Anda di halaman 1dari 3

Latar Belakang Isra Miraj

Oleh: Musyafa Ahmad Rahim, Lc Tersebutlah dalam sirah Nabawiyah bahwa Rosululloh SAW ditinggal mati oleh dua orang; Khadijah -radhiyAllohu anha- dan Abu Thalib. Padahal, selama ini dua orang tersebut telah berperan besar bagi dakwah Islamiyah. 1. Ummul Mukminin Khadijah -radhiyAllohu anha- , sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits, adalah: Wanita dan bahkan manusia pertama yang beriman kepada Rosululloh SAW. Seorang mukmin yang mengorbankan seluruh hartanya untuk dakwah, dan Seorang istri, yang darinya Rosululloh SAW mempunyai anak (keturunan).

2. Abu Thalib, meskipun belum beriman, namun, mengingat posisinya sebagai paman Rosululloh SAW, ia telah membela Rosululloh SAW dengan sangat luar biasa. Namun, di tahun itu, keduanya meninggal dunia, maka beliau SAW sangat bersedih, dan karenanya, tahun itu disebut amul huzni (tahun kesedihan). Kesedihan itu semakin lengkap, manakala Rosululloh SAW mencoba membuka jalur dakwah baru, Thaif. Siapa tahu, Thaif yang sejuk, dingin, hijau, mempunyai pengaruh besar terhadap warganya, sehingga sikap mereka barangkali sejuk dan segar dalam menerima dakwah beliau SAW. Tidak seperti Mekah (saat itu) yang keras, semuanya tertutup batu, sehingga membatu sikap mereka terhadap dakwah. Namun, bukannya kedatangan Rosululloh SAW di Thaif disambut, tapi malah disambit. Singkat cerita, dalam perjalanan pulang ke Mekah, terjadi tiga peristiwa: 1. Rosululloh SAW bertemu dengan seorang bernama Adas, dari Nainuwa, kampung halaman nabi Yunus AS. Dalam pertemuan itu, Adas menyatakan masuk Islam. Hal ini seakan mengatakan kepada Rosululloh SAW: Jangan bersedih wahai Muhammad,

kalau orang Mekah, orang Arab tidak mau beriman, jangan bersedih, nih buktinya, orang Nainuwa mau beriman. 2. Rosululloh SAW bertemu dengan sekelompok jin, dan saat dibacakan Al-Quran kepada mereka, mereka menyatakan beriman. Hal ini seakan memberi message kepada Rosululloh SAW: Seandainya pun seluruh manusia tidak mau beriman, engkau pun tidak peru bersedih wahai Muhammad SAW, sebab, bangsa jin telah membuktikan bahwa mereka siap beriman kepadamu. 3. Peristiwa Isra dan Miraj. Hal ini seakan berkata kepada Rosululloh SAW: Bahkan, seandainya pun seluruh penghuni bumi, baik manusia maupun jin, tidak mau beriman kepadamu wahai Muhammad, engkau pun tidak perlu bersedih, sebab, buktinya, masyarakat langit semuanya gegap gempita menyambut kedatanganmu.

Dari sudut pandang ini, peristiwa Isra dan Miraj merupakan tasliyah (pelipur lara) yang sangat luar biasa bagi Rosululloh SAW. Lalu apa pelipur lara kita? Mestinya adalah shalat, sebab oleh-oleh Isra dan Miraj utamanya adalah shalat, dan Rosululloh SAW menjadikan shalat sebagai qurratu ain dan sekaligus rahah (rehat). WAllohu alam.[]edit/dakwatuna

Anda mungkin juga menyukai