjuangan dan list dan note yang harus dikejar sampai aku merasa cukup, karena semua memang soal perjuangan. sempat aku bersumpah pada diri, walau takkan sesangar sumpah palapa gajah mada, tapi tidak juga aku berfikir untuk mengingkari nya sebagai lelaki. lalu memang sadar hidup ini, kadang memang bukan pilihan, jangan coba-coba bicara cintamu yang kandas pada pengkhianatan padaku , jangan bicara cintamu yang kandas pada emosi yang berlebih, jangan bicara cinta bila hanya bisa menyalahkan dan membenarkan diri sendiri, jangan bicara cinta kalau hanya nafsu yang menggerogoti tulang-tulangmu, bila bisa aku ingin memantiknya dengan spritus lalu terbakar seperti dulu. jangan sia-siakan hidupmu untuk menunggu suatu koefisien yang tidak pasti.karena bagiku kesetiaan bernilai pasti tanpa perlu diberi embel-embel apa-apa. karena aku juga pernah memberi kesetiaan yang murni tinggal kenangan dan karena sudah kupastikan juga tidak akan memikirkan mu (lagi) dalam neuron-neuron sarafku. menulis prosa singkat diatas saat membaca satu twit dari sahabat aku tentang patah hatinya.. cinta takkan kemana mana tetap di tempatnya, mungkin orangnya saja yang berbeda.. ah menggelikan

Bulan kemarin Malam rembulan itu tampak sedang merindu, beradu padu dengan kelam, dan bintang yang malu-malu tertutup awan lalu dia duduk di surga singgasananya, berkabut kesepian dan berkedok kesendirian. ah sungguh rupawan! rembulan itu membentuk satu palung yang dalam, seperti bercerita tentang sulitnya menaklukkan hatimu rembulan itu bercerita tentang kita yang sudah menjalani banyak hal, lalu mendadak kau meninggalkan ku duduk ditepian jalan sendirian, dan kau pergi berlarilari disisi satunya, mengerikan! rembulan itu bercerita tentang cintaku yang kelelahan kau tinggal diam dan pergi menghilang. padahal aku masih ada disini, ah menggelikan! rembulan itu terang, berbagi dengan bintang yang berjarak 2000 tahun cahaya menggodaiku yang duduk sendiri beradu kabut kelabu ah bulan, pergi sana, kau meluluh lantakkan hati yang sudah hancur lebur kuala lumpur, 17 februari 19.00 coffee tiam cafe.

Penghabisan aku tak ingat akan banyak hal baru yang seharusnya untuk diingat, perlahan tapi pasti dan menunggu pemecahan masalah yang sedikit rumit atau malah menjadi tak relevan. kita berada pada jarak paling jauh juga 5 meteran, tapi sesungguhnya kita sedang berjauhan, kau di kiri, aku dikanan, kau di kutub utara, mungkin aku diselatan, ah hati memang keras sekali terkadang. kau berdiri di pojokan sambil mengirim sms padaku, isinya: aku ingin ketemu di westafel aku membacanya, aku tau kau juga melihatku membacanya. aku juga tau 30 menit selama aku disini, matamu tak lepas memandangku. sambil mengisap rokok yang tinggal sedikit lagi aku melihatmu mulai bergerak ke arah westafel, berharap aku pun bergerak kesana.

mematikan rokokku dan menyela pembicaraanku dan teman-teman aku berjalan ke westafel, menggulung lengan jaket jeans biruku yang kusam. dan berdiri tepat disampingmu, mencoba tak terlihat, dan beradu dengan terlalu ramainya keadaan disekitar, kita berkelit seperti orang biasa mencuci tangan. aku ingin kita pisah dulu ucapmu. aku diam sambil mengambil sabun untuk mencuci tangan, aku tak ingin bicara apa-apa, kita sudah salig berdiam diri 2 bulan terakhir dan ucapan pertama dibuka dengan kata berpisah. kalo bicara di tekken aku mungkin dapat double combo, double punch in the face atau hasil mati aku tak ingin memperburuk keadaan, komposisi kerumitan yang ada di dalam organisasi. aku tidak bisa terus-terus begini ujarmu, aku diam, 2 menit, 3 menit sambil mencuci tanganku yang sudah berkali-kali aku basuh, cuci kemudian basuh lagi-cuci lagi kemudian membasuhnya lagi. aku tau kau kesal padaku, tidak mendapatkan jawaban apa-apa, sambil berlalu, melewatiku matamu memandang seperti mengancamku, mentolerir keadaan kita sedemikian lama yang mungkin sangat berat. tapi aku sendiri tak mampu berbuat apa-apa, aku bukan lemah kekasih, cuma takut untuk merusak kondisi nyamanmu, keadaanmu.. sambil menyeka muka aku tak bisa menahan rasa. aku cuma bisa diam, melawan kata-kata mendebatmu? sama saja membunuh rasaku. bobrok atau hancur aku rasanya atau sebobroknya kejadian ini aku rasa hanya akan menjadi planetari nebula, hasil akhir sebuah bintang, menjadi debu, pecahan partikel kecil dan berhamburan di luar angkasa, menunggu masuk ke kamflase black hole pada radius tertentu dan siap untuk menghilang ddidalamnya.. Rindu dan Alkohol Rasamu saat mata harus terpejam dipukul pukul tengah malam, sekali lagi dihamparan semananjung pucuk-pantai paling ujung sumatera aku kehilangan kendali akan kau kekasih aku kehilangan rindu yang seperti alkohol 50 % di botol botol jack daniels dan brandy yang memabukkan atau kau tau dulu sering pada saat aku terbangun dari mimpi tentang mu, aku ingin kembali ke tidurku, untuk bertemu kau lagi kekasih..

jadikan aku sekuat arai memperjuangkan zakiah nurmalanya, jadikan aku sekuat hayam wuruk untuk bertemu dyah pitaloka, jadikan aku romi saat peranmu menjadi yuli dalam episode kisah kita. jadikan aku nama belakangmu di paragraf terakhir romansa kita. karena, percayalah karena ketika melihatmu, aku melihat sisa hidupku didalamnya Jembatan Masa Lalu lalu sendiri aku berdiri di balik bayang-bayang jembatan masa lalu yang entah masih ada atau tidak menjadi paradox normal masa dan bentuk yang berliku-liku seperti puzzle yang hilang sisi satunya. pada rentang nilai waktu yang menjadi kuantifikasi absolut pada satu sosok yang membuat tidurku tak nyaman, atau pada rentetan permintaan yang tak masuk akal dari hati kepada diri yang menolak seperti aktifis yang kelaparan. hilang aku pada rekondisi jutaan detik yang pernah terlalui bersamamu.. antara rentetan hantaman penolakan setelah itu, aku masih berdiri pada masa sulit yang mengajari kakiku untuk berdiri dan mulai melangkah pelan pelan sekali bahkan terseret. atau itu hanya permainan bahasa yang menjadikan realita nyata menjadi tak nyata kau akan tetap sesuatu yang tak tergapai bagiku? atau semua itu adalah pembenaran pada sistematika aritmatik perasaanku padamu dalam bentuk-bentuk unstable yang ku cipta?.. apalah arti membagi bila bukan untuk mempertanggung jawabkannya apalah arti kau aku atau kita bila hanya berakhir pada beberapa hantaman badai di 12 purnama. bagiku sekarang , kau akan tetap ada.. tersimpan rapi tapi tidak untuk ditemui lagi untuk sahabat yang kemarin mengungkapkan isi hati kepadaku semua itu sudah tersimpan, dan seharusnya kau lupa meletakkanya dimana.. jakarta-malam minggu- berteduh kehujanan di rumah nya.

Nona yang tak datang.. kamu tau artinya menunggu? tanyaku pada cermin berkali kali, sampai bosan. berkomunikasi pada bayangan diri sendiri hingga kelelahan karena cinta yang tak kesampaian. yang aku tau, saat itu aku seperti sedang di padang padang harapan yang tidak bertuan..lalu menggeliat geliat bersama jiwa dan roh dengan penuh harapan dan tanpa batasan berharap kau akan datang. aku sudah titip doa agar dibawa awan untukmu, pertanda rasaku. aku sudah titip cinta pada angin sepoi sepoi dengan petikan gitar yang gubahannya tertulis namamu. lalu di padang padang harapan itu sampai langit tenggelam aku sadar, kau takkan datang. aku hanya bagian bayangan yang akan hilang begitu dilalap oleh cahaya benderang. aku hanya pahit yang kau tepikan untuk rasa manis yang menyerang. sore itu aku seperti sedang berbicara pada diriku bercerita ini itu dengan kepala dan hati yang membatu. seperti sedang menggagas ide pada hujan dengan awan gelap cara membunuh cintaku pelan pelan. sampai kau tau, ada yang pernah berdiri didepanmu, menunggu lama untuk tetap mencintaimu.. namun kau akan tetap menghilang dengan bayangan percayalah biar kita saling diam, rindu ku dan rindumu sedang berpelukan dalam dalam.

Tentang penulis Construction On Shore Engineer, Transport Planner yang suka menulis, berdomisili di Jakarta dan suka sastra.

Anda mungkin juga menyukai