Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGATAR Kepala Dinas Kesehatan Aceh Assalamualaikum wr.

Wb, Program Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) telah membantu mereformasi sistem manajemenpelayanan Puskesmas dan Rumah Sakit di Aceh. Sejak program ini dimulai, 1 Juni 2010,fasilitas kesehatan pemerintah tidak lagi memungut biaya administrasi maupun biayapelayanan kesehatan. Pasien bisa langsung pulang usai menjalani perawatan, tanpa harusmenemui kasir. Tak ada lagi tawar-menawar harga saat membutuhkan layanan a mbulace. Biaya bukan lagi kendala berobat di Aceh.Kebijakan ini akan meningkatkan derajat kesehatan, mendorong kreatifitas, danproduktifitas masyarakat Aceh. JKA membuka akses pelayanan kesehatan bagi seluruhpenduduk tanpa membeda-bedakan status sosial, ekonomi, dan aliran politik. Seluruhpenduduk Aceh ( universal health coverage ) menjadi sasaran program ini. Identitaskependudukan ditandai dari kepemilikan Kartu Tanda Penduduk (KTP) Aceh dan atauKeluarga (KK) Aceh, serta Kartu Tanda Peserta JKA.JKA merupakan model Universal Health Coverage pertama di Indonesia yang menyitaperhatian nasional. Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH,menganugerahkan Ksatria Bhakti Husada kepada Gubernur Aceh Irwandi Yusuf, pada 12Nopember 2010. Penghargaan Tertinggi Bidang Kesehatan ini menyakinkan PresidenSusilo Bambang Yudhoyono beserta Ibu Negara Hj Ani Bambang Yudhoyono untukmenghadiri Pencanangan Program JKA di Desa Tibang, Banda Aceh,29 Nopember 2010.Sebelum dicanangkan secara resmi pun JKA telah menjadi magnit bagi para kepala daerahdi Indonesia. Mereka mengirim utusannya ke Aceh untuk melihat langsung implementasiJKA. Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) ProvinsiSulawesi Utara, Dinkes dan DPRD Provinsi Sulawesi Selatan, Dewan Jaminan KesehatanDaerah (Jamkesda) dan Dewan Wali Amanah Jamkesda Provinsi Jawa Timur, Gubernur Provinsi Banten , Walikota Serang, Jawa Barat, Dinkes Provinsi Sumatera Barat, danDinkes Kota Solok, terkesan pada konsep holistik services JKA. Sang utusan mengaku akanmengadopsi sistem JKA, yang tentu saja, akan disesuaikan dengan kebutuhan daerahnya.Meski telah mejadi referensi dalam pengembangan Sistem Jaminan Sosial Nasional, JKAterus kami sempurnakan. JKA peduli pada harapan provider kesehatan dan kebutuhanmasyarakat. Penerbitan Pedoman Pelaksanaan (Manlak) JKA Edisi Revisi ini adalah buktiatas kepedulian tersebut. Manlak

Edisi Revisi ini disusun berdasarkan hasil kajian danevaluasi JKA periode JuniDesember 2010. Selain itu, penyesuaian dengan perubahankebijakan Kementerian Kesehatan tentang Jaminan Persalinan Universal (Jampersal) yangtelah mencakup pelayanan kepada semua ibu hamil di Indonesia.

Bagian-bagian penting yang disesuaikan dan diatur kembali di sini meliputi klasifikasiPuskesmas dan dana kapitasi, kinerja Puskesmas akan mempengaruhi jumlah dana kapitasi,metode pembagian jasa pelayanan di Puskesmas direvisi, alokasi dana kapitasi 20% untukprogram preventif dan promotif, dan pelayanan Ante Natal care (ANC), Persalinan, dan Post Natal Care (PNC), yang menjadi jaminan penuh Program JAMPERSAL. Patut puladigaris bawahi, JKA menjamin biaya rawat inap RSUD hanya di kelas III. Permintaankenaikan kelas perawatan atas kehendak peserta akan menggurkan haknya sebagai pesertaJKA, dan seluruh biaya perawatan dalam periode sakit tersebut tidak dijamin JKA. .Selebihnya tidak banyak yang diubah. Pedoman Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Aceh(Manlak JKA) ini masih delapan bagian. Bagian pertama disajikan latar belakang, tujuan,sasaran, dan ruang lingkup. Kemudian dijelaskan tentang Penyelenggaraan JKAmenyangkut dasar hukum, kebijakan operasional dan prinsipprinsippenyelenggaraannya di bagian kedua. Sementara bagian III tentang Tata LaksanaKepesertaan yang mendiskripsikan ketentuan umum, kewajiban dan hak peserta, identitasdan validasi data kepesertaan, pengadaan dan distribusi kartu JKA, mutasi kepesertaan,sosialisasi, dan juga mekanisme penanganan komplain dalam penyelenggaraan JKA.Tata Laksana Pelayanan Kesehatan diuraikan secara rinci pada bagian IV; yakni manfaatyang diperoleh peserta JKA, pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatankedaruratan, pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan yang tidak dijamin, fasilit aspelayanan kesehatan, dan prosedur pelayanan JKA.Pendanaan Program JKA diuraikankan di bagian V yang memuat sumber pendanaan,pemanfaatan, mekanisme dan tahapan pencairan dana, dan mekanisme pembayarankepada fasilitas kesehatan serta sistem pelaporan anggaran. Pengorganisasianpenyelenggara JKA mulai di tingkat provinsi, kabupaten dan kota hingga di tingkatkecamatan diisi di bagian VI dan dilanjutkan dengan mekanisme pemantauan dan evalusipada bagian VII sebelum bagian akhir, penutup. Sejumlah forms standard turut dijadikanlampiran tambahan sebagai upaya meringan pekerjaan di masing-masing fasilitaskesehatan dalam penyusunan pelaporannya.Meski Manlak Edisi Revisi ini disusun sedemikian rupa dan telah mengakomodir semuasolusi yang diperlukan di pelbagai level pelayanan kesehatan, namun belumlah sampaipada kesempurnaan. Selalu saja ada bintik dan retak pada bilah gading yang palingberharga sekalipun. Kami selalu terbuka terhadap saran maupun kritikan demikesempurnaannya di kemudian hari. Semoga Manlak JKA ini benar-benar dipelajari dandipedomani dalam Pelayanan Kesehatan bagi Peserta JKA.

Assamulaikum Wr Wb, Banda Aceh, November 2011

http://www.scribd.com/doc/89139213/pergub-manlak-JKA-2012 Assalaumalaikum Wr WbProgram Jaminan Kesehatan Aceh (JKA) digagas untuk membuka akses pelayanankesehatan yang adil dan merata bagi seluruh penduduk. Aceh pasca-rehabilitasi danrekontruksi memiliki sejumlah Puskesmas yang kualitasnya setara dengan Rumah Sakit type D di daerah lain. Hampir di semua kabupaten/kota terdapat Rumah Sakit UmumDaerah (RSUD). Bahkan RSUD dr Zainoel Abidin Banda Aceh, sebagai RS rujukantertinggi di Aceh, memiliki teknologi diagnostik standard Eropa. Tetapi masih banyakmasyarakat yang tidak mudah mengakses pelayanan kesehatan di fasilitas publik tersebutkarena tidak memiliki biaya.Kondisi ini tentu tidak sejalan dengan prinsip pelayan kesehatan yang adil dan bermutusesuai UUD 1945 dan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh. Pasal 28 HAyat (3) UUD 1945 menegaskan bahwa setiap orang berhak atas jaminan sosial yangmemungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat. Halsenada diatur dengan Pasal 224 UUPA. Bunyinya, setiap penduduk Aceh mempunyai hakyang sama dalam memperoleh palayanan kesehatan dalam rangka mewujudkan derajatkesehatan yang optimal.Pemerintah Aceh berkewajiban menyetarakan pelayanan kesehatan bagi semua tanpadiskriminasi. Pembangunan kesehatan investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. JKA merupakan mekanisme paling tepat supaya biaya tidak menjadihambatan ketika membutuhkan pelayanan kesehatan. Seluruh penduduk harus dapatmengakses pelbagai fasilitas kesehatan dengan mudah atas jaminan Pemerintah Aceh. JKAternyata benarbenar solusi yang ditunggu-tunggu.Begitu Program ini dimulai pada 1 Juni 2010, penduduk yang berobat ke pelbagai fasilitaspelayanan kesehatan meningkat tajam di seluruh Aceh. Media massa menggambarkan jumlah pasien di RSUD dr. Zainoel

Abidin Banda Aceh membludak. Antrian panjang takterhindari. Fenomena ini menjelaskan fakta; banyak sekali orang sakit selama ini menahanpenderitaan dan tidak mencari pertolongan medis karena tidak ada yang jaminanbiayanya. JKA benar-benar mampu menjembatani mereka ke pelbagai level fasilitaspelayanan kesehatan.Suksesnya penyelenggaraan JKA mendapat apresiasi dari banyak kalangan. PresidenSoesilo Bambang Yudhoyono dan Ibu Negara menghadiri acara Pencanangan Program JKAdi Desa Tibang, Banda Aceh, 29 Nopember 2010. Menteri Kesehatan RI, dr. EndangRahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH, menganugerahkan Ksatria Bhakti Husada, pada HariKesehatan Nasional tanggal 12 Nopember 2010. Para utusan dari pelbagai pemerintahdaerah datang ke Aceh untuk mempelajari dan melihat implementasi JKA, terutama diRSUZA Banda Aceh.

Sementara itu, penyelenggaraan JKA harus terus disempurnakan. Ekpektasi masyarakatterhadap JKA ternyata melampaui batasbatas kewenangan desentralisasi. Secarastruktural Puskesmas dan RSUD kabupaten/kota bukan subordinat dari Dinkes Aceh.Problematika teknis pelayanan kesehatan di Puskesmas atau di RSUD tidak bisa serta-merta dicampuri dan diselesaikan oleh Dinkes Aceh maupun PT Askes (Persero), sebagaipenyelenggara JKA. Masalah jasa medis dan paramedis di Puskesmas, dan perepan obatdalam Daftar Obat Tambahan (DOT) lebih dominan daripada obat-obat dalamFormularium Daftar Plafon Harga Obat (DPHO) PT Askes (Persero) membutuhkan waktupenyelesaian melalui revisi kebijakan.Pedoman Pelaksanaan (Manlak) JKA Edisi Revisi ini memuat sejumlah kebijakan sebagaisolusi terhadap proplematika teknis yang ditemuai selama periode Juni-Desember 2010.Manlak ini, antara lain, mengatur kembali formula distribusi jasa medis di Puskesmas yangsempat mencuat di media massa. Pengkatagorian Puskesmas menjadi Puskesmas biasa,Puskesmas terpencil, dan Puskesmas sangat terpencil, akan membuat pelayanan kesehatanmenjadi lebih merata.Selain itu, mulai diterapkan sistem gugur hak kepesertaan bagi yang meminta dirawat dikelas yang lebih tinggi dari ketentuan JKA. Jaminan terhadap pelayanan Ante Natal Care ,Persalinan, dan Post Natal Care pun disesuaikan dengan skema kebijakan JaminanPersalinan Universal (Jampersal) Depkes RI. Jampersal membantu efisieansi dana JKAtanpa mengurangi kualitas pelayanan yang diterima penduduk Aceh. Alokasi dana kapitasi20% untuk promotif dan preventif menunjukkan orientasi JKA tidak semata-mata kuratif dan rehabilitatif.Kami menyambut baik diterbitkannya Manlak Edisi Revisi ini. Namun pentingdigarisbawahi, Manlak ini tidak memiliki superioritas menyelesaikan seluruh persoalanpelayanan kesehatan dari hulu hingga ke hilir. Pelayanan kesehatan tetap tugas wajibpemerintah kabupaten/kota. JKA membantu penguatan pada susbsistem pembiayaandengan anggaran ratusan milyar per tahun. Sementara tanggung jawab utama terhadapUpaya Kesehatan, Pembiayaan kesehatan, Sumber Daya Mnusia Kesehatan, Obat danPerbekalan Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat, dan Manajemen Kesehatan, tetap adapada pemerintah kabupaten/kota.Akhirnya kami menghimbau untuk meningkatkan kepedulian pada

upaya-upayapelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai level tangung jawab; baik pemerintahkabupaten/kota, RSUD, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, dan hingga para Bidan Desayang mengabdi di pelbagai pelosok Aceh. Mari semua pihak fokus dan bekerja lebih kerasagar Aceh segera bangkit dan sejajar dengan daerah-daerah lain di Indonesia.Semoga JKA dapat dikelola secara efisien dan efektif untuk mendorong kinerja seluruh jajaran dalam rangka meningkatkan kesehatan masyarakat secara optimal.Assalamualaikum wr wb. 22 6. Pelayanan pemeriksaan penunjang alat khusus Peserta JKA berhak mendapatkan pemeriksaan penunjang khusus yangmembutuhkan alat canggih dan keahlian khusus. Tata cara mendapatkanpelayanan ini disesuaikan dengan indikasi medis atau SOP (StandardOperational Procedure) yang ditetapkan oleh direktur rumah sakit yangmemiliki alat tersebut. 7. Pelayanan Alat Kesehatan: Pelayanan alat kesehatan yang dijamin dalam JKA dengan nilai gantiterlampir, sebagai berikut:1) Kepala;a. Alat bantu hidrosephalus/VP Shunt;b. Kacamata, maksimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua) Tahun denganketentuan ukuran : Lensa Spheris minimal 0,5 D dan Lensa Cylindris0,25 Dc. IOL/ intra oculer lens;d. Alat bantu dengar, maksimal 1 (satu) kali dalam 5 (lima) Tahune. Prothese gigi, maksimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua) Tahunf. Prothese mandibula, maksimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua) Tahung. Vitrektomi set.2) Leher ; Penyangga leher/ Collar neck.3) Dada; Jaket penyangga patah tulang belakang/ corset.4) Perut;a. Mesh;b.

DJ stent;c. Anus buatan/colostomi/pesarium.5) Vaskuler;a. Double lumen kateter untuk CAPD;b. Triple lumen kateter untuk CAPD;c. Vaskuler graft.6) Extramitas Atas/Bawah; ,

23 Penggantia alat kesehatan yang tertera dibawah ini paling cepat dalamwaktu 2 (dua) Tahun, yaitu;a. Pen/Screw;b. Prothese alat gerak;c. Tulang buatan;d. Sendi buatan;e.

Kruk;f. Kursi roda.7) Pencernaan; Colon set.8) Saluran Kecing; DJ Stan.9) Peserta dapat memperoleh pelayanan alat kesehatan implant orthopedic,bedah syaraf, jantung yang disediakan oleh Fasilitas Kesehatan/RumahSakit di wilayah Aceh atau di luar Aceh dalam Negara Kesatuan RepublikIndonesia yang ditunjuk.10) Untuk alat kesehatan lainnya yang tidak diatur dalam lampiran ini,maka nilai ganti ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit yangbersangkutan berdasarkan perjanjian kerja sama dengan pihak ketiga(penyedia barang/jasa) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 8. Pelayanan yang tidak dijamin 1) Pelayanan yang tidak melalui rujukan kecuali emergency;2) Pelayanan yang tidak melalui prosedur yang telah ditetapkan;3) Pelayanan yang sudah ditanggung dalam program JAMPERSAL; kecualitambahan jasa medis terhadap layanan JAMPERSAL di rumah sakit.4) Bahan, alat, dan tindakan bertujuan kosmetika;5) Pengobatan gangguan kesehatan akibat perilaku yang meningkatkanrisiko sakit seperti konsumsi alkohol dan akibat penyalahgunaanNarkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif (NAPZA).6) Pengobatan alternatif yang dilakukan diluar fasilitas kesehatanpemerintah.

24 7) Rangkaian pemeriksaan, pengobatan dan tindakan dalam upayamemperoleh keturunan termasuk bayi tabung8) Pelayanan kesehatan dalam kondisi bencana alam yang dijamin dengansumber dana lain.9) Pelayanan kesehatan dalam rangka bakti sosial. 9.

Fasilitas Kesehatan JKA 1. Fasilitas kesehatan JKA adalah fasilitas kesehatan yang ditunjuk melayanipeserta JKA melalui kerjasama antara PT.Askes (Persero) dan fasilitaskesehatan atau Dinas Kesehatan. Fasilitas Kesehatan tersebut wajibmematuhi seluruh ketentuan oleh Pemerintah Aceh untuk program JKA2. Penunjukkan fasilitas kesehatan JKA didasarkan pada hasil penilaianbersama antara PT.Askes dan Dinas Kesehatan Aceh3. Fasilitas Kesehatan yang ingin berpartisipasi dalam JKA, dapatmengajukan permohonan ke PT. Askes dengan menyertakan dokumen:a. Profil Fasilitas Kesehatanb. Rekomendasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kotac. Perizinan Fasilitas Kesehatan oleh Instansi yang berwenang sesuaidengan ketentuan.d. Pernyataan bersedia mengikuti ketentuan dalam program JKAsebagaimana diatur dalam pedoman ini.e. Pernyataan kesediaan untuk secara bertahap memiliki tenaga Dokter tetap (khusus untuk fasilitas kesehatan swasta).Apabila fasilitas kesehatan telah memenuhi persyaratan diatas, makadilakukan PKS antara PT.Askes dan Fasilitas Kesehatan yang diketahuioleh Kepala Dinas Kesehatan Aceh.4. Dokter/dokter gigi, dokter keluarga/dokter gigi keluarga atau bidan yangberpraktik sendiri atau berkelompok dan tidak bekerja sebagai tenagamedis pada pelayanan langsung di fasilitas kesehatan publik, dapatmengajukan permohonan kepada PT Askes (Persero) untuk melayanipeserta JKA dengan memenuhi segala ketentuan.

Anda mungkin juga menyukai