Anda di halaman 1dari 10

Pusat Audit Teknologi - BPPT

BAB
TI JA UAN PUSTAKA
II
2.1. Proses Kerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PL TU) proses kerja pembangkit listrik
untuk menghasilkan listrik yang diinginkan harus melalui beberapa tahap mulai dari
proses penggunaan bahan bakar sampai kepada proses pembangkitan listrik di unit
generator. Seeara ringkas proses-proses di setiap tahapan tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Goal
BO Il ef
{f urnace)
Turb il e
Gambar 2. 1. Diagram Alir Proses Kerja PLTU Batubara
1. Batubara dari tambang dihaluskan sampai ukuran 5 em. Setelah itu dikirim ke
pembangkit melalui konveyor, setelah itu batubara dihaluskan kembali di dalam
pulverizer hingga menjadi bubuk batubara.
1. Batubara yang telah dihaluskan menjadi bubuk batubara dan telah dieampur
dengan udara kemudian ditiupkan ke tungku pembakaran (burner) .
2. Batubara yang dibakar di ruang pembakaran digunakan untuk memanaskan air
di dalam boiler sampai menjadi uap.
3. Uap ini yang digunakan untuk memutar sudut-sudut pada turbin sehingga
poros turbin ikut memutar.
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan K i n e ~ a Pembang kit Tenaga Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
3
Pusat Audit Teknologi - BPPT
4. Perputaran poros turbin ini mengakibatkan poros mempunyai energi mekanis,
di dalam generator energi mekanis ini diubah menjadi energi listrik.
2.2. Faktor Kehandalan Pembangkit Listrik
Kehandalan pembangkit listrik adalah suatu kondisi yang menggambarkan
pembangkit listrik dapat beropersai dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan
waktu yang telah direncanakan serta gangguan-gangguan yang dialami pembangkit
listrik tersebut yang mengakibatkan terjadinya penghentian operasi yang tidak
direncanakan. Untuk mengetahui tingkat kehandalan suatu pembangkit dapat dilihat
dari perbandingan jam operasi yang direncanakan dengan jam operasi yang
terealisasi. Perbandingan atau rasio ini disebut dengan Availability Factor (AF).
Untuk mengkaji tingkat kehandalan serta jenis-jenis gangguan yang terjadi di
pembangkit listrik diperlukan data-data yang meliputi :
A. Data Jam Operasional PLTU :
i. Jumlah jam operasi:
Rencana dan Realisasi
II. Jumlah jam tidak operasi :
Terencana (Pemeliharaan dan Perbaikan yang terencana)
Tidak Terencana (Gangguan dan Kerusakan)
B. Jenis Gangguan/Kerusakan
I. Internal
b. Technoware
Kerusakan peralatan utama produksi (Boiler, Turbine generator dll)
dikarenakan :
Kesalahan Desain
Kesalahan Konstruksi dan Set-up
Kesalahan Operasi
Kesalahan Pemeliharaan
Kerusakan peralatan pembantu produksi.
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan Kinerja Pembangkit Tenaga listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
4
Pusat Audit Teknologi - BPPT
c. Humanware
Kerusakan akibat kelalaian manusia/operator dikarenakan :
Kekurangan Pengetahuan
Kekurangan Ketrampilan
Kekurangan Jumlah Personal
d. Infoware
Kerusakan karena kesalahan prosedur operasi dikarenakan
Ketidaktersediaan SOP
Ketidaklengkapan WIITI
Kelemahan sistem informasi
e. Orgaware
Kerusakan karena kesalahan manajemen pengoperasian dan
pemeliharaan dikarenakan
Ketidaklengkapan Business Prosess
Kelemahan sistem pengawasan
I. Eksternal
Jenis Gangguan/Kerusakan Internal meliputi
a. Kerusakan/Gangguan Sistem Transmisi dan Distribusi
b. Tuntutan Pembebanan yang Tinggi
c. Ketidaktersediaan Bahan Bakar
d. Keterlambatan Suku Cadang/Komponen Pengganti.
2.3. Diagram Kondisi (Status) Unit Pembangkit
Berikut digambarkan pengelompokan status unit pembangkit sebagai acuan
dalam prosedur tetap yang dibuat oleh PT. PLN (Perusahaan Listrik Negara).
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan Kinerja Pembangki t Tenaga Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
5
Pusat Audit Teknologi - BPPT
ITDAKAKTIF
AKTlF
I I
Avai (Zero tIl FUllrud} -vailable (No Load)
I
I
Planned ~ IA1plcwmed o.
~ ~ p - I
Ma3lI:etl aance
r.ance - Ext
(04)
02 D3 Ul U2 U3 SF
Gambar 2.2. Pengelompokan Status Unit Pembangkit
Dua kategori utama status unit pembangkit ditunjukkan pada Gambar-1, yaitu
AKTIF" dan "TIDAK AKTIF" . TIDAK AKTIF didefinisikan sebagai status unit tidak
siap operasi untuk jangka waktu lama karena unit dikeluarkan untuk alasan ekonomi
atau alasan lainnya yang tidak berkaitan dengan peralatan/instalasi pembangkit.
Dalam kondisi ini, unit pembangkit memerlukan persiapan beberapa hari sampai
minggu/bulan untuk dapat siap operasi. Yang termasuk dalam kondisi ini adalah
"INACTIVE RESERVE" yaitu status bagi unit pembangkit yang direncanakan
sebagai cadangan untuk jangka panjang, "MOTHBALLED' yaitu status unit
pembangkit yang sedang disiapkan untuk idle dalam jangka panjang, dan
"RETIRED' yaitu unit yang untuk selanjutnya diharapkan tidak beroperasi lagi
namun belum dibongkar instalasinya.
Bagian bawah Gambar-1 di atas menunjukkan berbagai status operasi unit
pembangkit dengan rincian hingga empat tingkatan. Rincian status demikian
merupakan data input yang digunakan dalam program perhitungan indeks kinerja
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan K i n e ~ a Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
6
Pusat Audit Teknologi - BPPT
pembangkit pada Aplikasi GAlS (GenerationAvailability Information System) milik
PT. PLN.
2.4. Faktor Kinerja Pembangkit Listrik
Kinerja pembangkit listrik adalah suatu kondisi yang menggambarkan suatu
pembangkit listrik beroperasi sesuai dengan kapasitas yang dimiliki serta gangguan
gangguan yang dialami pembangkit tersebut yang mengakibatkan penurunan kinerja
(derating) baik yang disebabkan gangguan dari internal maupun eksternal. Untuk
dapat mengkaji kinerja suatu pembangkit diperlukan data-data yang meliputi :
A. Oatai Kinerja Operasional PLTU
Oaya terpasang
Oaya Maksimum Netto
Jumlah Produksi Listrik (Rencana dan Realisasi)
Jumlah Penjualan Listrik (Rencana dan Realisasi)
Jumlah Konsumsi Bahan Bakar
B. Jenis Penyebab Penurunan Kinerja
Internal
a. Technoware
Penurunan kinerja peralatan utama produksi (Boiler, Turbine
generator dll) kesalahan desain, operasi, pemeliharaan, faktor usia
Penurunan kinerja peralatan pembantu produksi
b. Humanware
Karena faktor manusia/operator dll
c. Infoware
Karena faktor prosuder operasi dll
d. Orgaware
Karena faktor manajemen pengoperasian dan pemeliharaan
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan Ki nerja Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
7
Pusat Audit Teknologi - BPPT
Eksternal
a. Kerusakan/Gangguan Sistem Transmisi dan Distribusi
b. Kualitas Bahan Bakar (Batubara)
c. Keterlambatan Suku Cadang/Komponen Pengganti
i5
'-'

Q
Q
l- +
III
II)
z
5.
E

:I:
"
:I: "
>
.0 "
"
.0
"
"
>-
..
-
.....
:I:
u
:E
\I) :I:
......,
PENJUALAN KWh
Z
>
>-
."
( KWh disalurkan Neto ) l;:
..,
l;:
.., S
&.
-'
&.
03
<S ..s:
l( u
+
=e- " o
:I:
Q..
.. 1.11
3 +-
.. Q
Ili z
I
,
.....
or
,
,
115. T Pemakaian + 5usut Tl'Qfo
...
f jlllll )
Gambar 2.3. Tenninologi Daya Mampu dan Waktu Operasional (jam)
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
8
Pusat Audit Teknologi - BPPT
---y-- - -- - - --:!- ----------
.IWN
- -_ ... -- SH = Service
AH = Availability Hours
~ - -_.. ."". SOH FOH
<------- AH = Availability Hours
--- ...... _.. --
UAH
PH =Perlode Hours
Gambar 2.4. Tenninologi Daya Mampu dan Waktu (jam) untuk perhitungangan EAF
Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PL TU) dilihat dari faktor-faktor berikut :
1. Availability Factor (AF) adalah rasio antara jumlah jam unit pembangkit siap
beroperasi terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran ini
menunjukan prosentase kesiapan unit pembangkit untuk dioperasikan pada
satu periode tertentu.
10Q%
2. Equivalent Availability Factor (EAF) adalah ekivalen Availability Factor yang
telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit.
Forced
Derating
i
i
~
i
~
i
i
~
~
~
i
~ i
=
---------------_._-
~ ~ ~ ~
Hours
RSH POH MOH FOH
'> 1
~
~
~
i
~
~
~
N
~
~
,
i
=
i
L
~ ~
c
c
M
~
G
PS
&
SST
)
I
~
g
e
~
g
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan K i n e ~ a Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
9
Pusat Audit Teknologi - BPPT
3. Service Factor (SF) adalah rasio dari jumlah jam unit pembangkit beroperasi
terhadap jumlah jam dalam satu periode tertentu. Besaran ini menunjukkan
prosentase jumlah jam unit pembangkit beroperasi pada satu periode tertentu.
SH
-
x 100
%
PH
4. Scheduled Outage Factor (SOF) adalah rasio dari jumlah jam unit
pembangkit keluar terencana (planned outage) terhadap jumlah jam dalam satu
periode. Besaran ini menunjukan prosentase ketidaksiapan unit pembangkit
akibat pelaksanaan pemeliharaan, inspeksi dan overhaul pada suatu periode
tertentu.
= S.?: X '" 1000/0
5. Forced Outage Rate (FOR) adalah jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan
dari sistem (keluar paksa) dibagi jumlah jam unit pembangkit dikeluarkan dari
sistem ditambah jumlah jam unit pembangkit beroperasi, yang dinyatakan
dalam prosen.
FOH
........ x 100%
FOH + SH
6. Equivalent Forced Outage Rate (EFOR) adalah ekivalen Forced Outage
Rate yang telah memperhitungkan dampak dari derating pembangkit.
... . ( FOH +EFDH ) 0
- (FOH +SH +EFDHRS) x.
7. Net Capacity Factor (NCF) adalah rasio antara total produksi netto dengan
daya mampu netto unit pembangkit dikali dengan jam periode tertentu
(umumnya peri ode 1 tahun, 8760 atau 8784 jam).
Produksi Netto
= x 1-00%
PH x DMN
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
10
Pusat Audit Tekn%gi - BPPT
8. Net Output Factor (NOF) adalah rasio antara total produksi netto dengan
daya mampu netto unit pembangkit dikali dengan jumlah jam unit pembangkit
beroperasi.
;.,: ...
= Produksi Netto 100%
SH x DMN
9. Plant Factor (PF) adalah rasio antara total produksi netto dengan perkalian
antara DIVIN dan jumlah jam unit pernbangkit siap dikurangi jurrllah jam unit
pembangkit derating akibat forced derating, maintenance derating, planned
derating dan derating karena cuaca/musim.
PrOOilksi NeIIo
: x100%
[AH L(EPOH +EFDH +EMDH +ESEDH lJ x
2.5. Benchmarking
Untuk menentukan nilai kehandalan kinerja pembangkit listrik digunakan acuan
dari North American Electric Reliability Corporation (NAERC).
NAERC membagi nilai kehandalan berdasarkan daya yang dikeluarkan oleh
pembangkit, untuk daya keluaran 400 sampai dengan 599 MW nilai kinerjanya
adalah:
AGE
NCF SF AF EAF FOR EFOR SOF FOF
2005 28.5 73.19 84.61 85.06 82.23 5.57 8.14 9.94 4.99
2006 29.5 74.74 86.70 87.04 84.33 4.88 7.06 8.51 4.45
2007 30.5 71.79 83.27 83.81 80.64 5.55 .
8.22 11.30 4.89
2008 31.3 70.08 84.45 85.73 82.80 5.85 8.43 9.02 5.25
2009 32.0 64.31 79.01 84.11 81.12 6.45 9.15 10.89 5.44
2005-09 70.7 83.51 84.51 82.18 5.67 8.21 8.09 5.02 94.46
Tabe/ 2. 1. Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
11
Pusat Audit Teknologi - BPPT
Oaya keluaran 600 sampai dengan 799 MW nilai kinerjanya adalah :
AGE NCF SF AF EAF FOR EFOR SOF FOF
2005 27.8 78.40 88.36 88.61 86.23 4.39 6.03 7.33 4.06
2006 28.9 75.22 85.69 86.32 83.97 4.58 5.96 9.57 4.11
2007 29.6 77.80 86.50 86.87 84.36 4.55 6.38 9.01 4.12
2008 30.8 71.05 84.17 84.95 82.75 4.90 6.62 10.72 4.33
2009 32. 1 71.25 83.53 85.77 83.40 5.71 7.50 9.17 5.06
2005-09 74.7 85.66 87.38 84.14 4.82 6.49 6.44 4.33 95.56
Tabel 2.2. Kinerja Pembangkit Listrik Tenaga Uap
BPPTI Audit Teknologi Kehandalan dan Kinerja Pembangkit Tenaga Ustrik Tenaga Uap Berbahan Bakar Batubara
12

Anda mungkin juga menyukai